Showing posts with label Parenting. Show all posts
Showing posts with label Parenting. Show all posts

Jika Aku Menjadi Seorang Pemimpin, Ini yang Aku Lakukan untuk Indonesia

 



Teman, sudahkah kamu tahu kondisi hutan saat ini? Kalau kamu ingin tahu soal itu, aku sarankan untuk mencari informasi tersebut di Golongan Hutan bisa melalui Website, atau media sosialnya Golongan Hutan.


FYI, Golongan Hutan adalah gabungan berbagai organisasi masyarakat bidang lingkungan yang mengajak anak-anak muda Indonesia untuk bangga pada kehebatan hutan kita dan ikut serta menjaga kelestariannya.


Ketua MPR, Bamsoet, di detikcom, memaparkan jumlah pemuda dari data BPS. Saat ini, jumlah pemuda , dengan rentang usia 16 sampai sebanyak 64 juta jiwa. Ini jumlah yang cukup besar dan diprediksi akan semakin bertambah.


Nah, aku jadi membayangkan jika peran generasi muda di masa depan ikut melakukan hal yang sama seperti Golongan Hutan dengan jumlahnya yang begitu banyak, tentu akan membuat bumi Pertiwi jadi hijau royo royo adem lan tentrem. Oleh sebab itu, aku mendukung penuh serta mendo'akan keberhasilan Golongan hutan untuk mewujudkan misinya.


Salah satu bentuk dukunganku pada Golongan Hutan yakni dengan menjadi follower Instagram Golongan Hutan. Alasan lain tentu saja Golongan Hutan sebagai salah satu sumber informasi bagiku terkait hutan, kondisi lingkungan, dan sebagainya. 


Nah yang tak kalah penting, dengan menjadi follower Golongan Hutan, gairah atau semangatku untuk turut serta menjaga bumi termasuk didalamnya menjaga lingkungan juga keinginan untuk turut serta melestarikan hutan negeri ini, makin tumbuh subur. Bahkan, saat ini mendorongku untuk berani memimpikan sesuatu yang sekiranya bisa menularkan, menumbuhkembangkan rasa peduli akan kondisi hutan, lingkungan, bumi, pada banyak orang.


Dari kbr.id, Deputi MenLH Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Ilyas Asaad mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH) mencatat, tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hanya 57 persen. Dilihat dari informasi ini, dapat dikatakan bahwa masih banyak orang yang menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap lingkungan hidup. Tentu hal ini sangat memprihatinkan mengingat kondisi lingkungan, kondisi hutan, kondisi bumi Pertiwi yang (nampaknya) saat ini semakin babak belur.




Inilah yang menjadi latar belakang mimpiku itu, bahwa aku ingin sekali melakukan sesuatu yang sekiranya bisa meningkatkan jumlah orang yang peduli dengan lingkungan hidup, dengan hutan, dengan bumi Pertiwi.

Jika Aku Menjadi Seorang Pemimpin, Ini yang Aku Lakukan untuk Indonesia 

Mimpi yang aku maksud adalah mimpi menjadi seorang pemimpin. Menurutku, dengan menjadi seorang pemimpin, minimal, aku bisa mengajak orang-orang yang aku pimpin untuk turut serta menjaga lingkungan. Syukur-syukur jika ajakan ku tersebut malah memunculkan kesadaran mereka untuk turut serta menjaga kelestarian hutan, lingkungan, bumi pertiwi. Karena, menurutku, semakin banyak yang peduli, maka semakin panjang umur kelestarian hutan, lingkungan, dan bumi pertiwi.


Bukan, aku bukan ingin menjadi pemimpin negara ini. Aku tak bermimpi setinggi itu. Aku tahu dirilah ya. Aku sadar dengan kemampuanku sendiri yang hanya memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman menjadi seorang ibu dan pendidik.


Menumbuhkan Rasa Peduli Lingkungan pada Anak Usia Dini melalui Pendidikan di Indonesia



Misiku menjadi seorang pemimpin sekolah atau kepala sekolah adalah menumbuhkan rasa peduli hingga mau turut beraksi menjaga lingkungan dan peduli pada kelestarian hutan. Menurutku memberikan pemahaman tersebut, alangkah baiknya apabila dimulai sejak usia dini. Apa yang didapatkan anak pada usia dini, akan menjadi bekal di masa depannya. Bekal ini akan menjadi pegangan baginya salah satunya saat ia tiba dan menjalani peran generasi muda. Nah, untuk mewujudkan hal tersebut maka aku, sebagai pemimpin sekolah, akan memberikan pendidikan tentang lingkungan pada anak-anak didik di sekolahku.


Ada pepatah yang mengatakan bahwa belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Susah, memang, karena butuh ketelatenan namun tak masalah sebab hasilnya begitu menawan. Jika anak paham dengan apa yang diajarkan di masa-masa ini, anak tidak akan mudah lupa.


Di samping itu, masa usia dini juga disebut sebagai golden age, dimana pada masa tersebut otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Pada masa ini juga perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Dengan fakta seperti ini maka dapat dikatakan bahwa menumbuhkan karakter positif berupa rasa peduli, rasa ingin menjaga, serta rasa cinta akan lingkungan sejak usia dini merupakan langkah yang tepat.


Usaha untuk Menumbuhkan Rasa Peduli Lingkungan pada Anak Usia Dini

Untuk menumbuhkan rasa peduli, rasa ingin menjaga, serta rasa cinta akan lingkungan dan peduli pada kelestarian hutan pada anak usia dini tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab anak bukan kertas kosong. Anak memiliki kesukaan sendiri, ketertarikan sendiri. Orangtua, guru, orang dewasa tidak bisa memaksakan kehendak sesuka hati pada mereka. Jadi jika ingin membuat mereka mau menoleh, mau mendengarkan, mau mengikuti apa yang kita mau, maka yang harus dilakukan adalah dengan menarik perhatian mereka terlebih dahulu, lalu kita berikan pemahaman secara perlahan sampai mereka paham.


Berdasarkan pengalamanku menjadi ibu, cara yang paling ampuh untuk menarik perhatian mereka apalagi kalau bukan mengajak mereka melakukan hal yang menyenangkan salah satunya yakni aktivitas bermain sambil belajar atau yang lebih dikenal dengan metode bermain sambil belajar.




Aktivitas bermain ini sendiri dapat menghadirkan rasa senang pada anak. Jika anak merasa senang, maka hormon-hormon yang keluar, yaitu dopamin, serotonin, endorfin, itu yang membuat anak jadi lebih semangat dan atentif.




Kalau sudah begini, kita bisa dengan mudah mengajarkan, hingga memberikan pemahaman pada mereka termasuk menumbuhkan rasa peduli, rasa ingin menjaga dan rasa cinta pada lingkungan.


