Persiapan Menjelang Bulan Ramadhan : Aneka Permainan untuk Si Kecil Selama Ibu Berpuasa
Membuat Miniatur Gedung dari Kardus Jajan Kondangan
Semua bulan itu baik. Namun untuk melangsungkan pernikahan maka dipilihlah bulan terbaik dari yang baik. Seperti bulan syawal, dzulhijjah, rabiul awal, atau bulan rajab yang baru berakhir beberapa hari lalu. Oleh sebab itu, tak heran jika bulan-bulan tersebut banyak bertebaran undangan pernikahan di rumah. Dan tak heran juga kalau bulan-bulan itu, dompet rasanya cepet sekali menipis. Makpisss. Wkwkwkwk.
Seperti bulan rajab kemarin. Dalam satu hari, aku dan si ayah ken bisa bowo alias mendatangi 2 hingga 3 tempat resepsi pernikahan loh. Jadi abis dari sini, langsung pergi ke situ. Tanpa ganti baju dulu. Capcipcup cusss. Urusan bau keti, belakangan lah yah. Yang penting kondangan cepet selesai. Hahaha.
Pulang dari kondangan, otomatis kami membawa penghuni baru donk ke rumah. Apakah itu ? kardus jajan atau kardus suvenir. Wahahayyyyy.Pokoknya nih, kalau sudah musim nikah tiba. Nggak hanya undangan nikahan saja yang bertebaran di rumah. Tapi juga kardus-kardus kotak jajan dari kondangan juga numpuk puk di rumah.
Si ayah, yang orangnya bersihan, sudah gatel banget pengen buang tuh tumpukan kardus jajan ke tempat sampah. Tapi nggak aku bolehin donk. Karena...... eman cuy. Tuh kardus masih cakep-cakep rupanya. Mulus. Aseli. Eman kan kalau nggak dimanfaatin dulu.
Pemanfaatan paling sip dan mudah yaaaa, dijadiin mainan buat si ken. Mainan yang belum ia punya atau mainan yang belum pernah ia mainkan. Yaitu miniatur gedung-gedung atau bangunan yang ada di kota-kota besar.
Alat bahan yang dibutuhkan untuk membuat miniatur tersebut cuma kardus sama spidol plus selotip. Dan cara membuatnya yaitu kita tinggal merapatkan tutup dengan badan kardus menggunakan isolasi. Lalu gambar kotak-kotak atau garis-garis di bagian belakang kardus. Sudah. Jadi deh.
Alhamdulillah. Ken excited banget loh lihat mainan ini. Dia pun segera menata kota kecil versinya.
Duh senengnya hatiku melihat si ken mau memainkan mainan yang aku buat. Dan lebih bahagianya lagi, isi dompet pun aman terkendali. wkwkwkwk.
Kalau begini mah, nggak usah beli lego ya ken. Nggak ada lego, kardus bekas jajan kondangan pun jadi. Hahahayyyyy.
Menstimulasi Kognitif Anak dengan Permainan Simsalabim Jadi Apa ?
Usia 0-6 tahun dikatakan sebagai masa golden age si kecil. Saat itu tumbuh kembang si kecil melesat begitu cepat. Imitasi yang mereka lakukan pun diibaratkan lebih canggih dari mesin foto copy tercanggih. Cepat, dan sama persis. Oleh sebab itu, para orangtua berusaha untuk tidak menyia-nyiakan masa golden age si kecil ini.
Salah satu bentuk usaha orangtua adalah dengan menstimulasi kognitif si kecil. Seperti mengenal angka, huruf abjad, dan hijaiyah. Serta mencoba memberikan pemahaman jika ini maka begitu atau yang seperti ini ini ini namanya itu dan lain sebagainya.
Banyak orang yang kurang setuju dengan menstimulasi unsur kognitif pada si kecil sejak usia dini. Dengan alasan belum waktunya si kecil untuk mendapatkan stimulus seperti itu. Dan lebih baik masa golden age si kecil dilalui dengan bermain. Lalu bagaimana jika seperti ini, Lebih baik masa golden age si kecil dilalui dengan bermain sambil belajar ?.
