Menikmati Liburan Akhir Tahun 2015 di Bali Barat

Sudah tanggal segini aja yak. Sebentar lagi akan segera ganti bulan donk. Namun oleh karena sekarang adalah bulan Desember, maka kita tidak hanya akan menyambut bulan baru saja, tetapi juga Tahun Baru Masehi. Ya, tahun baru 2016 *tet toret toreeetttt*.

Biasanya, di detik-detik akhir tahun begini, sebagian besar orang sudah mempersiapkan acara masing-masing untuk menyambut tahun baru 2016 nanti. Misalnya seperti kumpul bareng temen-temen, mengadakan tasyakuran, liburan dan sebagainya. Yang jelas, apapun rencananya, semuanya bertujuan untuk menciptakan moment penutup yang indah dan berkesan di tahun 2015 ini.

Aku pun begitu. Juga ingin menutup tahun 2015 ini dengan sesuatu hal yang indah, berkesan, dan berbeza (baca: berbeda) dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi aku, si ayah, dan si ken pada liburan akhir tahun ini memilih untuk pulang kampung ke Bali dan mengisi masa-masa liburan kami dengan mengunjungi wisata-wisata yang ada di tempat tinggal kami, yakni di Kabupaten Jembrana Bali.

Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami tidak ingin lagi melewati masa-masa akhir tahun dengan terjebak macet saat mengunjungi wisata-wisata ternama itu. Tahu sendiri kan, kalau akhir tahun begini, Bali pasti diserbu oleh para turis dan wisatawan lokal. Rame banget cyiinn. Selain itu juga, aku ingin mengenalkan lebih dalam tempat tinggalku ini  kepada si ayah dan si kecil ken yang merupakan anggota baru keluarga Bali.

Lalu apa saja nih wisata lokal yang sudah kami kunjungi di liburan akhir tahun ini :

1. Pantai Baluk Rening

Pantai Baluk Rening
Wisata lokal pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Baluk Rening. Pantai ini terletak di Baluk dan berjarak sekitar 10 km dari kota Negara. Waktu kecil dulu, aku sering diajak main air di pantai ini. Kata bapak, air pantai ini dipercaya masyarakat sekitar mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.



2. Karang Sewu

Disambut oleh padang rumput
Pemandangan di sini cakep banget loh. Segerrr. Begitu masuk ke daerah ini, kita akan disambut dengan padang rumput yang luas. Masuk lebih dalam lagi, kita akan melihat teluk Gilimanuk yang cantik. Kalau air lautnya sedang surut, kita bisa berjalan kaki menuju ke bagian tengah teluk tersebut. Cakep.

Di depan situ namanya pulau menjangan



3. Dermaga Pengambengan

Dermaga Pengambengan
Wisata lokal selanjutnya adalah Dermaga Pengambengan yang merupakan tempat berlabuhnya perahu perahu penangkap ikan. Kalau ingin mencari ikan segar, kita bisa membelinya di sini langsung dari nelayannya. Di sini juga ada TPA dan beberapa pabrik ikan yang memproduksi sarden. O ya, pemandangan sunset di sini juga tak kalah cihuy loh.

4. Pebuahan

Sambil nunggu pesanan datang, leyeh-leyeh dulu
Ini adalah salah satu tempat wisata kuliner yang populer di Jembrana. Di bibir-bibir pantainya berjajar-jajar warung-warung makan yang menyediakan aneka olahan laut segar. Seperti ikan bakar, cumi krispy, ikan bumbu kuning, dan sebagainya. Yang membuat tempat ini istimewa adalah kita dapat menikmati ikan bakar dengan ditemani oleh deburan ombak serta semilir angin pantai. Dan juga dapat menikmati pemandangan laut lepas. Bagaimana dengan harganya ? Nyaman banget di kantong.

Ini + 5 es degan, only Rp. 175.000

Nge-degan duluu
5. Ayam Betutu Ibu Lina Gilimanuk

Maknyuuss
Kalau tempat kuliner yang satu ini pasti sudah banyak yang kenal yak. Ayam betutu ibu lina ini memiliki rasa yang nendang banget. Bumbunya meresap betul hingga ke tulang ayamnya. Daging ayamnya juga lembut banget. Dan satu lagi sambalnya, beuughhh, pedes benerrr. Mantab.