Bersyukur sekarang sudah banyak pilihan aktivitas bermain yang bertemakan lingkungan seperti bermain dengan menggunakan game board Ecofunology dan sebagainya. Permainan-permainan ini pun sudah terbukti mampu memberikan pengetahuan terkait dengan menjaga lingkungan.


Aneka Media Belajar untuk Menumbuhkan Rasa Peduli Lingkungan melalui Pendidikan pada Anak Usia Dini


Nah, aku sendiri punya beberapa permainan yang bertemakan lingkungan. Permainan ini aku pakai untuk menumbuhkan rasa peduli, dan rasa ingin menjaga lingkungan pada anak-anakku.

1. Media belajar berupa Mainan untuk Mengenal Jenis Sampah.

Dari beritagar.id, Dini Trisyanti, pendiri dan juga peneliti Sustainable Waste Indonesia (SWI), mengatakan bahwa sebenarnya sekitar 90 persen masyarakat Indonesia sadar bahwa ada persoalan terkait sampah, akan tetapi aksi nyata dalam menyikapi keadaan ini masih nihil. Kesadaran akan pengelolaan dan kepedulian terhadap sampah masih sangat rendah.






Nah, berdasarkan hal ini, aku membuat mainan tentang memilah sampah. Tujuannya tentu saja untuk memberikan pengetahuan pada anak tentang jenis-jenis sampah. Harapanku dengan hal ini anak dapat mempraktekkannya di sekolah, di rumah, hingga dimanapun mereka berada. 





2. Media belajar berupa Mainan Mengetahui Manfaat Menanam Pohon.



Pengetahuan ini penting diberikan pada anak usia dini. Anak akan tahu begitu banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari menanam pohon. Dengan melakukan ini, aku berharap dapat menumbuhkan kepedulian mereka pada kelestarian pohon baik pohon-pohon yang ada di lingkungan tempat tinggal hingga hutan.






Lebih jauh, rencanaku lagi, nih, permainan-permainan di atas akan aku perbanyak dan aku bagikan ke setiap anak didik. Sehingga mereka juga bisa memainkannya di rumah bersama keluarga. Harapanku, dengan melakukan ini, dapat memunculkan rasa peduli dan keinginan untuk turut menjaga lingkungan pada orangtua hingga keluarga anak-anak didik di sekolahku. Kalau sekolah yang lain mau, juga boleh. Untuk semuanya lah. Sehingga akan banyak bermunculan keluarga-keluarga yang peduli pada lingkungan. Duh, bayangin aja rasanya aku seneng banget.




Lagi, aku juga berencana melakukan beberapa aktivitas lain. Rencanaku ini terinspirasi dari teori belajar yang dikemukan oleh Hebb seorang pakar neurologis. Hebb mengatakan bahwa intelegensi (kecerdasan) berasal dari pengalaman, dan karenanya tidak ditentukan secara genetik. Jadi kalau aku ingin memunculkan kecerdasan anak didikku, dalam hal ini memunculkan kecerdasan naturalis yang merupakan salah satu kecerdasan majemuk yang dicetuskan oleh Howard Gardner, maka aku harus memperkaya pengalaman mereka, bukan? Yup, Aku akan melakukan itu.


Nah, beberapa pilihan pengalaman yang rencananya akan aku berikan pada anak didikku nanti yakni sebagai berikut.


1. Menonton film tentang lingkungan

Menurut Ahmad Sabri dalam buku HM. Musfiqon, menggunakan media film dalam pembelajaran memberikan beberapa manfaat antara lain:  
Mengembangkan pikiran dan pendapat siswa, menambah daya ingat pada pelajaran, mengembangkan minat dan motivasi belajar, memberikan gambaran pengalaman yang lebih realistis dan sebagainya.

Beruntung sekarang ada begitu banyak film anak bertemakan lingkungan. Salah satunya Doraemon and The Green Giant Legend, dan lain-lain.


Wikipedia

2. Bernyanyi tentang lingkungan.

Bernyanyi adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi siapa saja, anak-anak hingga orang dewasa. Bernyanyi juga mempermudah kegiatan menghafal. Karena mempermudah menghafal maka proses menghafal pun bisa jadi lebih cepat dan tahan lama. Nah, dengan menggunakan metode bernyanyi ini, kita dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman pada anak tentang lingkungan. Harapan tentu saja agar ia paham juga ingat dengan materi yang diajarkan padanya.

Ada banyak lagu anak bertemakan lingkungan seperti lihat kebunku karya Ibu Soed, Menanam jagung karya Ibu Soed juga dan lain sebagainya.


3. Memberikan buku bergambar tentang lingkungan. 

Bagi anak dengan gaya belajar visual, buku bergambar dapat memberikan kemudahan dalam memahami materi yang dijelaskan oleh pendidik. Di samping itu juga, buku bergambar apalagi yang full color, selalu berhasil menarik perhatian anak. Anak senang melihat warna warni di buku bergambar hingga gambar animasi animasi lucu yang ada di buku bergambar.

4. Mendongeng 

Mendengarkan dongeng adalah salah satu aktivitas yang disukai anak-anak. Aktivitas ini selalu berhasil menarik perhatian anak karena ceritanya, ekspresi pendongengnya, hingga penggunaan alat pendukung misalkan boneka. Di samping itu, aktivitas mendongeng juga memiliki banyak manfaat salah satunya yakni meningkatkan daya ingat, juga imajinasi pada anak.

Nah, aku berharap dengan cara ini anak makin paham dengan materi yang diajarkan.


5. Eksplorasi

Setelah mendapatkan materi bertemakan lingkungan, maka selanjutnya yakni mengajak anak didik untuk melakukan eksplorasi seperti eksplorasi memilah-milah sampah, bercocok tanam, memetik hasil kebun, hingga melakukan study tour.

Eksplorasi sendiri memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Anak yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan eksplorasi akan memperoleh manfaat berupa kaya pengetahuan, banyak pengalaman, kreatif, percaya diri, dan mandiri.


Nah, aktivitas-aktivitas yang tersebut tidak dilakukan sekali dua kali saja. Melainkan berulang-ulang. Melakukan pengulangan merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Karena dengan melakukan pengulangan dapat mempermudah anak untuk mengingat apa yang diajarkan pada mereka.  Sebagaimana pendapat 
N. Cabaroglu et al (2010) yang bilang kalau sebuah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang lebih cepat diingat dalam otak.

Akhir kata, aku berharap usaha yang aku lakukan ini, ikhtiar yang sudah semaksimal ini, nantinya dapat memberikan hasil yang maksimal pula berupa terbentuknya karakter positif anak yang cinta lingkungan, yang peduli lingkungan, dan mau melakukan aksi nyata seperti menjaga lingkungan serta melestarikan hutan.


Seperti itulah kiranya yang akan aku lakukan jika aku menjadi seorang pemimpin, Teman. Mohon bantuan do'anya yak. Do'akan mimpiku ini tercapai. Aamiin. 

