Mainan Untuk Si Kecil : Tidak Selalu Harus Menarik Ciamik Lucu

Mainan merupakan salah satu pendukung dalam menstimulasi si kecil. Sebab stimulasi dengan menggunakan mainan akan membuat si kecil nampak antusias dalam mengikuti tahapan stimulasi yang kita buat. Dan hasilnya bisa dibilang cukup baik. Selain itu waktu yang dihabiskan untuk menstimulasi pun tidak terlalu lama. Lebih mudah dan efektif lah ya. Oleh sebab itu, aku memasukkan mainan ke dalam list belanja bulanan *Ceileeee guayaaa. Ralat. Maksudku 3 bulanan ding.

Namun, kadang, sebelum jangka waktu 3 bulan berakhir si ken nampak sedikit jenuh dengan mainan yang ia punya. Ditandai dengan tatapan nanar ke arah tumpukan mainannya. Atau tidak terlihatnya chemistry antara si ken dan mainannya. *Aih chemistry.

Kadang, rasa kasihan merangsek hati saat si ken melihat rak mainan di minimarket yang tengah kami kunjungi lalu berkata : "kita api tutut mah" atau "mau boya mah" atau "yang kecil mah" dan sebagainya. Mencelos rasanya begitu melihat ekspresi sendu di wajahnya saat aku mengingatkan kesepakatan yang kami buat atau saat aku menolak membelikannya mainan.

Ealah mak, udeh kayak emak tiri aja dikau. Iyak hooh.

Tapi mau bagaimana lagi. Ini juga demi pelajaran hidup untuk si ken juga aku. Untuk selalu teguh memegang komitmen yang telah dibuat. MERDEKA.

Maka dari itu, sambil menunggu 3 bulan berlalu. Aku membuatkan mainan untuk si kecil ken. Mainannya sederhana sih. Cuma mainan yang terbuat dari barang bekas aja. Seperti kardus susu atau kertas yang tidak terpakai. Nah berubung kali ini aku tengah gencar menstimulasi kecerdasan linguistiknya. Maka mainan yang aku buat adalah Kartu Huruf Abjad.

Awalnya aku sangsi. Ragu gitu. Kira-kira mau nggak ya si ken memainkan mainan yang aku buat. Jangan-jangan ngelihat mainannya aja dia ogah. Sebab nggak menarik. Nggak cakep. Bondo nekat. Akhirnya aku coba untuk menawarkan tumpukan kartu abjad tersebut kepada si ken.

Kesan pertama. Si ken nggak berkutik melihat tumpukan kartu huruf di depannya. Karena aku ngerasa si ken nggak tertarik. Maka tawaran mainan tersebut aku lanjutkan ke cara memainkannya yakni berlomba (cepet-cepetan) mencari huruf. Contohnya seperti ini :

Aku tebarkan kartu huruf tersebut ke lantai lalu berkata :
"Cari huruf N yuk, ayoooo, huruf N nya mana yaaaa, mana mana mana".

"Ni diaaaa" seru si ken bahagia.

Alhamdulillah. Legaaaahhhhhhh. Ke-sangsi-anku soal apakah si ken mau memainkan mainan dari barang bekas yang aku buat ternyata terbantahkan. Hurraaayyyy. Faktanya si ken nampak enjoy memainkan kartu-kartu huruf dari kardus bekas susu morinaga. Yang polos bledes. Tanpa warna. Tengkiu ya ken. Terima kasih banyak.

Dari sini, persepsiku soal mainan untuk si kecil harus menarik ciamik lucu agar si kecil suka memainkannya menjadi berubah. Ternyata mainan untuk si kecil tidak selalu harus begitu. Mainan sederhana juga bisa menarik perhatiannya. Asalkan cara memainkannya dibuat lebih seru.

Kalau kalian gimana ? Pernah bikinin mainan untuk si kecil juga kan ? Share dimari yak. Kali aja nanti bisa aku praktekin. Hehe. Sebelum dan sesudahnya terima kasiiihhhhh.