Itu baru sebagian kecil dari tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Jembrana Bali. Masih ada  pantai medewi, pantai rambut siwi, pantai dlod brawah, bendungan palasari, bendungan benel, museum Gilimanuk, pulau menjangan, penangkaran penyu perancak, bukit gelar, taman nasional Bali Barat dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata lainnya di Kabupaten Jembrana. PR mengenalkan Kabupaten Jembrana kepada si ayah dan si kecil ken masih banyak rupanya.

Mungkin belum bisa diselesaikan di liburan akhir tahun ini. Tapi di lain waktu aku akan melanjutkan perjalanan mengunjungi tempat-tempat wisata lokal yang ada di tempat tinggalku ini. Aku dokumentasikan lalu akan aku abadikan di sini, di blogku yang baru ber TLD ini. 

Yup, akhirnya setelah 1 setengah tahun lebih, aku memutuskan untuk men-TLD-kan *bahasa apa ituh* blogku ini juga. Keputusan tersebut muncul saat aku tak sengaja lewat di depan rumahmu *halah*, melihat tweet @Qwordsdotcom yang sedang mengadakan promo diskon dalam rangka merayakan hari sumpah pemuda. Tanpa babibubebo lagi aku pun segera meluncur ke Qwords.com. Karena aku nggak mau donk kehilangan promo diskon tersebut. Lumayan cyinn. Dapet potongan 15%. Yang semula harganya sekian jadi cuma Rp. 77.000 saja. Untuk 1 tahun pula. Terjangkau banget kaann ?.

Bagi yang pengen men-TLD-kan blognya, aku saranin banget nih, beli domain di Qwords.com aja. Ada banyak promo diskon di sana. Nggak cuma waktu hari sumpah pemuda itu aja, tapi hampir di setiap moment Qwords.com ngasih promo diskon yang oke punya. Sekarang pun di akhir tahun ini, Qwords.com juga ngasih promo diskon loohh.



Cara beli domain di Qwords.com pun cukup mudah. Tinggal ngikutin alurnya aja. Selesai. Atau bisa juga pakek infografis di bawah ini nih.


Selain karena rajinnya Qwords.com ngasih promo diskon, di sini juga keren banget loh pelayanannya. Responsif banget. Aku aja yang gaptek gini bisa mengubah blogspot menjadi domain .com sendiri. Tentu saja setelah ngerecokin adminnya dengan melayangkan surat cinta (baca: support ticket) kepada si admin Qwords.com. Hehe. Dan satu lagi nih, di sini juga ada program afiliasinya loh. Dengan mengikuti program afiliasi ini, kita bisa mendapatkan fee dari Qwords.com. Tertarik ?. Langsung cus ke sini.

Alhamdulillah, blogku yang baru ber-TLD ini juga ikut memberikan moment penutup tahun 2015 yang manis untukku yakni mendapat tawaran job review. Dududu..senengnyaaaa.

Fabiayyi alaaa irobbikuma tukadziban
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.


Alhamdulillah banget dah. Liburan akhir tahunku kali ini di Belahan Pulau Bali Bagian Barat, bener-bener menjadi momen penutup tahun 2015 yang amat indah dan berkesan. Kalau momen penutup tahun 2015 kalian apa nih ?. Share di sini yuk. Makasih :D.

***

Manfaat Ngeblog yang Aku Rasakan di Tahun 2015

Waktu rasanya cepet banget yak. Tau tau kita sudah di penghujung tahun aja nih. Perasaan baru beberapa bulan yang lalu deh melewati tahun baru dengan bibir domble gegara kebanyakan naruh cabe di kuah bakso. Eee sekarang tahun baru malah tinggal menghitung hari saja. Dududuuhhh..cepetnyooooo..

Sebenernya ya, nggak cepet cepet amat sih waktu berlalu. Nggak langsung wes bablas angine gitu juga koq, alias masih terasa. Masih terasa sensasinya. Terutama sensasi berbeda yang baru aku rasakan di tahun ini. Sensasi seru di dunia blogging. Keseruannya ituuu..bisa di bilang seperti naik roller coaster lah ya. Memicu adrenalin banget. Terutama saat ikutan lomba. Apalagi ikutnya waktu menjelang deadline. Beuuugghhh....