Terima kasih banyak, sebelumnya. Do'a yang baik  akan kembali pada kamu, Teman, selaku yang melantunkannya.

Dah, terlepas dari itu, aku selalu berharap dan senantiasa berdo'a semoga lingkungan tempat tinggal kita, hutan-hutan di bumi Pertiwi tercinta, semakin membaik terus membaik dan baik baik baik. Semoga seiring berjalannya waktu, makin banyak orang yang peduli dengan lingkungan, dengan hutan, dengan alam. Semoga terwujud, segera, aamiin. 

***

Referensi:
Hergenhahn, B.R. Olson, H. Mattew. 2010. Theories of Learning. Jakarta:Kencana    media group
Musfiqon, H.M. (2011). Pengembangan media dan sumber pembelajaran.
Sidoarjo: PT. Pustakaraya.
Detik(dot)com
Beritagar(dot)id

The Power of Repetisi

 

Terlepas dari gaya belajarnya apa, ada aktivitas lain yang perlu ada dalam kegiatan belajar anak usia dini yakni aktivitas mengulang atau pengulangan.

 



Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengulangan dapat menjadi sangat penting untuk pembelajaran secara umum, terutama untuk ingatan (Hintzman, 1976) dan pembelajaran bahasa (Schwab & Lew-Williams, 2016).


N. Cabaroglu et al(2010) berpendapat bahwa sebuah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang lebih cepat diingat dalam otak. 


Aku mengiyakan hal yang tersebut di atas. Karena, sejauh pengamatan ku pada si sulung, selain memberikan stimulasi sesuai dengan gaya belajarnya, aku juga melakukan pengulangan di setiap stimulasi yang aku berikan. Alhamdulillah, si sulung yang kebetulan tipe anak kinestetik, bisa mengerti apa yang aku ajarkan.


Nah, hal ini aku terapkan lagi ke anakku yang bungsu. Alhamdulillah, si bungsu yang memiliki gaya belajar visual auditori pun bisa mengerti apa yang aku ajarkan. 


Namun, ada perbedaan kuantitas pengulangan yang aku berikan pada si sulung dan si bungsu. Jumlah pengulangan si bungsu lebih sedikit daripada si sulung. 


Perbedaan tersebut nampaknya terjadi sebab gaya belajar mereka yang berbeda. Si bungsu memiliki gaya belajar visual auditori, sedangkan si sulung memiliki gaya belajar kinestetik visual. 


Perbedaan bukan suatu hal yang gimana-gimana, malah wajar, mengingat media belajar yang aku gunakan memang sesuai dengan gaya belajar si bungsu. 


Kesimpulannya, nih, dari contoh kasus di atas, si sulung ku juga bungsuku, menunjukkan bahwa penting untuk tetap melakukan repetisi meskipun sudah mengajarkan atau menstimulasi si kecil sesuai dengan gaya belajarnya. 

Let's Read, Ajak Si Kecil Bertualang Keliling Indonesia Hingga Luar Angkasa.


Hai, Mamis.

Apa kabar? Semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat juga bahagia aamiin. 


Mamis, sudah 6 bulan lebih kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Tidak dapat dipungkiri, pasti ada rasa rindu pergi keluar rumah, bukan? Yup, saya sendiri rindu bebas keluar rumah tanpa khawatir Corona. Akan tetapi karena covid-19 masih merajalela, walhasil rasa rindu itu pun harus diredam sedemikian rupa. 


Nah, bagi orang dewasa seperti kita, soal rindu ingin jalan-jalan bisa kita redam dengan mudah. Namun, bagi anak-anak, meredam rasa rindu jalan-jalan atau bertualang, bukanlah hal yang mudah. 


Hal inilah yang sedang saya alami, Mamis. Jadi anak saya, si Ken, sudah berkali kali menanyakan kepada saya atau ayahnya mengenai kapan pandemi covid 19 selesai? Katanya, ia ingin sekali bertualang di taman bermain, di taman kota, di pantai, dan sebagainya.

"Senang sekali bisa ke sana, Yah, Ma" kata Ken. Raut wajahnya begitu antusias saat mengatakan itu. 


Namun, sayangnya, wajah antusias si kecil Ken seketika berubah saat saya juga ayahnya, menolak permintaannya.


Awalnya, ia protes, ia marah, lalu ia merajuk. Untungnya, ini semua tidak berlangsung lama. Ia akhirnya mau menerima keputusan saya juga ayahnya setelah mendapatkan penjelasan mengapa kami menolak permintaannya untuk pergi berpetualang keluar rumah. Apalagi kalau bukan karena masih eksisnya virus covid-19 di sini di daerah tempat tinggal kami. 


Tak lupa, setelah memberikan penjelasan kepada si kecil, saya lalu menawarkan sebuah ajakan petualangan unik nan menarik yang belum pernah ia rasakan. Ken sontak berbinar mendengar ajakan saya tersebut. Lebih tepatnya, ia penasaran. Bagaimana tidak penasaran, jika ajakan saya itu yakni bertualang keliling Indonesia. 


Tenang, petualangan kali ini, saya jamin aman dilakukan di tengah pandemi. Ya, pasti aman, karena petualangan keliling Indonesia ala saya untuk si kecil Ken adalah Bertualang Lewat Membaca Menyenangkan. 


Ya, saya sepakat dengan sebuah pepatah yang mengatakan Buku adalah Jendela Dunia. Jadi kalau ingin mengenal Dunia, bisa diawali dengan membaca buku. Pun demikian juga jika ingin bertualang, juga bisa didahului dengan membaca buku baik membaca online ataupun offline. 


Namun, karena saya menawarkan petualangan yang berbeda pada si Ken, maka petualangan si Ken kali ini yakni melalui aktivitas membaca online di Let's Read. 


Baiklah, petualangan pertama Si Ken yakni petualangan keluar angkasa di Let's Read. 


Ken nampak sumringah membaca cerita petualangan di luar angkasa yang ada di Let's Read judulnya Mencari Pluto. Bagaimana Ken tidak sumringah, secara di Let's Read aktivitas membaca menyenangkan baginya. 




Kemudian, agar petualangannya beda, saya membuat sebuah aktivitas bermain peran sambil membaca cerita di Let's Read. Kali ini cerita tentang Petualangan Zepi Keliling Indonesia.




Talent di bermain peran ini tentu saja, si Ken, yang merangkap juga sebagai narator.



Aktivitas bermain sambil membaca di atas berhasil membuat Ken antusias. Ken semangat banget memainkannya. Aktivitas ini juga makin membuat membaca menyenangkan, dan terasa seperti tengah bertualang. 


Alhamdulillah, anak saya, si Ken, sudah tidak bertanya-tanya lagi perihal kapan bisa bertualang keluar rumah. Kalaupun kelak ia akan menanyakan hal yang sama lagi, saya tidak resah, karena ada Let's Read.  


