Showing posts with label Lomba. Show all posts
Showing posts with label Lomba. Show all posts

Layanan dan Digitalisasi BRI untuk Masyarakat


BRI Bagiku ....

Tahun 2003 adalah kali pertama aku membuat rekening untuk diri sendiri. Waktu itu aku bikin rekening bank BRI. Berbekal kartu pelajar SMA dan beberapa surat lainnya, aku membuat rekening di bank yang paling dekat dengan pondok pesantren tempatku mengenyam pendidikan. Alhamdulillah tak ada kesulitan sama sekali saat membuka rekening yang pertama kali. Padahal sempat dag dig dug waktu itu. Takut susah kaaannn. Eh ternyata mudah donk. La gimana nggak mudah secara banyak dapat bantuan sih dari mbak-mbak BRI. Bagi yang pertama kali bikin rekening, tentu bantuan mbak-mbak BRI ini sangat berarti. Itulah mengapa sampai saat ini aku masih setia menjadi nasabah BRI.

Waktu itu, aku merasa beruntung banget karena ada bank di dekat pondok pesantren. Aku nggak perlu naik becak atau angkutan umum lainnya untuk mengambil uang kiriman dari orang tua. Cukup jalan kaki atau kadang pinjam sepeda angin punya pondok.

Eh tapi kalau dipikir-pikir, BRI ini memang sudah ada dimana-mana deh sejak dulu. Nggak hanya di kota-kota saja. Lalu kalau sekarang bagaimana? Melansir dari website BRI, ada 7.975 unit kerja BRI yang tersebar dari Sabang sampai Merauke

Nah adanya outlet BRI yang tersebar dimana-mana mulai dari area perkotaan hingga pelosok negeri ini merupakan salah satu bukti bahwa BRI benar-benar melayani dan peduli. BRI datang memberikan kemudahan bagi nasabahnya.

Sekarang aku masih setia menjadi nasabah BRI. Nggak pengen beralih. Mengingat banyak kemudahan yang sudah aku dapatkan dengan menjadi nasabahnya. Yang terbaru, melalui KUR, BRI memberikan kemudahan bagiku dan adikku untuk mengembangkan usaha kuliner yang kami rintis bersama. Jadi kalau ada yang bilang BRI Pahlawan UMKM , maka aku akan membenarkan itu.  

Berdasarkan data dari balipost.com, Andrijanto selaku Direktur Jaringan dan Layanan BRI menyebutkan bahwa jumlah nasabah BRI sudah mencapai 150 juta. Fakta berupa data ini menunjukkan bahwa BRI begitu diminati. Alasan mereka memilih BRI mungkin salah satunya sama seperti aku. Sebab BRI peduli dan memberi kemudahan bagi nasabahnya.

Waktu terus bergerak. Tanggal 16 Desember nanti, BRI akan berusia 128 tahun. Sepanjang usia tersebut BRI sudah memiliki banyak pencapaian. Meskipun begitu, BRI tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk nasabahnya dengan aktif membuat terobosan layanan dan digitalisasi.


Layanan BRI


Tak ada yang abadi, termasuk kebutuhan manusia. Namun untungnya selalu ada cara atau bahkan ada saja yang berusaha untuk membantu manusia dengan cara memberikan kemudahan mencapai apa yang dibutuhkan. Salah satunya yakni BRI.

Ada beragam layanan yang ditawarkan BRI untuk nasabahnya maupun calon nasabahnya. Layanan-layanan yang ditawarkan tentu saja sesuai dengan kebutuhan saat ini. Adapun layanan perbankan BRI meliputi:

1. Bill Payment

adalah sarana pembayaran tagihan publik dengan memanfaatkan fasilitas ATM dan layanan di Teller BRI.

Layanan satu ini biasanya aku gunakan untuk bayar belanja di e-commerce atau isi dompet digital dengan memanfaatkan fasilitas ATM.

2. Jasa Penerimaan Setoran

Transaksi setoran atau pembayaran untuk berbagai keperluan seperti setoran pembayaran tagihan rekening listrik, setoran pembayaran Pensiun Pegawai (Taspen), setoran BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) lunas, dan sebagainya.

3. Transaksi Online

Transaksi online atau transaksi antar cabang adalah layanan antar rekening online yang dapat dilakukan di semua kantor cabang BRI dan Unit BRI yang telah online.

4. Transfer & LLG

Layanan pengiriman uang dalam bentuk mata uang rupiah dan valas ke Bank lain melalui sistem kliring melalui BRI. Layanan (LLG) Lalu Lintas Giro adalah layanan pengiriman uang ke Bank lain melalui sistem kliring.

5. BRIfast Remittance

Jasa layanan pengiriman uang valas antar bank yang diselenggarakan oleh Bank BRI. Jadi kalau mau ngirim dana valas baik untuk keperluan bisnis maupun untuk keluarga tercinta bisa melalui layanan bri yang satu ini.

Nah itu tadi berbagai macam layanan perbankan BRI yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Selanjutnya BRI juga melakukan terobosan di dunia digital. Seperti apa?


Digitalisasi BRI


Saat ini hampir semua aktivitas kita sehari-hari pasti bersentuhan dengan teknologi mulai dari pekerjaan rumah tangga hingga melakukan transaksi. Jadi bisa dibilang teknologi sudah menjadi bagian hidup masyarakat luas. BRI menyadari akan hal ini sehingga lahirlah sebuah terobosan yang bernama BRIvolution 1.0 yang dimulai pada 2017 dan telah dilaksanakan hingga tahun 2020 lalu. Kemudian sejak terjadinya pandemi, transformasi tersebut dipertajam menjadi BRIvolution 2.0 yang difokuskan pada dua area utama yaitu digital dan culture. Nah dengan adanya BRIvolution 2.0 maka visi besar BRI pun berubah yakni menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia.

Selain itu, fokus lainnya adalah menjadi Champion of Financial Inclusion yang dimaksudkan guna menjaga pertumbuhan berkesinambungan perseroan. Untuk mewujudkan ini BRI pun mengatur strategi go smaller, yaitu menyasar pada segmen usaha yang lebih kecil dari mikro. Lalu BRI memberikan tenor pendek sesuai kebutuhan atau go shorter. Selain itu, BRI memperkuat digitalisasi layanan jasa keuangannya sehingga layanan dan proses bisnis dapat lebih cepat atau go faster. Dengan begitu, BRI dapat melayani masyarakat dengan memberikan akses keuangan yang lebih luas, lebih mudah, lebih cepat dan lebih terjangkau.

Untuk digitalisasi, BRI punya 3 framework yakni pertama Digitizing Core atau digitalisasi proses bisnis dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan fokus pada efisiensi. Kedua, Digital Ecosystems yaitu BRI menyiapkan platform-platform digital untuk mendorong BRI masuk ke dalam bisnis ekosistem value chain sehingga diharapkan menjadi sumber pertumbuhan baru di sisi CASA, FBI dan Nasabah baru BRI. Ketiga, New Digital Propositions, BRI melakukan inovasi teknologi finansial dengan pendekatan digital secara penuh dan bisnis model baru yang dapat memberikan layanan kepada nasabah lebih cepat, lebih baik, dan lebih efisien.

Melalui transformasi serta strategi go smaller, go shorter dan go faster yang didukung oleh digitalisasi, BRI terbukti dapat menunjukkan kinerja yang solid dengan mencatatkan aset konsolidasian mencapai Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23% yoy.

Sabagai nasabaj BRI, aku tentu turut bahagia juga bangga atas pencapaian BRI. Pencapaian yang bisa dibilang sukses besar. Kesuksesan BRI tentunya akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. BRI untuk Indonesia. Lalu, akhir kata, aku berharap BRI bisa menggapai visi besarnya menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia. Aamiin

 ***

Referensi:

https://keuangan.kontan.co.id/news/jumlah-kantor-cabang-bank-rakyat-indonesia-bbri-berkurang-229-unit#google_vignette

https://bri.co.id/documents/20123/56786/AR%20BRI%202011%20-%20ID.PDF

https://www.balipost.com/news/2023/08/04/354237/Strategi-Hybrid-Bank-BRI-Beri...html

https://www.ir-bri.com/newsroom/a970f6d946_3a26c95533.pdf

 


The Power Of Bersama Bergerak Berdaya



Assalamualaikum.

