23 Juli 2016, Satu Mimpi Bersama Kami Tercapai

Alhamdulillah. Puji syukur tiada terkira kepada Sang Maha Segalanya. Atas kehendak-Nya lah, satu mimpi bersama kami berhasil tercapai. Alhamdulillah.

Proses menuju garis finish dari satu mimpi bersama kami ini tidaklah mudah. Sangat amat tidak mudah. Sungguh tidak mudah. Benar benar tidak mudah.

Jujur, sempat sangsi, bahwa mimpi bersama ini akan berhasil kami raih. Terlebih lagi saat aneka macam hambatan menghampiri. Yang tak jarang hambatan tersebut berhasil membuat aku berpikir untuk menyerah saja.

Lelah. Lelah rasanya mendukung si ayah untuk mewujudkan mimpinya. Mimpinya yang telah menjadi mimpiku juga. Mimpi kami bersama.

Namun setiap kali aku melihat keteguhannya, kerja kerasnya, keuletannya, rasa lelahku terkikis dengan sendirinya.

Mungkin itulah, salah satu faktor utama, selain juga sebab Ridho dari-Nya, membuat kami berhasil menggapai mimpi kami bersama. Mimpiku. Dan especially, mimpi si ayah.

Congratulation for you Ayah. Barakallah. Semoga mendapatkan ilmu yang manfaat dan bermanfaat untuk orang banyak. Semoga juga, pencapaian ini, adalah pintu pembuka bagi kita, bagi keluarga kita, untuk menuju masa depan yang cerah, penuh berkah dan selalu berada dalam Ridho-Nya, amin amin Ya Robbal'alamin.

9 Hal yang Membuat Diri Selalu Rindu Ramadhan

Sudah pergi aja nih Ramadhan. Cepet bener. Bakalan dilanda rindu lagi nih kita yak. Dududuuu.

Entahlah, rasanya nggak rela gitu melepas Ramadhan pergi. Yaaa meskipun 11 bulan lagi bakal bersua kembali. Tapiiiii.... berraaatttttttt. Terlebih lagi hal-hal di bawah ini, yang menambah rasa enggan berpisah dari Ramadhan.

1. Makan bareng
Makan di saat lapar banget itu memang nikmat yak. Oleh sebab itu, orang rumah selalu suka makan di saat sedang lapar. Cakep sih memang tapi ya gitu deh jadinya. Nggak ada yang namanya makan bareng sekeluarga. Juaraaanggg. Karena datangnya rasa laper masing-masing anggota keluarga nggak sama.

Nah kalau puasa kan beda. Semua anggota keluarga memang merasakan rasa lapar juga dahaga. Namun rasa tersebut baru bisa diobati setelah adzan maghrib berkumandang. Tidak bisa sewaktu-waktu. Jadi nggak ada yang namanya makan sendiri. Pasti makan bareng. Seneng deh.

2. Sholat berjama'ah di masjid
Laki-laki bisa dibilang lebih sering lah yah melakukan sholat berjama'ah di masjid. Minimal 1 kali dalam seminggu. La kalau wanita, hampir nggak pernah (kecuali yang rumahnya tetanggaan sama masjid). Nah moment sholat berjamaah di masjid hanya bisa aku lakukan saat bulan Ramadhan seperti saat ini. Seneng. Rasanya beda aja gitu kalau melaksanakan sholat terawih di masjid. Lebih lengkap. Ada sholawatnya, ada do'a terawih juga witirnya dan lain sebagainya.

3. Kuliner Ramadhan
Kopyor adalah salah satu makanan di tempatku yang hanya ada di bulan Ramadhan. Kopyor terbuat dari roti tawar bercampur mutiara, agar agar, bihun lembut, hingga jelly dan dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus. Manteb kan. Dilengkapi dengan kuah santan gurih manis, yang dituang di atasnya, membuat rasa jajanan yang bernama kopyor ini menjadi makin laziz rancabanak.

