Showing posts with label Lomba. Show all posts
Showing posts with label Lomba. Show all posts

Bebaskan Bumi dari Selimut Polusi

Layaknya kasih seorang ibu, alam selalu hadir untuk kita dalam kondisi apapun, saat bahagia atau lara. Bahkan saat kita sudah melakukan perbuatan yang tidak baik kepada alam sekalipun, ia tetap mau memeluk kita, erat dan hangat.

Namun, kadang, kita lupa akan kasih sayang yang diberikan alam. Kita lupa bahwa oksigen yang kita hirup, air yang kita minum, dan rasa bahagia yang hadir saat kita melihat birunya langit, gemerlap bintang, putihnya awan, gemericik air, hingga kicauan burung, semuanya berasal dari alam.




Bayangkan jika alam tidak lagi hadir untuk kita. Bayangkan jika alam tidak lagi memberikan oksigen untuk kita. Bayangkan jika alam akhirnya membiarkan kita berselimut polusi. Akan seperti apa kita jika hal tersebut terjadi? Apa yang akan kita alami jika kita berselimut polusi? 

#SelimutPolusi

Menurut LAPAN, polusi udara adalah pencemaran pada udara dengan hadirnya berbagai bahan pencemar di luar ambang batas. Salah satu bahan pencemar udara tersebut adalah CO. Mari kita berkenalan dengan CO.

Unsur kimia CO atau juga yang dikenal dengan Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengiritasi dan tidak berbau. Gas ini dihasilkan melalui pembakaran gas, minyak, petrol, bahan bakar padat atau kayu. Lebih lanjut, BPOM menyebutkan bahwa terbentuknya gas CO berasal dari kebakaran, tungku, pemanas, oven dan mesin. Nah, dari informasi ini bisa dibilang aktivitas yang kita lakukan sehari-hari pun berpotensi menghasilkan karbon monoksida. Mulai dari aktivitas kita berkendara, membakar sampah, mandi pakai pemanas air, bahkan dari aktivitas kita memasak pun bisa menghasilkan karbon monoksida. Waduh.

Jika Berselimut Polusi, Apa yang Akan Kita Alami?

Malam datang. Hawa dingin sebab kehujanan sepulang kerja masih lekat di badan. Mau tidur tapi rasanya tak nyaman. Tanpa berpikir panjang, tanganpun tergerak untuk mengambil sesuatu yang dapat menghadirkan hangat di badan. Sesuatu itu apalagi kalau bukan selimut.

Ya, sejatinya, selimut berfungsi untuk memberikan rasa aman, rasa aman dari dingin yang menyerang. Namun ini tidak berlaku bagi selimut yang berbahan polusi. Bukannya mendatangkan rasa aman, namun malah mengundang dampak negatif bagi alam.

Selimut polusi memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. Selimut polusi berdampak pada kesehatan kita juga berkontribusi secara langsung pada perubahan iklim.

Jika Berselimut Polusi, Sehat Jadi Susah Diraih

Selama ini, kita dimanjakan alam. Kita diberikan selimut oksigen yang melimpah. Sehingga kita pun bisa beristirahat dengan nyaman. Bayangkan jika selimut dari alam itu berganti menjadi selimut polusi. Bisakah kita beristirahat dengan nyaman saat menggunakan selimut polusi dengan bahan pencemar karbon monoksida misalnya? Boro-boro bisa tidur nyaman, yang ada malah jadi susah tidur sesak nafas dan sebagainya.

Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa karbon monoksida adalah salah satu bahan selimut polusi. Karbon monoksida ini adalah bahan pencemar yang amat berbahaya. Saking bahayanya sampai mendapat julukan sebagai sillent killer. Dari alodokter menjelaskan bahwa karbon monoksida ini seperti oksigen. Ia mudah dihirup dan mudah terikat dengan hemoglobin sehingga dapat membentuk carboxyhaemoglobin (COHb) pada darah. Jika jumlah COHb makin banyak, maka jumlah oksigen dalam darah pun akan berkurang.

Menurut OSHA ( (Occupational Safety and Health Administration), batas aman menghirup karbon monoksida yakni sekitar 35 ppm untuk waktu 8 jam/hari kerja. Lalu kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan adalah 1500 ppm (0,15%). Namun jika terpapar kadar CO 1000 ppm (0,1%) selama beberapa menit saja maka dapat menyebabkan 50 % kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan dapat berakibat fatal. Jika melihat tabel gejala terpapar karbon monoksida yang dibuat oleh BPOM, kondisi fatal seperti itu bisa jadi disebabkan oleh banyaknya konsentrasi CO dalam darah yakni sekitar 70% hingga 80% .  



Bahan selimut polusi yang satu ini terbentuk dari hasil pembakaran. Sehingga bisa ditemukan di aktivitas kita sehari-hari. Namun tidak semua aktivitas kita menghasilkan karbon monoksida yang banyak, kan? Seperti saat kita melakukan aktivitas memasak. Kita bisa menemukan banyak karbon monoksida saat berkendara dan sedang terjebak macet. Jika dalam kondisi seperti ini, masker adalah penyelama bagi pengendara motor dari terkena penyakit infeksi pernapasan akut (ISPA).

Sebenarnya, masker tak hanya cukup digunakan saat berkendara motor dan terjebak macet. Masker harus digunakan selama berkendara. Karena menurut hasil sebuah penelitian yang berjudul Driving Behavior and Mileage with The Incidence of ISPA in Students UNAIR Surabaya, disebutkan bahwa risiko ISPA pada pengemudi motor terkait juga dengan perilaku/kebiasaan dan jarak tempuh. Pengemudi motor yang tidak menggunakan masker saat berkendara berpotensi terkena ISPA. Pengemudi motor yang berkendara cukup lama juga rentan terkena ISPA.  

Melansir dari National Geographic, pada tahun 2019, beberapa wilayah di Indonesia pernah berselimut polusi. Polusi udara saat itu disebabkan oleh kebakaran hutan yang luar biasa. Bahkan di wilayah Sumatera Selatan saja ditemukan 1.297 titik api.

Saat itu, langit berubah kelabu. Putihnya awan, birunya langit, berganti dengan kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan. Kejadian ini membuat banyak orang mengungsi dan lebih dari 900 ribu orang terkena ISPA.

Dari kejadian itu saja, rasanya, sudah bisa tergambar dengan jelas apa yang akan kita alami jika kita berselimut polusi. Kita mungkin akan dihantui ISPA atau penyakit terkait pernapasan lainnya. Sehingga untuk mengatasi ini, mungkin kita akan membawa alat bantu pernapasan yang berisi oksigen kemanapun kita melangkah.

Jika Berselimut Polusi, Dampak Perubahan Iklim Makin Menjadi-jadi

Perubahan iklim terjadi dikarenakan selimut polusi. Selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.

Panas yang terperangkap di bumi ini membuat suatu perubahan yang luar biasa yang mempengaruhi segala lini kehidupan manusia. Perubahan tersebut yakni perubahan iklim.

  • Perubahan iklim menyebabkan terjadinya bencana alam

Perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Hijauku(dot)com suhu di bumi meningkat 0.850C derajat di setiap wilayah. Naiknya suhu bumi menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim seperti curah hujan yang tinggi di suatu wilayah tertentu hingga mengakibatkan bencana alam berupa banjir, maupun tanah longsor. Sementara itu ada wilayah yang malah tak kunjung disapa hujan. Jika kondisi ini berlangsung lama, wilayah ini pun bisa mengalami kekeringan. 




Dulu, aku sempat terheran-heran kalau ada berita yang isinya tentang banjir di wilayah A, sedangkan di wilayah B malah kekurangan air. Padahal 2 wilayah tersebut berada di satu negara yakni Indonesia yang mana pada saat itu Indonesia berada di musim penghujan. Belakangan, aku akhirnya tahu, bahwa perbedaan yang signifikan ini dikarenakan perubahan iklim. Jauh banget bedanya yak. 