Selain dapat merasakan sensasi berbeda dari tahun tahun sebelumnya, di dunia ngeblog ini juga aku mendapatkan banyak hal positif loh.

1. Dapat banyak ilmu pengetahuan
Yup, dapat banyak ilmu. Mulai dari ilmu blogging, writing, parenting, tumbuh kembang anak, masak memasak, berbagai pengetahuan soal tempat wisata yang kece abis, dan sebagainya. Yang begini ini nih, membuat aku merasa tak kudet lagi. Ya paling tidak, aku, sebagai irt ini, tetep bisa nyambung lah ya kalau diajak berdiskusi atau mengobrol soal hal yang tidak berkaitan dengan urusan rumah tangga. Begitu.

2. Nambah temen
Aku bersyukur banget nih yah karena di awal awal ngeblog aku sudah bergabung dengan beberapa komunitas blogger. Seperti KEB, Warung Blogger dan Blogger Perempuan. Dari situ aku mendapatkan banyak teman maya yang ramah, welkam banget dan tak pelit ilmu serta tak medit materi. Enak.

3. Kenal dengan peluang karir baru
Jujur nih, aku baru kenal dengan blog menjelang akhir tahun 2014. Semula aku pikir blog ya cuma tempat curhat saja, tempat berbagi informasi dan salah satu syarat buat ikut lomba. Aku juga dulu belum tahu bahwa ngeblog bisa dijadikan sebagai karier yang menjanjikan dan cerah. Sweer tekewer kewer. Telat banget yak tahunya. *kaaasiihaaann ish ish ish iissshh.

4. Dapet bonus rejeki
Pernah nih, aku berekspektasi tinggi akan lomba yang aku ikuti. Yakin banget akan masuk jadi salah satu pemenang. Paling tidak pemenang hadiah hiburan.

Latar belakang dari ekspektasi tinggi tersebut adalah sebab aku merasa tulisan yang aku buat ini sudah maksimal. Saking maksimalnya sampek aku mengorbankan kesehatan demi bisa membuat tulisan yang cakep menurutku. Begitu juga dengan promosi tulisan untuk lomba tersebut, aku pun mempromosikannya semaksimal mungkin. Namun sayangnya, ekspektasi tersebut menghasilkan angka 0 besar alias tidak mendapatkan apa apa. Walhasil semangat pun ngedrop seketika. Oleh sebab itu, aku tak mau lagi memikirkan materi yang dapat aku raih dari dunia ngeblog. Bikin stress cyiinn. Aku menganggap materi atau rejeki yang aku dapatkan dari ngeblog adalah sebagai BONUS. Seperti yang dikatakan blogger kece, mami raffi, mak echaimuttenan, "nulis nulis aja dulu, jangan mikirin materi". *setujuuuu.

Itulah beberapa hal positif yang aku dapat dari ngeblog. Semoga tahun depan, aku masih bisa merasakan hal hal yang tersebut di atas. Bahkan aku berharap dan berusaha bisa lebih dari itu. amin.

Kesan Nonton Dangdut Academy Asia

Salah satu suasana di rumah yang paling aku rindukan adalah saat nonton tv bareng. Dusel tempat duduk, ngotot ngototan, eyel eyelan, hingga rebutan remote tv. Yang satu pengen nonton ini yang satu pengen yang itu. Ujung-ujungnya malah nggak ada yang bisa nonton apa yang dipengenin, gegara kemunculan alm. si mbah yang tiba tiba lalu mengambil remote tv dan nonton berita dengan wajah tanpa dosa alias cuek markowek. Hadeehh.

Momen itulah yang aku rindukan, jadi saat aku pulang kampung begini, aku pasti akan menghadirkan suasana seperti itu. Yaaa, memang sih nggak sama dengan yang dulu. Tapi lumayan lah yah sebagai penawar rasa rindu *aseg.