Di Let's Read, saya bisa mencari cerita yang bertemakan petualangan lalu tinggal saya padukan dengan permainan. Beres, deh. Si kecil Ken pun lupa lagi dengan keinginannya berpetualang keluar rumah di masa pandemi Corona. 


Sudahlah, di rumah saja, membaca online buku-buku cerita anak di Let's Read, atau jika tidak seperti itu, kita bisa membuat kreasi yang terinspirasi dari cerita yang ada di Let's Read. 


Tentang Let's Read



Oya, ada yang belum tahu soal Let's Read? Sini, saya beri tahu. Disimak, ya.


Let's Read adalah perpustakaan digital buku cerita untuk anak-anak. 


Let's Read sendiri diprakarsai oleh Books for Asia dari The Asia Foundation. Tujuannya yakni menumbuhkan para pembaca cilik di Asia. Fokus dari Let's Read yakni pada bahasa daerah serta pengembangan konten lokal dengan mengadakan lokakarya melalui kerja sama dengan para pakar buku anak setempat.  


Keren, kan? Dari tujuannya saja sudah mulya sekali. Ditambah lagi fokus pada pengembangan konten lokal yang menggandeng penulis yang jago menulis buku anak. Keren, saya salut sekali dengan Let's Read. 


Keunggulan Membaca Online di Let's Read.


Keunggulan membaca online cerita anak di Let's Read ini yakni:

1. Ceritanya Mudah Dipahami Anak. 

Cerita di Let's Read ini mudah dipahami anak karena penggunaan kosa kata yang cukup familiar atau cukup sering didengar oleh anak. Kalaupun ada kosa kata baru, itupun jumlahnya tidak banyak. 

2. Banyak pilihan cerita anak.

Di Let's Read ini ada begitu banyak pilihan bacaan untuk anak. Ada cerita tentang hujan, tentang angkasa luar, banjir, traveling, bermain, dan masih banyak lagi. Hal ini tentu membuat anak tidak mudah bosan mengingat ada begitu banyak cerita yang bisa mereka baca. 

Banyaknya pilihan cerita anak ini juga membantu para orangtua, salah satunya saya, yang kesulitan menumbuhkan minat baca anak. Karena salah satu cara menumbuhkan minat baca anak adalah membuat ia tertarik terlebih dahulu. Nah usaha untuk membuatnya tertarik yakni dengan memberikan buku cerita yang sesuai dengan apa yang ia suka. Misalkan ia suka dengan luar angkasa, maka buku yang kita tunjukkan padanya adalah buku tentang luar angkasa.

Nah, karena di Let's Read ada begitu banyak cerita, maka kita bisa mencari cerita yang sesuai dengan apa yang disukai anak. 

3. Level kemampuan membaca

Di Let's read ini ada kategori bacaan sesuai dengan level kemampuan membaca. Jadi misalkan si kecil baru mulai lancar mengeja, bisa memilih bacaan untuk level 1 atau 2. Caranya mudah, kita tinggal klik bagian menu yang letaknya paling atas, lalu pilih level yang kita mau. 

4. Pilihan bahasa

Let's Read juga sudah dilengkapi dengan banyak pilihan bahasa. Tidak hanya bahasa Indonesia maupun Inggris, melainkan juga ada bahasa Arab, bahkan bahasa lokal pun ada.

Nah, adanya pilihan berbagai macam bahasa ini, membantu orangtua atau pendidik yang ingin menstimulasi kemampuan bahasa anak.

5. Gambarnya bagus

Gambar ilustrasi yang ada di Let's Read bisa dibilang keren semuanya. Objek yang dibahas dalam cerita digambarkan dengan jelas sehingga dapat membantu anak dalam memahami cerita.

Gambar sendiri memiliki peran penting dalam sebuah cerita, terutama cerita untuk anak. Di samping mempermudah anak memahami cerita juga dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa ketertarikan anak akan buku cerita. 

6. Penuh warna

Warna dikaitkan dengan emosi anak. Studi yang dilakukan oleh Departemen Pengembangan Anak di California State University Fullerton tentang warna dan asosiasi terhadap emosional anak-anak menunjukkan hasil yang menarik. Hasil studi tersebut menginformasikan bahwa warna memiliki kaitan dengan emosi. 

Nah, berdasarkan hasil studi ini, maka dapat dikatakan bahwa cerita-cerita anak di Let's Read yang full color atau penuh warna pastinya mampu menarik perhatian anak atau menumbuhkan minat anak akan aktivitas membaca.

Hasil studi selanjutnya yakni 69 persen dari anak-anak memilih warna-warna cerah yang mengungkapkan kebahagiaan dan kegembiraan seperti pink, biru dan merah. Nah, sedikit hasil pengamatan saya, yakni warna yang ada di dalam cerita-cerita di Let's Read merupakan warna-warna yang cerah. Hal ini dapat membuat anak tertarik dengan buku cerita Let's Read. Mengingat warna-warna cerah ini mendeskripsikan rasa bahagia, atau rasa senang. 

7. Gratis

Tidak ada instruksi pembayaran atau apapun di aplikasi Let's Read ini. Semuanya gratis bahkan untuk bisa mendownload cerita anak pun tidak dikenakan biaya. Alhamdulillah.

8. Tanpa iklan

Ya, tidak ada iklan di Let's Read. Ini membuat anak jadi fokus membaca tanpa teralih oleh iklan iklan yang muncul tiba-tiba.

9. Buku bisa didownload

Yup buku ceritanya bisa didownload. Jadi misal saat kuota internet tengah habis atau susah sinyal, si kecil tetap bisa membaca buku cerita yang sudah didownload. 

10. Buku cerita bisa diprint

Yup, saya senang sekali dengan hal ini. Saat ingin mencetak pun diberikan kemudahan juga berupa pemilihan bentuk hasil print buku cerita yang meliputi bentuk landscape, portrait, dan booklet. 





Manfaat Menggunakan Let's Read


Kemudian, selama saya menggunakan aplikasi Let's Read ini, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh antara lain:

1. Hemat.

Masa pandemi covid-19 ini, ekonomi keluarga berubah signifikan, sehingga mau tidak mau harus mengikat kuat tali pinggang demi bisa survive. Karena harus berhemat maka tentu rasanya susah untuk sekedar membeli buku bacaan buat anak. Beruntung, ada Let's Read, sehingga anak tetap bisa membaca buku cerita pilihan mereka sendiri. 

2. Membantu menstimulasi kemampuan membaca anak.

Sebagaimana di point 3 di atas, bahwa buku bacaan di let's read ini memiliki level masing-masing. Hal ini bisa digunakan untuk menstimulasi kemampuan membaca anak. Misalkan saat ini ia baru saja bisa mengeja mungkin bisa distimulasi dengan cerita yang ada di level 1. Setelah mulai lancar membaca, kemudian naik level 2 dan seterusnya. 