  • Perubahan iklim mempengaruhi kondisi ekonomi

Dulu, para petani dengan senang hati menyambut musim hujan. Karena petani merasa terbantu. Sebab tugas mengairi sawah diambil alih oleh hujan. Namun saat ini, senang sedikit memudar. Karena bercampur dengan rasa was-was sebab cuaca ekstrem. Jangan-jangan hujan yang turun tidak hanya mengairi melainkan malah membanjiri sawah. Jika sawah terendam banjir, maka para petani pun berpotensi merugi.

Cuaca tak menentu juga mempengaruhi kondisi ekonomi petani. Hal ini pernah dialami oleh para petani di Lebak pada tahun 2013. Saat itu produksi panen padi petani merosot tajam dikarenakan bergesernya waktu musim hujan.  

Tak hanya petani, pelaku ekonomi lainnya pun bisa saja mengalami keterpurukan manakala bencana alam sebab perubahan iklim datang melanda. Dari Katadata, diketahui  banjir masih menjadi bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia yakni sebanyak 946 kejadian. Jumlah itu setara 39,44% dari total kejadian bencana hingga awal September tahun ini.

Bencana alam lainnya yakni Cuaca ekstrem juga melanda tanah air dengan jumlah kejadian mencapai 799 pada periode yang sama. Berikutnya, diikuti 427 kejadian tanah longsor, dan 186 kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dengan kondisi seperti ini, secara otomatis mempengaruhi kondisi ekonomi daerah-daerah yang mengalami bencana alam. Bahkan mungkin berimbas pada kondisi ekonomi daerah lainnya. Bencana alam datang begitu saja tanpa memilih siapa yang akan dihampiri.

  • Perubahan iklim mempengaruhi kondisi kesehatan 

Di awal musim hujan tahun ini, beberapa wilayah mengalami cuaca ekstrem. Salah satunya tempat tinggalku, Jembrana Bali, yang sempat terkena banjir. Banjir ini bahkan sempat melumpuhkan jembatan penghubung menuju Denpasar. 

Salah satu penyebab banjir tersebut terjadi karena curah hujan yang tinggi dan berlangsung sehari semalam. Suhu pun mendadak dingin saat itu. Aku yang biasanya tidur bisa kelesotan di lantai, saat itu, memilih tidur di kasur. Ademmm. 

Banjir tersebut pasti meninggalkan genangan air entah di sudut mana saja. Genangan-genangan air ini bisa dijadikan sebagai tempat bertelur bagi nyamuk, termasuk nyamuk berbahaya seperti DBD dan Malaria. Ini adalah salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien DBD terutama di daerah yang mengalami banjir. 

Gangguan kesehatan juga terjadi di musim kemarau. Kalau untuk di kota besar seperti Jakarta, kata BMKG, suhu di musim kemarau bisa sampai 360C.  Nah, tubuh kita ini bereaksi terhadap kenaikan suhu. Adapun bentuk reaksinya yakni dengan cara meningkatkan aliran darah ke kulit. Proses ini bertujuan untuk membawa panas yang berasal dari dalam tubuh ke permukaan. Proses ini akan menghasilkan keringat yang kemudian menguap. Jika keringat sudah mulai menguap maka proses mendinginkan tubuh pun dimulai.

Keluarnya keringat dari dalam tubuh ini membawa serta cairan tubuh dan garam. Kekurangan cairan tubuh dan garam, maka kita berpotensi mengalami penurunan tekanan darah yang menyebabkan kelelahan tubuh akibat panasnya udara. Gejalanya meliputi pusing, mual, pingsan, kebingungan, kram otot, sakit kepala, banyak berkeringat, dan kelelahan. Apabila tekanan darah menurun terlampau jauh, risiko serangan jantung pun meningkat. Nah loh nah loh bisa separah ini ternyata dampak dari meningkatnya suhu yang biasanya terjadi di musim kemarau.

  • Perubahan iklim mempengaruhi gaya hidup

Kalau mengingat masa kecil dulu, rasanya, tidak pernah mengalami rasa panas yang luar biasa saat ini. Dulu, kemana-mana, masih asyik aja naik onthel alias sepeda angin. Sekarang kemana-mana naik sepeda motor. Dulu, satu pohon mangga yang ditanam di depan atau sekitar rumah sudah cukup menghalau udara panas di siang hari. Sekarang, menghalau panas tak cukup hanya satu pohon mangga, melainkan di bantu dengan kipas angin yang diletakkan di beberapa bagian rumah. Dulu, pergi kemana-mana di siang hari bisa langsung makwer berangkat begitu saja. Sekarang kalau mau keluar di siang hari mah harus dilengkapi dengan peralatan penghalau radiasi sinar matahari. Mulai dari pakai baju panjang hingga memakai sunscreen. Apa yang terjadi ini adalah salah satu dampak dari perubahan iklim.

Tanpa disadari, perubahan iklim berhasil mengubah gaya hidup kita. Contoh di atas adalah salah satu dari segambreng perubahan gaya hidup yang cukup signifikan. Dan ya kalau dipikir-pikir, kita mengeluarkan lebih banyak uang untuk menghadapi perubahan iklim ini.

 

Nah itulah secuil dampak dari adanya selimut polusi. Yang paling parah dampak dari selimut polusi yakni memberikan sumbangsih pada perubahan iklim. Karena ya, perubahan iklim mempengaruhi segala lini kehidupan.

Tentu kita tidak menginginkan polusi menjadi selimut kita sehari-hari bukan? Oleh sebab itu, yuk kita lakukan sesuatu demi membebaskan negeri ini berselimut polusi.  

Cara Agar Terbebas dari Selimut Polusi

Ada banyak hal negatif yang terjadi dikarenakan selimut polusi. Jika tidak segera bertindak, takutnya, selimut polusi ini bisa berubah jadi pakaian, pakaian polusi. Kalau sudah seperti ini mah mau pergi kemanapun, pasti bakal merasakan polusi.

Sebagai penderita asma, aku tahu bagaimana rasanya saat tiba-tiba susah bernapas karena terkena paparan asap kendaraan dari knalpot, hingga asap dari pembakaran sampah. Ya, terpapar sebentar saja, kadang sudah berhasil membuatku susah bernapas. Bawaannya ingin segera menghindar sejauh mungkin dan mencari udara segar, biar napas kembali lega. Nah, aku tidak ingin siapapun mengalami kejadian susah bernapas secara tiba-tiba seperti yang aku alami. Nggak enak banget Ya Allah, sungguh.

Untuk mewujudkan keinginan untuk terbebas dari selimut polusi, aku melakukan beberapa usaha seperti menanam pohon dan memilah sampah rumahku. Tapi kalau dipikir-pikir, usahaku yang secuil ini, mungkin hanya bisa memberi hawa segar bagiku, keluarga, atau mungkin juga tetangga (semoga). Apa yang aku lakukan ini belum memberikan dampak positif bagi orang banyak.




Namun, jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, sekarang sudah banyak #MudaMudiBumi yang peduli dengan kondisi bumi. Salah satunya muda-mudi di #TeamUpForImpact . Aku benar-benar bersyukur tiada tara karena masih ada banyak orang yang mau berusaha sekuat tenaga pantang menyerah untuk menjaga bumi. Mereka tanpa henti berinovasi, berkreasi untuk menyelamatkan bumi. Ibarat kata #UntukmuBumiku ..... apapun akan ku tempuh.

Apa yang dilakukan #MudaMudiBumi ini membuatku terinspirasi ingin melakukan sesuatu hal yang lebih dari yang sudah biasa aku lakukan. Ya, aku ingin melakukan hal yang lebih, lebih, lebih dari ini. Ah andaikan saja aku punya semacam kesempatan membuat kebijakan untuk mengurangi polusi demi mengatasi perubahan iklim, maka ada beberapa hal yang aku lakukan.

1. Melarang hutan dijadikan sebagai lahan pertanian atau apapun itu dan memberikan hukuman berat bagi penebang pohon ilegal, serta pembakar hutan.

