Showing posts with label Si Ken. Show all posts
Showing posts with label Si Ken. Show all posts

Menstimulasi Kecerdasan Naturalis Si Kecil

Beberapa waktu yang lalu. Aku dan si ayah mengajak si ken berlibur ke Bali Barat *yiipppiiiieee. Tujuan liburan kali ini adalah bukan hanya untuk refreshing atau cekrek-cekrek upload saja. Akan tetapi juga untuk menstimulasi kecerdasan naturalis si kecil ken. Yup salah satu dari kecerdasan majemuk yang ditunjukkan dengan ketertarikan si kecil akan hewan, juga tumbuh-tumbuhan. Serta suka bereksplorasi di alam bebas.

Berbeda dengan kecerdasan kinestetik dan kecerdasan visual spasial yang sudah dimiliki si ken dari sononya alias muncul begitu saja. Tanpa aku berikan stimulus atau rangsangan terlebih dahulu. Aku merasa bahwa kecerdasan naturalis ini perlu ditumbuhkan. Karena dari tanda-tanda yang aku sebutkan di atas tadi, si ken hanya menunjukkan satu tanda saja yakni suka sekali main sama kucing. Entah itu main kejar-kejaran ala indiahe atau ngobrol sama kucing *Loh. Hehe.

Kejar-kejaran ala indiahe 
Ngobrol sama kucing *loh
Menurutku kecerdasan naturalis ini merupakan kecerdasan yang harus dimiliki oleh setiap anak zaman ini. Karena, merekalah, generasi selanjutnya yang akan menjaga alam raya ini *aseg. Oleh sebab itulah aku begitu bersemangat liburan ke bali eh maksudku menstimulasi kecerdasan naturalis si ken saat kami berlibur di bali. Jadi berbekal misi tersebut, juga kamera untuk dokumentasi wisata lokal yang kami kunjungi maupun mengabadikan moment berharga, serta tentu saja pelembab andalanku. Aku dan si ayah dengan sangat mantab menobatkan pantai-pantai di bali barat yang akan kami jadikan sebagai obyek untuk menstimulasi kecerdasan naturalis si ken.

Ada beberapa stimulasi yang aku terapkan pada si kecil ken. Antara lain sebagai berikut :

Mengenalkan aneka macam benda maupun makhluk hidup yang si kecil ken lihat atau yang ada di sekitar si kecil ken.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi wisata-wisata lokal yang ada di bali barat. Aku selalu menunjukkan nama benda, pohon maupun hewan yang kami lihat. Seperti pohon kelapa, sapi bali hingga beberapa pura yang kami temui. Dan hal ini pun berlanjut saat kami sudah tiba di lokasi wisata.

Mengenalkan nama nama benda atau makhluk hidup yang ditemui si ken

Sempat terlintas dalam benakku *ahay, bahwa si ken mungkin lama-lama akan kerebeken atau risih denganku yang terus nyerocos ini itu. Tapi alhamdulillah, si ken tak begitu. Si ken malah enjoy dengan penjelasanku. Dari situ aku mulai sadar bahwa aku cocok juga jadi tour guide seperti sanchai gitu. Lagipula wajah aku juga nggak jauh beda sama sanchai kan ? *pede mode on. Hahaha.

Mengenalkan apa yang dilihat si kecil ken
Mengajak si kecil ken bereksplorasi di alam bebas.
Oleh karena alam bebas yang aku si ayah dan si ken kunjungi adalah pantai, maka yang akan dieksplorasi adalah pantai. Mulai dari berlarian di pinggir pantai, menulis huruf di pasirnya, mendaki bebatuan, dan terakhir tentu saja foto-foto donk yah. Hukumnya wajib mah ini. Hehe.
Salah satu kegiatan yang kami lakukan di pantai

Berlari di teluk gilimanuk
Menularkan rasa suka kami, aku dan si ayah, melihat serta menikmati pemandangan-pemandangan alam yang begitu indah. 
Senja adalah salah satu pesona alam kesukaan aku dan si ayah. Karena dulu kami bertemu di bawah sinar senja *pret. Jadi demi menularkan kesukaan tersebut kepada si kecil ken, selama liburan, kami memutuskan untuk mengajak si ken mengejar senja di pantai *eyak. Atau kadang juga kami mengajak si ken sekedar duduk di pinggir pantai. Menikmati suara deru ombak serta belaian angin pantai.





Dan saat ini stimulasi tersebut mulai terlihat hasilnya. Si ken yang sebelumnya hanya suka menggambar mobil saja. Sekarang mulai suka menggambar awan, rintik hujan, pelangi, dan sebagainya. Ia suka menyebutkan nama-nama pohon yang ia lihat. Begitu juga dengan hewan. Alhamdulillah yah, usaha aku dan didukung oleh si ayah, benar-benar membuahkan hasil.

Si ken, 3 thn 2 bln sedang menggambar awan
Kata si ken ini pelangi
Langkah selanjutnya adalah tentu saja meningkatkan kecerdasan naturalis yang sudah mulai muncul dan berkembang pada si kecil ken. Tidak harus menunggu traveling ke alam bebas terlebih dahulu akan tetapi juga bisa dilakukan di rumah. Caranya adalah :
1. Menemani si ken saat sedang menonton baby tv yang sebagian besar pemerannya adalah hewan. 
2. Menunjukkan nama pohon atau hewan yang dilihat atau ada di sekitar ken.
3. Menggambar pemandangan yang indah.
4. Mendongeng dengan menggunakan nama atau alat peraga berupa hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
5. Dan sebagainya.


Harapanku juga si ayah, kecerdasan naturalis si ken ini bisa semakin berkembang dari waktu ke waktu. Sehingga ia akan tumbuh menjadi pribadi yang kenal betul dengan alam sekitarnya serta peduli dengan lingkungan hidup. Amin. Bantu do'a ya teman-teman. Makasiiiihhh :)

Tanda-tanda Kecerdasan Visual Spasial Pada Si Kecil

Dulu, sebelum aku sadar bahwa si kecil ken terlambat bicara si kecil ken terlambat bicara. Aku tak terlalu tertarik dengan pembahasan tentang kecerdasan majemuk. Apalagi soal ciri-ciri atau tanda tanda salah satu atau salah dua kecerdasan majemuk pada si kecil. Tentu saja pengetahuanku nol besar. Yang aku tahu dulu hanya motorik halus, motorik kasar dan sebagainya. Jadi kalau membeli atau membuat mainan untuk si kecil ken, pasti aku berpedoman pada hal itu dan juga pada dompetku *tetep. Hehe.

Sumber


Salah satunya saat aku membelikan si kecil ken mainan bongkar pasang ini. Tujuanku adalah untuk melatih motorik si ken. Memasang dan melepaskan balok balok bongkar pasang tersebut. Etapi tidak hanya itu saja sih. Karena bongkar pasang tersebut juga melatih kekuatan si kecil ken. Secara tu bongkar pasang alot banget cyin. Ya maklumlah yah, murah meriah euy. Murah meriah tapi tetap ber SNI donk *penyuka bayar dikit dapet banyak *Hahayyyy. Aku mengenalkan cara bermainnya kepada si kecil ken juga standart aja. Seperti pada umumnya. Disusun. Disusun. Lalu digusur (satpol pp). Jadi ya wajarlah yah kalau si ken nggak terlalu tertarik memainkannya.

Hingga suatu hari, entah kesambet apa, si ken tiba tiba tertarik memainkannya. Atau jangan jangan mungkin karena dia tidak mau melihat pemandangan aneh (pemandangan emak emak heboh main bongkar pasang sendirian). Mungkin begitu. Entahlah. Yang jelas ken langsung memainkannya dengan cara yang berbeda. Diatur memanjang. Membentuk sebuah barisan. Dan lurus pula. Bakat jadi pemimpin upacara mah si ken. *Siaaapppppp Grak. 



Melihat hal tersebut tentu saja aku bahagia *cihuy. Tujuan awal (melatih motorik ken) tercapai. Sayangnya di masa ini aku belum sadar bahwa itu adalah salah satu tanda kecerdasan visual spasial yang dimiliki si ken. Trus sadarnya kapan donk ?.

Abaikan pemandangan di belakang ken

Kapan ya ?.  Kalau tidak salah sih ya bener * yaiyalah. Hehe. Kalau tidak salah sih waktu si ken makin sering menata. Menata apa saja. Tapi waktu itu aku belum terlalu yakin juga kalau ini adalah tanda kecerdasan visual spasial pada si ken.

Makin kesini, saat usai si ken 3 tahun 2 bulan, tanda tanda cinta *halah, tanda-tanda kecerdasan visual spasial pada si ken semakin nampak.

Pertama
Si ken mahir meniru tulisan huruf abjad. Meskipun ada yang bentuknya masih maknyonyor. Tapi sebagian besar sudah betul *yippiiieee.