Memang sudah tidak sama. Dulu, yang suka rebutan remote adalah aku dan adek, kalau sekarang yang rebutan remote adalah adek dan ibuk. Iya ibuk. Apalagi kalau jarum pendek menuju angka 20.00 WITA. Beuugghh, bener bener kagak bisa diganggu gugat dah. Karena itu adalah jadwal ibuk nonton Dangdut Academy Asia di Indosiar.

Iya, ibuk suka dengan acara dangdut yang satu itu. Saking sukanya, ibuk sampek rela mengurangi waktu tidur malamnya untuk nonton acara dangdut tersebut sampai selesai. Sempat heran, koq sampek segitunyaaaa si ibuk sama Dangdut Academy Asia. Biasanya cuma sekedar nonton saja. Nggak pernah sampek ngikutin seperti ini.

Aku sendiri nggak tertarik blas nonton acara yang satu itu, Sebab pikirku, paling dangdut ya begitu begitu aja. Main cengkok main goyang. Entah ngecor atau ngebor. Mungkin bisa juga ditambah dengan ngecat, ngarit, nyangkul sekalian. Yaaaa, berubung nggak ada kesempatan memilih acara tv. Walhasil, mau tidak mau aku ikut nonton acara tv pilihan ibuk.

Saat nonton pertama kali, aku sempet protes sama ibuk. Yang kedua kalinya, aku gerundel nggak jelas. Yang ketiga kalinya, lumayanlah ya. Lumayan ngikutin. Itu pun nggak sepenuhnya. Aku baru memperhatikan acara tersebut yaaa pada saat para kontestan menyanyi saja. Lalu begitu kontestan selesai bernyanyi, aku kembali menemani si ken main.

Sebenernya dan menurutku nih, acara Dangdut Academy Asia ini tak kalah kece dengan Indonesian idol. Karena apa ?. Para peserta kontes benar benar memiliki kualitas suara yang oke. Cengkok cengkok yang mereka buat pun luar biasa. Keren. Salah dua peserta yang menurutku paling unggul dari awal aku nonton adalah Lesty dan Shiha. Ajib bener dah mereka.

Nah yang membuat acara ini hilang kekeceannya adalah cara penyajiannya yang kurang sip. Banyak nyelipin drama. Guyonan guyonan yang nggak jelas. Komentar yang mbuletisasi dan host yang buanyak sekali omongnya. Jujur, hal yang begini ini malah bikin cepet cepet pengen ganti channel. Lelah nonton yang begituan.

Harapanku sih, kalau acara ini tahun depan masih diadain lagi, semoga penyajiannya nggak begini lagi. Eman. Beneran. Kalau memang acara ini diadakan untuk mempopulerkan musik dangdut hingga terkenal di mata dunia, mbog ya tujuannya dimaksimalkan gitu. Difokuskan ke dangdutnya. Bukan ke dramanya. Eman. Talenta talenta sekece itu jadi tertutupi, jadi tidak mampu menarik perhatian, jadi males nonton, jadi tidak ingin nonton, jadi tidak ingin tahu, dan jadi tidak peduli karena bisa jadi disebabkan dengan selipan sajian hal hal yang nggak jelas banget. Eman bener dah. Semoga lebih baik lagi lah kedepannya, amin.

Kesan Baru Naik Kereta Api Kelas Ekonomi

Akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga yak. Ya, apa lagi kalau bukaaannnnn...Liburan Akhir Tahuuuuunnnn. Yeayyyyy *tet..teret..teteteeettt*. Duuhh..hatiku jadi mejikuhibiniu. Seneng gitu. Dan lebih senengnya lagi, liburan akhir tahun ini bakalan jadi liburan panjang karena berbarengan dengan libur semester sekolah. Ulala beibeh. Nah maka dari itu, aku, si ayah dan si ken memutuskan untuk menghabiskan tahun 2015 ini di suatu tempat yang dikenal sebagai surga dunia kedua yakni di pulau dewata *eyak.