Kondisi hutan negeri ini sedang memprihatinkan karena penebangan liar, pembakaran hutan, hingga diubah jadi lahan pertanian kelapa sawit misalnya. Akibatnya luas hutan berkurang secara signifikan. Melansir dari IDNTimes mengenai rincian deforestasi hutan Indonesia menurut Greenpeace Indonesia. Deforestasi terjadi di 629.2 ribu hektare pada 2015-2016, 480 ribu hektare pada 2016-2017, 439.4 ribu hektare pada 2017-2018, 462.5 ribu hektare pada 2018-2019, dan 115.5 ribu hektare pada tahun 2019-2020. 

Oleh karena luas hutan yang berkurang secara signifikan tersebut, maka perubahan iklim pun semakin menjadi-jadi. Padahal hutan Indonesia menjadi salah satu andalan dunia untuk menjaga bumi. Hutan Indonesia adalah paru-paru dunia.


Berdasarkan hal ini, demi menjaga bumi, #UntukmuBumiku , maka kebijakan yang akan aku buat yakni aku akan melarang hutan dijadikan sebagai lahan pertanian atau apapun itu dan memberikan hukuman berat bagi penebang pohon ilegal, serta pembakar hutan.  

2. Memperbanyak hutan kota,

Ada satu momen yang aku ingat betul saat diberlakukan WFH demi menghentikan penyebaran virus covid-19. Momen tersebut yakni saat aku melihat banyak yang share tentang baiknya kondisi udara di tempat tinggal mereka masing-masing. Beberapa ada juga yang share foto langit biru yang mereka ambil.

Jika dipikir-pikir, direnungi, diresapi, hal itu bisa mereka rasakan karena tidak adanya selimut polusi. Selimut polusi yang berasal dari asap kendaraan.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi selimut polusi terutama di kota-kota besar adalah dengan memperbanyak hutan kota. Mengapa demikian? Hutan tidak hanya memiliki kemampuan menyimpan air. Hutan mampu memproduksi oksigen untuk makhluk hidup yang ada di sekitar hutan. Hutan juga memiliki kemampuan menyerap gas bahan pencemar. Lawong karbondioksida saja, yang merupakan salah satu dari bahan pencemar udara, mereka jadikan bahan untuk membuat makanan. Luar biasa bukan? Tak ingin menyia-nyiakan kemampuan hutan yang luar biasa ini, maka kebijakan yang aku buat yakni memperbanyak hutan kota.   



3. Aktif mendukung #MudaMudiBumi

Bapak Ir. Soekarno pernah bilang, “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan aku goncangkan dunia.”

Ucapan dari Bapak Bangsa ini menunjukkan betapa bisa diandalkannya kemampuan para pemuda bangsa. Apapun tujuannya, jika dipegang oleh para pemuda, maka peluang untuk mencapai tujuan pun terbuka lebar. Salah satu buktinya yakni momen Sumpah Pemuda. Pada saat itu, para pemuda bersumpah untuk setia pada bangsa Indonesia, satu tanah air Indoneisa, satu bangsa Indonesia, dan satu bahasa Indonesia. Sejak lahirnya sumpah pemuda, persatuan bangsa pun semakin erat dan solid. Tak ada kata menyerah untuk meraih merdeka. Mereka bersatu merumuskan strategi. Mereka tahu risiko dari apa yang mereka lakukan. Tak gentar sedikitpun. Mereka rela dan siap kehilangan nyawa. Mereka terus berusaha hingga akhirnya merdeka bisa mereka raih dengan sempurna. Alhamdulillah wa syukurillah.

Terinspirasi dari peristiwa sejarah ini, maka tak ragu rasanya untuk memberikan dukungan pada #MudaMudiBumi untuk beraksi menjaga bumi. Kebijakan-kebijakan yang aku buat tak akan lepas dari aspirasi dan aksi mereka. Aku yakin, jika #MudaMudiBumi mendapat dukungan penuh, tujuan mereka untuk menjaga bumi akan tercapai dengan maksimal pula.    

 


Jadi seperti itulah yang akan aku lakukan jika aku diberikan kesempatan membuat kebijakan untuk mengurangi polusi. Kalaupun aku tidak mendapatkan kesempatan tersebut, insyaAllah aku akan tetap melakukan 3 hal tersebut sesuai dengan kemampuanku sendiri. Salah satunya seperti ini nih, membuat tulisan tentang selimut polusi, perubahan iklim, dan pentingnya menjaga hutan.

Aku menaruh harap sebesar-besarnya bahwa tulisanku ini bisa menjadi pengingat bagi para pembaca untuk tak lupa melakukan aksi menjaga bumi. Jika boleh berharap lebih tinggi, semoga tulisanku ini menjadikan jumlah muda-mudi peduli bumi semakin bertambah banyak. Semakin banyak muda-mudi yang peduli pada bumi, tentu kondisi bumi akan segera terjaga dengan baik. Hopefully.

Akhir kata, mari kita jaga bumi. Jika belum bisa all out menjaga, tak masalah, asalkan ikhtiar terus pantang menyerah, sesuai dengan kemampuan diri. Jangan lari dari bumi. Jangan pernah lupa betapa baiknya alam pada kita. Karena alam tak pernah pergi meninggalkan kita.        

 

***


Referensi:

https://lapan.go.id/post/7138/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-bagaimana-penanganannya

https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/76/Keracunan-yang-Disebabkan-Gas-Karbon-Monoksida.html

https://nationalgeographic.grid.id/read/131864595/jumlah-penderita-ispa-akibat-karhutla-capai-919516-orang-di-bulan-september

https://theconversation.com/kebakaran-hutan-makin-mengancam-kesehatan-penduduk-indonesia-dari-iritasi-hingga-potensi-kanker-124112

https://journalreportase.com/penderita-penyakit-ispa-alami-peningkatan/

https://indonesia.un.org/id/172909-apa-itu-perubahan-iklim

https://www.antaranews.com/berita/2791709/wmo-dampak-perubahan-iklim-terlihat-dari-cuaca-ekstrem-di-dunia

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-62177681

https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kota-batu/25/09/2022/warga-bulukerto-trauma-sambut-musim-hujan/

http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-aktual/1294-tahun-sedih-petani-padi-lebak

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/06/2398-bencana-alam-terjadi-di-ri-hingga-awal-september-2022-ini-rinciannya

https://news.detik.com/berita/d-5158222/puncak-kemarau-september-suhu-udara-maksimum-terjadi-di-waktu-ini

https://www.liputan6.com/news/read/4263760/bmkg-musim-kemarau-suhu-maksimum-jakarta-capai-36-derajat-celcius

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/09/nasa-suhu-permukaan-bumi-naik-085-c-pada-2021

Journal.unair.ac.id. Diakses pada 2020. Driving Behavior and Mileage with The Incidence of ISPA in Students UNAIR Surabaya

Yuk Selamatkan Generasi Penerus Bangsa dari Bahaya Rokok

Mombeb, aku mau cerita deh. Jadi beberapa waktu lalu, suami (berprofesi sebagai Kepsek SMP swasta) cerita, katanya waktu lagi jalan ngecek sekolah eee nggak sengaja menemukan 3 siswa merokok di sekolah. Langsung wes 3 siswa itu ditatar. 


Pas ditanya kenapa merokok, mereka kompak jawab karena ikut-ikutan teman main mereka di rumah. Trus ditanya lagi darimana mereka dapat rokok, mereka pun jawab kalau mereka beli rokok di warung yang tak jauh dari sekolah. Sesederhana itu ya alasan mereka merokok. Dan ya semudah itu juga cara mereka mendapatkan rokok.

Sebagai seorang ibu, cerita dari suami ini tentu berharga buat aku. Karena dari cerita tersebut aku bisa mengambil beberapa catatan yang bisa aku gunakan saat mendidik anak-anakku. 

Nah dari cerita suami, ada dua hal yang jadi catatan aku bahwa masih banyak yang belum melek soal dampak negatif dari merokok terutama di kalangan anak-anak dan betapa mudahnya bagi anak untuk bisa mendapatkan rokok.