Pemberian bold pada kata bermain tersebut merupakan hal yang menjadi prioritas. Bukan belajar yang menjadi prioritas utama. Sebab jika belajar menjadi prioritas utama maka selanjutnya yang ingin diketahui adalah hasil dari kegiatan belajar itu sendiri. Seperti bisa melakukan ini atau bisa me,baca itu. Kemudian apabila sudah berbicara hasil maka akan ada strategi-strategi tertentu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bahkan bisa saja aalah satu strategi tersebut berupa memberikan hukuman pada si kecil. Oleh sebab itu, yang menjadi prioritas adalah bermain. Yang mana hasil dari bermain adalah perasaan bahagia.
Saat ini mencari ide permainan untuk menstimulasi kognitif si kecil sudah semakin mudah dan banyak pilihan. Mulai dari yang manual sampai permainan yang canggih sekalipun sudah tersedia. Tinggal disesuaikan dengan tumbuh kembang si kecil saja.
Salah satu permainanan manual yang dapat digunakan untuk menstimulasi kognitif si kecil dalam mengenal huruf abjad adalah permainan Simsalabim Jadi Apa. Sekilas, apabila dilihat dari nama permainannya saja, memang nampak seperti permainan sulap. Namun sebenarnya ini hanya kertas putih yang dioles lem. Olesan lem tersebut dibentuk seperti huruf-huruf abjad. Kemudian taburkan kertas bekas yang sudah digunting kecil-kecil di atas olesan lem tersebut. Angkat kertas. Dan SIMSALABIM keluarlah huruf Abjad. Lalu si kecil akan bersorak kegirangan.
Meskipun sederhana, permainan ini berhasil membuat si kecil menjadi antusias dan senang. Apalagi saat ia menaburkan potongan-potongan kertas di atas kertas yang sudah diberi lem. Proses menstimulasi kognitif si kecil menjadi terasa menyenangkan.
Jadi, perhatikan baik-baik masa golden age si kecil. Berikan stimulus dengan cara yang menyenangkan. Yakni bermain sambil belajar.
Mainan Untuk Si Kecil : Tidak Selalu Harus Menarik Ciamik Lucu
Mainan merupakan salah satu pendukung dalam menstimulasi si kecil. Sebab stimulasi dengan menggunakan mainan akan membuat si kecil nampak antusias dalam mengikuti tahapan stimulasi yang kita buat. Dan hasilnya bisa dibilang cukup baik. Selain itu waktu yang dihabiskan untuk menstimulasi pun tidak terlalu lama. Lebih mudah dan efektif lah ya. Oleh sebab itu, aku memasukkan mainan ke dalam list belanja bulanan *Ceileeee guayaaa. Ralat. Maksudku 3 bulanan ding.
Namun, kadang, sebelum jangka waktu 3 bulan berakhir si ken nampak sedikit jenuh dengan mainan yang ia punya. Ditandai dengan tatapan nanar ke arah tumpukan mainannya. Atau tidak terlihatnya chemistry antara si ken dan mainannya. *Aih chemistry.
Kadang, rasa kasihan merangsek hati saat si ken melihat rak mainan di minimarket yang tengah kami kunjungi lalu berkata : "kita api tutut mah" atau "mau boya mah" atau "yang kecil mah" dan sebagainya. Mencelos rasanya begitu melihat ekspresi sendu di wajahnya saat aku mengingatkan kesepakatan yang kami buat atau saat aku menolak membelikannya mainan.
Ealah mak, udeh kayak emak tiri aja dikau. Iyak hooh.
Tapi mau bagaimana lagi. Ini juga demi pelajaran hidup untuk si ken juga aku. Untuk selalu teguh memegang komitmen yang telah dibuat. MERDEKA.