Ke-dua
Si ken juga bisa meniru gambar yang aku/si ayah buat. Yaaa meskipun nggak sama persis sih.

ken meniru gambar awan yang aku buat
Ke-tiga
Si ken bisa menggambar benda yang ia lihat. Terutama benda yang ia sukai.

Menggambar sikat gigi yg beralih fungsi utk menyikat mobil2an si ken

Ke-empat
Si ken juga sudah hafal betul dengan bentuk juga nama bangun datar. Seperti trapesium, jajar genjang, dan sbg.



Ke-lima
Si ken cepat paham saat aku mengenalkan mana tangan kanan mana tangan kiri.

Ke-enam
Si ken juga bisa membuat bentuk segitiga, bujur sangkar, atau bentuk huruf abjad dari stik eskrim atau dari wafer keju kesukaannya.

Ke-tujuh
Pernah suatu hari kami akan lewat di jalan menuju rumah kontrakan kami yang dulu. Tiba tiba si ken menunjuk-nunjuk jalan tersebut. Dan begitu tiba di gang rumah kontrakan tersebut. Ken langsung turun dari motor dan menuju ke rumah kontrakan lama kami. Ingatan yang mantabb.

Ke-delapan.
Masih belum nemu lagi.

Berbekal tanda tanda tersebut, baru aku benar benar yakin bahwa si ken juga memiliki kecerdasan visual spasial, selain Kecerdasan Kinestetik dan kecerdasan bermusik Kecerdasan Bermusik. Langkah selanjutnya adalah tentu saja aku dan juga penggemarku, si ayah, hehe, akan terus mengembangkan kecerdasan visual spasial pada si ken. Dengan cara :

● Menambah pengetahuannya tentang tehnik menggambar. Dimulai dari benda benda yang ada disekitar si ken.

● Memberikan fasilitas kepada si ken. Seperti crayon atau cat air plus buku gambar. Atau memberikan Si ken permainan bongkar pasang yang lebih variatif.

Sudah. Dua hal itu saja dulu. Yang lainnya menyusul yak. Semangat terus ya ken. Dan sehat selalu ya nak. Amin

Tanda-tanda Si Kecil Memiliki Kecerdasan Bermusik

Dulu, waktu hamil si ken, aku lumayan sering nih ngasih dia suara suara musik klasik gitu. Untuk apa ?. Ya biar keren aja sih. *glodak. Selain dengerin musik klasik, si ken juga aku perdengarkan suara merduku *brut. Baik saat konser di kamar mandi, atau ngaji al qur'an seusai sholat. Niatku melakukan itu cuma agar si ken yang waktu itu masih di dalam kandunganku kenal betul dengan suara emaknya. Itu aja sih. Mengenai musik klasik yang katanya bisa meningkatkan kecerdasan janin atau juga mengenai memperdengarkan ayat suci al quran yang juga dapat mencerdaskan janin, aku nggak terlalu mikirin.

Begitu si kecil ken lahir nih, dua hal itu juga masih aku lakukan. Sampek kapan ? sampek aku tak sanggup dengan semua ini *halah, sampek si ken mulai pandai menunjukkan aneka macam ekspresi. Ya sejak saat itu, aku semakin bersemangat memperkenalkan si ken berbagai macam suara, musik, maupun lagu. Hingga lama kelamaan musik klasik pun tergeser sepenuhnya dari chart ampuh musik ken *ahayyyy. Kalok ngaji ngaji mah masih tetep sampek sekarang.

Lama-kelamaan, beberapa lagu yang aku kenalkan kepada si ken mulai menghilang juga. Dan berganti dengan beberapa musik selera si ken yang sepertinya mengikuti seleraku. Kalau aku denger atau nonton video musik yang menurutku enak, si ken tiba tiba ikut nimbrung. Menghentikan sebentar akvitasnya lalu ikut nonton juga. Seperti saat aku menonton video klip, taylor swift-shake it off. Si ken yang tadinya lompat lompatan di tempat tidur, langsung menghentikan aktivitasnya, lalu berlari menuju ruang tengah kemudian berdiri di depan tv sambil menggoyang goyangkan kakinya.

Lalu lebih lama dari lama kelamaan, kondisi tersebut berubah. Malah sepertinya si ken yang menunjukkan padaku beberapa musik yang enak didengar.

Pernah suatu hari nih, si ayah yang pulang dari ngampus ingin menunjukkan beberapa lagu milik Jannina's Music yang ia download dan menurutnya enak kepadaku. Namun waktu itu aku sedang menuruti yang namanya panggilan alam. Jadi yaaa nggak ada yang nonton. Pikirku begitu. Eee dilalah begitu aku selesai ke belakag dan lalu menuju ke depan tv, ternyata sudah ada si ken duduk di depan tv. Nggak tolah toleh. Fokus. Penasaran dengan apa yang membuat si ken fokus, aku pun ikutan memperhatikan dan memfokuskan telinga aku kepada lagu yang tengah di dengar si ken. Dan ulalaaaa, eikeh suka juga cyiiinnn. Kejadian ini pun berlangsung beberapa kali, dan nggak selalu jatuhnya aku bakal suka dengan apa yang disukai ken. Berdasarkan hal ini aku jadi tau bahwa si ken sudah punya selera musik sendiri dan tak selalu sama dengan seleraku.



Semula, aku pikir keahlian si ken dalam memilih lagu disebabkan karena aku dan si ayah yang suka memperdengarkan musik khusus untuknya, atau musik kesukaan kami. Namun setelah beberapa kejadian yang satu ini membuatku berhenti berpikir bahwa keahlian si ken tersebut karena kami. Kejadian tersebut antara lain yaitu :

● Si ken mampu mengiringi lagu yang aku nyanyikan. Tentu saja bukan lagu 'I know you so well, girl i need you' atau lagu 'cintaku kepadamu...apalah, sayangku kepadamu...apalah'. Bukaaann. Tetapi lagu anak anak kesukaannya. 'A is aple..A..A..Aple' gituh. Nah si ken berhasil membuat hentakan dari toples, yang ia anggap seperti drum, sesuai dengan jeda yang aku buat.

● Si ken memang kurang unggul dalam linguistik, bahkan ia pernah mengalami yang namanya terlambat memulai bicara, jadi ia tak terlalu bisa cepat menangkap lalu meniru kata atau kalimat dari lirik lagu anak yang ia dengar. Meskipun begitu, si ken tetap suka ikut bernyanyi loh. Kadang masih bubling tapi seringkali lirik lagunya ia ganti dengan kosa kata yang ia kuasai seperti nama nama warna atau nama nama hewan hingga huruf abjad

● Si ken juga amat tertarik dengan aneka macam alat musik. Bahkan alat musik sederhana yang dipakai para pengamen pun membuat ia terpana loh.

● Si ken juga cukup bisa membedakan mana suara piano, bagaimana suara drum dan gitar. Ia hanya masih sedikit kurang tepat dalam hal membedakan mana suara flut dan seruling. Juga mana suara biola dan mana suara selo. Emaknye ?. Ajep ajep aje yak. hehe.

Berdasarkan hal tersebut di atas membuatku berpikir bahwa si ken begitu bukan karena kami. Melainkan karena potensi yang ia miliki sendiri. Kami hanya merangsang potensi tersebut. Itupun hanya memperdengarkannya lagu lagu anak atau beberapa lagu kesukaan kami. Kami tidak pernah mencontohkannya untuk mengubah lirik lagu atau bagaimana membuat hentakan sesuai dengan jeda lagu yang dinyanyikan. Tidak pernah. Akan tetapi meskipun sudah yakin, rasanya kurang afdol gitu kalau tidak menengok mbah google lebih dulu.

"Menurut Howard Gardner, kecerdasan bermusik mencakup kepekaan dan penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola ritme, tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang dapat bermain musik dan menikmati musik".

Jadi bisa dikatakan bahwa si ken memiliki kecerdasan bermusik. Yaaa meskipun baru beberapa point saja sih yang ia tunjukkan dan ia kuasai. Alhamdulillah lah yah, sesuatu.

Kedepannya, kami sepakat untuk membantu si ken mengembangkan kecerdasan musik yang ia miliki. Mungkin langkah awalnya dengan mengikutkannya kursus musik untuk anak anak. Tidak lagi kursus sama emaknye yang suaranya maknyonyor bin makgedubrak. hehe.

Nah kalau kalian gimana ?. Sama dengan si ken atau sama dengan...
Saya. hehe.

Kontrol Kondisi Kesehatan Si Kecil Setelah Kejang



3 hari setelah keluar dari rumah sakit, aku dan si ayah berencana untuk kontrol kesehatan si kecil ken ke dokter wahyu, spesialis anak. Namun karena hari itu merupakan hari siwelatri umat hindu selama 2 hari, maka rencana itu pun urung kami laksanakan. Lalu kami alihkan ke tanggal 11 Januari saja.