Ya, menurutku, banyak anak yang belum paham soal bahaya merokok. Contoh nyatanya di tempat tinggalku ini deh. Mereka sesantai itu merokok. Mereka merokok cuma karena mengikuti teman mereka. Saat ditanya bahaya merokok pun mereka hanya melongo alias nggak tahu bahayanya apa. 

Tapi Mombeb ada juga sih, yang sudah tahu bahaya merokok namun tetap saja melakukan itu. Ya mungkin karena mereka cuma sekadar tahu tapi belum paham, belum sadar akan bahaya merokok. Mereka belum paham dan sadar akan hal ini bisa jadi karena belum pernah bertemu secara langsung dengan orang yang mengalami sakit kanker tenggorokan atau sakit paru-paru sebab merokok. 

Lalu mengenai kemudahan untuk mendapatkan rokok nih ya yakni mereka bisa beli rokok batangan yang harganya ramah di kantong mereka. Misalkan harga rokok perbatang 2 ribuan sedangkan uang saku mereka 10 ribu. Nah dengan uang saku segitu pasti bisa banget donk buat beli rokok. Kemudahan lainnya yakni mereka bisa beli rokok di warung atau toko mana saja. 

Setelah tahu fakta tersebut, terpikir untuk cari informasi soal jumlah perokok anak. Dan ya asli, bikin kaget, sih. Gimana nggak kaget, la wong data dari Global Youth Tobacco Survey dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan bahwa prevalensi perokok anak di negeri ini yakni 10.70%. Kalau dihitung-hitung nih, jika jumlah anak sekitar 70 juta jiwa, maka jumlah perokok anak sekitar 7 juta jiwa. Ya Allah banyak bangeeetttt. Ini mah bener-bener negara ini DARURAT PEROKOK ANAK.

Mombeb, yang makin bikin sedih tuh jumlah perokok anak ini meningkat terus setiap tahun. Kalau pun turun, itupun tidak signifikan. Duh, Gusti. Kalau sudah separah ini, seharusnya, pemerintah segera turun tangan untuk mengurangi jumlah perokok anak. Ya, tho? Yup.

Koq pemerintah yang harus segera turun tangan? Bukannya bisa dimulai dari diri sendiri dan lembaga-lembaga yang peduli soal perokok anak? 

Cara Sederhana Melindungi Anak-anak dari Bahaya Rokok 

Eits, jangan salah, aku sudah beraksi koq. Dan Alhamdulillah sudah membuahkan hasil yakni suami berhenti merokok setelah punya anak. Sekarang pun aku rajin bilang ke anak-anakku untuk menjauhi asap rokok. Karena aku nggak mau anak-anakku terkena efek dari menghirup asap rokok.

Artikel di alodokter menyebutkan bahaya asap rokok jika terhirup anak-anak. Bahaya tersebut meliputi dapat membuat anak lebih mudah sakit, meningkatkan risiko pneumonia atau bronkitis, anak sering batuk, mengi, dan sesak napas, juga dapat memicu serangan asma atau memperburuk gejalanya, bahkan dapat menghambat tumbuh kembang anak terutama berat dan tinggi badan, menimbulkan infeksi telinga, menyebabkan telinga tuli sebagian, dan sebagainya. 

Menurutku, nggak hanya aku yang melakukan ini, memberikan edukasi ke orang sekitar akan bahaya rokok bahkan melarang secara terang-terangan. Aku yakin sudah banyak koq yang melakukannya. Kamu gini juga kan, Mombeb? Aku yakin sih kamu juga sudah melakukan ini. 

Trus nih ya, suamiku, yang juga mantan perokok aktif juga rajin memberikan edukasi ke siswa. Bahkan 3 siswa yang kedapatan merokok di sekolah tersebut dipantau bener sama suami. 

Lembaga-lembaga yang peduli soal ini pun sudah beraksi juga. Salah satunya yakni Yayasan Lentera Anak. 

Pejuang yang Melindungi Generasi Penerus Bangsa dari Bahaya Rokok

Yayasan Lentera Anak adalah yayasan yang juga bergerak di bidang perlindungan hak anak melalui edukasi, advokasi, pemberdayaan, dan studi tentang anak, mencatat faktor yang mempengaruhi anak merokok, yaitu internal dan eksternal. Lentera Anak ini bisa dibilang aktif banget berjuang melindungi anak dari bahaya rokok.

Seperti apa perjuangan Lentera Anak untuk Kesehatan Generasi Penerus Bangsa? Nih aku jentrengin yak. 

  • Lentera Anak melibatkan 2.281.200 kaum muda dan 70 organisasi dari berbagai kota di Indonesia dalam kampanye antirokok. 
  • Lentera Anak juga telah melakukan pendampingan kepada anak, kaum muda, dan orang tua tentang kesehatan remaja di 95 sekolah dan 34 ruang publik terbuka ramah anak.
  • Lentera Anak mendukung capaian target RPJMN 2024, yaitu penurunan prevalensi perokok anak menjadi 8,7 persen dengan cara turut melakukan berbagai survey dan kajian untuk mendukung advokasi kebijakan tentang pelarangan iklan; promosi dan sponsor rokok; pelarangan penjualan rokok batangan; serta penegakan kawasan tanpa rokok dan pengaturan rokok elektronik.
  • Tahun 2017, mengumpulkan lebih dari 11.000 surat dari anak dan kaum muda dari seluruh Indonesia untuk Presiden yang mengirim pesan urgensi perlindungan anak dari adiksi rokok.
  • Pada 2018, bersama siswa dari 90 sekolah di lima kota, yaitu Padang, Mataram, Kota Bekasi, Tangerang Selatan dan Kab. Bogor berhasil mengedukasi dan mengajak warung-warung di sekitar sekolah untuk tidak menjual rokok kepada anak dan menurunkan 150 spanduk iklan rokok dari warung-warung di sekitar sekolah.
  • Pada 2019, Lentera Anak bersama berbagai organisasi dan KPAI berhasil mendesak Audisi Djarum Badminton untuk menurunkan logo dan brand image Djarum pada kegiatan audisi badminton yang melibatkan anak yang sudah dilakukan sejak 2015.
  • Pada 2020, Lentera Anak memantau ada 16 kota/kabupaten yang telah melarang iklan rokok di wilayahnya dan media pun mulai memberikan dukungan terhadap berbagai kampanye tentang pengendalian tembakau.
  • Tahun ini adalah tahun kelima Lentera Anak mengadvokasi proses revisi PP 109/2012 tentang pengamanan zat adiktif. 
salah satu dari segambreng perjuangan Lentera Anak

Kalau boleh jujur, setelah merinci perjuangan Lentera Anak untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya rokok, sungguh, rasa haru membuncah sedemikian rupa. Lalu seketika rasa terima kasih yang teramat sangat pada Lentera Anak menyeruak begitu saja. Terima kasih karena sudah peduli, terima kasih karena sudah mau berjuang untuk anak-anak generasi penerus bangsa. Terima kasih banyak Lentera Anak. 

Mombeb, apa yang sudah kita lakukan, dan juga perjuangan Lentera Anak yang seluar biasa itu, rupanya, belum bisa mengurangi jumlah perokok anak secara signifikan. Makanya pemerintah, selaku pembuat kebijakan, harus segera bertindak. 

Pentingnya Revisi PP 109/2012

Dari Kemkes menyebutkan bahwa pemerintah perlu merevisi Peraturan Pemerintah (PP) 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Dalam Kompas, Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari juga memiliki pendapat yang senada dengan Kemkes. Salah satu alasannya karena tujuan dari dibuatnya PP ini tidak tercapai secara maksimal. Sebab jumlah perokok anak makin meningkat. Selain itu, menurut Lisda, PP tersebut tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Seperti belum ada peraturan soal rokok elektrik yang sekarang tengah beredar merajalela. 

Aku idem banget sama pendapat para ahli. Memang ada yang perlu direvisi. Menurut aku, salah satunya yang perlu direvisi nih, Pasal 17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Poin 1 yang berbunyi "Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau".