Dear, Mombeb.

Apa kabar? Aku do'akan semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia ya, aamiin

Mombeb, kamu sudah tahu belum kalau ternyata rumah tangga juga memberikan sumbangsih pada polusi udara? Aku baru tahu lho soal hal ini. Ckckckck...kemana aja dah dirikuuu.

Aku tu dulu mikirnya kalau polusi udara hanya disebabkan dari asap kendaraan bermotor, atau pabrik, atau pembakaran sampah. Ndilalah kemarin aku baca kalau ternyata rumah tangga menghasilkan emisi karbon juga. Waduh waduh waduh.

Fyi, dalam detik.com didefinisikan bahwa emisi karbon adalah pelepasan karbon ke atmosfer. Emisi gas yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global atau efek rumah kaca. Hal ini mengakibatkan peningkatan suhu di bumi secara signifikan.

Emisi karbon dihasilkan dari energi-energi yang salah satu bahan pembuatannya dari fosil seperti listrik, BBM dan sebagainya. Sementara itu, aktivitas sehari-hari kita tidak lepas dari energi-energi tersebut termasuk aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci baju, antar jemput anak sekolah,  dan masih banyak lagi.


*Dampak Emisi Karbon*

Emisi karbon menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim. Adapun perubahan iklim itu sendiri memberikan dampak negatif di berbagai aspek kehidupan.

  • Dampak perubahan iklim bagi alam raya

Perubahan iklim dapat memicu atau bahkan meningkatkan suhu bumi. Hal ini membuat es di kutub mencair. Lalu jika hal ini terjadi maka mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global. Dampak lanjutannya yakni luas daratan pun menjadi berkurang.

Tak cukup sampai di situ, perubahan iklim dapat menjadi penyebab punahnya spesies hewan. Mongabay.co.id menyebutkan katak setan adalah salah satu jenis katak yang punah karena perubahan iklim. Nah hal ini tentu saja akan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Di samping itu juga, perubahan iklim juga dapat menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim lho, Mombeb. Kalau cuaca ekstrim terjadi pastinya berdampak pada makhluk hidup karena dapat menghadirkan bencana alam seperti badai, hingga kemarau panjang.

  • Dampak perubahan iklim terhadap ekonomi

Kehidupan manusia sangat bergantung pada alam, bukan sebaliknya. Jadi saat kondisi alam sedang tidak baik-baik saja maka hal ini tentu akan berdampak langsung juga pada manusia.

Perubahan iklim menjadikan kondisi alam berubah secara signifikan. Seperti mencairnya es di kutub yang mengurangi luas daratan bahkan dapat meningkatkan terjadinya abrasi hingga banjir rob. Kondisi seperti ini tentu berdampak secara ekonomi bagi masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir pantai dan sebagainya.

Lebih lanjut, perubahan iklim juga menstimulasi terjadinya cuaca ekstrim. Seperti intensitas hujan yang tinggi hingga kemarau yang berlangsung lama.

Dulu, musim hujan adalah musim yang paling dinanti. Karena seakan mendatangkan rejeki berlimpah dan kebahagiaan. Namun, sekarang rasa itu memudar. Sebab terganti dengan rasa siap siaga waspada akan bahaya yang kadang datang menyertai hujan seperti banjir, tanah longsor, atau banjir bandang.

Demikian juga musim kemarau yang juga kadang membawa serta bencana alam. Seperti kekeringan yang berlangsung lama.

Dua kondisi alam ini, curah hujan yang tinggi maupun kemarau panjang, berpengaruh pada pendapatan beberapa profesi seperti petani, nelayan, pedagang, dan sebagainya.

  • Dampak perubahan iklim terhadap sosial budaya
Perubahan iklim juga berdampak pada ranah sosial budaya. Saat ini banyak yang enggan melakukan aktivitas di luar ruangan saat siang hari. Baik itu saat sedang bekerja atau berkumpul bersama teman. Selain itu, ruangan-ruangan tempat beraktivitas pun dilengkapi dengan kipas angin atau ac untuk menghalau hawa panas yang terasa. Bahkan ada yang membawa kipas angin (mini) sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kipas angin atau ac sudah menjadi kebutuhan bagi beberapa orang. Data dari Jawapos.com menyebutkan bahwa kebutuhan akan kipas angin pun meningkat tatkala musim kemarau. 

Dampak lainnya yakni berubahnya kebiasaan orang dalam merawat kulit. Saat ini, banyak yang menganggap bahwa merawat kulit tidak cukup hanya satu jenis produk melainkan lebih dari itu seperti menggunakan sunscreen, body scrub, lotion dan sebagainya. Hal ini tentu tak jadi masalah mengingat setiap orang memiliki kondisi kulit masing-masing. Namun yang perlu digaris bawahi adalah adanya peningkatan risiko penyakit kulit akibat perubahan iklim. Melansir dari halodoc bahwa ada beberapa kondisi kulit yang sering muncul saat terjadinya cuaca panas seperti penyakit kulit jamur, penyakit kulit yang disebarkan melalui kutu, dan sebagainya.
  • Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan

Kesehatan juga terkena dampak dari perubahan iklim. Tingginya curah hujan yang mengakibatkan banjir berpotensi memunculkan berbagai penyakit, terutama bagi korban banjir seperti diare atau penyakit kulit. Lalu saat musim kemarau tiba yang mana kadang suhu bumi meningkat lebih tinggi membuat beberapa orang terkena alergi, bahkan dehidrasi.

dampak perubahan iklim


Seperti itulah sedikit dari segambreng dampak perubahan iklim yang muncul sebab adanya emisi karbon. Dampak dari emisi karbon ini tidak boleh kita anggap remeh ya, Mombeb. Karena sudah memberikan dampak negatif di segala aspek kehidupan.

Lalu dengan fakta seperti ini, akankah kita hanya berpangku tangan menyaksikan dampak emisi karbon yang semakin merajalela di berbagai lini kehidupan? O tentu tidak kan, Bestie? Yup, mari kita turut beraksi, Mombeb. Mari kita singsingkan baju dinas kita sebagai ibu rumah tangga untuk turut serta dalam #BersamaBergerakBerdaya demi #UntukmuBumiku menjadi lebih baik lagi. Yihaaaaa


*Cara Meminimalkan Emisi Karbon*

Mombeb, katadata mengabarkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-5 sebagai negara penyumbang emisi karbon di dunia.  Kaget sih dengan kabar ini. Emmm lebih tepatnya malu bercampur sedih. Bisa-bisanya, kita jadi negara yang memberikan sumbangsih cukup besar pada kerusakan bumi. Ya Allah astaghfirullah.

Data dari Laporan Inventarisasi Emisi GRK Sektor Energi 2019 menjabarkan bahwa penyumbang emisi terbesar secara berturut-turut antara lain industri produsen energi (46,35%), transportasi (26,39%), industri manufaktur dan konstruksi (17,75%), sektor lainnya (4,63%). Lebih detil, dalam kategori industri produsen energi, terdapat subkategori pembangkit listrik sebagai penghasil emisi terbesar.

a. Menghemat Penggunaan Listrik

Berdasarkan data tersebut, terlihat jelas penyumbang emisi terbesar yakni produsen energi, lalu disusul tranportasi. Sekilas memang nampaknya kita tidak bisa berbuat banyak untuk mengurangi emisi karbon. Karena 2 sektor besar tersebut merupakan ranah pemerintah. Namun jika diperhatikan lagi, kita bisa loh, menekan emisi dari dua sektor besar tersebut. Dengan syarat jika kita melakukan ini secara bersama-sama. #BersamaBergerakBerdaya 

Yup, kita bisa meminimalkan emisi karbon dari sektor (penyumbang emisi karbon terbanyak di Indonesia) yang nampaknya hanya bisa dijangkau oleh "orang-orang atas" jika kita melakukannya secara bersama-sama. Bayangkan jika sebagian dari penduduk Indonesia bergerak bersama mengurangi emisi misalkan dengan menghemat penggunaan listrik, maka aku yakin deh, emisi karbon sektor tersebut pun akan berkurang karena konsumsi listrik akan menurun secara signifikan.