Maka dari itu, sambil menunggu 3 bulan berlalu. Aku membuatkan mainan untuk si kecil ken. Mainannya sederhana sih. Cuma mainan yang terbuat dari barang bekas aja. Seperti kardus susu atau kertas yang tidak terpakai. Nah berubung kali ini aku tengah gencar menstimulasi kecerdasan linguistiknya. Maka mainan yang aku buat adalah Kartu Huruf Abjad.
Awalnya aku sangsi. Ragu gitu. Kira-kira mau nggak ya si ken memainkan mainan yang aku buat. Jangan-jangan ngelihat mainannya aja dia ogah. Sebab nggak menarik. Nggak cakep. Bondo nekat. Akhirnya aku coba untuk menawarkan tumpukan kartu abjad tersebut kepada si ken.
Kesan pertama. Si ken nggak berkutik melihat tumpukan kartu huruf di depannya. Karena aku ngerasa si ken nggak tertarik. Maka tawaran mainan tersebut aku lanjutkan ke cara memainkannya yakni berlomba (cepet-cepetan) mencari huruf. Contohnya seperti ini :
Aku tebarkan kartu huruf tersebut ke lantai lalu berkata :
"Cari huruf N yuk, ayoooo, huruf N nya mana yaaaa, mana mana mana".
"Ni diaaaa" seru si ken bahagia.
Alhamdulillah. Legaaaahhhhhhh. Ke-sangsi-anku soal apakah si ken mau memainkan mainan dari barang bekas yang aku buat ternyata terbantahkan. Hurraaayyyy. Faktanya si ken nampak enjoy memainkan kartu-kartu huruf dari kardus bekas susu morinaga. Yang polos bledes. Tanpa warna. Tengkiu ya ken. Terima kasih banyak.
Dari sini, persepsiku soal mainan untuk si kecil harus menarik ciamik lucu agar si kecil suka memainkannya menjadi berubah. Ternyata mainan untuk si kecil tidak selalu harus begitu. Mainan sederhana juga bisa menarik perhatiannya. Asalkan cara memainkannya dibuat lebih seru.
Kalau kalian gimana ? Pernah bikinin mainan untuk si kecil juga kan ? Share dimari yak. Kali aja nanti bisa aku praktekin. Hehe. Sebelum dan sesudahnya terima kasiiihhhhh.
Aksi Ibu Rumah Tangga Menjaga Lingkungan Hidup
Bermain Membuat Rumah Boneka
![]() |
Kurang lebih seperti ini rumah boneka kertas yg aku buat dulu |
![]() |
Membangun rumah versi anak masa kini |
Aneka Mainan dari Botol Kemasan
Aku lagi suka koleksi sesuatu nih.. sesuatu yang ada dihatimu..sesuatu yang ada dihatiku *malah menyonyo. Hehe. Iya aku lagi suka koleksi. Bukan koleksi tas, apalagi koleksi brondong manis *oh no*. Tapi koleksi botol kemasan minyak telon, bedak, sampho, sabun, dan lain sebagainya. What ?.. Koleksi botol. Ho oh. Botol plastik.
Hampir di seluruh sudut rumah, ada yang namanya botol plastik. Bertebaran dimana-mana. Dan jumlahnya pun terus bertambah. Sebagian botol plastik itu aku kasih ke tukang loak, dan sisanya aku jadikan sebagai mainan buat si ken.
Kalau botol bekas bedak, aku ubah jadi mobil-mobilan. Kemudian, botol minyak telon aku ubah jadi perahu kincir. Dan botol kemasan air mineral aku ubah jadi jam pasir ala ala syalala.
Alhamdulillah, ken mau memainkan mainan yang sangat amat sederhana ini. Seneng rasanya. Beneran. Terima kasih ya nak. Emakmu ini jadi brebes mili, hahayyyy.
Yang pengen bikin bikin juga. Memanfaatkan kembali barang yang tidak terpakai. Langsung cus dimari aja yak. Yuhuuuu, Terima kasiiihhh.