Berdasarkan fakta di lapangan nih, anak-anak beli rokok batangan bukan yang kemasan. Sedangkan peringatan kesehatan hanya ada di kemasan rokok saja. Boleh donk ya kalau peringatan kesehatan ini dicantumkan juga di rokok batangan atau kalau bisa jangan dibolehin deh jual rokok batangan. Duuhh. 

Etapi ada koq bahasan soal ini di PP 109 tahun 2012 soal larangan untuk menjual rokok pada anak di bawah usia 18 tahun. Tapi ya gitu, faktanya di lapangan nih, rokok bisa dibeli siapapun. 

Mombeb, kita sudah tahu betul bahaya rokok bagi kesehatan. Alodokter merinci efek rokok bagi kesehatan yakni dapat menyebabkan gangguan pada kardiovaskular sehingga mengundang penyakit jantung dan stroke, dapat mengganggu perkembangan dan fungsi otak, dapat menyebabkan penyakit mulut dan tenggorokan, penyakit paru-paru, lambung, tulang keropos dan rapuh, penuaan dini, masalah pada organ reproduksi, gangguan psikologis, dan sebagainya. 

Lalu bagaimana dengan anak-anak? Apakah efek dari merokok tersebut juga dialami anak-anak yang merokok? Melansir dari Halodoc, ada beberapa efek yang terjadi pada anak-anak yang merokok. Efek pertama yang bisa dialami anak yang merokok yakni dapat membuat paru-paru berhenti berkembang. Efek kedua yakni dapat mengakibatkan kerusakan gigi. Efek ketiga yakni kesehatan otot dan tulang menurun. Selain efek ini, Kemkes juga merinci bahaya rokok bagi anak. 

Banyak banget ya bahaya merokok bagi kesehatan tubuh. Trus juga bahayanya nggak kaleng-kaleng. Penyakit yang bisa muncul karena merokok bukan tipe penyakit ringan. Parah semua. 

Aku jadi nggak berani membayangkan kalau anak-anak yang masa depannya masih begitu panjang harus terhambat bahkan terhenti karena merokok. Duh jangan sampai deh ya. Aamiin ya robbal'alamiin 

Tahun 2045, negeri ini, diperkirakan akan mencapai generasi emas. Nah untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya kesehatan generasi penerus bangsa harus benar-benar diperhatikan. Negeri ini harus keluar dari masa DARURAT PEROKOK ANAK. Jika tidak, rasanya susah untuk mewujudkan target tersebut. 

Oleh sebab itu, yuk kita dukung penuh apa yang dilakukan Lentera Anak dan yang lainnya. Salah satu bentuk dukungan kita yakni dengan turut menyuarakan agar pemerintah segera melakukan revisi PP 109 tahun 2012. Dukungan lainnya yakni dengan aktif mengikuti misi-misi, program-program, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Lentera Anak. 

Sembari melakukan hal tersebut, kita juga harus tetap konsisten dan semangat ya Mombeb untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok. Semoga usaha yang kita lakukan ini, Mombeb, tidak hanya bisa melindungi anak-anak kita dari bahaya rokok melainkan seluruh generasi penerus bangsa. Semoga negeri ini segera bisa keluar dari darurat perokok anak. Aamiin aamiin ya robbal'alamiin. 

Jadi sekian dulu ya Mombeb cerita kali ini. Sampai ketemu lagi di ceritaku berikutnya. 

Sehat dan bahagia selalu, Mombeb, untuk kita dan semuanya. See yaaaaaaa


Referensi:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220729/4940807/perokok-anak-masih-banyak-revisi-pp-tembakau-diperlukan/

https://id.m.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_109_Tahun_2012

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/19/13222231/perokok-anak-meningkat-revisi-pp-109-tahun-2012-dinilai-perlu-dilakukan

https://www.alodokter.com/sebab-wajib-menjauhkan-buah-hati-dari-asap-rokok

https://www.halodoc.com/artikel/yang-terjadi-jika-anak-kecil-merokok

https://nasional.kontan.co.id/news/ini-tantangan-indonesia-menuju-generasi-emas-tahun-2045

https://www.lenteraanak.org/content/berita_terkini/hari_anak_nasional_regulasi_pemerintah_untuk_menekan_jumlah_perokok_anak_dinilai_masih_kurang

Saat Anakku Terlambat Bicara

Mombeb, ada ucapan dari salah satu tetanggaku yang sulit aku lupakan. Sudah cukup lama, sih. 7 tahun yang lalu. 

Aku susah lupa karena waktu itu rasanya menyakitkan. Gimana nggak sakit secara orang itu bilang begini di depan banyak orang:

"Ini koq belum ngomong-ngomong, anakmu bisu ya?"

JEDIERRRR 

Sebagai ibu, aku nggak terima. Dan ini aku tunjukkan langsung waktu itu. Aku balas ucapan orang itu seperti ini:

"Nggak bisu, cuma pilih-pilih, mau ngomong sama orang yang disenangi, yang baik sama dia" 

"Tak pikir bisu, nggak ngomong-ngomong e" 

Kajshhegeyheej

Asli, kesel banget waktu itu. Kirain tetangga masa gitu ada di tv aja, eee di dekatku juga ada yang begitu. Hadeehhhhhh...

Kalau bisa pindah rumah, pindah deh. Sayangnya nggak ada pilihan pindah rumah. 


Sejak saat itu, aku memilih untuk meminimalkan interaksi dengan tetanggaku yang satu itu. Alhamdulillah, dengan usaha tersebut, rasa sakitku berangsur-angsur membaik dan berubah. Coba tebak rasa sakitku berubah jadi apa? Yang pasti bukan berubah jadi Ultraman ya, Mombeb. Hahayy

Anakku Terlambat Bicara

Entah gimana kalimat yang menyakitkan itu berubah menjadi bahan refleksi buat aku. Aku pikir-pikir, anakku memang hampir jarang banget bicara. Ia asyik dengan dunianya sendiri. Misalkan kalau menolak sesuatu, ia memilih menghindar, kalau dipaksa baru deh ia mengucapkan kata tidak. Itupun tanpa disertai alasan. 

Aku pikir, begini ini, nggak masalah. Pikirku lagi, kemampuan bicara akan muncul dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Namun setelah aku baca-baca lebih detil tentang perkembangan kemampuan bicara pada anak, rupanya, pendapatku ini salah. 


Mombeb, Pada saat itu, anakku yang berusia hampir 3 tahun, baru bisa mengucapkan beberapa kata saja. Fakta ini membuatku meyakini kalau kemampuan bicara anakku ini terlambat. Dilihat dari tabel di atas kan seharusnya usia 3 tahun kosakatanya sudah banyak. Lalu apa? Apa yang harus aku lakukan? Adakah cara untuk mengatasi terlambat bicara ini? 

Apa itu terlambat bicara atau speech delay?

Dalam Kemendikbud dikatakan bahwa speech delay atau terlambat bicara merupakan istilah umum merujuk pada proses keterlambatan bicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak. Nah untuk mengetahui atau mendeteksi apakah anak mengalami terlambat bicara ya salah satunya seperti yang aku lakukan itu, Mombeb, yakni dengan melihat tahapan perkembangan bicara normal anak (tabel di atas) lalu membandingkannya dengan kemampuan bicara anak sendiri. 

Setelah aku tahu bahwa anakku terlambat bicara, aku pun mencari penyebab hal ini terjadi. Pas momen ini, aku sempat mengalami perdebatan batin. Di satu sisi, aku meyakini kalau penyebab anakku mengalami keterlambatan bicara karena kurangnya stimulasi. Namun di sisi lain, aku menyangkal karena aku pikir sudah menstimulasinya dengan mengajaknya ngobrol.


Sembari mengalami perdebatan tersebut, aku tetap baca-baca lagi. Dan binggo, aku menemukan sebuah fakta yang membuat perdebatan batinku usai. Fakta ini juga bikin aku istighfar berkali-kali, Mombeb. Hiks. Sedih banget. Karena dari fakta itu aku jadi tahu kalau aku adalah penyebab anakku terlambat bicara. 