Mombeb, berdasarkan grafik dari katadata tersebut menunjukkan bahwa konsumsi listrik penduduk Indonesia terus mengalami kenaikan. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang membuat produsen energi listrik meningkatkan produksinya, bukan?  

Memang sih, nggak bisa dipungkiri, saat ini segala aktivitas kita sehari-hari saja selalu menggunakan listrik. Tanpa listrik sebentar saja kita sudah kalang kabut. Jadi bisa dibilang listrik sudah menjadi kebutuhan primer kita. Meskipun begitu, namun tidak lantas membuat kita tidak bisa berhemat, bukan? Bisa lah, lawong makan dan minum aja bisa kita rem kan, apalagi listrik. Pokoknya bisa lah ya, demi #UntukmuBumiku



Fyi nih Mombeb, iesr mengungkapkan bahwa untuk setiap lampu berdaya 10 Watt yang dinyalakan selama 1 jam, CO2 yang dihasilkan adalah 9,51 g CO2. Nah sekarang coba deh kita hitung-hitung berapa daya yang kita habiskan dalam 1 hari 1 malam? Sepertinya lebih dari 50 g deh ya. Dudududuuu, kalau begini mah, sudah seharusnya sekarang kita bener-bener diet listrik.

Adapun cara untuk menghemat penggunaan listrik di rumah yang saat ini tengah aku dan keluargaku ikhtiari adalah sebagai berikut:

1. Menyalakan lampu saat malam hari saja

   Dulu, aku lebih suka mengerjakan job di kamar, karena bisa sembari rebahan. Sayangnya, area kamarku tak banyak kena sinar matahari. Hal ini membuatku menyalakan lampu di siang hari. Namun sejak tahu fakta bahwa energi listrik menyumbang kerusakan bumi, aku pun tak lagi menyelesaikan pekerjaan di kamar. Melainkan di area rumah yang terkena sinar matahari. Apa lagi kalau bukan ruang tamu, hahayyy. 

2. Memilih alat rumah tangga yang hemat energi listrik

    Saat ini para produsen alat rumah tangga berlomba-lomba membuat produk yang hemat daya listrik. Tentu hal ini menjadi kabar baik bagi kita, para konsumen. Sebab kita tak hanya bisa menghemat pengeluaran untuk membayar listrik, melainkan juga turut serta menjaga bumi. 

3. Mengurangi penggunaan alat rumah tangga yang berenergi listrik

        Aku menggunakan beberapat alat rumah tangga yang membutuhkan energi listrik untuk mengoperasikannya seperti mesin cuci, penanak nasi, dan kulkas. Nah di antara 3 alat tersebut, aku baru bisa mengurangi penggunaan mesin cuci dan penanak nasi. 

Jadi seperti itulah 3 caraku menghemat penggunaan listrik. Awalnya memang susah, karena meninggalkan hal-hal yang praktis kan? Yup, tapi lama-lama aku sudah mulai terbiasa, Alhamdulillah.

b. Mengurangi menggunakan kendaraan bermotor 

Aku dan keluarga suka sekali dengan yang namanya jalan-jalan. Dulu, setiap minggu minimal satu kali kami mewajibkan diri untuk jalan-jalan. Selain agar anak-anak senang, juga sebagai salah satu cara kami mengusir penat. Namun belakangan kami sudah tidak melakukan hal ini lagi. Pas ada rejeki, kami mengubah beberapa area rumah yang sebelumnya tidak berfungsi menjadi area bermain, area membaca, area berkebun, area leyeh-leyeh duduk-duduk di bawah langit pun juga ada. 



c. Meminimalkan sampah rumah tangga

Sejak si kecil berusia 3 bulan, aku sudah mulai melakukan daur ulang sampah rumah tangga seperti kardus, botol, hingga baju tak terpakai. Ada yang aku jadikan media untuk stimulasi si kecil, hingga aku jadikan sarung bantal dan keset. Dan hal ini pun masih berlanjut sampai sekarang. Kenapa betah? karena ada beberapa manfaat yang aku rasakan saat melakukan hal tersebut yakni aku bisa lebih menghemat pengeluaran dan juga bisa turut serta menjaga bumi dari sampah sendiri. Lalu bagaimana dengan sampah sisa makanan? 

Baca juga: aksi ibu rumah tangga menjaga lingkungan

Nah, untuk yang satu itu, aku baru mulai mencoba istiqomah untuk mengurangi sampah sisa makanan. Soalnya aku baru tahu juga bahwa sampah sisa makanan juga memberikan sumbangsih pada kerusakan alam. Kemane aja dah diriku iniiiii? 

Untuk saat ini, yang baru bisa aku lakukan untuk mengurangi sampah sisa makanan yakni dengan tidak berlebihan memasak, kalau kurang ya tinggal masak lagi. Lalu kalaupun akhirnya ada sisa makanan juga biasanya aku tanam di halaman depan rumah. 

d. Menanam pohon

Seorang pakar tanaman hutan kota, dalam antaranews, mengatakan bahwa trembesi adalah pohon yang paling tinggi menyerap emisi karbondioksida di udara. Meskipun demikian, menurut beliau, pohon lain juga bisa menyerap karbon. Bahkan tanaman hias, seperti lidah mertua, pun punya kemampuan seperti itu. 


Pohon mangga yang ada sejak rumah dibangun


Nah berbekal pendapat ahli tersebut, aku pun mempertahankan pohon-pohon yang ada di rumah seperti pohon mangga, pohon jeruk limau, pohon jambu air, hingga pohon durian. Cukup pohon rambutan saja yang pergi, yang lainnya jangan deh. 


The power of #BersamaBergerakBerdaya


Mombeb, aku sempat terpikir andai aku diberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bertujuan mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim demi #UntukmuBumiku maka yang aku lakukan adalah menggaungkan #BersamaBergerakBerdaya . Mengapa demikian?


"Sebatang lidi tidak berarti apa-apa, tapi jika diikat menjadi satu maka dapat menyapu segalanya."


Bagiku, peribahasa di atas senada dengan gerakan bersama bergerak berdaya dengan ikatan menjaga bumi. Jika kita berdaya sendirian menjaga bumi, hasilnya pun tak nampak. Namun jika kita kompak bergerak berdaya secara bersama-sama menjaga bumi, maka pasti akan terlihat hasilnya. 

Contoh nyata saat hari raya nyepi, yang mana pada saat itu warga Bali tidak diizinkan untuk keluar rumah selama 24 jam serta mengurangi penggunaan penerangan di malam hari. Nah hal tersebut rupanya menghasilkan efek yang begitu dahsyat. Melansir dari cnnindonesia.com, perayaan nyepi berhasil menghemat listrik sebesar 290 megawatt, serta mengurangi emisi karbondioksida sebanyak 5 ton, dan sebagainya. Nah kan? hasilnya luar biasa toh. Sekarang jika kita menerapkan hal ini juga, maka bayangkan deh seperti apa kondisi bumi ini? pasti akan segera pulih kan?