Membuat Perahu Kincir dari Botol Kemasan Minyak Telon
Membuat Jam Pasir Ala ala Ulala
Membuat Mobil-mobilan dari Botol Kemasan Bedak
I Can So Are You
Membuat Buku Mini Untuk Si Kecil
Beberapa tahun yang lalu, sebelum aku berperan sebagai Shehrazat dari Hongkong, bukan dari Turki, aku terkena yang namanya sindrom newmom. Parnoan, harus begini begini begitu, pakai teori parenting yang ini atau yang itu, dan selalu siwer saat mata menangkap sesuatu yang unik, lucu, dan bagus untuk pertumbuhan si kecil. Jika sudah siwer begitu, apalagi membaca keterangan "baik untuk tumbang si kecil", aku pasti kalaf, kemudian langsung beli beli dan beli.
Salah satu yang aku beli tanpa berpikir panjang kali lebar adalah buku bantal kumpulan do'a sehari-hari. Maksud aku membeli buku bantal tersebut adalah untuk memperkenalkan ken tentang do'a do'a sehari-hari sejak dini. Seberapa dini ?. Nah itu yang tidak aku pikirkan sama sekali. Aku membeli buku bantal tersebut saat Si Ken masih berusia 5/6 bln. Dodol banget kan ?.
Alhamdulillah, setelah terkena cambuk cemeti amarrosulinya sembara *emangnya emak lampir, kedodolan tersebut tidak berlangsung lama. Aku sadar bahwa belum waktunya Ken menggunakan buku bantal tersebut. Karena seharusnya buku yang digunakan Si Ken adalah buku yang berisi tentang gambar tumbuh tumbuhan dan hewan-hewan disekitarnya, anggota tubuh, dan alat alat rumah tangga disekitarnya juga.
Langkah selanjutnya adalah, aku segera membuat buku kecil untuk si ken. Bukan buku bantal. Tapi buku mini sederhana saja yang aku buat dari barang bekas. Cara membuatnya juga cukup mudah.
Pertama, siapkan bahan dan alat.
Kemasan kardus pewangi baju.
Kertas bekas
Tali hias berwarna emas
Gunting
Plong-plongan (alat untuk melubangi kertas)
Kedua, Cara membuat
Gunting kardus kemasan pewangi baju Gunting kertas bekas sesuai dengan kardus pewangi
Beri lubang kemasan kardus pewangi baju
Beri juga lubang kertas-kertas bekas yang sudah digunting dan sesuaikan lubang dengan lubang yang ada di kemasan kardus pewangi baju tersebut.
Satukan antara kertas bekas dengan kardus kemasan tersebut
Rapikan
Setelah itu masukkan tali hias berwarna emas ke dalam lubang lubang tersebut. Ikat di kedua ujungnya. Selesai
Buku mini untuk si kecil ken pun sudah jadi. Selanjutnya tinggal diisi saja. Karena ken lagi semangat mengenal huruf dan nama-nama buah, jadi buku tersebut aku isi dengan huruf abjad dan gambar buah buahan yang biasa ia konsumsi. Alhamdulillah. Buku tersebut diterima dengan baik oleh Si Kecil Ken. Yippiiiieeee *lalu joget sambal lado.
Keset dari Pakaian Bekas
Postingan Populer
-
Idul Adha. Daging dimana-mana. Bingung mau dimasak apa. Akhirnya dibikin bakso saja. Yup, meluncurlah kami, daku dan suami, ke pasar, buka...
-
Satu atau dua hari sebelum lebaran biasanya para ibu rumah tangga, seperti kita-kita nih, sudah mulai mempersiapkan beraneka macam hidangan...
-
Sore itu, beberapa jam sebelum tiba masa aku melahirkan, aku masih jalan-jalan naik motor. Bersama dengan anakku, ken, juga suami. Di teng...
-
Hai Mam, Kamu, apa kabarnya nih ? Aku doain semoga energi positif melingkupimu amiin. Berasa kayak Roy Kiyoshi ni eikeh. wkwkwk. ...
-
Hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Bulan Ramadhan selalu jatuh di musim kemarau. Dimana matahari benderang sepanjang haru. Hawa pan...