Ya, itu salahku, Mombeb. Aku tidak memperbanyak referensi tentang perkembangan bicara pada anak, aneka stimulasi kemampuan bicara, dan nutrisi apa yang diberikan pada anak yang dapat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan bicaranya.  

Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan bicara pada anak yang bisa dilakukan ibu di rumah

Mombeb, Aku baru tahu kalau stimulasi kemampuan bicara tidak cukup hanya dengan rajin mengajak ngobrol anak melainkan ada usaha lainnya yakni

1. Mengajak anak membaca buku cerita bersama

Untuk ini, aku biasanya meminta anak memilih buku yang mau ia baca. Dengan begini ia pun mau aku ajak membaca buku cerita. Aktivitas ini dapat menambah kosakata anak. 



2. Mengajak anak bernyanyi

Bernyanyi merupakan salah satu metode pelajaran yang banyak dipakai di sekolah anak usia dini. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini memberikan dampak positif bagi anak. Misalnya anak lebih mudah paham dan tentu saja dapat dengan mudah menambah kosakatanya. 

3. Mengajak anak bermain permainan yang dapat menstimulasi kemampuan bicara anak

Mombeb, bermain adalah dunia anak. Beberapa ahli pun berpendapat kalau anak menjadi lebih mudah memahami sesuatu melalui permainan. Setiap permainan pun memiliki manfaat dan tujuan masing-masing. 

Dalam Fimela, Bridging the Gap merekomendasikan beberapa permainan yang dapat digunakan untuk stimulasi kemampuan bicara pada anak atau permainan yang dapat digunakan untuk mengatasi terlambat bicara (speech delay) meliputi permainan menyusun balok, bermain puzzle, bermain balon, mobil-mobilan dan sebagainya. 

Permainan-permainan ini dapat mengembangkan koneksi saraf untuk berbicara yang sedang tumbuh. Sehingga dapat merangsang kemampuan bicara anak.

Selain memberikan stimulasi, yang tak kalah penting yakni memberikan nutrisi yang dapat meningkatkan kemampuan bicara hingga dapat mengatasi speech delay pada anak. Nutrisinya seperti apa? Yuk kita bahas di bawah ini ya, Mombeb.

Nutrisi untuk Membantu Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak

Mombeb, aku juga alpa memperhatikan nutrisi untuk membantu meningkatkan kemampuan bicara anakku. Nyesel banget rasanya. Lalu apa sih nutrisi yang bisa membantu meningkatkan kemampuan bicara pada anak? Susah nggak sih nyarinya? Cara mengolahnya, gimana? Nggak ribet kan, ya? Panduannya ada kan? Takutnya malah salah. 

Nah alhamdulillahnya, nih, Mombeb, kita nggak perlu mikirin A sampai Z terkait nutrisi tersebut. Karena kita bisa mengandalkan Generos


Generos atau Genius for Neuron merupakan multivitamin untuk otak yang didukung dengan 5 bahan utama alami Quantum. 5 bahan tersebut meliputi ikan sidat, pegagan, madu hutan, mengkudu, dan temulawak. Setiap bahan tersebut memiliki manfaat yang luar biasa. Mari kita rinci ya, Mombeb. 

Ikan Sidat

KKP menyebutkan kalau Indonesia merupakan salah satu eksportir sidat utama di dunia. Permintaan ekspor tertinggi yakni dari negara Jepang. Hal ini dikarenakan ikat sidat mengandung banyak sekali manfaat. Ikan sidat mengandung nutrisi yang baik seperti protein, lemak, Omega 3, vitamin A, serta asam lemak tak jenuh (EPA dan DHA). Protein ikan sidat ini sendiri ternyata lebih tinggi dari ikan salmon, lho, Mombeb. Wow. 

Nah nutrisi sidat tersebut dapat memberikan banyak manfaat bagi yang mengkonsumsinya seperti dapat menjaga daya tahan tubuh, baik untuk pertumbuhan, hingga menjaga kesehatan mata. 

Selain itu, ikan sidat juga dikenal memberikan manfaat bagi otak. Ia berperan menjadi salah satu penguat dalam memberikan nutrisi terbaik dan tumbuh kembang otak pada anak. Jika otak mendapatkan nutrisi maka ini dapat meningkatkan daya ingat dan menumbuhkan neuron yang tidak aktif. Dua hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan bicara anak.

Pegagan 

Mombeb, ternyata, pegagan ini sudah sejak lama dikonsumsi, terutama penduduk Jawa. Dijadiin lalapan, gitu. Jadi penasaran rasanya gimana yaaa. Eh tapi di tempat tinggalku sini, Bali, jarang deh ada yang jual pegagan. 

Nah pegagan ini ternyata mengandung zat omega. Zat omega sendiri bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan otak. Daun ini menguatkan saraf otak dan membuat konsentrasi semakin tinggi serta mampu mengingat dengan baik. 

Selain mengandung omega, pegagan juga mengandung zat asiaticosida yang dapat membuat anak yang sebelumnya berperilaku pasif, pemalu dan gelisah. Berubah menjadi anak yang aktif, periang, komunikatif, dan koperatif. Selain itu, Pegagan mempunyai antioksidan yang mampu meningkatkan daya ingat konsentrasi dan kewaspadaan.

Manfaat daun pegagan lainnya yakni dapat memperlancar aliran darah, mempercepat penyembuhan luka, hingga dapat meredakan kecemasan dan stres. 

Madu Hutan

Sudah bukan rahasia lagi kalau madu hutan memiliki segambreng manfaat. Lebih detilnya dituliskan di generos.id ternyata terdapat 3 kandungan probiotik alami yang dimiliki madu hutan, yaitu Lactobasilus Kunkeei, Lactobasilus SP, dan Lactobasilus Verniform. Ketiga probiotik ini sangat baik untuk mengembalikan dan menigkatkan kemampuan pencernaan manusia. Tak hanya itu, madu hutan juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Mengkudu

Di dalam buah mengkudu, terkandung beragam nutrisi seperti karbohidrat, protein, folat, magnesium, kalsium, dan sebagainya. Selain itu mengkudu juga kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan saponin, serta berbagai zat yang bersifat antiradang dan antibakteri. Lalu dalam generos.id dikatakan bahwa manfaat lainnya yakni dapat menangkal radikal bebas pada otak dan meningkatkan kecerdasan berpikir. 

Dari Gramedia(dot)com menyebutkan ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi buah mengkudu dapat mendorong aliran darah ke otak dan membantu meningkatkan fungsi memori yang lemah. 

Temulawak 

Temulawak dikenal memiliki manfaat menambah nafsu makan. Aku masih ingat, dulu, kalau aku nggak mau makan, dibikinin jamu temulawak sama Atok. 

Namun ternyata manfaat dari temulawak banyak lho, Mombeb. Salah satunya baik untuk otak. 

Dalam kontan(dot)co(dot)id menuliskan bahwa senyawa kurkumin pada temulawak dapat memicu peningkatan kadar BDNF. Apa itu BDNF? Adalah hormon hormon yang membantu memperbaiki dan memperbanyak neuron dalam otak manusia. 

Selain itu juga, di generos.id disebutkan bahwa temulawak dapat mencegah bakteri jahat yang bisa menyerang kekebalan tubuh manusia. Temulawak berfungsi meningkatkan fungsi syaraf pusat. Temulawak juga kaya akan kandungan flavonoid yang mampu meningkatkan rangsangan otak dan nafsu makan pada anak.

Nah kan, 5 bahan alami yang terkandung di Generos memiliki banyak sekali manfaat untuk anak ya, Mombeb. 4 dari 5 bahan alami yang terkandung di Generos memiliki manfaat untuk otak. Jadi bisa dibilang Generos sebagai nutrisi kecerdasan otak. 

Apabila otak mendapatkan nutrisi maka neuron-neuron yang merupakan bagian dari otak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Koneksi-koneksi antar neuron terjalin dengan lancar. Dengan demikian kemampuan anak pun akan meningkat termasuk kemampuan bicara. Hal ini berarti Generos mengatasi speech delay atau terlambat bicara. 