Ini adalah pertama kalinya bagi si ken juga si ayah akan melewati akhir tahun di pulau Bali. Jadi mereka antusias banget. Terlebih lagi si ayah. Kalau aku mah, sudah sering. Hampir tiap tahun malah. Cieee..sombong ni yeayyy ?. Nggak, nggak begitu. Gimana nggak tiap tahun melewati akhir tahun di pulau Bali cobak ?, La wong aku jualan kembang api keliling di situ. Hehe. Bukan, bukan begitu, lebih tepatnya aku orang situ. Aku lahir dan besar di pulau dewata Bali.

Liburan akhir tahun ini pun akan semakin terasa berkesan dengan alat transportasi yang kami pilih. Biasanya, kalau kami pulang kampung ke Bali, alat transportasi yang kami gunakan adalah bus malam. Namun pulang kampung kali ini kami memilih untuk naik kereta api.

Niat ini bukan hanya untuk mengenalkan kereta api pada si kecil ken aja sih, namun juga karena aku dan si ayah ingin bernostalgia dengan si raja jalan ini. Kami sudah lama tidak melakukan perjalanan dengan kereta api. Terutama yang kelas ekonomi. Mungkin sekitar 5 atau 6 tahun lah yah. Jadi kami ingin merasakan sensasi naik kereta api dan juga mengenalkan sensasi tersebut kepada si ken. Sempet dag dig dug juga sih. Ragu ragu plus khawatir. Jangan jangan si kecil ken tak suka dengan sensasi naik kereta api yang baru ia rasakan. Tau sendiri kan gimana sensasi naik kereta api ?. Terutama untuk kelas ekonomi ?. Pasti akan merasakan yang namanya berdesakan plus tersaji aroma yang nano nano bin alakazam itu.

Hari H tiba. Si ken nampak senang sekali. Seperti ketemu teman lamanya aja. Entah itu Thomas and friends atau Si Bob the train. Sementara aku, sudah abang biru. Khawatir cyiinn. Akan tetapi kekhawatiran tersebut tidak berlangsung lama karena terkesan dengan tampilan baru si kelas ekonomi. Tidak seperti 6 tahun yang lalu.

1. Tidak ada lagi yang namanya ketek basah karena gerah melanda. Sebab, di kelas ekonomi sudah full AC.
2. Tidak ada lagi berseliweran bau nano nano, asap rokok, bau badan, hingga bau wc, karena sudah ada pewangi otomatis di setiap gerbong.
3. Bahkan jika ada yang ketahuan merokok, petugas kereta api tak segan segan menegur hingga menjatuhkan sanksi berat berupa diturunkan di stasiun terdekat.
4. Tidak ada lagi pedagang asongan bertebaran di sekitar penumpang. Baik di jendela maupun di dalam gerbong.
5. Dan tidak ada sampah dimana mana karena petugas kebersihan akan beraksi hampir setiap 2 hingga 3 jam sekali. KECE.

Rencana bernostalgia berubah menjadi Surprise untuk kami. Kami memang tidak bisa merasakan sensasi naik kereta kelas ekonomi seperti dulu. Akan tetapi kami bisa merasakan Sensasi Baru yang tak kalah amazing. Takjub bener dah dengan kemajuan yang dilakukan oleh PT. KAI. Salut. 

Dengan kondisi seperti ini membuatku tak perlu khawatir bahwa si ken nanti tak akan betah berlama lama di kereta api. Dan memang benar begitu, si ken malah nampak menikmati sekali sensasi berbeda dan baru yang ia rasakan. Sip sip. Lain kali bisa dicoba lagi ya ken. :).

Aku Terima Kegagalan Resolusi 2015 Ini dengan....


Sebenarnya, inti dari resolusiku di tahun 2015 yang sebentar lagi akan berakhir ini adalah dapat menghadirkan rasa bangga di hati ibu dan bapak. Meskipun aku hanya sebagai ibu rumah tangga. Bukan sebagai seorang wanita karier sukses sebagaimana harapan bapak juga ibuk yang ditujukan padaku si anak pertama.