11 Januari datang juga. Kira kira pukul 19.30 WITA kami tiba di tempat praktek dr. Wahyu. Setelah mengambil nomor antrian, si ken diminta untuk berdiri di alat penimbang berat badan. Begitu si ken naik, si jarum pun bergerak menuju angka 15.5 kg. Alhamdulillah. Berat badan si ken kembali seperti semula. Seperti sebelum opname. Lalu dilanjutkan dengan mengukur suhu tubuh si ken. Alhamdulillah lagi, suhu tubuh si ken masuk dalam kisaran normal yakni 36 derajat celcius. Setelah itu, ....... si ken kabur. Loh. Minta pulang. Mungkin si ken masih keinget masa masa di rumah sakit kemarin. Ketemu jarum suntik, ketemu termometer, disuntik, diinfus, dan ketemu tampang emaknye yang abstrak. huhuhu. Mungkin begitu. Tapi berkat rayuan maut si ayah, si ken pun mau masuk ke dalam ruang periksa saat gilirannya tiba. Sebelum gilirannya tiba ?. Si ken keleleran di luar, nggak mau masuk.

Lagi lagi, di ruang periksa, si ken menolak tiduran di kasur sebentar untuk diperiksa. Jadi si ken diperiksa dalam posisi duduk. Itupun masih protes juga saat dr. Wahyu menempelkan stetoskop ke perut si ken. Hadeeehh.
"Sehat" begitu kata dr. Wahyu. Alhamdulillah.
Setelah itu, kami pun secara bergantian menanyakan daftar pertanyaan yang sudah kami siapkan di rumah.

Kami : "Di surat pengantar tersebut, ada keterangan bahwa suhu tubuh si ken saat kejang adalah 38.6 derajat celcius. Kenapa bisa begitu ya dokter ?. Biasanya kan, kejang baru datang saat suhu tubuh si kecil mencapai 40, 41 derajat celcius ?".
dr. Wahyu : "Setiap anak mempunyai ambang batas yang berbeda. Ada yang rendah ada yang tinggi. Kalau adek ken, memiliki ambang batas yang rendah yakni 38 derajat celcius. Jadi kalau di lain waktu, saat adek ken demam dan suhu tubuhnya 38 derajat celcius, maka berikan ia sirup anti kejang dan penurun panas. Sudah punya sirup anti kejang kan ?".
Kami mengangguk kompak.

Kami : "Jadi nggak apa apa ya dokter, dikasih anti kejang dan penurun panas berbarengan ?".
dr. Wahyu : "nggak apa apa, kan beda".

Kami : "Lalu pemberian obat anti kejang itu kapan dokter ?".
dr. Wahyu :"yang dikasih lewat pantat itu ?".
Kami mengangguk.
dr. Wahyu : "Kalau itu dikasih saat si kecil kejang, dimasukkan lewat pantat. Ini untuk mencegah kejang berlangsung lama. Karena kalau kejang berlangsung lama, maka semakin banyak sel sel saraf yang rusak dan bisa mengakibatkan sesuatu hal yang buruk, seperti cacat. Begitu ".

Kami : "Itu obat kejang yang dimasukkan lewat pantat itu yang dipakek yang mana dokter ?. karena si ken punya dua, ada yang 5 mg dan 10 mg ?".
dr. Wahyu : "Emmmm tadi berat badan adek kena, 15.5 kg ya, berarti kasih kira kira 7.5 mg saja. Jadi yang 10 mg itu, dibuang sedikit baru dimasukkan ke pantat. Setelah kejangnya berhenti, tetap harus dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk menghindari kejang berulang".

Kami : "Selain obat penurun panas, sirup anti kejang, dan obat kalau sudah kejang, apalagi yang perlu kami persiapkan di rumah dokter ?".
dr. Wahyu : "Termometer" kata dokter wahyu sembari tersenyum. Aku nyengir. Si ayah datar.

Kami : "Kalau KDS ini apa dokter ?".
dr. Wahyu : "Kejang demam sedikit. Jadi nih begitu adek kena demam, jangan ditunda-tunda untuk ngasih obat penurun panas lalu dikomprea dengan air hangat".

Kami : "Kalau faringitis akut ini apa dokter ?".
dr. Wahyu : "Radang tenggorokan, ini pemicu si kecil demam lalu kejang. Jangan dikasih terlalu banyak makan ciki ciki, coklat, dan sebagainya. Konsumsi air putih dan makanan yang bergizi. Apalagi saat cuaca panas ekstrim begini".
Kami mengangguk lagi. Sementara si ken, asyik memainkan mobil kecilnya di kasur tempat memeriksa pasien.
dr. Wahyu : "Tidak ada keluhan lagi ?".

Kami : "Masih ada dokter, pilek, kami kasih sirup yang biasanya kami kash ke ken sepertinya tidak berpengaruh apa apa dokter".
dr. Wahyu : "La bapak ibu kemarin waktu masih di rumah sakit bilang ke saya kalau biasa pakek obat iti, jadi ya saya resepkan obat itu. Nah sekarang saya resepkan puyer saja ya".

Kami : "Berarti ini, si ken sudah bisa kami ajak balik ke jawa ya dokter ?".
dr. Wahyu : "Ooo, bukan orang sini ?".

Kami : "iya, ke sini cuma liburan di rumah orang tua saja dokter".
dr. Wahyu : "Ooooo...begitu" kata dr. Wahyu dengan logat balinya yang kental.
dr. Wahyu : "Jadi kalau nanti nanti adek ken kejang, tapi mudah-mudahan nggak lagi, mudah-mudahan ini yang terakhir, saat membawa adek ken ke dokter atau rumah sakit, bapak ibu harus bilang kalau adek ken punya riwayat kejang, gitu ya".

Kami mengangguk lagi.

dr. Wahyu : "Ini saya resepkan sirup untuk daya tahan tubuh juga. Mudah mudahan adek ken sehat terus. Ingat ya pak buk, usahakan adek ken tidak kejang lagi sampai usia 5-6 tahun. Perhatikan asupan makanannya, dan siapkan termometer serta penurun panas dan diezepam untuk mencegah datangnya kejang lagi".

Kami mengangguk lagi. Setelah si ken berpamitan kepada dr. Wahyu dengan melakukan Hi-5 alias tos, kami pun lalu beranjak untuk menebus obat yang diresepkan dokter wahyu. Kemudian, cus, pulang ke rumah, Untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan kami bawa balik ke Jawa.

Semoga, kejang yang dialami si ken ini, adalah yang pertama dan terakhir. Semangat menjaga kesehatan si kecil ken semakin menggebu. Semoga dimudahkan dan diridhoi oleh-Nya. amin.

Hasil Uji Laboratorium Sample Darah Si Kecil yang Mengalami Kejang



Alhamdulillah, malam itu, sekitar pukul 12.00 WITA malam, kondisi si ken mulai berangsur angsur membaik, seorang perawat meminta aku atau si ayah untuk mengantarkan sample darah ken ke ruang laboratorium rumah sakit. Entah kapan perawat tersebut mengambil darah si ken. Mungkin waktu aku belum tiba ke rumah sakit. Ya mungkin begitu. Karena saat aku datang, aku tak melihat perawat mengambil sample darah ken. Yang aku lihat adalah, para perawat berusaha memasang infus kepada si kecil ken.

Karena posisi si ayah tengah merangkul si ken, oleh sebab itu aku memutuskan untuk aku saja yang membawa sample darah ken ke ruang laboratorium rumah sakit. Jujur, saat itu ada rasa takut nyasar yang menyelinap di hati ini *halah. Sebab ini adalah kali pertama aku ke rumah sakit tanah kelahiranku ini. 
Masak sih ?. Ho oh. La biasanya kalau berobat kemana ?. Ke dukun *abaikan.

Untuk menghindari yang namanya kesasar, apalagi sampai kesasar ke ruang jenazah di tengah malam begitu *hiiiiiiii, aku bertanya sebaik mungkin kepada si perawat setelah itu melihat denah rumah sakit tersebut. Dan ulala, sukses, aku sukses ke ruang laboratorium rumah sakit tanpa kesasar yeayyyy.

Sehari berlalu, hasil lab. juga belum menampakkan hidungnya di depan kami. Jadi aku berinisiatif menanyakan hal tersebut kepada salah satu perawat yang tengah mengganti infus si kecil ken.
Kata beliau :"Biasanya sehari sudah selesai tapi kalau belum dapat kabar juga, berarti belum selesai. Maklumin ya bu pak, rumah sakit beberapa hari ini rame sekali". 

Hari kedua, sempat ingat. Lalu lufa. Hari ketiga, benar benar tidak ingat. Sebab saking senangnya mendengar kabar baik dari Dokter Komang Wahyu, spesialis anak, yang menyatakan bahwa si ken sudah bisa pulang ke rumah *hurraaayyy. Alhamdulillah.

Setelah menyelesaikan administrasi, aku diberikan sebuah surat pengantar untuk kontrol kondisi kesehatan si ken. Awal mulanya aku tak terlalu memperhatikan surat tersebut. Namun setelah tiba di rumah aku baru ngeh bahwa di dalam surat tersebut ada hasil uji lab. sample darah si ken.Hasilnya adalah step yang dialami ken tersebut tergolong ke dalam KDS dan pemicunya adalah faringitis akut.