Mombeb, jujur, aku senang sekali ada Generos ini. Menurutku, Generos ini akan menjadi partner andalan bagi para ibu dalam hal mencegah hingga mengatasi speech delay atau terlambat bicara. Selama ini, bisa dibilang susah banget cari partner yang berkaitan dengan speech delay atau terlambat bicara. Alhamdulillah sekarang ada Generos. 

Generos sudah terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi GENEROS 193633201. Selain itu Generos juga terdaftar di LPPOM MUI dengan Nomor register GENEROS di LPPOM MUI : 12120002440519 

Soal testimoni Generos mah sudah segambreng, banyak banget. Untuk lebih mudah cari tahu soal Generos berikut testimoni Generos, Mombeb bisa follow Generos di website generos.id atau di media sosialnya yak, nih aku jentrengin di bawah ini:

Instagram: @generos.id

Facebook page: Generos.id

Youtube official: Generos

Tiktok: generos.id



Jadi Mombeb, karena sekarang sudah ada Generos jadi yuk kita cegah anak-anak kita mengalami terlambat bicara atau speech delay dengan memberikan Generos pada anak. Namun bagi Mombeb yang mengalami hal sama seperti aku yakni memiliki anak yang terlambat bicara, yuk berikan Generos juga. InsyaAllah Generos akan meningkatkan kemampuan bicara anak kita, Mombeb. Aamiin. 

Oya, Generos sudah tersedia di berbagai marketplace, Mombeb. Jadi kalau mau beli Generos, bisa disitu. Atau Mombeb juga bisa beli melalui websitenya Generos.  

Jadi sekian ceritaku tentang saat anakku terlambat bicara. Semoga pengalaman ini bisa memberi manfaat bagi mombeb semuanya. aamiin

Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Sehat dan bahagia selalu untuk kamu, Mombeb. See yaaaa

***

Referensi:

https://pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id/artikel/penyebab-speech-delay-atau-keterlambatan-bicara-pada-anak/

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara

https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/makan-sehat/wajib-tahu-6-kandungan-gizi-ikan-sidat-apa-saja-

https://kkp.go.id/djpdspkp/bbp2hp/artikel/37168-sidat-indonesia-di-pasar-dunia

 https://www.farmasetika.com/2020/02/11/daun-pegagan-herbal-ajaib-peningkat-kecerdasan-otak/amp/

https://www.gramedia.com/best-seller/manfaat-buah-mengkudu/amp/

https://generos.id/generos-anak-lancar-bicara/

https://www.fimela.com/parenting/read/4634684/5-rekomendasi-mainan-untuk-membantu-stimulasi-anak-yang-speech-delay

https://kumparan.com/kumparanmom/alasan-kenapa-anak-perlu-bernyanyi

https://generos.id/2022/06/03/khasiat-temulawak-untuk-anak-susah-makan/

https://generos.id/2022/05/19/manfaat-ikan-sidat-ratu-gizi-yang-membuat-anak-cerdas/

 

Upaya Mencegah Anemia pada Si Kecil yang Picky Eater (Bonus Catatan Penting tentang Anemia pada Balita, Anak-anak, Remaja, dan Ibu hamil)


Kemarin, begitu saya tiba di rumah setelah seharian berburu bahan untuk jualan di kedai, suami langsung bilang kalau si kecil Nana ternyata suka dengan pangsit ayam yang saya buat. Kata suami, pas pangsitnya sudah habis, Nana lalu bilang gini: "Agi, Yah, Agi". Maksudnya Nana, dia mau lagi. Duh, saya jadi berbunga-bunga, loh. Seneng banget rasanya setiap kali aku melihat atau mendengar cerita si kecil Nana yang mau makan.  

Lebay, ya? hahay. Mohon dimaklumi yak, respon saya jadi berlebihan gini karena anak saya, si Nana ini, adalah tipe Picky Eater. 

Dulu, saya menganggap remeh soal picky eater. Saya bahkan tidak begitu peduli. Misalnya saat si Nana hanya makan kerupuk seharian, respon saya ya santai saja. Selama masih ada makanan yang masuk ke perut Nana, saya merasa Nana pasti akan baik-baik saja. 

Anggapan saya ini berubah saat  mengikuti rangkaian webinar yang diselenggarakan oleh Nutrisi Untuk Bangsa, salah satunya di webinar yang bertemakan Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi. 

Nah, di webinar tersebut dikatakan bahwa anak yang Picky Eater berpotensi mengalami anemia. Dudududuh....


Penyebab anak mengalami anemia


Anemia itu sendiri adalah suatu kondisi rendahnya kadar Hb, dibandingkan dengan kadar normal yang menunjukkan kurangnya sel darah merah yang bersirkulasi. Kalau sel darah merah yang bersirkulasi kurang, dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh. 

Berdasarkan hal ini, saya selalu berusaha agar Nana terhindar dari anemia. Adapun usaha yang saya lakukan adalah:

1. Mencari informasi terkait anemia pada anak.

Saya mencari definisi dari anemia. Lalu mencari informasi soal indikator anak yang mengalami anemia dan bagaimana cara menghadapi anak yang Picky Eater


Definisi anemia


Gambar di atas mendeskripsikan banyaknya sel darah merah yang bersikulasi pada kondisi anemia. Selisih jumlah sel darah merah yang bersirkulasi pada kondisi normal dengan anemia begitu banyak. Padahal sel darah merah itu sendiri memiliki peran penting yang salah satunya mengantarkan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika jumlah sel darah merah yang bersirkulasi sedikit maka nutrisi yang didapatkan oleh tubuh dapat dikatakan juga sedikit. Kekurangan nutrisi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Duuhh...seram juga yak.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui gejala anemia pada anak. Adapun gejalanya meliputi anak rewel, terlihat lemas, pusing dan sebagainya.

Gejala anemia pada anak

Alhamdulillah, poin-poin di atas, saya dapatkan di webinar yang saya ikuti. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. 


2. Mengetahui bahan makanan yang mengandung zat besi.

Aku juga mencari informasi terkait bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi, Vitamin C, dan bahan makanan yang mempermudah penyerapan zat besi. 

Beruntung, lagi-lagi, saya mendapatkan informasi tersebut dari Webinar yang saya ikuti. Adapun rinciannya dapat dilihat pada infografis di bawah ini. 


Heme dan non heme iron


Gambar di atas menunjukkan ada dua kategori bahan makanan sumber zat besi. Pertama yakni heme iron merupakan bahan makanan bersumber dari hemoglobin hewani dan yang kedua non heme iron merupakan bersumber dari tumbuhan. 


Bahan makanan sumber zat besi

Nah gambar di atas menunjukkan rincian bahan makanan sumber zat besi baik dari non heme iron maupun heme iron. Daging sapi yang memiliki kandungan zat besi tinggi. Kebetulan anak saya suka dengan bakso daging sapi.

Bahan makanan sumber vitamin C

Memenuhi kebutuhan vitamin C juga perlu. Perpaduan antara zat besi dan vitamin C akan menghasilkan daya tahab tubuh yang tangguh. Nah dari gambar di atas dapat diketahui bahwa paprika merah memiliki kandungan vitamin C yang paling tinggi. Tapi bahan ini kurang familiar bagi anak saya. Jadi saya memilih untuk memberikan kelengkeng atau jambu biji padanya.


3. Mencari informasi mengenai makanan yang disukai anak-anak

Dalam Kompasdotcom, Prof. Dr. Rini Sekartini, SpA, menyebutkan cara untuk menghadapi anak yang Picky Eater adalah dengan kreativitas. Orangtua bisa berkreasi dalam hal menu makanan. 

Selain itu juga, orangtua bisa berkreasi dalam hal tampilan makanan. Makanan dengan tampilan yang menarik, menurut hasil penelitian Cornell University dan London Metropolitan University dalam detikdotcom, terbukti dapat menarik minat hingga selera bagi si kecil. 

4. Mencoba membuat variasi makanan

Saya nggak pandai memasak, tapi demi si kecil Nana saya belajar untuk membuat variasi makanan.