Sudah bukan hal yang dianggap tabu lagi dibicarakan *emangnya silet bahwasanya memegang status anak pertama itu, benar benar, tak semudah membalikkan telapak tangan. Berat. Lebih berat dari  berat badanmu ? *melengos. Iyah. Beraaattt. Karena, tugas si anak pertama tak hanya memberi contoh yang baik untuk adik-adiknya akan tetapi juga anak pertamalah yang diharapkan dapat merengkuh sukses, dan menjadi sosok yang dibanggakan keluarga. Dan dua hal itu, menurut bapak dan ibuk hanya bisa diraih dengan menjadi seorang wanita karier. Bukan sebagai ibu rumah tangga.

Sekilas ada ekspresi kecewa yang tertangkap di wajah bapak ibuk saat aku mengatakan hal itu. Lalu apa yang aku rasakan saat menangkap ekspresi seperti itu ?. Kalian tau ?. Rasanyaaaa...hhhhh...PERIH *aku tak sanggup. Kejadian itulah, yang berlangsung kira kira 1.5 tahun yang lalu, membuatku di awal tahun 2015, memantabkan hati untuk memburu prestasi demi mengobati rasa kecewa di hati bapak juga ibuk terhadap pilihanku. I will do it Yeaahhh.

Untuk mewujudkan resolusi tersebut, aku pun mengikuti buanyak perlombaan. Baik yang diadakan oleh brand ternama, sebuah lembaga maupun kawan kawan yang berkecimpung di dunia blogger. Sayangnya dari sekian buanyak lomba yang aku ikuti, hanya ada beberapa yang nyantol. Jika dibuat sebuah perbandingan, maka bisa ditulis seperi ini, 50 : 1. 50 ikut lomba, 1 kali jebret. Tentu saja yang 1 itu menjadi tak terlihat oleh bapak juga ibuk. Padahal, dapet 1 aja, bagiku, rasanya sudah seperti dikedipin aliando *ting.



Berdasarkan perbandingan tersebut, kalian pasti bisa menyimpulkan bahwa resolusiku di tahun 2015 ini bisa dibilang gagal. Failed. Menyedihkan bukan ? *sroott* *usap umbel pakek daster*.

Bukan hanya sedih. Lebih dari itu. Nih, bagian sini nih. Dompet maksudnya ?. Bukaaann. bukan ituuu. Tapi yang ini nih, Hati. Perih rasanya, saat merasa diri tak mampu membuat ibuk bapak bahagia nan bangga terhadapku.

Tapi..apalah daya. Tak ada kalung waktu hermione di leherku, juga tak ada mesin waktu doraemon di laci bumbu dapurku. Jadi yaaa...aku terima kegagalan ini dengan...... Linangan Air Liur, Ups, Air Mata maksudnya.

Setelah aku menerima kegagalanku itu dengan lapang dada, aku pun mulai bisa meraba raba apa penyebab utama kegagalanku tersebut. Dannnnn....Penyebabnya adalaaaaahhhhh...karena aku terlalu membabi buta, terlalu ambisius.

Lalu apakah resolusi tahun 2015 yang telah gagal ini akan dikandangkan begitu saja ? Ow..tentu tidaakk. Malah aku berniat untuk memasukkannya ke resolusiku di tahun 2016. Cuma, tidak memakai cara yang aku lakukan di tahun 2015 ini donk ya. Jurus Serudak Seruduk, ikut ini ikut itu, tanpa pertimbangan yang matang terlebih dahulu.



Iyup, ikut lomba pun harus dipertimbangkan matang matang. Begitu juga dengan mengirim karya ke media massa ini atau penerbit yang itu. Semua harus dipertimbangkan. Mana yang sekiranya lomba yang temanya aku kuasai, mana media massa atau penerbit yang cocok untuk karya yang aku buat, serta apakah aku happy mengerjakan itu semua ?. Jangan jangan malah jadi uring uringan bahkan malah jatuh sakit hanya karena ingin mengikuti lomba yang itu. Duuhh, aku nggak mau begitu lagi. Aku mau ikut lomba, buat karya, yang aku banget, yang aku happy ngerjainnya.