Karena aku terlalu penasaran dengan KDS ini maka aku pun mencari informasi tersebut di google. KDS adalah singkatan dari kejang demam sedikit. Dan menurutku sih ini benar. Karena sebelum kejang, si ken sempat demam. Demamnya pun muncul kira kira sekitar jam 9 malam, itupun hanya panas di bagian kepala saja. Sementara bagian bagian sensitif lainnya, seperti ketiak, lipatan lutut, dan leher hanya anget anget kuku saja. Dan siapa sangka kalau dengan demam yang seperti itu, si ken kejang tepat satu setengah jam kemudian. Jadi inilah yang menurutku maksud dari kejang demam sedikit.

Untuk faringitis akut ini bisa dibilang radang tenggorokan. Kalau untuk yang satu ini, aku akui, bener bener luput dari perhatian aku. Aku tidak melihat sama sekali bahwa si ken menderita radang tenggorakan. Dodol kan aku ? ho oh *hiks. Nggak peka banget. Seharusnya, dengan cuaca panas se ekstrim itu, hal hal yang seperti ini harus bisa segera aku deteksi. Ini malah....aaarrggghhhh...maafkan muma ya ken. Janji nggak akan terulang lagi. amin.

Dua hal yang aku sebut di atas tadi, meskipun aku sudah mendapatkan jawabannya dari google, tetap akan aku masukkan dalam daftar pertanyaanku saat akan mengontrol kondisi kesehatan si ken ke dokter wahyu. Harus begitu lah yah. Iyup.

O ya, ada satu hal lagi di surat pengantar tersebut yang membuat anggapanku selama ini salah. Bahwa aku pikir, selalu, anak akan mengalami kejang apabila suhu tubuhnya mencapai 40 derajat celcius ke atas. Nyatanya si ken tidak demikian. Dengan suhu 38,6 derajat celcius saja, si ken sudah mengalami yang namanya kejang. Semoga tidak terjadi lagi ya ken. Ini adalah yang pertama dan terakhir. Sehat selalu ya nak ya, amin.

***

Baca Juga :

Kronologi Saat Si Kecil Terserang Step / Kejang



Aku kaget betul saat itu. Si ken yang sedang tidur dipangkuanku sebab ia sedang tidak enak badan (demam), tiba tiba bangun lalu memposisikan tubuhnya seperti saat aku menjadi kuda kudaan buat dia. Ia liukkan badannya. Melengkung.

Tak pernah melihat tingkah begitu saat si ken bangun tidur membuatku memanggil si ayah. Sementara si ayah begitu melihat tingkah ken begitu. Langsung menggendong si ken seraya berteriak minta tolong kepada bapak lalu berteriak teriak lagi seraya memanggil manggil nama si ken.

Melihat si ayah panik, aku langsung mendekati si ken. Dan kudapati si ken kejang di dalam gendongan ayah. Bola matanya sudah naik ke atas. Lalu beberapa saat kemudian, si ken nampak lunglai, namun gigi giginya masih saling beradu lalu mengatup. Mungkin karena si ayah tak ingin gigi gigi tersebut melukai bibir atau lidah si ken, jadi si ayah memasukkan jarinya ke dalam mulut si ken dan gigi gigi kecil si ken pun mulai mendarat di jari si ayah. Sementara aku, apa yang aku lakukan?. Menggila. Terlebih lagi saat melihat si kecil ken tak sadarkan diri. Aku menggila makin parah.

Aku pun berteriak teriak, menyebut Sang Khalik dan berganti meneriakkan nama bapak, meminta beliau untuk segera bertindak cepat. Segera mengejar ayah ken yang sudah berlari keluar rumah sembari menggendong ken yang sudah tidak sadarkan diri. Sayangnya, kunci motor sulit sekali ditemukan. Teriakanku pun semakin menjadi jadi. Dan berhasil membuat para tetangga terbangun dari tidur nyenyak mereka.

Akhirnya kunci motor yang dicari cari pun ketemu. Bapak segera men-starter motor lalu tancap gas menyusul si ayah yang sudah berlari keluar rumah sembari menggendong ken. Para tetangga pun mulai mengerumuni rumah, menanyakan apa yang sedang terjadi. Dan...aku tak bisa memberikan jawaban kepada mereka, karena aku kembali berlarian ke dalam rumah. Mengambil smartphone lalu menghubungi abang sepupu dan memintanya untuk mengantarkanku ke tempat ken dibawa yakni rsu negara.

Tiba di rumah sakit, Ya Allah, wajah ken nampak pucat sekali. Bibirnya bergetar dan memutih. Ia menggigil sejadi jadinya. Suara tangis pun tak terdengar sama sekali, hanya air di matanya yang sebelah kiri mengalir perlahan. Kami berkali kali memanggil namanya, namun ken tak merespon. 

Ya Allah...
Andai saja bisa digantikan. Ingin rasanya sakit yang dirasakan ken aku ambil alih semua. Nyawa pun rela kuberikan untuk si ken.


Dan kira kira sekitar 30 menit kemudian, Alhamdulillah wa syukurillah. Rona wajah si ken mulai berubah. Mulai berwarna. Tidak pucat pasi. Ia pun berhenti menggigil dan juga mulai menangis.

Senang sekali atas perubahan yang terjadi pada si ken. Suara tangisnya pun terdengar sangat amat merdu di telingaku. Alhamdulillah. Ken mulai sadar.

Aku usap perlahan air mata yang jatuh dari kedua matanya. Dan sesekali mengusap air mata yang membanjiri kedua mataku. Serta sesekali mengarahkan tanganku ke mulut saat suara sesenggukanku terdengar keras. Sementara si ayah, hanya melihat wajah si ken, membelai rambut si ken dengan tangan kanannya dan mengelus punggung tangan ken dengan tangan kirinya. Air matanya, ia biarkan jatuh bebas begitu saja.

Tak ada yang berbicara saat itu. Kami hanya fokus melihat dan memperhatikan si kecil ken. Namun hati kami, seakan terhubung dan bersepakat untuk menjaga amanah yang dititipkan Allah kepada kami sebaik dan semaksimal mungkin. Lebih dari saat ini. Kesalahan yang telah kami lakukan, tidak akan terulang. InsyaAllah. Semoga Allah meridhoi niat kami ini amin.

Pelajaran Berharga di Awal Tahun 2016

Sejak kami berada di kapal penyebrangan menuju pulau Bali. Kami sudah merasa ada yang tak beres dengan si cuaca. Biasanya saat menyebrang pasti kami akan disapa bahkan diterpa oleh hembusan angin laut. Namun penyebrangan kali itu kami merasa tak ada angin sama sekali. Puanas puuooll.

Tak hanya kami yang merasakan hal tersebut. Penumpang lain pun juga merasakan hal yang sama. Keringat membasahi wajah dan badan mereka yang ditunjukkan dengan keplehnya daerah bagian ketiak, bagian leher dan punggung mereka.

Si gembul ken juga tak beda jauh dari mereka. Ndromos kotos kotos. Jadi si ayah memutuskan untuk membuka kaosnya dan menyisakan kaos dalam serta celana panjang saja. Karena kalau dibiarkan ia mengenakan baju saat cuaca tengah hot hot nya, ia malah akan masuk angin. Jadi bisa dibilang sejak si ken mau menginjakkan kaki di pulau Bali, si ken sudah berkaos dalam saja.

Baca juga : Menikmati liburan akhir tahun di Bali Barat

Hari-hari selanjutnya pun begitu, kemana mana si ken selalu berkaos dalam. Jalan jalan ke beberapa wisata yang ada di sini, di bali barat sini, ia pun mengenakan kaos dalam saja. Di rumah juga gitu. Karena cuaca bener bener tak bersahabat. Ekstrim cyiinnn. Panas banget. Di pulau jawa banjir dimana mana sementara di sini nyaris tak pernah turun hujan. Mendung pun hanya lewat saja. Mbog ya ngopi ngopi dulu gitu sambil makan menjes atau ote ote, eee malah werrrrr lewat gitu aja tu awan kelabu.

Melihat si ken yang berhari hari hanya mengenakan kaos dalam saja, membuat beberapa orang termasuk orang tua aku, sedikit wanti wanti dengan hal tersebut. "awas masuk angin lho" begitulah kata mereka. Tapi aku tak menggubris wanta dan wanti tersebut. Karena aku merasa tau dan paham betul dengan si kecil.

Baca juga : Teguran Untukku, Si Pengguna Kalimat 'I Know My Son'.

Alhamdulillah apa yang dikhawatirkan orang orang akan keadaan si ken yang bisa masuk angin karena hanya mengenakan kaos dalam saja, tidak terjadi. Aku juga yakin hal itu juga tidak akan terjadi, sebab biasanya kalau ken dipaksa memakai baju saat panas menyergap, si ken malah akan masuk angin.

