Tips Anti Gagal Memilih Baju Muslim Pria Untuk Orang Tersayang

Halo halo Mamis,
Sini deh, aku pengin cerita nih, sekaligus mau tanya juga sih ke Mamis.

Jadi gini, kemarin itu, teman aku curhat, Mamis. Katanya, dia pengin ngasih surprise gitu buat suaminya tepat di hari pernikahan mereka. Rencananya dia ingin memilih baju muslim pria buat suaminya.

Loh, koq baju muslim pria ?
Nah iya, aku juga tanya seperti itu ke temanku. Biasanya, yang sering kita temui nih, kado buat suami di hari pernikahan itu berupa kemeja, dompet, tas kecil, atau jam tangan kan ya. Lah ini ?
Alasannya teman aku nih Mamis, karena suaminya hanya punya dua biji baju muslim pria. Memang, lemari baju suaminya didominasi sama kaos juga kemeja. Jadi kalau sholat jum'at atau ikut tahlilan gitu, baju muslim pria yang dipakai suaminya ya itu itu saja dan itu itu lagi.

Namun sayangnya nih, ada sedikit keraguan dihatinya. Eh bukan ragu sih, lebih ke khawatir kayaknya. Khawatir kalau nanti suaminya tidak atau kurang suka dengan baju muslim pria pilihannya.

Nah dari sekian macam pilihan buat surprise orang tersayang, menurutku yang paling menantang kalau mau ngasih baju. Karena banyak yang harus dipertimbangkan. Mulai dari seperti apa motif kesukaan, lalu bagaimana model baju favorit, trus ukuran, dan sebagainya.

Oleh karena hal yang aku ceritakan di atas tadi, temanku itu pun meminta saranku mengenai tips anti gagal memilih baju muslim pria untuk orang tersayang.

Sebenarnya, aku sendiri belum begitu ahli soal memilih hadiah untuk suami.  Pernah ngasih tas kecil, eee kata suami barang KW. Trus begitu juga waktu aku belikan jam tangan, kata suami juga KW. Salahku sih, belinya bukan di tempat langganan suami yang memang sudah teruji jual barang-barang ori. Hiks.

Jadi semenjak itu, aku lebih memilih ngado baju, kemeja, hingga daleman hehe. Alhamdulillah sejauh ini, suami oke-oke saja alias nggak ada komentar apa-apa waktu aku ngasih kado baju trus juga sering dipakai koq. Bagi aku, dua hal ini bisa dibilang indikator bahwa orang suka dengan barang yang kita beri. Ya nggak, Mamis ?

Dari pengalaman aku yang pernah memilihkan baju muslim pria buat suami serta dari merangkum beberapa artikel yang berisi tentang memilih kado untuk pasangan, maka aku punya Tips Memilih Baju Muslim Pria Untuk yang Tersayang. Aku jentrengin di bawah yak.

Tips Anti Gagal Memilih Baju Muslim Pria Untuk Orang Tersayang

1. Kenali selera
Poin yang pertama ini bikin aku ingat dengan masa-masa awal kami pacaran. *cuit cuit ciyeeee gubrak. Kira-kira 10 tahun yang lalu. Lama yak ? Iya *hahay.
Nah pada masa itu, aku lumayan sering sih ngasih surprise buat suami. Yaaa maklum lah yah, masih anget-angetnya, jadi agak lebay gitu. Hehe. Mulai dari makanan sampai barang-barang. Sayangnya, rata-rata surprise yang aku kasih kurang berkenan di hati suami. Bukan selera, kata suami gitu. Dah, suami mah begitu itu. Orangnya memang jujur dan langsung nyeplos. Biasanya, setelah suami bilang gitu aku bakal ngambek berhari-hari, bales sms singkat-singkat, angkat telpon tapi nggak ngomong-ngomong. Hahaha. Setelah agak lama dan aku sudah mulai kenal selera suami, alhamdulillah, surprise-an aku disambut dengan senyum sumringah sama suami.
Baju koko pakistan
Source : mataharimall