Melihat efek dahsyat dari hari raya raya nyepi di Bali, maka tak heran jika konsep nyepi ini digaungkan oleh LSM dan komunitas di Bali sebagai salah satu cara untuk mengurangi emisi. Mereka pun mengusulkan ide ini saat konferensi perubahan iklim yang pada saat itu di lakukan di Nusa Dua pada tahun 2007. Kampanye ini dinamakan World Silent Day, yang mana mengajak warga melakukan pengurangan aktivitas penggunaan energi selama 4 jam tiap tanggal 21 maret. Namun belakangan gerakan ini tak terdengar gaungnya lagi. 

So, jika aku diberikan kesempatan untuk memimpin gerakan #BersamaBergerakBerdaya , maka aku akan memasukkan World Silent Day ke dalam gerakan tersebut. Tak lupa, aku juga mendukung penuh aksi-aksi yang peduli akan kondisi bumi salah satunya aksi yang dilakukan oleh Team Up For Impact 

Aku optimis, jika kita #BersamaBergerakBerdaya untuk menjaga bumi, maka kondisi bumi pun akan segera pulih kembali. Selain itu juga efek perubahan iklim pun bisa diminimalkan.

Itu sih yang aku lakukan jika aku diberikan kekuatan khusus. Kalaupun kekuatan khusus itu tak jua aku miliki, aku tetap akan turut serta menjaga bumi salah satunya dengan mengikuti aksi #BersamaBergerakBerdaya ini. Karena dengan melakukan ini, aku tak hanya menyiapkan bumi yang lebih baik untuk generasi selanjutnya, melainkan juga sebagai bentuk ikhtiar menjalankan amanah dari Allah SWT sebagaimana yang terdapat pada Q.S. Al Baqarah ayat 30.

Sebelum aku akhiri tulisanku ini, izinkan aku mengajukan sebuah tanya untuk kamu, Mombeb. Please, dijawab ya. Boleh di kolom komentar atau di blogpost juga bisa banget. Aku tunggu, Mombeb.

See yaaaa.....

Wassalamu'alaikum

 

“Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”

 

 

 ***

Referensi:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5796741/apa-itu-emisi-karbon-kenali-penyebab-dampak-dan-cara-menguranginya

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/10/10-negara-penyumbang-emisi-karbon-terbesar-di-dunia-ada-indonesia

https://dlh.karanganyarkab.go.id/2014/04/24/mengenla-jejak-karbon/

https://iesr.or.id/pustaka/potensi-penurunan-emisi-indonesia-melalui-perubahan-gaya-hidup-individu

https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-inventarisasi-emisi-gas-rumah-kaca-sektor-energi-tahun-2019.pdf

https://www.mongabay.co.id/2023/03/16/katak-setan-punah-karena-perubahan-iklim/

https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-dampak-perubahan-iklim-pada-kesehatan-kulit

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/23/konsumsi-listrik-penduduk-indonesia-naik-pada-2022-capai-rekor-baru

https://www.antaranews.com/berita/969642/pakar-pohon-trembesi-paling-tinggi-serap-co2

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230321140748-199-927854/pakar-ungkap-efek-dahsyat-hari-raya-nyepi-pada-lingkungan

https://www.mongabay.co.id/2017/03/28/merehatkan-bumi-dengan-5-hal-ini-saat-nyepi/



Bebaskan Bumi dari Selimut Polusi

Layaknya kasih seorang ibu, alam selalu hadir untuk kita dalam kondisi apapun, saat bahagia atau lara. Bahkan saat kita sudah melakukan perbuatan yang tidak baik kepada alam sekalipun, ia tetap mau memeluk kita, erat dan hangat.

Namun, kadang, kita lupa akan kasih sayang yang diberikan alam. Kita lupa bahwa oksigen yang kita hirup, air yang kita minum, dan rasa bahagia yang hadir saat kita melihat birunya langit, gemerlap bintang, putihnya awan, gemericik air, hingga kicauan burung, semuanya berasal dari alam.




Bayangkan jika alam tidak lagi hadir untuk kita. Bayangkan jika alam tidak lagi memberikan oksigen untuk kita. Bayangkan jika alam akhirnya membiarkan kita berselimut polusi. Akan seperti apa kita jika hal tersebut terjadi? Apa yang akan kita alami jika kita berselimut polusi? 

#SelimutPolusi

Menurut LAPAN, polusi udara adalah pencemaran pada udara dengan hadirnya berbagai bahan pencemar di luar ambang batas. Salah satu bahan pencemar udara tersebut adalah CO. Mari kita berkenalan dengan CO.

Unsur kimia CO atau juga yang dikenal dengan Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengiritasi dan tidak berbau. Gas ini dihasilkan melalui pembakaran gas, minyak, petrol, bahan bakar padat atau kayu. Lebih lanjut, BPOM menyebutkan bahwa terbentuknya gas CO berasal dari kebakaran, tungku, pemanas, oven dan mesin. Nah, dari informasi ini bisa dibilang aktivitas yang kita lakukan sehari-hari pun berpotensi menghasilkan karbon monoksida. Mulai dari aktivitas kita berkendara, membakar sampah, mandi pakai pemanas air, bahkan dari aktivitas kita memasak pun bisa menghasilkan karbon monoksida. Waduh.

Jika Berselimut Polusi, Apa yang Akan Kita Alami?

Malam datang. Hawa dingin sebab kehujanan sepulang kerja masih lekat di badan. Mau tidur tapi rasanya tak nyaman. Tanpa berpikir panjang, tanganpun tergerak untuk mengambil sesuatu yang dapat menghadirkan hangat di badan. Sesuatu itu apalagi kalau bukan selimut.

Ya, sejatinya, selimut berfungsi untuk memberikan rasa aman, rasa aman dari dingin yang menyerang. Namun ini tidak berlaku bagi selimut yang berbahan polusi. Bukannya mendatangkan rasa aman, namun malah mengundang dampak negatif bagi alam.

Selimut polusi memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. Selimut polusi berdampak pada kesehatan kita juga berkontribusi secara langsung pada perubahan iklim.

Jika Berselimut Polusi, Sehat Jadi Susah Diraih

Selama ini, kita dimanjakan alam. Kita diberikan selimut oksigen yang melimpah. Sehingga kita pun bisa beristirahat dengan nyaman. Bayangkan jika selimut dari alam itu berganti menjadi selimut polusi. Bisakah kita beristirahat dengan nyaman saat menggunakan selimut polusi dengan bahan pencemar karbon monoksida misalnya? Boro-boro bisa tidur nyaman, yang ada malah jadi susah tidur sesak nafas dan sebagainya.

Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa karbon monoksida adalah salah satu bahan selimut polusi. Karbon monoksida ini adalah bahan pencemar yang amat berbahaya. Saking bahayanya sampai mendapat julukan sebagai sillent killer. Dari alodokter menjelaskan bahwa karbon monoksida ini seperti oksigen. Ia mudah dihirup dan mudah terikat dengan hemoglobin sehingga dapat membentuk carboxyhaemoglobin (COHb) pada darah. Jika jumlah COHb makin banyak, maka jumlah oksigen dalam darah pun akan berkurang.

Menurut OSHA ( (Occupational Safety and Health Administration), batas aman menghirup karbon monoksida yakni sekitar 35 ppm untuk waktu 8 jam/hari kerja. Lalu kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan adalah 1500 ppm (0,15%). Namun jika terpapar kadar CO 1000 ppm (0,1%) selama beberapa menit saja maka dapat menyebabkan 50 % kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan dapat berakibat fatal. Jika melihat tabel gejala terpapar karbon monoksida yang dibuat oleh BPOM, kondisi fatal seperti itu bisa jadi disebabkan oleh banyaknya konsentrasi CO dalam darah yakni sekitar 70% hingga 80% .  



Bahan selimut polusi yang satu ini terbentuk dari hasil pembakaran. Sehingga bisa ditemukan di aktivitas kita sehari-hari. Namun tidak semua aktivitas kita menghasilkan karbon monoksida yang banyak, kan? Seperti saat kita melakukan aktivitas memasak. Kita bisa menemukan banyak karbon monoksida saat berkendara dan sedang terjebak macet. Jika dalam kondisi seperti ini, masker adalah penyelama bagi pengendara motor dari terkena penyakit infeksi pernapasan akut (ISPA).