Ia memang beda. Tak seperti anak anak lainnya yang bisa masuk angin kalau hanya berkaos dalam saja. Selain itu juga, yang membuatku merasa yakin si ken tak akan kenapa kenapa hanya berkaos dalam saja adalah sebab ken memiliki daya tahan tubuh yang super. Saat anak anak sekitar rumah banyak yang sakit, alhamdulillah ken tetap sehat. Selesai imunisasi pun begitu. Hampir tak pernah demam. Sehat wal'afiat.

Pernah sih ken sakit, tapi nggak pernah berlangsung lama. Kalau demam, paling ya sehari semalam. Setelah itu tinggal pemulihan saja.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa aku tak terlalu gimanaaa gitu saat aku memegang kepala si ken dan merasakan sedikit sensasi panas di dahinya. Matanya berkaca-kaca dan kelihatan tak bertenaga.

Ya, tepatnya minggu malam kemarin si ken menunjukkan tanda tanda akan demam. Demam biasa. Aku pikir begitu. Aku pikir 'eeee bentar lagi pasti sembuh'. Aku pikir ken akan baik baik saja. Namun ternyata....
si ken yang tadinya tidur anteng dipangkuanku, tiba tiba terbangun lalu KEJANG bin STEP.

Setiap mengingat kejadian itu, rasanya hati MENCELOS. Nyesel. Nyesel karena terlalu meremehkan demamnya si ken. Demam yang diawali dengan masuk angin. Dan si masuk angin ini datang karena si ken mengenakan kaos dalam saat jalan jalan sore bersama aku dan si ayah naik motor. Dodol banget kan ?. Iyak. Akibat terlalu percaya dengan anti bodi ken. Dan lupa dengan cuaca ekstrim musim pancaroba yang tengah terjadi di sini. Cuaca ekstrim yang siap memporak porandakan anti bodi. Terutama anti bodi yang dimiliki anak-anak yang sedang dalam masa suka bereksplorasi seperti si ken ini. Serta tak menggubris wanta wanti yang diucapkan orang orang sekitarku. Hhhhh. Dasar emak2 dodol. *nunjuk diri sendiri.

Pelajaran yang dapat aku ambil dari kejadian ini adalah :
● Meskipun ken termasuk tipe anak yang menter bin jarang sakit, aku harus tetap waspada.
● Nggak selalu, berkaos dalam bisa mengobati gerah. Malah berpeluang mendatangkan sakit apalagi saat cuaca ekstrim datang melanda.
● Gubrislah *halah. Perhatikan perkataan orang. Jangan langsung dibuang, tapi dipilah dan dipilih terlebih dahulu.

Kesan Baru Naik Kereta Api Kelas Ekonomi

Akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga yak. Ya, apa lagi kalau bukaaannnnn...Liburan Akhir Tahuuuuunnnn. Yeayyyyy *tet..teret..teteteeettt*. Duuhh..hatiku jadi mejikuhibiniu. Seneng gitu. Dan lebih senengnya lagi, liburan akhir tahun ini bakalan jadi liburan panjang karena berbarengan dengan libur semester sekolah. Ulala beibeh. Nah maka dari itu, aku, si ayah dan si ken memutuskan untuk menghabiskan tahun 2015 ini di suatu tempat yang dikenal sebagai surga dunia kedua yakni di pulau dewata *eyak.

Ini adalah pertama kalinya bagi si ken juga si ayah akan melewati akhir tahun di pulau Bali. Jadi mereka antusias banget. Terlebih lagi si ayah. Kalau aku mah, sudah sering. Hampir tiap tahun malah. Cieee..sombong ni yeayyy ?. Nggak, nggak begitu. Gimana nggak tiap tahun melewati akhir tahun di pulau Bali cobak ?, La wong aku jualan kembang api keliling di situ. Hehe. Bukan, bukan begitu, lebih tepatnya aku orang situ. Aku lahir dan besar di pulau dewata Bali.

Liburan akhir tahun ini pun akan semakin terasa berkesan dengan alat transportasi yang kami pilih. Biasanya, kalau kami pulang kampung ke Bali, alat transportasi yang kami gunakan adalah bus malam. Namun pulang kampung kali ini kami memilih untuk naik kereta api.

Niat ini bukan hanya untuk mengenalkan kereta api pada si kecil ken aja sih, namun juga karena aku dan si ayah ingin bernostalgia dengan si raja jalan ini. Kami sudah lama tidak melakukan perjalanan dengan kereta api. Terutama yang kelas ekonomi. Mungkin sekitar 5 atau 6 tahun lah yah. Jadi kami ingin merasakan sensasi naik kereta api dan juga mengenalkan sensasi tersebut kepada si ken. Sempet dag dig dug juga sih. Ragu ragu plus khawatir. Jangan jangan si kecil ken tak suka dengan sensasi naik kereta api yang baru ia rasakan. Tau sendiri kan gimana sensasi naik kereta api ?. Terutama untuk kelas ekonomi ?. Pasti akan merasakan yang namanya berdesakan plus tersaji aroma yang nano nano bin alakazam itu.

Hari H tiba. Si ken nampak senang sekali. Seperti ketemu teman lamanya aja. Entah itu Thomas and friends atau Si Bob the train. Sementara aku, sudah abang biru. Khawatir cyiinn. Akan tetapi kekhawatiran tersebut tidak berlangsung lama karena terkesan dengan tampilan baru si kelas ekonomi. Tidak seperti 6 tahun yang lalu.

1. Tidak ada lagi yang namanya ketek basah karena gerah melanda. Sebab, di kelas ekonomi sudah full AC.
2. Tidak ada lagi berseliweran bau nano nano, asap rokok, bau badan, hingga bau wc, karena sudah ada pewangi otomatis di setiap gerbong.
3. Bahkan jika ada yang ketahuan merokok, petugas kereta api tak segan segan menegur hingga menjatuhkan sanksi berat berupa diturunkan di stasiun terdekat.
4. Tidak ada lagi pedagang asongan bertebaran di sekitar penumpang. Baik di jendela maupun di dalam gerbong.
5. Dan tidak ada sampah dimana mana karena petugas kebersihan akan beraksi hampir setiap 2 hingga 3 jam sekali. KECE.

Rencana bernostalgia berubah menjadi Surprise untuk kami. Kami memang tidak bisa merasakan sensasi naik kereta kelas ekonomi seperti dulu. Akan tetapi kami bisa merasakan Sensasi Baru yang tak kalah amazing. Takjub bener dah dengan kemajuan yang dilakukan oleh PT. KAI. Salut. 

Dengan kondisi seperti ini membuatku tak perlu khawatir bahwa si ken nanti tak akan betah berlama lama di kereta api. Dan memang benar begitu, si ken malah nampak menikmati sekali sensasi berbeda dan baru yang ia rasakan. Sip sip. Lain kali bisa dicoba lagi ya ken. :).

Perjalanan Mendeteksi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil

Perjalanan Mendeteksi Kecerdasan Kinestetik Si Kecil ~ Kalau dipikir-pikir, si kecil ken sudah menunjukkan kecerdasannya yang paling dominan sejak ia lahir. Kata perawat yang merawat ken selama aku masih dalam masa penyembuhan setelah caesar, saat dimandikan, digantikan bajunya dan sebagainya, si ken nggak bisa diem anteng gitu. Kaki tangan gerak gerak terus. Aku pikir mbak perawat tersebut yaa mungkin hanya sekedar memuji gitu *emangnya marcell*. Jadi aku nanggepinnya biasa aja. Manggut manggut aja.
Dan apa yang dikatakan si mbak perawat ternyata bener. Ken bener bener nggak bisa diem. Apalagi waktu dimandiin. Beuugghhh. Kayak jentik nyamuk. Plecat plecet gitu. Oleh sebab itu, urusan memandikan si kecil ken aku serahkan sepenuhnya kepada ahlinya yaitu si ayah. *Loh*.


Iya, si ayah lebih jago dan handal dalam urusan memandikan hingga menggendong si ken. Aku malah diajarin si ayah gimana cara gendong ken yang bener. Kebalik kan ?. Biasanya suami yang takut kalau gendong bayi, ee ini malah si istri yang takut. Hadeehhh. *wanita macam apa aku inih*.

Aku mulai berani memandikan si ken saat ia berusia 4 bulan. Meskipun ken sudah menunjukkan keaktifannya yang luar biasa, tetep aja aku nggak punya pikiran kalau apa yang ken tunjukkan tersebut adalah kecerdasannya yang paling dominan. Aku pikir bayi bayi yang lain juga begitu. Aktif seperti ken gitu.