Baju koko kemeja
source : mataharimall
Nah untuk soal memilih baju muslim pria buat yang tersayang, selera yang harus kita kenali adalah warna favorit. Doi suka warna yang gelap, cerah, atau kalem. Trus model baju muslim pria kesukaannya seperti apa ? Apakah suka dengan model yang kemeja koko, model baju koko pakistan, atau gamis-gamis atau yang gimana ? Mamis, Kalau kita sudah kenal selera orang yang kita beri surprise, orang tersayang atau orang lain insyaAllah gampang koq nyarinya.
2. Pilih bahan yang nyaman
Soal baju, baik mau beli untuk dipakai sendiri atau untuk diberikan kepada orang lain, bahan baju memang harus diperhatikan. Jangan sampai kita beli bahan yang nggak nyaman. Meskipun model atau desain bajunya bagus, tapi bakal bikin males memakainya kalau bahannya nggak nyaman. Tul nggak ?
Salah satu bahan yang nyaman dan sering dipakai untuk membuat baju muslim pria itu adalah kain katun.
3. Ukuran
Ini juga tak kalah penting dari bahan baju. Ukuran kudu wajib diperhatikan. Kalau kegedean mah nggak masalah, karena tinggal dibawa ke tukang jahit, insyaAllah tertangani dan beres. Jadi jangan sampai deh memilih baju buat yang tersayang tapi nggak tahu ukuran.
4. Merk (optional)
Pria terkenal dengan kesukaannya membeli barang ber-merk. Ada merk ada harga ada rupa. "Bagus dan awet", begitu alasan mereka. Koq tau ? Iya suami aku termasuk dalam kelompok ini.
koko merk Cardinal
Source : Mataharimall
Biasanya, mereka punya merk favorit masing-masing. Kita bisa telusuri soal itu.  Syukur-syukur merk yang mereka suka juga memproduksi baju yang kita inginkan seperti baju muslim pria gitu. Soal cara untuk mengetahui produk-produk yang dikeluarkan oleh merk tertentu mah gampang. Banyak e commerce yang menyediakan informasi ini. Salah satunya yakni MatahariMall.
Nah itu tadi sejentreng Tips Anti Gagal Memilih Baju Muslim Pria Untuk yang Tersayang. Simple bin sederhana bukan ?
Jadi monggo dipraktekkin dan semoga membantu serta sukses tentunya. Aamiin. Oya, atau Mamis punya tips sendiri juga nih soal memilih baju muslim pria untuk suami ? Boleh deh dishare di sini. InsyaAllah bakal berguna Mamis dan terima kasih banyak yak.

Wujudkan Mimpi Sekolah Lagi Meski Terhambat Biaya

#BukaInspirasi : Wujudkan Mimpi Sekolah Lagi Meskipun Terhambat Biaya. 


Beruntung. Definisi kata beruntung itu macam-macam. Ada yang bilang, beruntung itu, adalah gampang dapat jodoh yang sesuai dengan keinginan.
Trus ada juga yang bilang kalau beruntung itu, adalah mudah dapat kerja yang bikin nyaman dan jadi jutawan. Bahkan ada juga yang bilang gini, kalau beruntung itu, adalah orang yang makannya banyak tapi nggak gendut-gendut. *lah. Banyak kan ? Yup, tergantung sudut pandang masing-masing orang sih ya. Tapi kalau bagi aku, beruntung itu, adalah bertemu dengan orang-orang yang inspiratif. Karena bertemu dengan mereka, akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih tangguh bahkan mampu membuat kita optimis untuk meraih mimpi-mimpi kita. Kehadiran mereka, #BukaInspirasi .

Aku sendiri sudah pernah merasakan efek samping dari bertemu dengan sosok yang inspiratif. Berkat cerita hidup juga dukungannya, aku bersemangat untuk meraih mimpi aku yang ingin lanjut kuliah. 