5. Mengajak anak melakukan aktivitas yang menyenangkan

Sejauh ini, si kecil Nana memang jadi lebih banyak makan saat sedang beraktivitas yang baginya menyenangkan. Biasanya, saya mengajak si kecil Nana beraktivitas yang menurutnya menyenangkan seperti main kelereng dan sebagainya.  

6. Memberikan Si Kecil Susu Pertumbuhan dan Tidak Memberikan Makanan atau Minuman yang Mempersulit Penyerapan Zat Besi

Saya bersyukur si kecil Nana yang Picky Eater masih mau minum susu. Karena susu dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil. Selain itu saya juga tidak memberikan si kecil Nana makanan atau minuman yang mempersulit penyerapan zat besi seperti minum teh yang didalamnya terdapat kandungan zat tanin.

 



Sejauh ini dan semoga seterusnya, Nana tidak menunjukkan tanda-tanda anemia seperti lemas, tidak aktif bergerak, rewel.

Akan tetapi, meskipun begitu, saya nggak boleh lengah. Saya harus tetap menjaga si kecil Nana dari anemia. 

Saya juga bertekad untuk melindungi keluarga kecil dan orang-orang sekitar saya agar terhindar dari anemia. Cara saya yakni dengan memberikan informasi terkait anemia juga memberikan pemahaman betapa pentingnya mencegah diri dari terkena anemia.  Salah satu cara saya memberikan pemahaman tentang nutrisi pada anak-anak saya adalah melalui aktivitas bermain puzzle Isi Piringku. 


Mainan puzzle Isi piringku





Catatan Penting dari Webinar tentang Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi.


Nah, saya punya beberapa catatan penting dari Webinar yang saya ikuti. Bahwa prevalensi anemia tidak hanya ada pada balita, melainkan juga pada anak usia 6-12 tahun, remaja lalu ibu hamil. 

Data dari Riskesdas tahun 2013 yang dijelaskan oleh Narasumber, Ibu Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi., SpGk., menunjukkan prevalensi balita berjenis kelamin laki-laki mencapai 29.7%. Kemudian untuk balita berjenis kelamin perempuan memiliki prevalensi sekitar 26.5% persen. Data ini menunjukkan prevalensi balita laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada anak laki-laki dan perempuan usia 6-12 tahun dimana prevalensi anak laki-laki lebih tinggi dari prevalensi anak perempuan. 

Prevalensi perempuan mulai terlihat lebih tinggi dari laki-laki saat usia remaja. Prevalensi perempuan tidak hamil mencapai 22.7% sedangkan laki-laki mencapai prevalensi 16.4%. Hal ini juga ditemukan pada perbandingan prevalensi perempuan dewasa dan laki-laki dewasa. 

Uraian data di atas menunjukkan bahwa laki-laki memiliki prevalensi anemia lebih tinggi dari perempuan pada saat balita hingga anak-anak. Namun mulai usia remaja, perempuan memiliki nilai prevalensi anemia lebih tinggi dari laki-laki dengan selisih prevalensi yang signifikan. 

Data prevalensi anemia


Namun, prevalensi anemia tertinggi dipegang oleh wanita hamil dengan nilai mencapai 37% . Data ini menunjukkan masih banyak ibu hamil di negeri ini yang mengalami defisiensi zat besi atau anemia.

Penyebab Anemia

Nah, ada beberapa hal penyebab anemia yakni sebab asupan makanan, sakit, dan penyebab lainnya. Diantara tiga sebab tersebut, yang paling mudah untuk diatasi adalah soal asupan makanan.




Bagi yang awan dengan soal gizi seperti saya ini dan sebelum saya mengikuti webinar ini, saya tidak tahu mana bahan makanan yang banyak mengandung zat besi atau mana bahan makanan yang mempersulit penyerapan zat besi. Jadi ketidaktahuan ini menjadi masalah pada asupan makanan seperti pangan nabati menjadi lebih dominan, atau asupan energi dan protein rendah dan sebagainya.  



Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu caranya memang harus dimulai dari diri sendiri dengan aktif mencari informasi terkait gizi seimbang. Saya sendiri merasa bersyukur karena mengikuti webinar ini. Saya jadi melek akan pentingnya memberikan gizi seimbang pada anggota keluarga. Namun, sepertinya, masyarakat belum banyak yang paham dengan hal ini sehingga permasalahan soal anemia ini masih ada di negeri ini.

Upaya Menurunkan Prevalensi Anemia Defisiensi Besi

Permasalahan soal Anemia ini harus segera diatasi. Sebab dampak dari anemia ini sendiri dapat mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh hingga kinerja yang menurun. Nggak kebayang kalau masalah ini tidak segera diatasi. Kemungkinan bakal menjadi-jadi alias prevalensinya akan makin meningkat. Duh, jangan sampai deh, ya. 

Tapi, setelah mendengar penjelasan lebih lanjut dari Ibu Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi., SpGk., yang merupakan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesian Nutrition Association, bahwa pemerintah sudah melakukan aksi nyata untuk menurunkan nilai prevalensi anemia ini, saya jadi optimis masalah ini dapat segera teratasi. 




Optimis? tentu saja. Saya makin optimis prevalensi anemia dapat segera berkurang secara signifikan manakala aku mendengar dari Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia bahwa Danone Indonesia juga turut serta membantu pemerintah dalam hal edukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan. 

Saya menyambut senang kabar baik ini. Senang karena ada perusahan sebesar Danone Indonesia yang menunjukkan kepeduliannya akan kesehatan dan gizi masyarakat negeri ini. PT. Danone benar-benar membuktikan komitmennya demi bisa mewujudkan One Planet, One Health. 




Danone percaya, kesehatan manusia dan planet saling berhubungan. Planet sehat, maka manusia pun sehat, menghirup udara yang bersih, minum air yang bersih dan layak konsumsi juga, hingga makan yang dikonsumsi pun sehat. 






Kemudian, di webinar tersebut, Bapak Arif juga menjabarkan bentuk-bentuk edukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan yang dilakukan PT. Danone antara lain sebagai berikut. 

1. Gesid

Gesid atau dikenal juga dengan Gerakan Sehat Indonesia. Melalui Gesid ini, Danone bertujuan untuk membangun pemahaman dan kesadaran remaja tentang kesehatan dan gizi remaja, juga tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan dan pembentukan karakter. 

2.  Taman Pintar 

Selam bertahun-tahun, Danone sudah menunjukkan dukungannya dalam dunia pendidikan yang berfokus pada gizi dan kesehatan. Salah satu bentuk dukungan Danone dapat dilihat di Taman Pintar Yogyakarta. 

3. Duta 1000 pelangi

Danone menjadikan karyawannya sebagai duta. Para karyawan dibekali pengetahuan terkait kesehatan dan gizi. Harapan Danone agar semakin banyak orang yang melek dengan kesehatan dan gizi. 


Edukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan


Aksi lain yang dilakukan oleh Danone Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 



Nah, setelah mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan yang terkait serta Danone Indonesia, rasanya tak pantas jika saya, kamu, kita hanya berdiam diri saja. Kita juga harus mendukung penuh apa yang telah dimulai oleh pemerintah juga Danone Indonesia dengan cara mencegah keluarga mengalami anemia dan memberikan informasi serta pemahaman kepada lingkungan sekitar tentang betapa pentingnya menjaga diri dan keluarga dari terkena anemia. 

Kolaborasi antara pemerintah, Danone Indonesia, juga kita, masyarakat Indonesia, InsyaAllah bisa segera menjadikan para warga negeri ini terbebas dari anemia juga stunting dan memiliki nutrisi yang baik. Aamiin aamiin ya robbal'alamiin. 

Yuk, kita mulai dari sekarang, yak. Oke, ayo mulai. 

***

Referensi:

Webinar Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi.

Odi. 2012. Ternyata Anak-anak Lebih Suka Makanan Warna-warni. www.detik.com  

Lusiana Kus Anna. 2018. Pengaruh Pola Makan Picky Eater pada Kesehatan Anak. www.kompas.com

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...