Sebenarnya, masker tak hanya cukup digunakan saat berkendara motor dan terjebak macet. Masker harus digunakan selama berkendara. Karena menurut hasil sebuah penelitian yang berjudul Driving Behavior and Mileage with The Incidence of ISPA in Students UNAIR Surabaya, disebutkan bahwa risiko ISPA pada pengemudi motor terkait juga dengan perilaku/kebiasaan dan jarak tempuh. Pengemudi motor yang tidak menggunakan masker saat berkendara berpotensi terkena ISPA. Pengemudi motor yang berkendara cukup lama juga rentan terkena ISPA.  

Melansir dari National Geographic, pada tahun 2019, beberapa wilayah di Indonesia pernah berselimut polusi. Polusi udara saat itu disebabkan oleh kebakaran hutan yang luar biasa. Bahkan di wilayah Sumatera Selatan saja ditemukan 1.297 titik api.

Saat itu, langit berubah kelabu. Putihnya awan, birunya langit, berganti dengan kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan. Kejadian ini membuat banyak orang mengungsi dan lebih dari 900 ribu orang terkena ISPA.

Dari kejadian itu saja, rasanya, sudah bisa tergambar dengan jelas apa yang akan kita alami jika kita berselimut polusi. Kita mungkin akan dihantui ISPA atau penyakit terkait pernapasan lainnya. Sehingga untuk mengatasi ini, mungkin kita akan membawa alat bantu pernapasan yang berisi oksigen kemanapun kita melangkah.

Jika Berselimut Polusi, Dampak Perubahan Iklim Makin Menjadi-jadi

Perubahan iklim terjadi dikarenakan selimut polusi. Selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.

Panas yang terperangkap di bumi ini membuat suatu perubahan yang luar biasa yang mempengaruhi segala lini kehidupan manusia. Perubahan tersebut yakni perubahan iklim.

  • Perubahan iklim menyebabkan terjadinya bencana alam

Perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Hijauku(dot)com suhu di bumi meningkat 0.850C derajat di setiap wilayah. Naiknya suhu bumi menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim seperti curah hujan yang tinggi di suatu wilayah tertentu hingga mengakibatkan bencana alam berupa banjir, maupun tanah longsor. Sementara itu ada wilayah yang malah tak kunjung disapa hujan. Jika kondisi ini berlangsung lama, wilayah ini pun bisa mengalami kekeringan. 




Dulu, aku sempat terheran-heran kalau ada berita yang isinya tentang banjir di wilayah A, sedangkan di wilayah B malah kekurangan air. Padahal 2 wilayah tersebut berada di satu negara yakni Indonesia yang mana pada saat itu Indonesia berada di musim penghujan. Belakangan, aku akhirnya tahu, bahwa perbedaan yang signifikan ini dikarenakan perubahan iklim. Jauh banget bedanya yak. 

  • Perubahan iklim mempengaruhi kondisi ekonomi

Dulu, para petani dengan senang hati menyambut musim hujan. Karena petani merasa terbantu. Sebab tugas mengairi sawah diambil alih oleh hujan. Namun saat ini, senang sedikit memudar. Karena bercampur dengan rasa was-was sebab cuaca ekstrem. Jangan-jangan hujan yang turun tidak hanya mengairi melainkan malah membanjiri sawah. Jika sawah terendam banjir, maka para petani pun berpotensi merugi.

Cuaca tak menentu juga mempengaruhi kondisi ekonomi petani. Hal ini pernah dialami oleh para petani di Lebak pada tahun 2013. Saat itu produksi panen padi petani merosot tajam dikarenakan bergesernya waktu musim hujan.  

Tak hanya petani, pelaku ekonomi lainnya pun bisa saja mengalami keterpurukan manakala bencana alam sebab perubahan iklim datang melanda. Dari Katadata, diketahui  banjir masih menjadi bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia yakni sebanyak 946 kejadian. Jumlah itu setara 39,44% dari total kejadian bencana hingga awal September tahun ini.

Bencana alam lainnya yakni Cuaca ekstrem juga melanda tanah air dengan jumlah kejadian mencapai 799 pada periode yang sama. Berikutnya, diikuti 427 kejadian tanah longsor, dan 186 kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dengan kondisi seperti ini, secara otomatis mempengaruhi kondisi ekonomi daerah-daerah yang mengalami bencana alam. Bahkan mungkin berimbas pada kondisi ekonomi daerah lainnya. Bencana alam datang begitu saja tanpa memilih siapa yang akan dihampiri.

  • Perubahan iklim mempengaruhi kondisi kesehatan 

Di awal musim hujan tahun ini, beberapa wilayah mengalami cuaca ekstrem. Salah satunya tempat tinggalku, Jembrana Bali, yang sempat terkena banjir. Banjir ini bahkan sempat melumpuhkan jembatan penghubung menuju Denpasar. 

Salah satu penyebab banjir tersebut terjadi karena curah hujan yang tinggi dan berlangsung sehari semalam. Suhu pun mendadak dingin saat itu. Aku yang biasanya tidur bisa kelesotan di lantai, saat itu, memilih tidur di kasur. Ademmm. 

Banjir tersebut pasti meninggalkan genangan air entah di sudut mana saja. Genangan-genangan air ini bisa dijadikan sebagai tempat bertelur bagi nyamuk, termasuk nyamuk berbahaya seperti DBD dan Malaria. Ini adalah salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien DBD terutama di daerah yang mengalami banjir. 

Gangguan kesehatan juga terjadi di musim kemarau. Kalau untuk di kota besar seperti Jakarta, kata BMKG, suhu di musim kemarau bisa sampai 360C.  Nah, tubuh kita ini bereaksi terhadap kenaikan suhu. Adapun bentuk reaksinya yakni dengan cara meningkatkan aliran darah ke kulit. Proses ini bertujuan untuk membawa panas yang berasal dari dalam tubuh ke permukaan. Proses ini akan menghasilkan keringat yang kemudian menguap. Jika keringat sudah mulai menguap maka proses mendinginkan tubuh pun dimulai.

Keluarnya keringat dari dalam tubuh ini membawa serta cairan tubuh dan garam. Kekurangan cairan tubuh dan garam, maka kita berpotensi mengalami penurunan tekanan darah yang menyebabkan kelelahan tubuh akibat panasnya udara. Gejalanya meliputi pusing, mual, pingsan, kebingungan, kram otot, sakit kepala, banyak berkeringat, dan kelelahan. Apabila tekanan darah menurun terlampau jauh, risiko serangan jantung pun meningkat. Nah loh nah loh bisa separah ini ternyata dampak dari meningkatnya suhu yang biasanya terjadi di musim kemarau.

  • Perubahan iklim mempengaruhi gaya hidup

Kalau mengingat masa kecil dulu, rasanya, tidak pernah mengalami rasa panas yang luar biasa saat ini. Dulu, kemana-mana, masih asyik aja naik onthel alias sepeda angin. Sekarang kemana-mana naik sepeda motor. Dulu, satu pohon mangga yang ditanam di depan atau sekitar rumah sudah cukup menghalau udara panas di siang hari. Sekarang, menghalau panas tak cukup hanya satu pohon mangga, melainkan di bantu dengan kipas angin yang diletakkan di beberapa bagian rumah. Dulu, pergi kemana-mana di siang hari bisa langsung makwer berangkat begitu saja. Sekarang kalau mau keluar di siang hari mah harus dilengkapi dengan peralatan penghalau radiasi sinar matahari. Mulai dari pakai baju panjang hingga memakai sunscreen. Apa yang terjadi ini adalah salah satu dampak dari perubahan iklim.