Jujur, sebelum bertemu dengan sosok inspiratif tersebut. Aku menganggap mimpiku itu ketinggian alias nggak mungkin bisa aku raih. Alasannya karena betapa mahalnya biaya kuliah S2. Mau minta ke orangtua, rasanya, nggak mungkin mengingat mereka juga masih harus membiayai sekolah adekku juga beberapa sepupuku. Kalau mau biaya sendiri juga nggak mungkin bisa. Karena waktu itu aku yang masih freshgraduate hanya berprofesi sebagai guru honorer dan guru les yang mana gaji perbulannya, kalau digabungkan, hanya sebesar 500 ribu rupiah. Kalau jalur beasiswa gimana ? Bisakan ? Sudah dicoba ? Sudah. Jadi, waktu itu, aku giat berburu soal informasi beasiswa, beberapa kali juga aku sudah mencoba, namun sebanyak kali itu juga aku gagal. Dengan kondisi seperti ini, aku pun memilih untuk memendam mimpi. Hingga akhirnya aku bertemu dengan sosok inspiratif itu. 

Sosok inspiratif itu bercerita kalau dulu bahkan ia tak berani bermimpi kuliah karena kondisi ekonomi keluarganya.
"Bisa makan sehari-hari saja sudah syukur alhamdulillah" katanya. 
Dengan kondisi ekonomi keluarga seperti itu, membuat ia tidak memikirkan soal lanjut kuliah setelah lulus SMK. Bahkan tak terlintas sedikitpun. Yang ada dipikirannya hanyalah gimana caranya dapat pekerjaan dengan gaji lumayan sehingga bisa membantu orangtua dan membiayai adek-adeknya sekolah. 
Setelah ia berhasil membantu ekonomi keluarga dan ekonomi keluarga juga sudah membaik, keinginan untuk kuliah itu belum juga mampir dipikirannya. 
"Mungkin karena sudah terlalu asyik kerja, jadi nggak mikir itu" katanya. 

Hingga pada suatu hari, ia bertemu dengan pamannya. Entah gimana, waktu itu pamannya membahas soal kuliah-kuliah gitu, padahal sebelumnya, saat mereka bertemu, tidak pernah membahas soal itu. Dari pertemuan yang berbeda itu, ada satu kalimat dari pamannya yang paling 'ngena' baginya "Kuliah o, Le. Ilmu iku isok ngarahno awakmu neng masa depan sing luwih apik". (Kuliah, Nak. Ilmu itu bisa membawamu ke masa depan yang lebih bagus).

Berbekal nasehat dari pamannya ia pun memutuskan untuk nekat daftar kuliah. Kenapa nekat ? 
"Karena waktu itu, aku nggak punya tabungan sama sekali. Ditambah lagi aku terkena PHK. Tapi untung saja masih ada motor, jadi uang hasil jual motor aku pakai buat registrasi kuliah".  

La trus SPP dan kebutuhan lainnya gimana ?

"Waktu itu, solusi yang ada dipikiran aku cuma jualan kecil-kecilan, seperti jualan kopi, mie rebus, gorengan dan sebagainya. Jadi paginya aku kuliah, trus sore sampai malam aku jualan kopi". 

Seperti ini kiranya, gerobak untuk jualan kopi.

Katanya, hasil dari jualan kopi dan teman-temannya itu, bisa ia pakai bayar spp dan kebutuhannya selama kuliah. Dan sekarang ia pun sudah berprofesi sebagai seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa Timur serta aktif di beberapa gerakan hukum dan ham. 

"Jadi, jangan buang mimpi kuliah lagi meskipun kepentok biaya. Karena yakin wes, pasti ada jalan rejeki bagi yang tholabul 'ilmi, bagi yang mencari ilmu".  

Terinspirasi cerita dari sosok inspiratif tersebut serta dan tentu dukungan penuh dari sosok inspiratif itu yang tak lain adalah suamiku sendiri, aku pun memberanikan diri untuk membuka mimpiku dulu. Sebuah mimpi ingin sekolah lagi, mimpi ingin melanjutkan S2. Dan alhamdulillah, saat ini, tengah aku lakoni. Ya, sekarang, aku adalah mahasiswa pascasarjana di salah satu kampus negeri di Surabaya. 

