Rindu Puasa di Rumah

Alhamdulillah...masih bisa bertemu Ramadhan lagi. Masih bisa merasakan nikmatnya ibadah di bulan suci ini. Baik itu puasa, tadarus, tarawih, zakat, dan lain sebagainya. Senang, happy, Alhamdulillah.

Selain bisa menikmati ibadah di bulan suci Ramadhan ini, ada satu hal lagi yang membuatku senang setiap kali ramadhan datang. Apakah itu ?. Rahasia *lalu dilempar bakwan.

Senang karena saat Ramadhan datang, berarti Aku tinggal menghitung hari menuju detik-detik pulang kampung ke Bali. Aseg aseg. Hhhhhh...akhirnya ketemu bapak ibuk juga. Yippieee.

Kangen. Kangen banget sama beliau beliau. Apalagi sama masakan ibuk. Untuk menu buka puasa dan santap sahut. Beuuggggh. Laziz. Ada telor item, plecing kangkung, betutu, tumis pare tempe, sambal bajak, sambal bongkot, sambal teri, sayur bening pelangi, apa lagi yaaa. Banyak deh.

Selain kangen sama masakan ibuk, Aku juga kangen lomba tadarus sama ibuk, bapak, juga adek. Siapa yang paling sedikit tadarusnya, dia yang traktir makan bakso. Biasanya, pemenangnya adalah ibuk, 1 bulan bisa khatam 3 kali, kedua Aku, adek, trus bapak. Sebenarnya adek sih yang terakhir. Bapak khatam 1 kali, adek tadarus sampai juz 23. Namun karena bapak sering tadarus di musholla daripada di rumah. Sementara aturan main yang berlaku adalah tadarus di rumah, maka bapak berada di posisi yang paling sedikit jumlah juz yang dibaca. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Aku kecil sih. Lama-lama jadi kebiasaan yang mengasyikkan. Ya. Lomba tadarus Al Qur'an.

Emmm ada lagi nih yang Aku kangenin. Kangen rebutan sapu ijuk sama adek. Nggak mau sapu lidi. Nggak mau membersihkan halaman. Karena apa ?. Sampahnya banyak cuyy. Sampah daun dari pohon rambutan, juga mangga. Ditambah lagi dengan cuaca pukul 4 sore yang masih kurang bersahabat alias masih panas. Tenaga yang tinggal seuprit bisa habis gegara menyapu halaman. Oleh sebab itu, Aku dan adek sering berebut sapu ijuk. Siapa yang menang ?. Nggak ada. Kita memutuskan nyapu bareng. Meskipun sebenernya lebih banyak Aku sih.

Apa lagi yaaa....emmmm..oooohhh itu itu...ngabuburit. Yup. Ngabuburit. Aku sama adek biasanya ngabuburit di pasar Ramadhan, taman kota, atau di pantai. Tapi kalau ngabuburit di pantai, nggak pernah lama-lama. Paling cuma lihat suasana pantai saat matahari hampir terbenam aja. Sebentar. Nggak lama. Kalau lama-lama malah kembung nanti. Makan angin laut.

Nggak setiap hari sih Aku ngabuburit keluar rumah. Kalau Aku lagi malas ngabuburit di tempat-tempat tersebut, biasanya Aku ngabuburit di sini nih. Di teras rumah. Iya. Sambil tiduran di lantai. Merasakan kesejukan saat kulit mendarat di lantai. Seger. Nggak apa-apa kan puasa-puasa tidur di lantai, daripada tidur di atas rendang sambil makan. Itu baru berabe. Hehe.

Aku suka banget ngabuburit di teras rumah. Syahdu gitu. Bisa mendengar kicauan burung. Melihat mereka pulang ke sarang. Merasakan hembusan angin. Menikmati pergantian warna langit yang perlahan berubah menjadi jingga dan berusaha menangkap sayup-sayup kumandang adzan dari masjid. Yaaa maklumlah ya. Kalau di Jawa, masjid ada di mana-mana. Kalau di Bali, masjid masih bisa dihitung jari.

Nggak cuma saat ngabuburit aja sih Aku duduk-duduk di teras rumah. Kadang setelah sholat subuh, Aku juga suka duduk di situ. Udaranya seger banget. Beberapa bintang juga masih setia mengerling jenaka. Ting. Ya duduk-duduk sambil menunggu rona putih cahaya matahari muncul. Setelah itu baru Aku mulai beraksi membersihkan halaman rumah.

Nggak mewah sih. Sederhana. Hanya ada dua kursi kayu dan satu meja yang ada di sana. Selain itu yaaa hanya lantai berwarna coklat susu saja. Meskipun begitu, suasana yang tercipta di teras rumah, juga pemandangan hijau segar dari pohon mangga, srikaya, pisang, dan sawo yang ada di depannya, benar benar berkesan bagiku. Teras rumah adalah salah satu tempat favoritku di rumah. Hhhhh..kangen banget sama tu teras *elus-elus lantai rumah kontrakan.

Nah itu tadi ceritaku tentang puasa Ramadhan di rumah. Sekarang giliran kalian nih. Kalau kalian bagaimana ?. Apa yang paling dikangenin nih saat melaksanakan ibadah puasa di rumah ?. Ceritain di sini yuk.  Yuk yuk yuk.

Baiklah. Sebelum kalian berbagi cerita dan Aku menyimak cerita kalian. Aku mau pamit dulu. Kita bertemu lagi di lain waktu. Selamat menikmati ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dan dadaaahhhh...

Aubrey Naiym Kayacinta, Ubii, My Inspiration

Hai Ubiiiii....
Apa kabar ?. Pasti baik donk yak...selalu..amiinnn.

Tecan alias tante cantik..*pret. Mau ngucapin Happy Birthday yg ke-3 buat Ubii. Semoga selalu sehat, kuat, tangguh, dan cantik secantik miubii *tingting. Amin.

Selanjutnya, tecan juga mau ngucapin, selamat ya sayang, alhamdulillah, operasi implan koklea kamu sudah berhasil. Tecan ikut seneng.

Terakhir tecan mau mempersembahkan sebuah kado sederhana buat ultah Ubii.

Kado sederhana dari tecan berupa sebuah gambar yang tecan beri judul " Ubii, My Inspiration".

Gambar ini terinspirasi dari tulisan mami ubii ttg operasi implan koklea yang Ubii jalani kemarin2. Tepatnya pada kalimat yang bertuliskan :

"Ubii hebat. Ubii pemberani. Sebentar lagi Ubii mendengar ya. Sebentar lagi Ubii dengar Mami nyanyi." AMIN.

Jadi cerita gambarnya begini.
Ubii yg kemarin2 sudah berhasil melalui operasi implan koklea, sudah bisa mendengar mami ubii bernyanyi. Bahkan, perlahan2, ubii jg sdh mulai ikut berdendang. Dan nanti, Ubii jg bisa berdendang sendiri bahkan bisa main alat musik juga. Amiiinn. Trs, prestasi ubii yang gemilang, membuat ubii menjadi sosok inspiratif. Nama ubii pun digaungkan sampai ke Jepang dan didengar Doraemon. Ubii jadi sosok inspiratif bagi Doraemon. Oleh sbb itu, Doraemon memutuskan mengirim surat ucapan Happy Birthday buat ubii.

Begitu. Semoga ubii suka yak.

***

"#Giveaway3TahunUbii ini adalah kado ulangtahun Ubii yang ke-3"

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...