4 Alat Tempur Ibu Saat Beraktivitas di Dapur

Dapur adalah salah satu tempat dinas bagi seorang ibu. Di tempat inilah, seorang ibu menciptakan formula rasa yang sesuai dengan selera keluarga. Serta meracik asupan gizi yang diperlukan oleh orang-orang yang dicinta.

Hal seperti ini bisa dibilang tidak mudah. Terlebih lagi jika selera anggota keluarga berbeda-beda. Yang satu suka ini tapi tidak suka itu. Sementara lainnya suka rasa itu namun tidak suka yang ini. Tidak mudah bukan ? Ho oh. Terutama untuk ibu macam aku ini. Yang baru memulai PDKT dengan kegiatan di dapur setelah nikah. Trus sebelum nikah ngapain aja neng ? Manjat pohon bang.

Selain tidak mudah, kadang aku juga ngerasa bahwa kegiatan masak ini seperti fear factor saja. Misalnya nih saat sedang asyik-asyik goreng (sambil dangdutan) eee tiba-tiba diserang tembakan minyak panas yang ada di wajan. Sontak hal tersebut membuat aku ngacir donk. Dan mendekat lagi saat tembakan tersebut sudah reda. Hasilnya ? Wakwaw. Gosong cyin.

Fear factor berikutnya adalah saat LPG bocor dan baunya tersebar di dalam rumah. Atau saat harus menghaluskan seberunjung bumbu dapur yang mayoritas isinya cabe merah. Dan lain sebagainya.

Meskipun terasa tidak mudah dan kadang seperti tengah ikutan acara fear factor saja. Kegiatan masak memasak di dapur harus terus berlanjut. Maka dari itu, aku menyiapkan beberapa benda (alat tempur) di dapur agar kegiatan masak memasak berjalan lancar.

Alat Tempur Pertama : Tutup panci
Aku memakai ini saat aku tengah menggoreng ikan atau ayam. Dengan tutup panci ini, aku aman dari tembakan membabi buta minyak panas di wajan. Kegiatan menggoreng jadi lancar, aman, nyaman, dan hasilnya pun maksimal. Ikan atau ayam berwarna keemasan. Cucok.

Kedua : Blender
Kalau alat ini biasanya aku pakai saat ingin menghaluskan bumbu yang didominasi oleh cabe merah. Tau sendiri kan kalau memegang cabe merah akan membuat tangan terasa panas. Aku nggak mau donk begitu. Selain itu karena ada balita di rumah (Si ken). Yang mana sewaktu-waktu si ken membutuhkan tanganku untuk melakukan ini itu. Seperti menyuapinya makan.

Ketiga : Karet gelang dan karet LPG 3 Kg
Meskipun kecil tapi kehadirannya berarti loh. Karet gelang bisa dipakai untuk mengamankan bumbu bumbu dapur yang bungkusnya sudah terbuka. Selain itu juga, karet gelang ini bisa dipakai untuk mengencangkan regulator LPG.

Karet LPG juga penting loh. Buat jaga-jaga kalau karet yang ada di dalam LPG memuai. Soalnya beberapa kali aku menemukan karet LPG yang memuai. Karet LPG yang memuai bisa menyebabkan keluarnya gas LPG.

Keempat : Lap/ baju bekas / Serbet
Aku menyediakan 2 lap. Yang satu untuk jampel atau mengamankan tangan saat memegang wajan dan panci panas. Dan lap yang satunya untuk membersihkan untuk membersihkan meja masak. Selain dua hal itu, kadang juga aku pakai untuk mengamankan LPG yang bocor dan nggak bisa diatasi dengan karet gelang atau karet LPG lagi. Caranya, basahi lap, letakkan tabung LPG di luar rumah lalu tutup dengan. Lap basah tersebut. Dan tunggu bantuan datang.

Alhamdulillah, berkat 4 benda tersebut membuat aku berhasil menyiapkan hidangan buat si ayah juga si kecil ken. Alhamdulillah. Kalau dipikir-pikir, kondisiku ini mirip dengan apa yang dialami Kapten Yu Shi Jin di Uruk yang tak jauh dari tembakan dan ledakan. Bedanya, kalau kapten Yu Shi Jin tidak bisa hidup tanpa dr. Kang Mo Yeon. Sementara aku tak bisa jauh dari tutup panci, karet gelang, blender dan baju bekas. Mirip kan aku dengan kapten yu shi jin ?. #abaikan #EmakIniSedangTerkenaVirusDescendantOfTheSun.