Aku membenarkan apa yang dikatakan oleh sosok inspiratif yang adalah suamiku itu, bahwa selalu ada jalan rejeki bagi para pencari ilmu, karena apa ? Sejauh ini, alhamdulillah, ada beberapa cara atau jalan rejeki yang bisa aku (dan pak suami) usahakan untuk mengumpulkan pundi-pundi buat membayar SPP S2 dan kebutuhan lainnya selama aku kuliah. Jalan rejeki itu berupa jualan daster ke orang-orang sekitar aku. Beli dasternya di e-commerce seperti Bukalapak biar dapat harga murah apalagi kalau waktu momen tertentu seperti Hari Kemerdekaan, beeuughh Bukalapak menawarkan Promo dan Diskon Hari Kemerdekaan Indonesia yang pasti membuat pedagang kecil seperti aku ini bahagia. Karena bisa dapat untung banyak dari jual daster. 

Sebenarnya, ada hal lain yang belum sempat aku lakukan saat jualan daster ini. Yakni ingin membuka lapak di Bukalapak. Kenapa di Bukalapak ? Karena, dari pengalaman orang-orang yang buka lapak di Bukalapak, ada banyak keuntungan dan kemudahan membuka lapak di Bukalapak. Di samping itu juga, Bukalapak peduli dengan para pelapak. Kepedulian ini berupa membentuk Komunitas Bukalapak. Komunitas ini bertujuan untuk membantu para pelapak untuk semakin berkembang dan sukses di Bukalapak.

Selain itu, Aku juga membuka usaha kedai kopi bareng pak suami. Trus, aku juga me-monetize blog dan medsos aku. Alhamdulillah, hasil dari monetize ini bisa aku pakai untuk memenuhi kebutuhan selama kuliah seperti biaya transport, uang saku, buat beli buku, tugas dan sebagainya. 

Bersih-bersih kedai sebelum pembeli datang
Oya ada satu momen yang lumayan sering aku alami tapi kalau dipikir-pikir seperti tidak masuk akal gitu. Nah momen tersebut terjadi, biasanya, saat uang untuk membayar spp belum cukup. Saat begini, entah gimana, kedai kopi tiba-tiba jadi ramai, serta tawaran atau pemberitahuan dari teman-teman blogger tentang job untuk blogger atau ngebuzzer di medsos juga banyak, ditambah lagi fee yang ditawarkan cukup bikin aku sujud syukur dan berkali-kali bilang alhamdulillah. Nggak cukup sampai di situ, bahkan pernah ada yang rela meminjamkan uangnya untuk aku pakai bayar spp tanpa bunga tentunya. 
Kedai kopi lagi di-booking

Dah, kalau ingat dengan momen di atas, rasanya, kudu mbrebes mili. Terharu. Ada saja jalan rejeki yang dibuka Allah untuk aku baik lewat pembeli di kedai kopi, dukungan dari orang-orang sekitar aku, hingga dukungan dari teman-teman di dunia maya yakni para teman-teman blogger. Terima kasih untuk kalian semua dan doakan semoga aku bisa segera menggapai mimpi aku lulus S2. Aamiin. 

Jadi, bagi Kamu, yang juga punya mimpi seperti aku, ingin menuntut ilmu setinggi mungkin namun masih pikir-pikir karena kondisi ekonomi atau terhalang biaya. Jangan menyerah dengan mimpi itu, ya. Berusahalah untuk mewujudkannya. Usaha sekuat tenaga, dan kerja keras tentunya. InsyaAllah ada saja jalan rejeki bagi yang tholabul'ilmi. Yakini itu. 

Akhir kata, semoga share pengalaman ini dapat menjadi Inspirasi atau dapat mem- #BukaInspirasi dan memberikan banyak manfaat terutama dapat menguatkan tekad para pemimpi yang ingin sekolah lagi. Aamiin.