Pikiran bahwa keaktifan si ken sama dengan bayi bayi lain terus aku pelihara. Dan mulai berubah saat aku dan si ken diajak si ayah silaturahim ke rumah temannya. Nah kebetulan temen si ayah memiliki anak laki laki yang seumuran ken. Dan, jeng jeng jeng, ternyata anak temen si ayah nggak se aktif ken. Si ken udah merangkak ke sana kemari, sementara anak temen si ayah cuma duduk manis sambil ngelihatin tingkah si ken. Dari sini pikiranku mulai terbuka bahwa keaktifan ken tidak sama dengan keaktifan bayi yang lain. Tapi tetep, aku belum sadar bahwa ini merupakan kecerdasan dominan si ken. Gemes kan, koq nggak sadar2 gitu yah. Iyak, aku memang payah. *hiks*.



Keaktifan ken semakin bertambah saat dia mulai bisa berjalan lalu berlari. Begitu handal berlari, ken malah nggak mau diajak jalan santai. Maunya lari terus. *lari dari si manda mandi kembang lek dis*. Sementara aku, yang ngikutin dia, sudah megap megap ngos ngosan. *kibas kibas bendera putih* *manda mandi kembang nyerah*.

Diajak ke kondangan juga begitu. Ada aja tingkahnya. Nggak mau duduk diem. Maunya ngiterin kursi para undangan. Dan walhasil, dandanan aku yang semula cihuy berubah jadi kayak badut. Bedak hilang kesapu keringat. Jadi blonteng blonteng. Semua itu terjadi karena aku ngikutin tuh bocah. Hari itu, aku gagal tampil keceeehh sodara sodaraaa.

Diajak kemana aja, pasti ken nggak bisa diem. Dan sudah banyak orang yang dibuat kewalahan oleh tingkah si ken. Jadi ken nggak pernah aku titipin ke siapa pun. Cukup aku saja yang merasakan kemaknyonyoran menghadapi tingkah si ken.

Keaktifan ken yang luar biasa ini sempat membuatku menduga bahwa ken adalah anak yang hiperaktif. Dugaanku ini tentu saja ada dasarnya karena dari sekian anak seumuran ken yang aku temui, rata rata, keaktifannya tidak seperti ken. Anak anak tersebut bergerak sebagaimana biasa. Orang tuanya jalan, si anak juga ikut jalan biasa. Orang tuanya duduk, si anak juga ikut duduk, atau kadang juga main ayunan di kaki orang tuanya. Sementara si ken, aku jalan, dia lari. Aku duduk, dia manjat kursi. Aku tiduran, dia malah jadiin aku kuda kudaan. Si ken pikir, emaknye ini kuda lumping kali yak?, bukaaan, yang bener emakmu ini kuda nil. Hadehh.



Tapi dugaanku itu langsung dibantah si ayah. Kata si ayah, ken bukan anak hiperaktif akan tetapi hanya aktif saja. Aku pun mengaminkan pernyataan si ayah tersebut. Meksipun begitu aku tetap memikirkan soal keaktifan ken ini. Gelisah cyiinn.

Kegelisahanku sedikit teralihkan, saat aku menyadari si ken belum mencapai satu tahapan perkembangannya yakni belum mulai bermain kosakata di usia 18 bulan.


Saat itulah aku mulai mencari dan menelesuri lalu mendaki gunung melewati lembah, halah, informasi soal 'apa penyebab anak terlambat bicara'. Dan salah satu penyebabnya adalah bisa karena si kecil merupakan anak kinestetik.

Yup, aku pikir begitu. Ken benar benar memenuhi tanda tanda anak kinestetik seperti :
Tidak bisa diam berlama-lama ? iyup, betul sekali.
Rentang perhatian pendek ?. Ho oh. Sulit rasanya menahan si ken untuk mau memperhatikan sebentar sajs apa yang sedang aku atau si ayah jelaskan.
Memiliki kapasitas energi yang tinggi ?. Iya, ken juga begitu. Aku sudah tepar, dia masih kayal kayal.
Memiliki ketrampilan olah tubuh yang baik ?. Ken ahli banget jungkir balik. Bahkan dalam posisi berlari lalu langsung jungkir balik pun dia bisa. Dia juga handal dalam memanjat. Suka ikutan nari breakdance dan sebagainya. Iyup, si ken anak kinestetik.


Andai saja aku sadar dari awal bahwa apa yang ditunjukkan ken melalui keaktifannya yang luar biasa itu merupakan tanda tanda kecerdasan dominan yang dimilikinya, mungkin aku tidak akan menganggap bahwa si ken adalah anak hiperaktif, aku juga tidak akan mengeluh saat si ken beraksi ini itu dan mungkin si ken juga tidak akan terlambat bicara plus tidak dianggap orang nggak bisa bicara karena aku bisa melatih kemampuan bicara si ken menggunakan kecerdasan kinestetik yang amat dikuasai dan disukainya itu.


Ya begitulah, namanya juga polisi india, si govinda selalu datang belakangan kan ?. Begitu juga dengan penyesalan, *halah*. Tapi aku nggak mau donk berlarut larut dalam penyesalan. Jadi aku pun segera memantabkan diri untuk meningkatkan dan mengarahkan kecerdasan kinestetik ken serta terus melatih dan meningkatkan kemampuan bicara ken. Pe Er masih banyak. Semangaaaatttt menatap masa depaaaan.

Deteksi Dini Kecerdasan Si Kecil

Deteksi Dini Kecerdasan Si Kecil ~ Sejak aku sadar bahwa salah satu perkembangan si kecil tidak sama dengan acuan tumbuh kembang anak pada umumnya yakni belum menguasai beberapa kata saat usianya menginjak 18 bulan, sejak saat itulah aku mulai rajin mencari informasi soal macam-macam tipe anak. Tujuan awal aku berburu informasi tersebut tentu saja untuk mencari penyebab mengapa si kecil ken belum juga mulai bermain kosa kata sebagaimana anak usia 18 bulan pada umumnya. Itulah tujuan awalku. Tujuan awal yang semakin menguat tatkala orang orang di sekitar mulai meragukan kemampuan bicara si kecil ken. (Baca : Terlambat Bicara Bukan Berarti Nggak Bisa Bicara ).

Dari sekian banyak orang yang meragukan kemampuan bicara si kecil ken, ada beberapa orang yang selalu meyakinkanku bahwa kemampuan si kecil ken sama dengan anak seusianya. Mereka mengatakan bahwa nanti, jika saatnya sudah tiba, pasti si kecil ken akan menunjukkan kemampuan bicaranya. Pernyataan orang orang positif tersebut tidak asal njeplak begitu saja donk ya, melainkan mereka membawa serta contoh contoh kasus serupa yang pernah mereka jumpai atau mereka alami sendiri. Tuh kan, Allah itu memang Maha Baik. Diantara orang orang beraura negatif yang ada di sekitarku, Dia ngasih segelintir orang positif yang senantiasa mendukungku. Alhamdulillah. Akan tetapi meskipun orang orang positif tersebut mengatakan demikian, aku tetap ingin dan berusaha untuk mengeluarkan kemampuan bicara si kecil ken.

Akhirnya pencarianku membawa hasil. Aku mendapat informasi dari mbah google bahwasanya tipe anak bisa dilihat dari kecerdasan yang paling menonjol yang dimiliki masing masing anak. Sementara menurut Howard sendiri, ada 9 kecerdasan yang dimiliki anak meliputi kecerdasan kinestetik, linguistik, logika matematika, musik, intrapersonal, interpersonal (sosial), visual spasial, moral, dan natural.

Kecerdasan kinestetik ditunjukkan dengan kemampuan si kecil dalam olah tubuh. Handal melakukan kegiatan yang membutuhkan kemampuan untuk menyeimbangkan tubuh, handal melakukan kegiatan yang membutuhkan keberanian, membutuhkan kekuatan energi, dan sebagainya. 

Kecerdasan linguistik ditunjukkan dengan keunggulannya dalam hal penggunaan kosa kata dan komunikatif. Cepat meniru dan cepat paham akan maksud dari kalimat yang ia dengar.

Kecerdasan logika matematika ditunjukkan dengan kemampuan si kecil dalam hal berhitung dan berpikir secara sistematis.

Kecerdasan musik dapat dilihat dari kelihaian anak bermain musik atau membuat lagu.

Kecerdasan intrapersonal dapat dinilai dari kemampuan anak dalam memahami keinginannya sendiri serta tahu tahapan apa yang harus dilakukan untuk mencapai keinginannya tersebut.

Kecerdasan interpersonal ditunjukkan dengan keahliannya dalam bersosialisasi. Ia juga sudah menunjukkan rada kepeduliannya kepada orang lain.

Kecerdasan visual spasial dapat dilihat dari kemampuan si kecil dalam menata, mengatur dan menyusun benda benda.

Kecerdasan moral ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menggunakan nilai nilai dan norma norma dalam kehidupannya sehari hari.

Kecerdasan natural dapat dinilai dari ketertarikannya untuk lebih mengenal flora dan fauna.
Berdasarkan kecerdasan yang aku sebutkan di atas, akhirnya aku menemukan kecerdasan yang amat dikuasai si kecil ken yakni kecerdasan kinestetik, mengingat beberapa keahliannya dalam olah tubuh seperti jungkir balik, memanjat, serta berlari kencang.