Itulah salah satu kuliner yang hanya ada di bulan Ramadhan. Hiks. Bakal kangen dah sama tu kopyor.

4. Patrol sahur sahur
Sebagai wanita yang kalau tidur susah banget dibangunin, kehadiran anak-anak atau para remaja yang patrol sahur-sahur sangat membantu banget. Bahkan kalau di kampung suami, kita bisa request loh. Kalau kita request, para pemuda yang patrol sahur-sahur itu akan berhenti lama di depan rumah, menabuh keras alat musik buatan mereka, seraya memanggil-manggil kita, sampai dipastikan kita bener-bener bangun yang biasanya mereka tandai dengan lampu di dalam rumah yang menyala. Seru kan ?.

5. Ngabuburit
Adalah menanti waktu berbuka puasa tiba yang diisi dengan jalan-jalan seraya membeli takjil atau menu buka puasa. Atau sekedar jalan-jalan nongki-nongki saja seraya melihat ramainya lalu lintas kendaraan.

6. Denger orang tadarus Al Qur'an di rumah, musholla-musholla, masjid-masjid, sampai malam
Ada begini ini, asli, membuat bulan Ramadhan terasa begitu syahdu. Sedangkan bagi orang yang sering mengalami insomnia seperti aku ini, mendengarkan suara orang-orang yang tadarus al Qur'an hingga malam hari membuatku merasa ditemani. Malam jadi nggak sepi-sepi amat.

7. Program TV untuk Ramadhan
Kapan lagi bisa menonton Quraish Shihab di metro tv setiap hari, kalau bukan di bulan Ramadhan ini. Pengetahuan tentang agama, hingga pengetahuan tentang sejarah-sejarah Islam pun makin bertambah. Alhamdu..lillaaahhh.

Pokoknya mah, kalau sudah bulan Ramadhan tiba, acara-acara di televisi juga berasa islami banget. Sinetron-sinetron pun berubah jd islami. Yang biasanya di sinetron ada adegan menggunjing menjadi berkurang menggunjingnya bahkan saling menasehati, biasanya yang suka berbuat jahat  tetiba jadi berkurang kadar kejahatannya, demikian juga adegan pacaran, berubah menjadi lebih islami, terawih bareng, buber, trus bagi-bagi takjil dan sebagainya. Ramadhan selesai, balik lagi deh seperti semula. Hadeeehhh. Lucu yak.

8. THR
Siapa sih yang nggak suka kalau dapat rejeki lebih. Apalagi di bulan Ramadhan seperti ini. Bisa dimanfaatkan untuk menambah bekal mudik, persiapan lebaran, atau untuk sedekah. Macem-macem. Jadi rejeki lebih yanh diterima dapat dimanfaatkan dengan baik dan terarah.

9. Diskon dimana-mana
Nggak offline, online, dimana-mana menawarkan begitu banyak diskon. Bahkan di awal bulan Ramadhan pun mereka sudah begitu gencar mempromosikan produk-produk diskon mereka. Seneng donk yak. Apalagi bagi kaum wanita, macam aku ini, melihat kata diskon saja sudah membuat hati berbunga-bunga ulala ditambah lagi yang didiskkn adalah barang yang disuka, duuuhhh, kayang kayang deh saking happynya. Wkwkwkwkwk.

Nah itulah 9 hal yang pasti bakal membuat aku rindu untuk bersua lagi dengan bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah. Bulan yang penuh dengan ampunan. Bulan yang bertabur pahala. Bulan yang penuh dengan kebaikan.

Semoga, kita dapat berjumpa lagi dengan bulan suci Ramadhan yak teman-teman. Amin.

Oh ya, hampir lufa.

Aku, indachakim, mengucapkan :
Selamat Hari Raya 'Iedul Fitri. Minal 'aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. Maaf kalau ditulisan maupun di kolom komentar blog teman-teman ada salah-salah kata yang aku tuliskan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya yak. :D.