3. Menambah pengetahuan.

Ini juga manfaat yang saya lihat ada pada anak saya sendiri. Di buku cerita anak yang berjudul Mencari Pluto, anak saya jadi tahu istilah Dwarf Planet. 

4. Menambah kosa kata.

Ini juga saya temukan ada pada anak saya sendiri. Ya, anak saya yang sebelumnya tidak pernah mendengar kosa kata tersebut dan belum tahu soal Dwarf Planet sekaligus maknanya. Namun, sejak membaca buku Mencari Pluto, anak saya jadi tahu soal Dwarf Planet. 

5. Menstimulasi kemampuan bercerita.



Anak saya memiliki kekurangan dalam hal bercerita. Kalau ia bercerita, urutan kata atau urutan cerita sering tak urut. Nah, dengan membaca buku Mencari Pluto, anak saya bisa belajar bercerita dengan baik . 



6. Menstimulasi kemampuan menggambar.



Anak saya suka menggambar. Sejauh ini, ia menggambar lebih sering soal mobil, atau motor. Namun, setelah membaca buku Let's Read dengan judul Mencari Pluto, anak saya punya referensi gambar tentang planet-planet. Hasil gambarnya seperti di bawah ini. 



Alhamdulillah, saya bersyukur sekali atas hadirnya Let's Read ini. Karena begitu banyak manfaat yang saya rasakan terutama di masa pandemi begini.


Saya bisa berhemat karena tidak membelikan si kecil Ken buku bacaan, juga tidak perlu memenuhi keinginan si Ken yang ingin bertualang keluar rumah. 


Nah, bagi Mamis yang juga ingin punya Let's Read, cukup klik link berikut ini ini saja, ya. 

https://bit.ly/downloadLR2


Mamis, mengunduh aplikasi Let's Read ini Gratis tidak perlu keluar duit. Cihuuuy, Alhamdulillah.


Yuk, segera ya, jangan tunggu nanti-nanti, Mamis. 


Jadi, seperti itulah yang saya lakukan kepada anak saya yang ingin pergi berpetualang keluar rumah di masa pandemi begini yakni dengan mengajaknya berpetualang melalui membaca membaca online di Let's Read. Semoga bermanfaat ya, Mamis. 

Stay health, stay safe, stay happy, yak. Aamiin. 


Salam,

Indachakim.

Pengalaman Masa Kecil yang Tidak Menyenangkan Dapat Berujung pada Gangguan Kepribadian ?


Assalamu'alaikum, 
Halohai, Mamiiisss. 
Apa kabar?
Semoga kita semua senantiasa sehat juga bahagia aamiin.

Kali ini aku mau cerita nih, Manis. Aku berharap ceritaku ini bisa menjadi pengingat juga pelajaran buat aku terutama. 

Beberapa waktu yang lalu, sebut saja Mbak X, curhat ke aku. Mbak X ini sendiri seorang Ibu rumah tangga dengan satu anak usia 3 tahun dan tengah hamil anak kedua. Secara ekonomi, mbak X nampak tidak kurang apapun, rumah ada, mobil punya, usaha suami berjalan dengan lancar. 

Kata mbak X, dikehamilan keduanya ini, ia sering merasa khawatir. Kekhawatiran tersebut berupa ia merasa tidak mampu mengurus anak pertama juga anak keduanya yang masih dikandungnya. Katanya lagi, mengurus anak pertamanya saja sudah berhasil membuatnya kewalahan, apalagi jika harus mengurus 2 anak yang masih kecil-kecil? Ia merasa yakin tidak akan bisa. 

Awalnya, aku tak banyak merespon, karena aku pikir mungkin Mbak X hanya butuh seorang pendengar yang mau mendengarkan keluh kesahnya. Setelah didengarkan, mungkin Mbak X tidak akan merasa khawatir lagi. 

Beberapa hari kemudian, mbak X curhat lagi. Isi curahan hatinya juga masih sama. Ia merasa tidak akan bisa mengasuh anak-anaknya. Sekali lagi, aku cuma bisa memposisikan diri sebagai pendengarnya saja. 

Kali ketiga curhat, masih sama di awal, namun mulai beda di akhir. Kata mbak X, belakangan ia kadang mendengar bisikan - bisikan yang menyuruhnya untuk berlari kencang meninggalkan anaknya. Ia berusaha untuk menutup telinganya. Namun nihil, bisikan-bisikan tersebut masih terdengar. 

Dari situ, aku mulai mengkhawatirkan kondisi mbak X. Aku pun mengatakan padanya untuk menceritakan apa yang ia alami pada keluarganya. Alhamdulillah mbak X mau mengikuti saranku, ia bercerita pada salah satu anggota keluarga yang paling dekat dengannya yakni nada adik perempuannya.

Seminggu berlalu, aku menghubungi mbak X untuk tahu kondisinya. Dia cerita bahwa keluarganya mau membantunya mengasuh 1 anaknya. Jadi ia tak perlu khawatir lagi. Dia bisa fokus pada anak yang sedang dikandungnya. Ia juga bilang, keluarganya juga senantiasa menemani nya, secara bergantian, ini untuk mencegah ia mengikuti kehendak bisikan-bisikan aneh ditelinganya itu. Karena kata mbak X, ia sempat berlari ke tengah jalan sambil berteriak-teriak untuk menuruti perintah bisikan-bisikan tersebut.

Aku senang dengan apa yang mbak X sampaikan. Ia mau terbuka pada keluarganya, dan keluarganya pun mau memberikan dukungan padanya. 

Sejak saat itu, mbak X sudah tidak lagi merasa khawatir akan nasib anak-anaknya, karena ada yang mau membantunya mengasuh anak-anaknya. Mbak X juga sudah jarang mendengar bisikan-bisikan. Kalaupun bisikan itu datang, ia tidak merasa takut lagi karena ada salah satu anggota keluarganya yang menemaninya. 

Saat ini, setelah melahirkan, mbak X sudah beraktivitas seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Ia nampak riang, tidak aku dapati lagi ekspresi khawatir atau cemas, dari raut wajahnya. Ia bahkan mengurus dua anaknya. Ia tidak jadi menitipkan 1 anaknya pada saudaranya. Ia memilih untuk menggunakan jasa asisten rumah tangga. Kadang, orangtua atau mertuanya, datang menemaninya di rumah. Terutama saat suaminya sedang bekerja. Aku berharap, ia tidak mengalami hal itu lagi. Aamiin. 

Aku penasaran, sebenarnya apa yang sedang dialami oleh mbak X itu? Aku pun mencari informasi berbekal tanda atau indikator yang diceritakan oleh mbak X kepadaku antara lain merasa khawatir tidak bisa mengurus anak-anak sendiri, dan sering mendengar bisikan-bisikan aneh ditelinganya. 

Tak butuh waktu yang lama, akhirnya aku menemukan suatu nama penyakit yang memenuhi indikator di atas, namanya adalah Gangguan Kepribadian.  