Setelah mengetahui bahwa si ken masuk dalam tipe anak kinestetik, langkah selanjutnya adalah mendalami materi tersebut. Soal gaya belajar untuk anak kinestetik.

Oleh karena anak kinestetik suka dengan segala hal yang di dalamnya terdapat unsur gerakan. Tidak duduk atau berdiri diam terlalu lama. Maka gaya belajar yang cocok untuk anak kinestetik macam si ken adalah belajar sambil bergerak atau belajar dengan lebih banyak melakukan praktek. Praktek yang dimaksud di sini adalah praktek yang berupa permainan. Bukan praktek seperi di lab. gitu. Nah langkah selanjutnya adalah dengan membuat rencana rencana permainan apa saja, yang akan aku gunakan untuk menstimulus kemampuan ken berbicara atau meningkatkan kecerdasan linguistiknya.

Dengan mendeteksi kecerdasan si kecil ken sejak dini, maka manfaat yang dapat aku peroleh adalah aku jadi lebih tahu apa saja kecerdasan yang dikuasasi si kecil dan kecerdasan apa saja yang belum menonjol sepenuhnya. Kecerdasan yang sudah dikuasai si ken, bisa aku lebih tingkatkan lagi. Sementara yang belum, bisa aku stimulus lalu ditingkatkan juga. Tak hanya itu sih, aku jadi lebih tahu seperti apa metode belajar yang cocok untuk si kecil ke dan aku juga merasa parenting yang aku dan suami terapkan pada si kecil ken menjadi lebih jelas dan terarah. Dan masih banyak lagi deh manfaat lainnya. Akan bermanfaat terus hingga ia dewasa kelak. amin.

Jadi, buibuuu. Yuk kita deteksi kecerdasan si kecil sejak dini. Lalu kita kembangkan dan tingkatkan kecerdasan yang dimiliki oleh si kecil. Mumpung si kecil masih dalam masa golden age. Yoyoyowww, semangaaaattt. :D

Lawan Korupsi dengan Menanamkan Karakter Anti Korupsi Sejak Usia Dini [Part 1]

Sejak Komisi Pemberantasan Korupsi didirikan, masalah masalah korupsi nampaknya bukan malah berkurang, akan tetapi semakin bertambah. Bagaikan minum obat, hampir 3x sehari kita disajikan berita berita soal korupsi yang dilakukan oleh pejabat ini ataupun itu. Jujur, menonton berita seperti itu membuat hati merasa miris. Iya, di tengah tengah persoalan kesejahteraan rakyat yang belum belum tuntas, mereka begitu teganya melakukan tindak korupsi yang tak sedikit jumlahnya itu.

Tidak usah jauh-jauh, di lingkungan sekitar saja bisa kita temukan para pelaku korupsi. Mengingat penyakit yang satu ini tengah meraja lela dimana-mana. Aku sendiri pernah menemukannya dan sayangnya tidak bisa berbuat apa-apa karena dilarang oleh bapak. Sebab bapak tidak ingin apa yang beliau alami juga dirasakan oleh keluarga.

Lalu apa yang beliau alami ?. Beliau dikucilkan oleh semua teman di tempat kerjanya dan tidak berapa lama kemudian beliau dipindahtugaskan ke tempat lain. Apa yang beliau terima tersebut dikarenakan beliau menolak perintah atasan dan rekan kerja beliau untuk menandatangani sebuah nota belanja kosong namun sudah tertulis nominal Rp. 5.000.000,. di dalamnya. Begitu hebatnya dampak yang harus diterima bapak karena menolak untuk turut serta melakukan korupsi berjama'ah.

Kejadian tersebut membuatku terlecut untuk benar-benar melawan penyelewengan dana atau korupsi. Melawan sesuai dengan kemampuanku saat ini. Yakni melawan dengan cara membentengi keluarga, khususnya melindungi si kecil dari penyakit korupsi yang semakin meraja lela ini.

Cara yang paling utama untuk menjauhkan si kecil dari penyakit korupsi adalah dengan menanamkan karakter anti korupsi sejak dini. Penanaman karakter tersebut aku sesuaikan dengan tumbuh kembang anak usia 3 tahun. Yang mana pada usia tersebut merupakan masa-masa anak suka bereksplorasi. Jadi kami, aku dan suami, menanamkan sikap anti korupsi ini dengan tanpa menghalangi si ken bereksplorasi.

Sikap anti korupsi ini sendiri terbangun dari 10 karakter yakni jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, sederhana, adil, berani, mandiri, sabar dan kerja keras. Namun untuk saat ini aku dan suami, baru menanamkan dan menguatkan 4 karakter dulu kepada si kecil ken yakni sederhana, mandiri, bertanggung jawab dan berani.

1. Sederhana
Untuk menanamkan karakter ini, maka yang kami lakukan adalah dengan mencontohkan dan membiasakan ken akan beberapa hal yakni :

a. Tidak sering jajan di luar. 
Kami menyiapkan camilan buatan sendiri atau  menyediakan buah-buahan kesukaan ken di rumah. 



b. Mencontohkan ken untuk tidak membuang barang begitu saja. 
Dengan sengaja kami menunjukkan kepada ken bagaimana kami memperbaiki mainannya yang rusak namun masih bisa diperbaiki, juga memperbaiki beberapa alat elektronik yang juga masih bisa diperbaiki. Kami juga sengaja menunjukkan proses daur ulang barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bisa digunakan kembali.



c. Mengajak ken melakukan beberapa kegiatan sederhana tapi bisa menjadi sangat menyenangkan. Seperti membuat permainan baru dengan memanfaatkan mainan ken yang lama dan sudah jarang dimainkan lagi oleh ken karena bosan.




Kami berharap, apa yang kami ajarkan ini, nantinya, dapat membuat ken tetap bisa menemukan keceriaan, menghadirkan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Serta terhindar dari sifat konsumtif bahkan rakus akan harta.

2. Mandiri
Pada umumnya, anak usia 3 tahun, sudah mampu melakukan beberapa hal secara mandiri. Seperti makan sendiri, minum, dan sebagainya.


Untuk melatih kemandirian si kecil tentu membutuhkan proses yang cukup lama. Tidak boleh tergesa-gesa. Apalagi memaksa. Karena nantinya malah akan membuat si kecil menjadi enggan mencoba kembali. Misalnya, ingin melatih si kecil bisa makan sendiri.

Langkah pertama yaitu dengan mencontohkan terlebih dahulu.
Kedua adalah tetap memberikan contoh sembari membiarkannya memegang sendok sendiri. 
Ketiga, berikan sendok dan mangkok sendiri, biarkan ia bereksplorasi sendiri sambil sekali-kali membantunya atau menunjukkan bagaimana cara mengambil makanan lalu mengarahkannya ke mulut.
Ke-empat. Berikan pujian setiap kali ia berhasil mengarahkan sendok yang berisi makanan ke mulutnya. Dan jika belum berhasil, beri ia semangat untuk mencoba lagi.



Seperti itulah tahapan tahapan yang kami lakukan untuk melatih kemandirian pada si kecil ken. Kami harap, dengan mengenalkan kemandirian pada si kecil sejak usia dini, nantinya, Ia bisa menjadi pribadi yang mandiri, ulet, pantang menyerah. 

3. Tanggung jawab
Bisakah ken, anak usia 3 tahun 1 bulan dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab ?. Bisa. Hanya tanggung jawab kecil saja. Seperti membereskan mainan, menutup spidol setelah dipakai, dan menghapus papan tulis yang sudah penuh coretan dan beberapa hal sederhana lainnya.



Salah satu cara yang kami gunakan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab si kecil ken adalah dengan mengajaknya berdialog. Ya, anak usia 3 tahun sudah bisa diajak berdialog. Dialog sederhana saja. Formula dialog yang kami gunakan adalah jika maka serta dilengkapi dengan contoh misalnya berupa barang yang dulu Ia sukai namun sudah rusak. 
Misalnya seperti saat kami ingin agar ken mau menutup spidol setelah Ia gunakan untuk menulis. Tahapan yang kami lakukan yakni :

Awalnya kami akan memberikan contoh kepada si ken bahwa setelah digunakan untuk menulis maka spidol harus segera ditutup. 
Hari-hari selanjutnya kami akan mengajak ken menulis bersama dan menutup spidol bersama.
Hari hari berikutnya, kami mulai menguji coba ken. Jika ia menutup spidol atas kesadarannya sendiri maka kami akan memberikan pujian dan tepuk tangan untuk ken. Jika sebaliknya, maka kami akan mengajaknya berdialog sembari membawa spidol yang sudah kering. Kalimat yang kami ucapkan seperti ini : "Ken, kalau spidolnya tidak ditutup, nanti spidolnya bisa seperti yang ini, rusak, tidak bisa kamu pakek untuk nulis lagi". 
Hari hari selanjutnya, kami menguji coba ken kembali dan alhamdulillah berhasil. Memang kadang si ken lupa, namun jika diingatkan dengan sigap ken akan segera menutup spidol yang telah ia pakai.