Aku harap, resolusiku yang gagal terwujud di tahun 2015 ini, dapat menjadi pelajaran, pengalaman, dan pengantar tercapainya resolusiku di tahun 2016 mendatang. Amin. Semoga, semoga, semoga aku bisa menghadirkan serta melihat raut bahagia nan bangga di wajah ibuk dan bapak. Amin. Mohon bantuan doanya ya teman teman *prok prok prok*. Yak, Makasih yaaaa. Kalian memang baek. :D

Giveaway Tinta Perak 


Definisi Cantik yang Katanya Aku Banget

Kalau kata Afgan, gadis yang berhasil mengalihkan dunianya adalah yang begini nih :

Baiknya putihnya bidadariku
Cantiknya hiasi hari-hariku

Nah kalau kata si ayah, gadis yang berhasil mengalihkan perhatiannya dari berita berita yang berkaitan dengan ham dan tenaga kerja adalah gadis yang begini nih :



*eyak.

Iya, kata si ayah, aku adalah satu satunya gadis yang berhasil membuat perasaan si ayah dagdigdug kembang kuncup lagi. Setelah sekian lama ia nggak merasakan perasaan itu. Karena terlalu fokus berorganisasi, demo, orasi, dan "hidup buruh".

Awalnya, aku tidak terlalu respect gitu mendengar pernyataan si ayah. Aku pikir itu hanya gombyal gombyal pacul saja. Tapi saat aku mengenalnya lebih jauh, penilaianku tersebut sirna begitu saja. Karena akhirnya aku tau, bahwa si ayah bukanlah tipe tipe cowok yang suka bilang "bapak kamu tukang ledeng ya ? atau tukang sayur ya ?", bukaan. Ia bukan tipe seperti itu.

Kenyataan tersebut tentu saja membuat hati aku berbunga bunga donk ya. Namun di antara bunga bunga tersebut, terselip sebuah tanya, apa yang membuat si ayah menaruh rasa kepadaku ?. Sementara di sekitarnya, banyak teman teman wanitanya, yang jauh lebih cantik dari aku. Why me ?. dan jawaban si ayah adalah.....

Karena kamu baik, sederhana, nggak neko neko, dan kelihatan lebih smart dari yang lain. *uhuuuyy*.

Jujur, aku sedikit keberatan dengan alasan tersebut. Kenapa harus ada kata 'kelihatan' sih. Mbog ya nggak usah pakek kata itu gitu loh.

Tapi, entah kenapa, rasanya belum cukup puas gitu mendengar alasan yang diungkapkan si ayah. Masa' sih dia kecantol sama aku gara gara sifatku doank, Masa' nggak ada unsur cantik atau unsur fisik gitu yang membuat ia kecantol sama aku ?. Ah daripada masa' masa' masa' lalu mateng trus gosong, aku memutuskan untuk menanyakan hal tersebut kepada si ayah. Dan jawaban si ayah adalah.....

Iya, mas memilih kamu karena kamu cantik...cantik kepribadianmu. Pertimbangan soal penampilan luarmu, itu nomor sekian. *glodak*.
Bagi mas, cantik fisik itu hanya sekedar enak di pandang mata saja. Akan tetapi cantik sebenarnya adalah cantik yang dapat menentramkan jiwa, cantik yang dapat menghadirkan rasa nyaman, serta cantik yang dapat mengundang kebahagiaan. Begitu.

Lalu .....
Tanyaku lagi...

"kenapa nggak nyarik wanita yang cantik dua duanya ?. hem ?. kenapa akhirnya memilih aku yang hanya cantik kepribadiannya saja, tapi penampilan luarnya nomor sekian ? kenapa ? ".

Dan jawaban si ayah adalah .....

"capek nyari lagi, seadanya aja lah". *kejet kejet*.

Jadi ya begitulah cantik menurut si ayah. Salah satu kaum adam di muka bumi ini yang berpendapat bahwa cantik itu tidak melulu soal kulit putih, gitar spanyol, dan rambut lurus. Tidak. Namun cantik itu selalu soal kepribadian yang baik dan mampu menghadirkan kebahagiaan bagi siapa saja yang berada di dekatnya. Cantik itu suka menolong. Cantik itu suka berbagi. Dan cantik itu dapat memberi manfaat untuk orang lain. Itulah definisi cantik yang aku banget menurut si ayah yang merupakan salah satu kaum adam di muka bumi ini. *bukan kaum ada yang paling sexy ? bukan* *oke fix, kita impas yah*.
***





Tulisan untuk Ibu dari Anak Pertama

Ibuku itu, orangnya cool. Nggak ekspresif. Waktu aku dapet peringkat 1 di SD, ekspresi ibu datar datar saja. Aku cemberut mbetutut bin ngambek juga ekspresi ibu biasa aja. Tampat makanku diludahin plus barang barangku dicuri sama temen sekelasku waktu SD juga ekspresi ibu biasa aja. Tau tau, besoknya ibu langsung nongol gitu aja di ruang guru.