Kalau kalian pernah mengalami fear factor di dapur nggak ? Fear factor seperti apa nih ? Trus cara kalian ngatasinnya gimana ? Seperti Kapten Yu atau dr. Song ? #MulaiLagi. Share di sini yak. Monggoooo.

Cara Menjaga Pencernaan Si Kecil Tetap Sehat

Menjaga kesehatan pencernaan itu amatlah penting. Tidak boleh dinomor sekiankan. Sebab menjadi yang kedua aja sulit. Apalagi nomor sekian. #Eyak.

Secara langsung kondisi pencernaan mempengaruhi daya tahan tubuh kita. Oleh sebab itu, aku, sebagai emak cihuy, berusaha untuk selalu menjaga kesehatan pencernaan si kecil ken. Biar si ken selalu kuat sehat dan kinclong *ting. Tidak gelisah seperti yang dialami si ken beberapa waktu lalu.

Iya, beberapa waktu lalu si ken sempat mengalami susah buang air besar. Kira-kira sampai 4 hari-an. Lama kan ?.  Saat itu, si ken begitu gelisah. Ia juga nampak tak bersemangat. Tak banyak aktivitas yang ia lakukan. Lesu sekali. Tak tega rasanya melihat si ken yang seperti itu. Andai saja apa yang dialami si ken bisa aku ambil alih. SET.

Aku pun meraba-raba. Kira-kira point mana yang luput dari perhatianku. Sehingga membuat si ken mengalami susah buang air besar seperti itu.

Point-point itu sendiri merupakan Cara yang aku lakukan untuk Menjaga Pencernaan si kecil ken agar tetap sehat dan lancar jaya. Dan point-point tersebut antara lain :

1. Konsumsi sayur mayur
2. Menyiapkan camilan untuk si kecil berupa Buah atau agar-agar
3. Minum air putih
4. Minum susu fermentasi seperti yakult
5. Dan olahraga teratur

Setelah melakukan check list tersebut. Merenung. Meraba-raba. Dan numpang bertapa di goa hantu. Akhirnya aku menemukan dua point yang luput dari perhatianku. Yakni olahraga teratur. Dan bolos minum susu fermentasi. Sedangkan yang lainnya, seperti makan nasi ditemani lauk dan sayur, buah, minum air putih, berendam saat mandi, sudah dilakukan si kecil ken.

Belakangan ini si ken memang jarang sekali melakukan olahraga kesukaannya. Yaitu berlari ke sana-kemari. Sebab hujan hampir tak pernah bolos menyambangi daerah tempat tinggal kami. Rajin bener dah pokoknya. Tapi Alhamdulillah. Disyukuri aja.

Namun soal stok susu fermentasi di rumah yang kosong tentu saja tentu saja bukan karena hujann. Melainkan karena lufa. Lupa beli.

Koreksi selesai. Tinggal beraksi. Si ayah berangkat beli yakult. Sementara aku ngajak si ken main kejar-kejaran di dalam rumah. Sesekali, saat si ken leyeh-leyeh, aku menggerakkan kaki si ken seperti sedang mengayuh sepeda. Serta mengelus perut si ken dengan gerakan berlawanan arah jarum jam.

Tidak sampai menunggu sehari setelah si ken minum yakult dan olahraga ringan serta melakukan senam sederhana. Alhamdulillah si ken akhirnya berhasil buang air besar dengan lancar. Setelah untup-untup selama kurang lebih 4 hari. #LaluAkuSujudSyukur #AirMataBahagiaMenetesSeketika.

Itulah cerita dan cara aku menjaga kesehatan pencernaan si kecil ken. Kalau kalian gimana ? Pernah mengalami hal itu juga nggak? Cara kalian ngatasinnya gimana ? Share di sini yak. Biar manfaat untuk kita semua. Yuk Monggo.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...