Apa itu gangguan Kepribadian ? Trus penyebabnya apa? 
Penasaran, aku pun mencari informasi soal hal itu di Halodoc.

Halodoc
Sc. Halodoc














Mengapa cari informasi di Halodoc? Lengkap mah di sana. Detail pula. Nggak hanya membahas soal kesehatan tubuh, melainkan juga membahas soal kesehatan mental. Peninjau artikel di Halodoc pun juga bukan sembarang orang, melainkan orang yang memang berkecimpung di dunia kesehatan. Di samping itu juga, kalimat-kalimat yang digunakan di setiap artikel di Halodoc mudah dimengerti terutama bagi orang awam akan dunia kesehatan seperti aku ini. 

Oya, dari Halodoc, aku dapat definisi Gangguan Kepribadian yaitu seperti suatu kondisi yang membuat penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda dari orang normal. 

Gangguan Kepribadian ini sendiri dibagi menjadi 3 kelompok. 


Kelompok Pertama yakni Gangguan kepribadian skizoid, gangguan kepribadian skizotipal dan gangguan kepribadian paranoid.

Kelompok kedua yakni gangguan kepribadian ambang, gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian narsistik, dan gangguan kepribadian histrionik. 

Kelompok ketiga yakni gangguan kepribadian dependen, gangguan kepribadian menghindar, dan gangguan kepribadian obsesif kompulsif. 

Nah, untuk informasi setiap gangguan di atas, Manis bisa mendapatkannya di Halodoc. Penjelasannya lengkap dan detail.  

Gangguan kepribadian ini sendiri disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab seseorang bisa mengalami gangguan kepribadian adalah karena pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan. Ah aku jadi teringat dengan teori belajar Hebb, pakar neurologi. Hebb bilang, Pengalaman Masa Kecil Anak Lebih Berpengaruh daripada Pengalaman yang Didapat Saat Sudah Dewasa. 

Ternyata, pengaruh pengalaman masa kecil bisa sampai sedahsyat itu ya, Mamis, bisa sampai pada mempengaruhi kepribadian. Duuhh, semoga ya, Mamis, kita bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk anak-anak kita. Aamiin. 

Aku lalu mencari informasi terkait pengobatan Gangguan kepribadian.  Cara mengatasinya yakni dengan melakukan terapi kejiwaan di bawah bimbingan psikiater. Dan untuk mencegah munculnya gangguan kepribadian atau mungkin memperparah gangguan kepribadian yakni dengan mengurangi atau  menjauhi segala hal yang dapat memberikan tekanan emosional sehingga menyebabkan kepribadian terganggu. 

Ah iya, cara pencegahan ini seperti yang dilakukan oleh keluarga mbak X yang bahu membahu membantu mbak X keluar dari gangguan yang tengah dialaminya. Alhamdulillah. 

Dah, apa yang dialami mbak X, insyaAllah jadi pengingat dan pelajaran bagi kita ya, Mamis. Dan mari kita bahu membahu (bersama suami terutama) untuk memberikan pengalaman masa kecil yang menyenangkan bagi anak-anak kita.  

Bismillah, semangat untuk kita semua, para orangtua. 

Let's Read Cara Mudah Menumbuhkan Minat Baca Anak


Hai Moms,

Aku tu suka baca, suami juga suka baca, tapi kenapa ya, anakku si Ken sampai saat ini belum menunjukkan ia memiliki kesukaan yang sama seperti ayah dan ibunya, ya?  Kenapa ya, Moms? Kenapa? Kenapa? Kenapa?

Si Ken yang kalau diajak baca buku pasti drama

Iya, anakku si Ken, sampai di usianya yang menginjak angka 7 tahun ini memang belum menunjukkan tanda-tanda ia berminat dengan aktivitas membaca. Kalau aku atau suami memintanya untuk membaca atau mengajaknya untuk membaca bersama-sama, ia pasti drama.

Ada saja alasannya tidak mau membaca. Mulai dari alasan mengantuk, lapar, pusing, ingin menggambar dulu, mau bermain dulu, mandi dulu, makan dulu, ngaji dulu, main piano dulu, membantu ayahnya dulu, bahkan sampai menangis pun pernah. Kenapa? Kenapa ya, Moms, bisa seperti ini?

Beberapa artikel yang aku baca di google, mengatakan salah satu penyebab kurangnya minat baca anak yakni karena orangtua tidak memperhatikan minat baca anaknya. 

Ah iya, sepertinya karena aku. Iya, aku akui itu, aku memang kurang all out memperhatikan soal minat baca anakku. 

Terinspirasi dari sebuah pepatah yang mengatakan, "Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu dan belajar sesudah dewasa bagai mengukir di atas air". 

Serta terinspirasi dari Teori Belajar yang dikemukakan oleh Hebb, seorang pakar neurologi, bahwa pengalaman di masa kecil lebih berpengaruh terhadap kecerdasan dari pada pengalaman masa dewasa, maka aku akan memanfaatkan masa-masa kecil si Ken sebaik mungkin untuk menumbuhkan minat baca si Ken. Berdasarkan pepatah dan teori di atas, lebih mudah menumbuhkan minat baca saat masih usia anak-anak ketimbang saat beranjak remaja atau dewasa dan bersifat awet pula. 
 
Adapun cara yang aku lakukan untuk menumbuhkan minat baca anakku si Ken ini, terinspirasi dari 2 Teori Belajar yakni Teori Belajar Behavioristik ala Pavlov dan Teori Belajar Neurofisiologis ala Hebb.


Teori Behavioristik ala Pavlov ini, berbunyi jika pemberian stimulus dilakukan secara berulang-ulang maka akan memunculkan respon yang diinginkan. Jadi, bisa dibilang, apabila aku ingin menumbuhkan minat baca anakku si Ken, maka aku harus melakukan sebuah pengulangan, misal berulang-ulang mengajak si Ken membaca buku secara bersama-sama. 

Namun untuk menghindari rasa bosan muncul pada si Ken karena mengulangi aktivitas yang sama maka selanjutnya aku memvariasikan aktivitas. Hal ini terinspirasi dari teori Neurolofisiologis ala Hebb. 

Teori Neurofisiologis ala Hebb, yang mengatakan bahwa lingkungan yang memberikan banyak pengalaman pada anak maka dapat memaksimalkan perkembangannya. Jadi dari teori ini, aku dapat informasi bahwa jika ingin perkembangan menjadi semaksimal mungkin maka aku harus memberikan pengalaman yang berbeda pada anakku si Ken. 

Dalam kasus menumbuhkan minat baca anak ini, maka aku harus memberikan aneka pengalaman aktivitas membaca bagi si Ken. Seperti membaca buku dalam bentuk cetak, membaca kata-kata atau kalimat yang ada di dalam video, dan membaca buku dalam bentuk online. Hal ini, disamping dapat memaksimalkan perkembangannya, selain itu juga dapat memperkokoh atau memperkuat minat baca si Ken. Sehingga tidak akan mudah berubah seiring bertambahnya usianya. 

