Sedekah Yuuukkkk !

Di tengah pasang surut harga bbm. Memuncaknya tarif listrik. Melonjaknya harga kebutuhan pokok. Membuat sebagian besar orang kembali meng-kalkulatorkan list kebutuhan mereka.
"Beli telur segini aja, sisa nya buat beli tepung, biar keliatan banyak"
"Trus Minyak goreng ini aja, lebih murah"
"Itu jg harus dikurangin tuh, nonton tv, ya ya ya, habis maghrib gk boleh nonton tv, betul betul itu"
"Etapi, waktu itu kan, ada film kesukaanku, gimana donk?"
Glodak.

Salah satu profesi yg menuntut pelakunya untuk melakukan hal tersebut adalah profesi sebagai guru honorer.
Mungkin, guru honorer yang sudah memiliki masa pengabdian yang cukup lama bisa sedikit menyunggingkan senyum jika fungsional cair. Tapi bagi honorer yg baru mengabdi, tentu saja senyum hampir tak mampir di wajahnya. Yang singgah malah, cenat cenut di kepala. Puyeng puyeng dah mikirin harga. Bener deh. Swear tekewer kewer.

Suami sih sering bilang, "sudah ma, dijalani saja, ngapain dipikir, malah tambah sumpek".
Bener itu, dipikir malah bikin semua anggota tubuh cenat cenut. Hadeeehhh.

Tapi ya namanya perempuan, kalau urusan duit duitan, beuugghhh, nomor satu dah. Jd meskipun berkali kali suami bilang begitu, tetep saja daku memikirkan itu. Bebal memang *tutup muka.

Beda dengan suami. Masya Allah, luar biasa dah. Salut.
Tak hanya soal gaji rendah yg ia hadapi, tapi juga jarak sekolah yg teramat jauh. Ia harus mendaki gunung, melewati lembah dulu 
*ninja hatori kaleee. Baru tiba di sekolah tersebut, tepatnya di daerah wisata Wonosalam Jombang.
Surganya durian. Biasanya pada saat panen besar2an, wonosalam mengadakan kegiatan kenduren, makan duren gratis sepuasnya.

Baiklah kita lanjut ke topik utama.
Selain masalah lokasi, hambatan berikutnya adalah para orang tua yg 'nakal'.  Loh koq?.

Nakal yg dimaksud di sini adalah ketidak pahaman orang tua mengenai hak hak anaknya. Salah satunya mengenyam dunia pendidikan.
Saat musim panen, orang tua pun beramai ramai menjemput bahkan melarang si anak sekolah dengan alasan mereka membutuhkan tenaga si anak. Juga ada orang tua yang menyuruh si anak menikah saja begitu lulus SMP. Alasannya sama, yakni ekonomi. Padahal si anak merupakan anak berprestasi. Para guru jg sdh berusha meyakinkan orang tua si anak. Namun, tetap gagal. Kata suami ini hambatan terbesar.

3 hambatan tersebut tetap tidak mengurungkan niat suami utk tetap mengabdi. Katanya, "nggak merasa berat tuh mah, malah seneng, tingkah pola arek arek kadang bikin geleng geleng kepala, tp lebih sering bikin ketawa sampek perut sakit."
"Kalau dipikir untung rugi, tentu saja ayah rugi banyak, tp bukan itu intinya, ada kebahagiaan, kepuasan tersendiri bisa mengamalkan ilmu, mempraktekkan materi yg didapat semasa kuliah bimbingan konseling dulu, dan satu lg, sedekah ilmu ma".
Super sekali ya. Good man.

Okelah kalau begitu. Saya manggut manggut.
Tak sampai setahun di situ, alhamdulillah, suami sayaaaa.... masih tetep jd guru honorer. Tapiiii banyak rejeki  lain yg datang. Bisa dikatakan tak terduga. Saat musim panen tiba, suami pun pasti kebagian juga. 1 kresek salak pondoh lah, buah naga, singkong beserta daunnya, dan satu lagi satu kardus buah duren. Alhamdulillah, sujud syukur saya, secara, buah kesukaan. Hehe.

Yah begitulah, cerita ttg saya, mana ?. Iya iya, tentang suami saya yg ngotot tetap menjadi tenaga honorer di sekolah yg nun jauh di sana dg alasan sedekah ilmu dan merasa bahagia.

Sedekah materi boleh, sedekah ilmu jg boleh. Jadi tidak ada alasan utk tdk bersedekah dg sesama. Dan satu lagi, tak hanya dapat pahala, tp jg dapat buah, ups, mksud saya, rejeki juga akan ikut bertambah. Tidak kurang. Nambah loh. Jadi tunggu apa lagi. Ayo berbagi, ayo sedekah. *tunjuk diri sendiri.

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam Fadevmother's First Giveaway

12 comments:

  1. Terima kasih ya Mak sudah ikutan giveaway ini. Waah salut ya buat suami yang sedekah ilmu dengan ikhlas meski medan mengajarnya susah naik turun gunung dan lembah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kembali mak nung, semoga suka, berkenan di hati. Slm bwt 2 jagoan yak :)

      Delete
  2. sedekahnya suami mak Inda luar biasa, balasannya berlipat2 di akhirat, ilmu yg bermanfaat yg disedekahkan, berbahagialah menjadi seorang guru

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pelukan hangat buat mak evrina, amin makasih banyak doanya mak, mdh2an bs istiqomah berbagi ilmu, terutama daku. Hiks. Makasih kunjungannya ya mak

      Delete
  3. Subhanallah sy pernah jg tng honorer tp bukan guru slm 6th. Jd tau bgt gmn rasanya. Salut utk suaminya Mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya jg salut ma suami saya mak. Hehe. Iya mak, sy ajamasih sering ngsluh tp tuh si aa' ndak pernah ngeluh. Payah nih saya, kudu banyak belajar ma aa' nih. Oke dah mak pi2t, makasih kunjungannya ya, n sukses jg buat ngontesnya :)

      Delete
  4. Salut selalu buat para pendidik yg ikhlas. Aku juga ngalamin jadi guru, banyak tantangannya, gaji tak seberapa. Tapi tetap dicukupkan saja sama Allah. *kalkulator manusia gak berlaku :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mak. Kalkulator manusia nggak berlaku. Lah buktinya kami masih dicukupkan. Alhamdulillah. Makasih kunjungannya y mak.

      Delete
  5. salut sama suaminya mbak :) semoga jadi ladang amal kelak, aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Iya mak dame, nggak jauh jauh dah nyari sosok insporatif, sudah da di depan matq ting. Makasih kunjungannya ya mak

      Delete
  6. Permisi...juri intip-intip ya...

    ReplyDelete
  7. Yu ah belajar sedekah & ternyata bukan cuma materi yah yang bisa disedekahkan :)

    ReplyDelete

Biji bunga matahari namanya kuaci
Kupas kulitnya pakai gigi
Eee para pengunjung yang baik hati
Yuk tinggalkan komentar sebelum pergi.

Buah Pir Buah Naga
Jangan khawatir, aku akan mengunjungimu juga. :)

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...