Cara Mengetahui Kesiapan Anak Menulis dan Membaca dari Gambar


Tahukah Kamu, Mam. Bahwa kesiapan anak menulis dan membaca dapat dilihat dari gambar yang si kecil buat ?

Nggak tahu, soal ini, aku malah baru tau minggu lalu. Waktu ikut acara parenting di sekolahnya si ken. Duh, kudet yak eikeh *hahay. 

Sebelum tahu soal ini, aku pikir yaa aktivitas coret-coret, mewarnai, hingga menggambar ini cuma melatih motorik si ken saja. Sama satu lagi dink, bahwa ini juga aktivitas yang ampuh bikin si kecil ken anteng. *hahay. Si ken yang tipe anak kinestetik, nggak bisa diem bak bola bekel mencelat sana sini bikin yang momong ndredeg deg deg deg, bisa anteng banget, begitu aku berikan crayon atau spidol. Ditambah lagi, si ken mendapatkan kebebasan untuk mencoret-coret tembok rumah. Beuugghh, bakal anteng berjam-jam dah tu bocah. 

Nah, di kelas parenting yang aku ikuti itu dijelaskan bahwa orangtua bisa melihat kesiapan anak belajar membaca dan menulis dari gambar yang dibuat oleh anak. Adapun contoh bentuk-bentuk gambar yang dapat membuat orangtua melihat kesiapan anak adalah sebagai berikut :


Di gambar yang pertama dan kedua, menurut narasumber yang seorang psikolog dan konsen dalam bidang ilmu parenting juga, menunjukkan bahwa  anak belum siap mulai belajar membaca dan menulis. Pada dua gambar ini, anak masih melatih kemampuan motorik halusnya terlebih dahulu.


Gambar ketiga, yang merupakan gambar  beberapa buah garis yang nyaris lurus menunjukkan bahwa anak sudah mulai bisa diajarkan mengenal huruf. Lebih baik  diawali dengan mengenalkan huruf vokal. A I U E O. Baik lewat tulisan maupun pelafalannya.


Gambar keempat menunjukkan anak sudah mulai melibatkan huruf dalam gambar yang ia buat. Apabila anak sudah membuat gambar seperti ini, maka kita bisa mengajaknya untuk mengeksplorasi huruf abjad dan mengenalkan kata atau nama dari suatu benda atau yang ada disekitarnya. Baik melalui tulisan atau pelafalan.

Gambar kelima menunjukkan anak memasukkan kata dalam gambar yang ia buat. Ini bisa dijadikan sebagai tanda bagi kita untuk memperbanyak kosa kata baik dalam lafal maupun tulisan.


Gambar keenam menunjukkan anak mulai membuat atau meniru kata-kata yang pernah atau telah ia ketahui. 

Si ken sendiri alhamdulillah, setelah aku perhatikan beberapa hasil gambarnya, sudah pernah membuat gambar-gambar seperti yang ada di atas. 

Untuk gambar yang pertama itu sendiri, si ken sudah membuatnya saat ia sudah mahir menggunakan spidol, kira-kira sekitar usia 13 bulan lebih. Dan sekarang alhamdulillah wa syukurillah si ken sudah bisa membaca kata-kata yang sederhana. 

Jadi seperti itu kiranya, contoh-contoh gambar yang menunjukkan kesiapan anak belajar menulis dan membaca. Nah, kalau putra/putrinya Mamis sudah pernah bikin gambar yang mana nih. Selamat mengamati yak, Mamis. 

Kesan Pertama Ikut Kelas Parenting di Sekolah Si Kecil

Hola,
Mamis, 
Aku mau cerita. 

Jadi tanggal 4 Agustus kemarin, aku dapat undangan dari sekolah si kecil ken untuk hadir di kelas parenting. Ini, adalah kali pertama aku dapat undangan seperti ini di tempat tinggal aku loh. Yang paling sering mah, dapet undangan manten alias undangan nikahan *hahay. Oleh sebab itu, aku excited nih sama undangan ini.