Sejauh ini, dari 3 macam pengalaman aktivitas membaca untuk menumbuhkan minat baca anak, aku baru mempraktekkan 2 saja yaitu aktivitas membaca buku cetak dan aktivitas membaca tulisan di video. 

Nah, belakangan ini, aku menambah pengalaman aktivitas membaca si Ken, yakni membaca buku secara online atau membaca buku digital. 



Alhamdulillah, si Ken menyambut dengan antusias begitu aku tunjukkan aplikasinya. Dan nama aplikasi itu adalah Let's Read



Review Let's Read

Pertama kali tahu Let's Read dari teman. Ia mengatakan bahwa di Let's Read tersedia aneka macam buku bacaan untuk anak-anak yang recommended dan gratis plus bisa dicetak pula. Penasaran, aku langsung mencari informasi terkait Let's Read. 

Tentang Let's Read


Aku suka dengan niat baik dari Let's Read yang mana kehadirannya ingin memenuhi kebutuhan anak-anak akan buku-buku dengan karakter, tema, dan latar yang mencerminkan dan menegaskan kehidupan mereka dan memberikan kesempatan untuk menjelajahi dunia. 

Hal ini dibuktikan dengan buku-buku yang tersedia di Let's Read yang mana buku-bukunya benar-benar memperhatikan kebutuhan anak dan sesuai dengan selera anak-anak. Full color dan dengan deskripsi cerita berupa gambar yang bagus serta menarik.


Penggunaanya juga cukup mudah. Bahkan si Ken pun bisa menggunakannya sendiri tanpa bantuan orang lain untuk mencari buku yang ia inginkan. 

Di Let's Read tersedia buku anak dengan aneka macam tema. Kalau si Ken lebih sering memilih buku tentang planet dan alam. Ia memang tengah tertarik dengan 2 hal tersebut. Jadi di Let's Read ini, anak-anak bisa memilih buku yang mereka sukai dan buku yang benar-benar ingin mereka baca. 

Kemudian, di Let's Read ini, tersedia buku-buku anak dengan berbagai macam bahasa. Jadi kalau ingin menstimulasi kemampuan bahasa asing si kecil, bisa memanfaatkan buku-buku yang ada di Let's Read ini. 

Lalu, di Let's Read ini terdapat level buku yakni antara 1-5. Semakin tinggi level semakin banyak bacaannya. Jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan stimulasi. 

Tak cukup sampai di situ, buku-buku di Let's Read ini bisa diunduh lho secara gratis pula. Cara untuk mengunduh lalu mencetak buku di Let's Read yakni melalui https://www.reader.letsreadasia.org.


Nah disitu aku mengunduh buku serta langsung mencetaknya tanpa perlu ribet setting ini itu. Pokoknya tinggal cetak atau print ajalah. Asyik kan?



Selanjutnya, aplikasi Let's Read ini termasuk dalam jajaran aplikasi yang mobile friendly. Ini terlihat dari durasi waktu yang dibutuhkan untuk membuka atau memilih buku di Let's Read yang hanya membutuhkan waktu sekejap mata terutama saat sinyal internet stabil nan kencang, Mak Wet. 

Kemudian, aplikasi ini memiliki size yang kecil sehingga tidak makan banyak tepat penyimpanan di gawai. 

Dah, recommended pokoknya. 

Nah, sejauh ini, aku melihat dampak positif sejak si Ken membaca buku-buku di Let's Read. 


1. Menambah pengetahuannya. 
Secara otomatis, dan berlaku bagi siapapun, membaca dapat membuat pengetahuan jadi bertambah. Begitu juga dengan si Ken. Ia jadi tahu mengapa Pluto tidak masuk dalam planet-planet sistem tata Surya, atau ia jadi tahu penyebab matahari tak bersinar terang di suatu daerah dan sebagainya. 

2. Suka menceritakan apa yang sudah ia baca tentu dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
Ken suka menceritakan apa yang ia alami. Nah membaca buku di Let's Read menambah intensitasnya bercerita. Ini tentu melatih kemampuan literasi juga linguistik si Ken. 

3. Memperkaya imajinasinya. 
Iya, buku-buku di Let's Read memperkaya imajinasi anak. Sebagai contoh saat si Ken membaca buku yang berjudul Petualangan Mencari Matahari, si Ken membayangkan ia menjadi tokoh utama yang membuat mesin terbang untuk dipakai menemui matahari. Seru ya? Yup.

4. Mengasah kemampuan menggambarnya. 
Gambar-gambar yang ada di buku-buku Let's Read berhasil membuat si Ken tertarik. Gambarnya bagus dan lucu-lucu. Ken sendiri menggambar salah satu gambar yang ada di buku Let's Read. Ini gambarnya, 



5. Menambah kosa katanya.
Di dalam buku yang si Ken baca, ada kosakata yang belum ia pahami maknanya. Ia pun menanyakan makna kosakata tersebut lalu mengingatnya. 

6. Membaca menyenangkan.
Membaca buku cetak, sudah jadi hal biasa bagi si Ken atau mainstream. Namun membaca buku di gawai, tentu menjadi sesuatu yang berbeda bagi si Ken. Terlebih buku yang ia baca adalah buku yang ia senangi lengkap dengan gambar yang menarik dan berwarna. Hal ini membuat si Ken senang saat aku meminta atau mengajaknya membaca buku di Let's Read. 


Alhamdulillah, banyak hal positif yang dirasakan si Ken dari membaca buku di Let's Read. Oleh sebab itu, Aku optimis, Let's Read dapat membantuku mewujudkan keinginanku yang ingin menumbuhkan minat baca si kecil Ken. InsyaAllah aamiin.

Jadi seperti itulah usaha yang aku lakukan untuk dapat menumbuhkan minat baca anakku yakni menyediakan buku dalam bentuk eksemplar, mengajak membaca tulisan di video, dan membaca buku secara online melalui aplikasi Let's Read. 

Buat kamu, kamu, dan kamu, Moms, yang juga ingin menumbuhkan minta baca anak, yuklah dimulai dari sekarang, niat baik jangan ditunda-tunda lho, Moms. Takut kadaluarsa, hahay. Mari kita bersama-sama ikhtiar untuk menanamkan budaya membaca diawali dari keluarga kita masing-masing. 

Moms bisa mengikuti cara-cara yang aku lakukan untuk menumbuhkan minat baca anak. Atau menggunakan cara sendiri juga tak masalah. Tapi jangan lupa dishare, agar banyak yang tahu cara untuk menumbuhkan minat baca anak versi kalian. 

Oya, jangan lupa download aplikasi Let's Read yak. Aku jamin nggak bakal rugi. 
Nih, aku sisipkan link download Let's Read di sini nih. 