Ibu juga hemat kata-kata. Hampir setiap hari kalimatnya itu itu aja. Dan yang paling sering itu kalau nggak "makan seadanya" yaaa "hati-hati". Ada sih kata yang lain, seperti "ayo". Kata itu keluar biasanya saat tengah malam aku bangunin ibu minta anter ke belakang. Tanpa babibubebo, ibu langsung bilang "ayo".

Ibu itu tegasnya polll. Kalau sudah begini ya begini. Nggak bakal bisa dibelokin jadi begitu. Aku pernah nyobak belokin aturan yang ibu buat. Eee malah dapet zonk alias mules. Aturan ibu yang aku langgar itu adalah setelah pulang sekolah, makan nasi dulu jangan makan yang lain. Nah itu aku balik jadi makan rujak manis dulu baru makan nasi. Makan nasi pun cuma sedikit karena perut sudah terisi rujak manis.

Ibu itu pemegang teguh budaya timur. Kalau ibu lihat aku memakai seragam smp nggak rapi gitu seperti lengan bajunya aku lipet dikit atau bajunya aku keluarin dikit biar keliatan gaul gitu, pasti langsung dikomentarin begini sama ibu "nggak usah berangkat sekolah kalok kayak gitu?".

Ibu itu....SEGALANYA. Iya segalanya.

Apa yang dulu terasa berat menurutku, karena harus begini begini dan tak boleh begitu begitu. Ternyata adalah yang terbaik untukku.

Apa yang dulu ibu terapkan padaku, soal kesederhanaan, soal disiplin terutama disiplin makan, menanamkan budaya timur padaku, mencontohkan sikap tegas kepadaku, serta mencontohkan untuk sedikit bicara dan lebih banyak bertindak, benar benar membantuku dalam menjalani hidup.

Dan apa yang telah ibu lakukan untukku, hhhhh, iya, semua itu, sedikitpun belum bisa aku membalasnya. Bahkan secuil pun belum bisa.

Sebagai anak pertama ibu dan bapak, aku benar benar belum bisa mempersembahkan apapun buat mereka. Terutama ibu. Aku belum bisa mewujudkan harapan yang diam-diam ibu gantungkan padaku, si anak pertama. Untuk menjadi seorang wanita karier yang sukses. Iya, itu belum bisa aku wujudkan. Karena atas kehendak suami juga pilihanku sendiri yang lebih memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga.

Pasti ibu tahu bahwa aku harus menuruti kehendak suami. Ibu paham akan hal itu. Oleh sebab itu, ia memilih memendam harapannya dalam dalam serta mungkin menahan rasa tak nyaman saat teman temannya sibuk membanggakan anak-anak mereka masing masing. Memikirkan hal itu, rasanyaaaa,....hhhhh....

Yang pasti, saat ini, keinginan untuk menghadirkan rasa bangga di hati ibu, masih tersimpan jelas di hati ini. Dan masih tetap aku usahakan. Aku tetap berkarier. Namun bukan berkarier sebagaimana sudut pandang yang berlaku pada umumnya, tapi berkarier dari sudut pandang yang lain dan tentu saja belum familiar di desa tanah kelahiranku.

Untuk saat ini, aku hanya bisa berdo'a, semoga Allah senantiasa menjaga ibu juga bapak dari hal hal yang tidak baik. Serta tetap terus berbakti kepada ibu juga bapak. Semoga usaha ini dapat segera menuai hasil sehingga aku bisa segera melihat raut wajah bahagia serta senyum penuh kebanggaan di wajah ibu. amin.

***
“Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Sejuta Kisah Ibu"

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...