Tanpa disadari, perubahan iklim berhasil mengubah gaya hidup kita. Contoh di atas adalah salah satu dari segambreng perubahan gaya hidup yang cukup signifikan. Dan ya kalau dipikir-pikir, kita mengeluarkan lebih banyak uang untuk menghadapi perubahan iklim ini.

 

Nah itulah secuil dampak dari adanya selimut polusi. Yang paling parah dampak dari selimut polusi yakni memberikan sumbangsih pada perubahan iklim. Karena ya, perubahan iklim mempengaruhi segala lini kehidupan.

Tentu kita tidak menginginkan polusi menjadi selimut kita sehari-hari bukan? Oleh sebab itu, yuk kita lakukan sesuatu demi membebaskan negeri ini berselimut polusi.  

Cara Agar Terbebas dari Selimut Polusi

Ada banyak hal negatif yang terjadi dikarenakan selimut polusi. Jika tidak segera bertindak, takutnya, selimut polusi ini bisa berubah jadi pakaian, pakaian polusi. Kalau sudah seperti ini mah mau pergi kemanapun, pasti bakal merasakan polusi.

Sebagai penderita asma, aku tahu bagaimana rasanya saat tiba-tiba susah bernapas karena terkena paparan asap kendaraan dari knalpot, hingga asap dari pembakaran sampah. Ya, terpapar sebentar saja, kadang sudah berhasil membuatku susah bernapas. Bawaannya ingin segera menghindar sejauh mungkin dan mencari udara segar, biar napas kembali lega. Nah, aku tidak ingin siapapun mengalami kejadian susah bernapas secara tiba-tiba seperti yang aku alami. Nggak enak banget Ya Allah, sungguh.

Untuk mewujudkan keinginan untuk terbebas dari selimut polusi, aku melakukan beberapa usaha seperti menanam pohon dan memilah sampah rumahku. Tapi kalau dipikir-pikir, usahaku yang secuil ini, mungkin hanya bisa memberi hawa segar bagiku, keluarga, atau mungkin juga tetangga (semoga). Apa yang aku lakukan ini belum memberikan dampak positif bagi orang banyak.




Namun, jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, sekarang sudah banyak #MudaMudiBumi yang peduli dengan kondisi bumi. Salah satunya muda-mudi di #TeamUpForImpact . Aku benar-benar bersyukur tiada tara karena masih ada banyak orang yang mau berusaha sekuat tenaga pantang menyerah untuk menjaga bumi. Mereka tanpa henti berinovasi, berkreasi untuk menyelamatkan bumi. Ibarat kata #UntukmuBumiku ..... apapun akan ku tempuh.

Apa yang dilakukan #MudaMudiBumi ini membuatku terinspirasi ingin melakukan sesuatu hal yang lebih dari yang sudah biasa aku lakukan. Ya, aku ingin melakukan hal yang lebih, lebih, lebih dari ini. Ah andaikan saja aku punya semacam kesempatan membuat kebijakan untuk mengurangi polusi demi mengatasi perubahan iklim, maka ada beberapa hal yang aku lakukan.

1. Melarang hutan dijadikan sebagai lahan pertanian atau apapun itu dan memberikan hukuman berat bagi penebang pohon ilegal, serta pembakar hutan.

Kondisi hutan negeri ini sedang memprihatinkan karena penebangan liar, pembakaran hutan, hingga diubah jadi lahan pertanian kelapa sawit misalnya. Akibatnya luas hutan berkurang secara signifikan. Melansir dari IDNTimes mengenai rincian deforestasi hutan Indonesia menurut Greenpeace Indonesia. Deforestasi terjadi di 629.2 ribu hektare pada 2015-2016, 480 ribu hektare pada 2016-2017, 439.4 ribu hektare pada 2017-2018, 462.5 ribu hektare pada 2018-2019, dan 115.5 ribu hektare pada tahun 2019-2020. 

Oleh karena luas hutan yang berkurang secara signifikan tersebut, maka perubahan iklim pun semakin menjadi-jadi. Padahal hutan Indonesia menjadi salah satu andalan dunia untuk menjaga bumi. Hutan Indonesia adalah paru-paru dunia.


Berdasarkan hal ini, demi menjaga bumi, #UntukmuBumiku , maka kebijakan yang akan aku buat yakni aku akan melarang hutan dijadikan sebagai lahan pertanian atau apapun itu dan memberikan hukuman berat bagi penebang pohon ilegal, serta pembakar hutan.  

2. Memperbanyak hutan kota,

Ada satu momen yang aku ingat betul saat diberlakukan WFH demi menghentikan penyebaran virus covid-19. Momen tersebut yakni saat aku melihat banyak yang share tentang baiknya kondisi udara di tempat tinggal mereka masing-masing. Beberapa ada juga yang share foto langit biru yang mereka ambil.

Jika dipikir-pikir, direnungi, diresapi, hal itu bisa mereka rasakan karena tidak adanya selimut polusi. Selimut polusi yang berasal dari asap kendaraan.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi selimut polusi terutama di kota-kota besar adalah dengan memperbanyak hutan kota. Mengapa demikian? Hutan tidak hanya memiliki kemampuan menyimpan air. Hutan mampu memproduksi oksigen untuk makhluk hidup yang ada di sekitar hutan. Hutan juga memiliki kemampuan menyerap gas bahan pencemar. Lawong karbondioksida saja, yang merupakan salah satu dari bahan pencemar udara, mereka jadikan bahan untuk membuat makanan. Luar biasa bukan? Tak ingin menyia-nyiakan kemampuan hutan yang luar biasa ini, maka kebijakan yang aku buat yakni memperbanyak hutan kota.   



3. Aktif mendukung #MudaMudiBumi

Bapak Ir. Soekarno pernah bilang, “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan aku goncangkan dunia.”

Ucapan dari Bapak Bangsa ini menunjukkan betapa bisa diandalkannya kemampuan para pemuda bangsa. Apapun tujuannya, jika dipegang oleh para pemuda, maka peluang untuk mencapai tujuan pun terbuka lebar. Salah satu buktinya yakni momen Sumpah Pemuda. Pada saat itu, para pemuda bersumpah untuk setia pada bangsa Indonesia, satu tanah air Indoneisa, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa Indonesia. Sejak lahirnya sumpah pemuda, persatuan bangsa pun semakin erat dan solid. Tak ada kata menyerah untuk meraih merdeka. Mereka bersatu merumuskan strategi. Mereka tahu risiko dari apa yang mereka lakukan. Tak gentar sedikitpun. Mereka rela dan siap kehilangan nyawa. Mereka terus berusaha hingga akhirnya merdeka bisa mereka raih dengan sempurna. Alhamdulillah wa syukurillah.

Terinspirasi dari peristiwa sejarah ini, maka tak ragu rasanya untuk memberikan dukungan pada #MudaMudiBumi untuk beraksi menjaga bumi. Kebijakan-kebijakan yang aku buat tak akan lepas dari aspirasi dan aksi mereka. Aku yakin, jika #MudaMudiBumi mendapat dukungan penuh, tujuan mereka untuk menjaga bumi akan tercapai dengan maksimal pula.    

 


Jadi seperti itulah yang akan aku lakukan jika aku diberikan kesempatan membuat kebijakan untuk mengurangi polusi. Kalaupun aku tidak mendapatkan kesempatan tersebut, insyaAllah aku akan tetap melakukan 3 hal tersebut sesuai dengan kemampuanku sendiri. Salah satunya seperti ini nih, membuat tulisan tentang selimut polusi, perubahan iklim, dan pentingnya menjaga hutan.

Aku menaruh harap sebesar-besarnya bahwa tulisanku ini bisa menjadi pengingat bagi para pembaca untuk tak lupa melakukan aksi menjaga bumi. Jika boleh berharap lebih tinggi, semoga tulisanku ini menjadikan jumlah muda-mudi peduli bumi semakin bertambah banyak. Semakin banyak muda-mudi yang peduli pada bumi, tentu kondisi bumi akan segera terjaga dengan baik. Hopefully.