Setelah selesai nyuci baju plus beres-beres rumah, tanpa masak terlebih dahulu karena ndak kober bin nggak cukup waktunya. Aku langsung encus meluncur ke sekolah si ken diantar ojek kesayangan dan terlove yakni bapak si ken. Sayangnya, begitu aku nyampek lokasi, acara kelas parentingnya sudah dimulai. Tapi untungnya, pembahasannya belum jauh-jauh amat, karena baru mbahas slide 1. 


Oya aku belum nyebutin tema kelas parentingnya yak ? Dah, sampai lupa. Jadi nih, tema kelas parenting di sekolah si ken ini tentang "Lebih Jauh Tentang ABC dan Menulis Namaku".

Materi parenting ini disampaikan oleh Ibu Kepala Sekolah. Cara penyampaiannya enak dan mudah dipahami. Tak lupa beliau juga menyelipkan guyonan-guyonan sederhana tapi berhasil bikin pundak walimurid naik turun saking lucunya. Tapi diantara itu semua, yang paling aku tunggu-tunggu adalah share beliau tentang pengalaman parenting beliau sebagai ibu, juga pendidik. 

Seperti umumnya kelas parenting yang sering aku baca dari tulisan teman-teman blogger, seperti itu juga kelas parenting ini dikemas yakni terdiri dari sesi penyampaian materi dari narasumber trus sesi tanya jawab deh. Etapi, tadi ada ice breaking juga sih. Main-main bentaran ala anak TK gitu. Goyang-goyang jari, dan tangan trus hentak-hentak kaki. Aku sempat memperhatikan ekpresi walimurid pada saat melakukan ini. Lucu-lucu dan pada happy semua. Hihihi. 

Mungkin karena temanya oke, dan penyampaian materinya juga enak, walhasil nggak terasa kalau acara sudah sampai di sesi tanya jawab. Sayangnya, sesi ini hanya dibuka satu sesi tanya jawab aja. Padahal yang tanya banyak, termasuk aku. Jadi aku nggak kebagian nanyak-nanyak deh. Huhuhu. 

Nah, hasil dari kelas parenting kemarin nih, ada beberapa poin yang berhasil aku catat. Aku jentrengin dimari yak. Semoga nggak ada yang kelewat. 

  1. Kenali karakter anak.
  2. Setiap anak memiliki potensi & tahap perkembangan masing-masing.
  3. Penting melatih motorik halus & kasar anak. 
  4. Stimulus motorik halus berkaitan dengan kemampuan menulis dan membaca anak.
  5. Anak belajar maksimal saat ia merasa berada di zona nyamannya. 
  6. Tahap perkembangan keaksaraan anak dilihat dari hasil gambar yang dibuat anak. 

Lalu bagaimana nih kesan pertama ikut kelas parenting ? Senang pastinya. Karena aku dapat tambahan ilmu, informasi baru, dan juga yang tak kalah penting adalah DIINGATKAN. Diingatkan soal bagaimana menjadi orangtua yang baik untuk si kecil, diingatkan soal tingkah pola kita yang terkadang tanpa kita sadari ternyata tidak baik untuk si kecil, dan diingatkan juga untuk selalu ikhtiar menjadi orangtua yang baik untuk si kecil. 

Oya sebelum pulang, bareng si kecil ken tentunya, aku sempat tanya ke panitia acara. Katanya sih, bulan depan bakal ada kelas parenting lagi. Yeayyy... alhamdulillah. Mudah-mudahan aku bisa ikut lagi. Lumayan kan, dapat ilmu gratis dan insyaAllah berguna buat kehidupan sehari-hari. 


Jadi gitu deh, cerita kali ini. Kita ketemu di lain cerita lagi ya, Mamis. Yuk mari monggo. 
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Tips Lancar Berpuasa di Bulan Ramadan bagi Penderita Sesak Nafas

 Assalamu’alaikum, Dear, Mombeb. Apa kabar? Aku do’akan semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia aamiin ya robbal’alamiin. Doa...