Oke deh, eikeh mau cus ke masjid dulu. Mau sholat 'ied. Keburu susah dapat tempat sholat nanti. hehe. Sampai bertemu lagi ya teman-teman. Cao.

Cara Cepat dan Mudah Menghilangkan Kerak di Wajan

Haihai semuaaaa. Assalamu'alaikum. Lama tak jumpo yak. Kalian sudah pada mudikkah ? atau masih dalam perjalanan ? Hati-hati di jalan yak. Yang sudah mudik, selamat bertemu keluarga di kampung halaman. Senengnyooooo. Ciecieeee. Senyumnya sampek lebar banget begetooo. :D

Update blog kali ini, aku pengen ngisi kolom tentang segala hal yang berbau dapur. Eit jangan kabur dulu. Bukan share tentang resep makanan koq. Jadi kagak bikin kalian ngeces saat sedang berpuasa. Aman. Ini cuma pengen share pengalaman aku saat menghilangkan kerak bandel di wajan yang bukan anti lengket alias wajan biasa.

Sebelumnya, cara yang aku gunakan untuk menghilangkan kerak di wajan adalah dengan mengisi air di wajan yang berkerak. Kemudian aku biarkan semalaman. Dan baru aku bersihkan keesokan harinya dengan tetap menggunakan kawat pembersih untuk cuci piring. Cara itu tentu saja benar-benar bukan cara yang efektif yak. Apalagi di saat aku sedang 'dikejar waktu'. Kalau dikejar Nicholas Saputra mah, eikeh sih santai yak. Hahahaha.

Hingga suatu hari. *ceileh bahasanyo*. Aku nggak sengaja ketemu cara cepat dan mudah menghilangkan kerak di wajan. Cara ini aku temukan saat sedang menumis bumbu untuk membuat ayam kecap. Dimana sebelumnya, wajan yang aku pakai tersebut sudah aku gunakan untuk membuat bakmi. Jadi begitu selesai membuat bakmi, wajan tersebut langsung aku pakai untuk menumis bumbu ayam kecap tanpa aku cuci terlebih dahulu. Soalnya kenapa ? Keburu adzan maghrib cyiinn.

Semula aku pikir, ni wajan pasti bakal makin lengket karena tidak aku cuci terlebih dahulu. Tapi ternyata.....jrengjrengjreng. Ndilalah tuh wajan nggak makin lengket. Malah sebaliknya. Kerak yang muncul saat membuat bakmi malah cepat hilang begitu air, yang aku tambahkan setelah bumbu membuat ayam kecap tercium harum semerbak, itu mendidih. Dan makin cepat dan mudah hilang saat aku menggesek-gesekkan sendok/sutil ke wajan tersebut.

Sejak kejadian tersebut, aku pun tidak lagi menghilangkan kerak di wajan dengan cara yang lama tersebut. Melainkan pakai cara yang mudah dan cepat untuk menghilangkan kerak di wajan. Caranya seperti di bawah ini nih :
1. Biarkan wajan berkerak tersebut di atas kompor.
2. Tambahkan sedikit air.
3. Nyalakan kompor.
4. Tunggu sampai air di kompor mulai menunjukkat tanda-tanda akan mendidih.
5. Kemudian gesekan sutil atau sendok biasa/sendok kayu pada kerak bandel yang ada di wajan tersebut.
6. Setelah dirasa tidak ada kerak lagi, matikan kompor, lalu buang air bekas cucian kerak tersebut, lalu gosok kembali dengan sabun cuci piring.
7. Selesai.

Alhamdulillah yah. Nggak perlu nunggu tiga purnama *halah*, maksudnya nggak perlu nunggu waktu yang lama dan susah untuk menghilangkan kerak bandel di wajan. Lebih dari itu, kegiatanku di dapur pun jadi makin lancar dan lebih cepat selesai.

Nah kalau kalian gimana ? Cara apa yang kalian lakukan nih kalau ketemu si kerak bandel di wajan ? Share dimari yak teman-teman. Monggo loh yah. Monggooooo. :D




Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...