Akhir kata, mari kita jaga bumi. Jika belum bisa all out menjaga, tak masalah, asalkan ikhtiar terus pantang menyerah, sesuai dengan kemampuan diri. Jangan lari dari bumi. Jangan pernah lupa betapa baiknya alam pada kita. Karena alam tak pernah pergi meninggalkan kita.        

 

***


Referensi:

https://lapan.go.id/post/7138/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-bagaimana-penanganannya

https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/76/Keracunan-yang-Disebabkan-Gas-Karbon-Monoksida.html

https://nationalgeographic.grid.id/read/131864595/jumlah-penderita-ispa-akibat-karhutla-capai-919516-orang-di-bulan-september

https://theconversation.com/kebakaran-hutan-makin-mengancam-kesehatan-penduduk-indonesia-dari-iritasi-hingga-potensi-kanker-124112

https://journalreportase.com/penderita-penyakit-ispa-alami-peningkatan/

https://indonesia.un.org/id/172909-apa-itu-perubahan-iklim

https://www.antaranews.com/berita/2791709/wmo-dampak-perubahan-iklim-terlihat-dari-cuaca-ekstrem-di-dunia

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-62177681

https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kota-batu/25/09/2022/warga-bulukerto-trauma-sambut-musim-hujan/

http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-aktual/1294-tahun-sedih-petani-padi-lebak

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/06/2398-bencana-alam-terjadi-di-ri-hingga-awal-september-2022-ini-rinciannya

https://news.detik.com/berita/d-5158222/puncak-kemarau-september-suhu-udara-maksimum-terjadi-di-waktu-ini

https://www.liputan6.com/news/read/4263760/bmkg-musim-kemarau-suhu-maksimum-jakarta-capai-36-derajat-celcius

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/09/nasa-suhu-permukaan-bumi-naik-085-c-pada-2021

Journal.unair.ac.id. Diakses pada 2020. Driving Behavior and Mileage with The Incidence of ISPA in Students UNAIR Surabaya

Yuk Selamatkan Generasi Penerus Bangsa dari Bahaya Rokok

Mombeb, aku mau cerita deh. Jadi beberapa waktu lalu, suami (berprofesi sebagai Kepsek SMP swasta) cerita, katanya waktu lagi jalan ngecek sekolah eee nggak sengaja menemukan 3 siswa merokok di sekolah. Langsung wes 3 siswa itu ditatar. 


Pas ditanya kenapa merokok, mereka kompak jawab karena ikut-ikutan teman main mereka di rumah. Trus ditanya lagi darimana mereka dapat rokok, mereka pun jawab kalau mereka beli rokok di warung yang tak jauh dari sekolah. Sesederhana itu ya alasan mereka merokok. Dan ya semudah itu juga cara mereka mendapatkan rokok.

Sebagai seorang ibu, cerita dari suami ini tentu berharga buat aku. Karena dari cerita tersebut aku bisa mengambil beberapa catatan yang bisa aku gunakan saat mendidik anak-anakku. 

Nah dari cerita suami, ada dua hal yang jadi catatan aku bahwa masih banyak yang belum melek soal dampak negatif dari merokok terutama di kalangan anak-anak dan betapa mudahnya bagi anak untuk bisa mendapatkan rokok.

Ya, menurutku, banyak anak yang belum paham soal bahaya merokok. Contoh nyatanya di tempat tinggalku ini deh. Mereka sesantai itu merokok. Mereka merokok cuma karena mengikuti teman mereka. Saat ditanya bahaya merokok pun mereka hanya melongo alias nggak tahu bahayanya apa. 

Tapi Mombeb ada juga sih, yang sudah tahu bahaya merokok namun tetap saja melakukan itu. Ya mungkin karena mereka cuma sekadar tahu tapi belum paham, belum sadar akan bahaya merokok. Mereka belum paham dan sadar akan hal ini bisa jadi karena belum pernah bertemu secara langsung dengan orang yang mengalami sakit kanker tenggorokan atau sakit paru-paru sebab merokok. 

Lalu mengenai kemudahan untuk mendapatkan rokok nih ya yakni mereka bisa beli rokok batangan yang harganya ramah di kantong mereka. Misalkan harga rokok perbatang 2 ribuan sedangkan uang saku mereka 10 ribu. Nah dengan uang saku segitu pasti bisa banget donk buat beli rokok. Kemudahan lainnya yakni mereka bisa beli rokok di warung atau toko mana saja. 

Setelah tahu fakta tersebut, terpikir untuk cari informasi soal jumlah perokok anak. Dan ya asli, bikin kaget, sih. Gimana nggak kaget, la wong data dari Global Youth Tobacco Survey dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan bahwa prevalensi perokok anak di negeri ini yakni 10.70%. Kalau dihitung-hitung nih, jika jumlah anak sekitar 70 juta jiwa, maka jumlah perokok anak sekitar 7 juta jiwa. Ya Allah banyak bangeeetttt. Ini mah bener-bener negara ini DARURAT PEROKOK ANAK.

Mombeb, yang makin bikin sedih tuh jumlah perokok anak ini meningkat terus setiap tahun. Kalau pun turun, itupun tidak signifikan. Duh, Gusti. Kalau sudah separah ini, seharusnya, pemerintah segera turun tangan untuk mengurangi jumlah perokok anak. Ya, tho? Yup.

Koq pemerintah yang harus segera turun tangan? Bukannya bisa dimulai dari diri sendiri dan lembaga-lembaga yang peduli soal perokok anak? 

Cara Sederhana Melindungi Anak-anak dari Bahaya Rokok 

Eits, jangan salah, aku sudah beraksi koq. Dan Alhamdulillah sudah membuahkan hasil yakni suami berhenti merokok setelah punya anak. Sekarang pun aku rajin bilang ke anak-anakku untuk menjauhi asap rokok. Karena aku nggak mau anak-anakku terkena efek dari menghirup asap rokok.

Artikel di alodokter menyebutkan bahaya asap rokok jika terhirup anak-anak. Bahaya tersebut meliputi dapat membuat anak lebih mudah sakit, meningkatkan risiko pneumonia atau bronkitis, anak sering batuk, mengi, dan sesak napas, juga dapat memicu serangan asma atau memperburuk gejalanya, bahkan dapat menghambat tumbuh kembang anak terutama berat dan tinggi badan, menimbulkan infeksi telinga, menyebabkan telinga tuli sebagian, dan sebagainya. 

Menurutku, nggak hanya aku yang melakukan ini, memberikan edukasi ke orang sekitar akan bahaya rokok bahkan melarang secara terang-terangan. Aku yakin sudah banyak koq yang melakukannya. Kamu gini juga kan, Mombeb? Aku yakin sih kamu juga sudah melakukan ini. 

Trus nih ya, suamiku, yang juga mantan perokok aktif juga rajin memberikan edukasi ke siswa. Bahkan 3 siswa yang kedapatan merokok di sekolah tersebut dipantau bener sama suami. 

Lembaga-lembaga yang peduli soal ini pun sudah beraksi juga. Salah satunya yakni Yayasan Lentera Anak. 

Pejuang yang Melindungi Generasi Penerus Bangsa dari Bahaya Rokok

Yayasan Lentera Anak adalah yayasan yang juga bergerak di bidang perlindungan hak anak melalui edukasi, advokasi, pemberdayaan, dan studi tentang anak, mencatat faktor yang mempengaruhi anak merokok, yaitu internal dan eksternal. Lentera Anak ini bisa dibilang aktif banget berjuang melindungi anak dari bahaya rokok.

Seperti apa perjuangan Lentera Anak untuk Kesehatan Generasi Penerus Bangsa? Nih aku jentrengin yak. 