Oke sampai di sini dulu ya. Bye byeeeeeeeee. 

Bakat Si Kecil Terdeteksi


Assalamu'alaikum
Haihai Mamis
Gimana kabarnya?
Aku doakan semoga mamis dalam keadaan sehat selalu aamiin.

Mamis, kita sudah familiar bukan dengan informasi soal kecerdasan majemuk mulai dari apa itu kecerdasan majemuk, macam-macam kecerdasan majemuk (kecerdasan linguistik, kinestetik, dan sebagainya), mendeteksi kecerdasan majemuk anak yang paling dominan hingga bagaimana menstimulasi kecerdasan anak.

Baca: Deteksi Dini Kecerdasan Si Kecil

Yup, informasi tersebut bertebaran dimana mana, buanyak banget, nggak hanya di dunia maya, di dunia nyata juga demikian. Banyak sekolah-sekolah maupun lembaga informal dan sebagainya yang mengadakan kelas-kelas parenting yang membahas soal kecerdasan majemuk. Ah senang sekali rasanya ya, Mamis. Karena saat ini begitu mudahnya kita mendapatkan ilmu pengetahuan terkait perkembangan si kecil. Alhamdulillah.

Mamis, kalau mamis mendapatkan pengetahuan terkait perkembangan si kecil, biasanya, bakal Mamis langsung praktekin atau nggak? Kalau aku mah nggak, Mamis.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, biasanya, nggak aku praktekkan langsung melainkan aku saring-saring dulu, aku pikir-pikir dulu, aku banyak baca buku maupun tulisan terutama tentang pengalaman pengalaman para orangtua atau pendidik yang sudah mempraktekkan teori tersebut.

Baca Juga: Tahapan Menemukan Bakat Si Kecil Sejak Usia Dini 

Tahapan terakhir baru diskusi sama suami, kalau sekiranya suami juga oke, baru deh aku praktekkan. Oya aku juga mempertimbangkan karakter si kecil kira-kira dari teori tersebut ada beberapa yang klik dengan si kecil atau nggak. Kalau nggak ada yang klik ya udah nggak aku praktekin dan berlaku sebaliknya. Dan alhamdulillahnya, nggak pakek eyel-eyelan, apalagi sampai keluar rayuan maut ala dilan, suamiku idem dengan keinginanku untuk menstimulasi perkembangan kecerdasan majemuk si kecil.

Mamis, aku masih ingat jelas, awal-awal praktek, aku menstimulasi semua bagian dari kecerdasan majemuk. Iya semua muanya. Delapan bagian kecerdasan majemuk itu dah. Busyet banget kan aku. Yaaa makluuummmm, dulu mah masih mamah muda merangkap mamah baru, tenaganya masih super power, masih seterong, masih idealis, masih kaku, dan masih haus pengalaman baru. Jadi ya begitu itu dah. Hal ini aku lakukan sampai aku tahu kecerdasan si kecil yang paling menonjol, yang paling sering ia tunjukkan, yang paling unggul dari kecerdasan lainnya.

Oya, Aku menstimulasi kecerdasan majemuk si kecil sebagian besar dengan aktivitas bermain, pakai mainan gitu. Secara kan ya anak anak memang dunianya dunia bermain beda mah dengan orang dewasa dunianya dunia lambe turah *walaaaahh.

Nah dari ke-8 kecedasan majemuk si kecil, ada satu dua kecerdasan yang menonjol salah satunya yakni kecerdasan kinestetik.

Baca: Perjalanan Mendeteksi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil

Ada banyak pilihan untuk menstimulasi kecerdasan kinestetik mulai dari ngedance, olahraga, memasak, menggambar dan sebagainya. Nah, aku pun menggunakan kegiatan kegiatan tersebut untuk menstimulasi kecerdasan kinestetik si kecil.

Beberapa dia bisa mengikuti dengan baik kecuali ngedance. Dia suka sih tapi ya gitu nggak lemes blas. Gerakan ngedance yang kaku begini sepertinya nurun dari aku deh, Mamis. Soalnya kalok aku joget joget juga kaku banget macam kanebo kering. Hehe. Tapi, dari sekian banyak aktifitas stimulasi yang aku berikan ke si kecil, ada yang paling menonjol yakni di aktifitas menggambar. Si kecil menunjukkan kemampuan kecenya dalam hal menggambar.



Mamis, aku nggak nyangka lho bahwa stimulasi kecerdasan kinestetik yang aku berikan ke si kecil ternyata membuat ia memiliki kemampuan menggambar yang baik.  Tapi, memang sih ya, kalau dipikir-pikir, stimulasi yang kita berikan bisa jadi banget memunculkan kemampuan terpendam alias bakat si kecil.

Aku bersyukur alhamdulillah karena si kecil sudah menunjukkan bakatnya di usia dini. Jadi enak aku bisa berburu informasi soal mengarahkan, membimbing hingga memberikan fasilitas penunjang bakatnya.

Mamis, mohon do'anya yak, do'ain aku sukses membantu si kecil mengembangkan bakatnya. Makasih banyak, Mamiisssssssss.




DIY Mainan untuk Batita part 1



Lama sepertinya nggak posting mainan di sini yak. Maklum, lagi sibuk dengan problematika di dunia nyata *hahay. Tapi alhamdulillah beberapa problematika sudah terselesaikan.

Oleh sebab itu, mungkin, aku bakal rajin lagi bebikinan main-main sama bocil-bocil. Selanjutnya semoga bisa share di sini, atau mungkin di channel youtubenya bocil-bocil sendiri. Gitu ajalah, yah? Ho oh.

Sebagai pemanasan, aku bikin mainan sederhana ini dlu buat bocilku si nana, yg usianya 14 bulan. Sebagaimana stimulasi anak usia segitu yakni seputar motoriknya saja.

DIY Mainan untuk Batita
Lempar Masuk Bola

Alat dan Bahan:
Nah, mainan yang aku buat ini cuma pakai 2 bahan saja. Yakni kardus bekas sama solatip. Alatnya pun cuma pakai gunting aja.

Tang ting tang ting.
Tempal tempel tempal tempel.
Jadi deh.


Aku sempat berpikir bahwa mainan yang aku buat ini bakal dicuekin sama si nana, eee ternyata nggak. Yeaayyy.

Manfaat mainan ini, tentu biar bocil seneng. Lah? Yadonk, buat apalagi kalau nggak buat bikin bocil senang. Soal stimulasi motorik juga mengenalkan beberapa lafal padanya adalah sebagai bonusnya saja. 


Oya mainan ini tadi juga sempat dimainkan sama si ken, abangnya si nana, yang usianya 7 tahun. Apalagi kalau bukan buat main lempar masuk bola dan lintasan mainan mobil-mobilan.

Alhamdulillah,
Gini nih bikin daku makin semangat bikin mainan buat mereka.

Btw, yuk maks, bebikinan....
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...