Akhirnya pesananku datang juga. Semangkuk bakso serta teh hangat sudah berada di depanku dengan uap yang masih mengepul. Sambil menikmati baksoku, sesekali, kulayangkan pandangan. Hingga akhirnya mataku berhenti pada dua titik yang duduk berjauhan yaitu seorang pria dewasa dan juga wanita dewasa.
Aku tidak akan terlalu peduli jika mereka tidak datang berbarengan, naik motor yang sama serta mendengar kata 'pak' yang keluar dari mulut si wanita. Dan aku juga tidak akan hirau dengan keheningan yang menyelimuti mereka.
Pikiranku pun mulai bekerja. Mereka-reka apa yang tengah terjadi di antara pasangan yang sudah tidak belia ini. Apakah rasa itu sudah hilang terbawa oleh lamanya waktu yang sudah mereka habiskan bersama. Apakah dawai itu sudah tidak mampu menghasilkan suara lagi. Bukankah jika masih ada hembusan angin, dawai bisa bergetar lalu menghasilkan suara merdu kembali. Ah jangan-jangan.
Uhuk
Aku mendengar si pria terbatuk. Dalam hitungan detik, si wanita menyodorkan minuman kepada si pria, mengelus punggung si pria seraya berkata "alon-alon ta pak!".
Ah ternyata, hembusan angin itu masih ada bahkan mampu menggetarkan dawai. Lalu menghasilkan suara indah yang nyaman, samar dan hanya mereka saja yang dapat mendengarnya.
***
200 Kata
Coba kalau si bapak tidak uhuk..uhuk batuk, ada yang mengelus punggungnya nggak? hehe
ReplyDeleteSemoga kehidupan kita nanti juga terua romantis sampai mau memisahkan #eeap
ReplyDeleteelusan sayang itu ya :) mbaaak itu teh hangatnya yg tawar ya, aku juga mau hehehe
ReplyDeleteRasa itu akan tetap ada sampe ajal menjemput..halah :D
ReplyDeleteTiba2 kangen suami :p
Gelombang cinta kayanya judulnya hehee
ReplyDeleteBakso.. Malem2 baca ini, tiba2 jadi kepingin