  • Lentera Anak melibatkan 2.281.200 kaum muda dan 70 organisasi dari berbagai kota di Indonesia dalam kampanye antirokok. 
  • Lentera Anak juga telah melakukan pendampingan kepada anak, kaum muda, dan orang tua tentang kesehatan remaja di 95 sekolah dan 34 ruang publik terbuka ramah anak.
  • Lentera Anak mendukung capaian target RPJMN 2024, yaitu penurunan prevalensi perokok anak menjadi 8,7 persen dengan cara turut melakukan berbagai survey dan kajian untuk mendukung advokasi kebijakan tentang pelarangan iklan; promosi dan sponsor rokok; pelarangan penjualan rokok batangan; serta penegakan kawasan tanpa rokok dan pengaturan rokok elektronik.
  • Tahun 2017, mengumpulkan lebih dari 11.000 surat dari anak dan kaum muda dari seluruh Indonesia untuk Presiden yang mengirim pesan urgensi perlindungan anak dari adiksi rokok.
  • Pada 2018, bersama siswa dari 90 sekolah di lima kota, yaitu Padang, Mataram, Kota Bekasi, Tangerang Selatan dan Kab. Bogor berhasil mengedukasi dan mengajak warung-warung di sekitar sekolah untuk tidak menjual rokok kepada anak dan menurunkan 150 spanduk iklan rokok dari warung-warung di sekitar sekolah.
  • Pada 2019, Lentera Anak bersama berbagai organisasi dan KPAI berhasil mendesak Audisi Djarum Badminton untuk menurunkan logo dan brand image Djarum pada kegiatan audisi badminton yang melibatkan anak yang sudah dilakukan sejak 2015.
  • Pada 2020, Lentera Anak memantau ada 16 kota/kabupaten yang telah melarang iklan rokok di wilayahnya dan media pun mulai memberikan dukungan terhadap berbagai kampanye tentang pengendalian tembakau.
  • Tahun ini adalah tahun kelima Lentera Anak mengadvokasi proses revisi PP 109/2012 tentang pengamanan zat adiktif. 
salah satu dari segambreng perjuangan Lentera Anak

Kalau boleh jujur, setelah merinci perjuangan Lentera Anak untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya rokok, sungguh, rasa haru membuncah sedemikian rupa. Lalu seketika rasa terima kasih yang teramat sangat pada Lentera Anak menyeruak begitu saja. Terima kasih karena sudah peduli, terima kasih karena sudah mau berjuang untuk anak-anak generasi penerus bangsa. Terima kasih banyak Lentera Anak. 

Mombeb, apa yang sudah kita lakukan, dan juga perjuangan Lentera Anak yang seluar biasa itu, rupanya, belum bisa mengurangi jumlah perokok anak secara signifikan. Makanya pemerintah, selaku pembuat kebijakan, harus segera bertindak. 

Pentingnya Revisi PP 109/2012

Dari Kemkes menyebutkan bahwa pemerintah perlu merevisi Peraturan Pemerintah (PP) 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Dalam Kompas, Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari juga memiliki pendapat yang senada dengan Kemkes. Salah satu alasannya karena tujuan dari dibuatnya PP ini tidak tercapai secara maksimal. Sebab jumlah perokok anak makin meningkat. Selain itu, menurut Lisda, PP tersebut tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Seperti belum ada peraturan soal rokok elektrik yang sekarang tengah beredar merajalela. 

Aku idem banget sama pendapat para ahli. Memang ada yang perlu direvisi. Menurut aku, salah satunya yang perlu direvisi nih, Pasal 17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Poin 1 yang berbunyi "Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau".

Berdasarkan fakta di lapangan nih, anak-anak beli rokok batangan bukan yang kemasan. Sedangkan peringatan kesehatan hanya ada di kemasan rokok saja. Boleh donk ya kalau peringatan kesehatan ini dicantumkan juga di rokok batangan atau kalau bisa jangan dibolehin deh jual rokok batangan. Duuhh. 

Etapi ada koq bahasan soal ini di PP 109 tahun 2012 soal larangan untuk menjual rokok pada anak di bawah usia 18 tahun. Tapi ya gitu, faktanya di lapangan nih, rokok bisa dibeli siapapun. 

Mombeb, kita sudah tahu betul bahaya rokok bagi kesehatan. Alodokter merinci efek rokok bagi kesehatan yakni dapat menyebabkan gangguan pada kardiovaskular sehingga mengundang penyakit jantung dan stroke, dapat mengganggu perkembangan dan fungsi otak, dapat menyebabkan penyakit mulut dan tenggorokan, penyakit paru-paru, lambung, tulang keropos dan rapuh, penuaan dini, masalah pada organ reproduksi, gangguan psikologis, dan sebagainya. 

Lalu bagaimana dengan anak-anak? Apakah efek dari merokok tersebut juga dialami anak-anak yang merokok? Melansir dari Halodoc, ada beberapa efek yang terjadi pada anak-anak yang merokok. Efek pertama yang bisa dialami anak yang merokok yakni dapat membuat paru-paru berhenti berkembang. Efek kedua yakni dapat mengakibatkan kerusakan gigi. Efek ketiga yakni kesehatan otot dan tulang menurun. Selain efek ini, Kemkes juga merinci bahaya rokok bagi anak. 

Banyak banget ya bahaya merokok bagi kesehatan tubuh. Trus juga bahayanya nggak kaleng-kaleng. Penyakit yang bisa muncul karena merokok bukan tipe penyakit ringan. Parah semua. 

Aku jadi nggak berani membayangkan kalau anak-anak yang masa depannya masih begitu panjang harus terhambat bahkan terhenti karena merokok. Duh jangan sampai deh ya. Aamiin ya robbal'alamiin 

Tahun 2045, negeri ini, diperkirakan akan mencapai generasi emas. Nah untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya kesehatan generasi penerus bangsa harus benar-benar diperhatikan. Negeri ini harus keluar dari masa DARURAT PEROKOK ANAK. Jika tidak, rasanya susah untuk mewujudkan target tersebut. 

Oleh sebab itu, yuk kita dukung penuh apa yang dilakukan Lentera Anak dan yang lainnya. Salah satu bentuk dukungan kita yakni dengan turut menyuarakan agar pemerintah segera melakukan revisi PP 109 tahun 2012. Dukungan lainnya yakni dengan aktif mengikuti misi-misi, program-program, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Lentera Anak. 

Sembari melakukan hal tersebut, kita juga harus tetap konsisten dan semangat ya Mombeb untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok. Semoga usaha yang kita lakukan ini, Mombeb, tidak hanya bisa melindungi anak-anak kita dari bahaya rokok melainkan seluruh generasi penerus bangsa. Semoga negeri ini segera bisa keluar dari darurat perokok anak. Aamiin aamiin ya robbal'alamiin. 

Jadi sekian dulu ya Mombeb cerita kali ini. Sampai ketemu lagi di ceritaku berikutnya. 

Sehat dan bahagia selalu, Mombeb, untuk kita dan semuanya. See yaaaaaaa


Referensi:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220729/4940807/perokok-anak-masih-banyak-revisi-pp-tembakau-diperlukan/

https://id.m.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_109_Tahun_2012

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/19/13222231/perokok-anak-meningkat-revisi-pp-109-tahun-2012-dinilai-perlu-dilakukan

https://www.alodokter.com/sebab-wajib-menjauhkan-buah-hati-dari-asap-rokok

https://www.halodoc.com/artikel/yang-terjadi-jika-anak-kecil-merokok

https://nasional.kontan.co.id/news/ini-tantangan-indonesia-menuju-generasi-emas-tahun-2045

https://www.lenteraanak.org/content/berita_terkini/hari_anak_nasional_regulasi_pemerintah_untuk_menekan_jumlah_perokok_anak_dinilai_masih_kurang

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Tips Lancar Berpuasa di Bulan Ramadan bagi Penderita Sesak Nafas

 Assalamu’alaikum, Dear, Mombeb. Apa kabar? Aku do’akan semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia aamiin ya robbal’alamiin. Doa...