Harapan kami, dengan menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini, ken akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan lebih bijak dalam membuat keputusan.

4. Berani
Anak usia 3 tahun sangat suka bereksplorasi. Suka mencoba ini maupun itu. Begitu juga dengan ken. Ken yang merupakan tipe anak kinestetik sangat suka mencoba suatu kegiatan yang dapat memicu adrenalinnya. Ia suka memanjat, tak takut ketinggian dan sebagainya. 




Sebagai orang tua, tentu kami harus menjaga Ken dari suatu hal yang membahayakannya. Namun hal tersebut tidak membuat kami serta merta melarangnya melakukan ini juga itu. Kami memilah dan memilih kegiatan mana yang memiliki resiko paling ringan dan bisa diajarkan lalu dilakukan ken. Dan untuk meminimalkan resiko, maka kami memilih untuk memandu ken. Mengajarinya bagaimana seharusnya melakukan kegiatan tersebut. Setelah itu, secara perlahan, kami mulai membiarkannya melakukan tahapan demi tahapan sendiri hingga akhirnya kami anggap ia bisa dan aman melakukan kegiatan tersebut sendiri. 



Harapan kami, dengan menanamkan keberanian sejak usia dini, ken akan tumbuh menjadi anak yang pemberani dan tak takut melakukan apapun atau siapapun selama apa yang ia lakukan benar.

Itulah beberapa langkah yang kami lakukan untuk menanamkan karakter sederhana, mandiri,tanggung jawab dan berani pada si kecil ken. Untuk karakter lainnya, seperti kejujuran, kerja keras, peduli, disiplin, sabar dan adil, kami baru bisa memberikan contoh saja kepadanya.

Kami harap apa yang kami contohkan, bisa terekam dengan baik di memory ken. Paham dengan apa yang kami contohkan. Hingga akhirnya Ia akan mengikuti apa yang kami contohkan dan terbiasa. Amin.

Ibu adalah sekolah pertama bagi Anak. Sementara lingkungan keluarga memiliki pengaruh sebanyak 70% dalam membentuk karakter atau tabiat anak. Jadi mari manfaatkan dua hal tersebut dengan baik dan semaksimal mungkin. Tanamkan nilai-nilai positif sejak dini pada si kecil. Salah satunya adalah sikap anti korupsi. Tanamkan lalu kuatkan pondasinya. Agar anak nantinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, yang bermanfaat, bahkan bisa membuat masa depan negeri ini jauh lebih cerah. Amin.


Banyak Kejutan dari Si Tiga Tahun

Akhir-akhir ini, aku sering mendapatkan surprise dari si kecil ken. Surprise tersebut berupa perkembangan kemampuannya yang begitu cepat. Seperti sudah hafal huruf abjad, kenal dengan angka 1-10 berikut versi nge-west nya, bisa menulis beberapa huruf abjad meksipun bentuknya masih blendot sana blendot sini, dan kenal dengan beberapa kata, terutama kata mobil dan susu. Mbok ya yang dikenali itu kata-kata 'Muma Cantik' gitu ya *uhuy.

Sebenernya, aku nggak nyangka sama sekali bahwa kemampuan ken akan berkembang secepat itu. Mengingat bahwa si ken yang merupakan tipe anak kinestetik benar benar susah diminta untuk duduk manis lalu memperhatikanku barang sebentar saja. Ogah diam lama lama mah dia. Maunya ya plecat plecet ke sana ke mari. Kalau ia duduk diam itu pun sambil pegang mainan. Tapi kesempatan tersebut tetap aku manfaatkan sebaik mungkin. Ken duduk duduk main, aku sibuk ngoceh huruf abjad. Dicuekin ken mah urusan belakangan. Aku berharap dengan begitu, minimal ken familiar dengan satu atau dua atau beberapa huruf abjad yang masuk ke memory ken.

Pernah aku sedikit memaksa ken agar mau memperhatikanku barang sebentar saja, tapi hasilnya, jeng jeng jeng, ken malah nangis histeris. Nggak berapa lama kemudian, emaknye ikut nyusul mbrebes mili lihat ekspresi sedih ken saat menangis *aku tak sanggup. Setelah kejadian tersebut aku tak mau memaksa ken lagi. Sudah kapok.

Pernah juga ada yang menyarankan untuk memberikan iming iming hadiah kalau ia mau belajar sebentar. Tapi, nggak ah. Aku nggak mau begitu. Banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Daripada begitu, mending aku cari lain saja. Susah susah dikit nggak apa apa lah yaaa.

Dari sekian banyak cara yang aku lakukan, ada satu cara yang menurutku cukup ampuh untuk membuat ken mendengarkan lalu lama lama mau mengikutiku menyebutkan aneka huruf abjad yakni cara bergerak sambil belajar. Maksudnya yaitu, saat kami jalan jalan naik motor atau saat aku menemani ken naik sepedanya keliling perumahan, aku selalu mengiringi perjalanan kami *aseg, dengan lagu huruf abjad. Alhamdulillah ken tak protes mendengar suaraku yang alakazam bin makgedubrak ini.Ia malah ikut menyanyi. Dan tidak membutuhkan waktu yang lama, ken bisa hafal dengan huruf abjad yang aku nyanyikan. Yeayyy, Yippiieeee.

Alhamdulillah. Bener bener nggak nyangka Bahwa si ken yang handal di kinestetik ternyata juga bisa hafal abjad, angka, menulis, dan hafal model tulisan dari beberapa kata. Sehat selalu ya ken, dan tetap semangat untuk lebih baik dari ke hari. Yoyoyowwwww.

Cara Menghilangkan Kantuk Saat Menemani Si Kecil Bermain

Menghadapi Si 'Kinestetik' Ken tak jarang membuatku keok. Kapasitas energinya yang cukup besar benar benar mendukung aktivitasnya yang hampir tak ada jeda. Mencelat kesana kemari. Lompat lompat di kasur. Manjat meja tv, motor, bahkan manjat emaknye. Dikau kate emakmu ini pinaaanggg kali ya ken. Emakmu ini kan bagaikan gitar spanyol *huwek.

Jika diibaratkan baterai, Si Ken baterai energizer dan emaknye baterai yang habis dipanasin di atas genteng. Kerembuk kerembuk. Maklumlah yah. Kan tenaga emaknye sudah dipakek buat masak, bersih bersih rumah, dan konser di kamar mandi.

Tak jarang saat menemani si ken bermain aku didatangi teman dari lelah, namanya kantuk. Ngantuk teramat sangat. Rasanya ni mata seperti digandoli batu kali. Mbok ya sing gandol itu batu akik atau berlian gitu yak *hahaayyy.

Akan tetapi meskipun dilanda kantuk teramat sangat, aku berusaha untuk tidak terlelap. Aku tak boleh lengah mengawasi si ken yang aktifnya warbiyasak. Menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu aku memiliki jurus handal untuk menghalau kantuk saat tengah menemani si ken bermain.
1. Ikut bermain
Kalau ikut bermain begini kadang aku mencoba untuk memposisikan diri sebagai teman bermain si ken. Saat si ken menata puzle, aku juga ikut menata puzleku sendiri. Kadang kita malah lomba cepet-cepetan. Dan tau kan yang menang siapa ?. tentu saja si ken. Emaknye pura pura kalah aja.

Begitu juga saat main mobil-mobilan. Si ken bawa mobil, aku juga bawa mobilku sendiri. Kadang kami bermain adegan kebut kebutan sambil dubbing gitu. "waduh, sepertinya bensinnya habis, ayo kita isi dulu ken". Misalnya begitu.

Si emak ikut ken naek motor motoran

Kalau si ken nari, aku juga ikut nari. Main lompat lompat di kasur, aku juga kadang kadang ikut. Dengan ikut bermain maka kantuk pun akan hilang dengan sendirinya.

2. Sambil denger musik
Biasanya yang aku pakai musik kesukaan aku. Jadi bisa sambil nyanyi. Dan tentu saja bukan musik melow selow helloowww. Tapi musik yang full power. Semangat gitu. Alhamdulillah, saat aku mendengarkan musik kesukaanku, si ken nggak pernah protes. Makasih ya nak.

3. Sambil ngesosmed
Ini cuma ngesosmed aja, nggak pakek ngeblog apalagi blogwalking bisa bisa eikeh langsung bobok cantik atuh.

4. Bikin kopi pahit
Karena kopi biasa nggak terlalu manjur, jadi kadang aku bikin kopi hitam trus gulanya seiprit aja. Lumayan bikin melek sih. Pahit soalnya.

5. Sambil ngemil
Salah satu penyebab datangnya kantuk karena tenaga sudah hampir koid, trus laper trs perut minta diisi namun tak kunjung diisi. Jadi biar ngantuknya pergi, perutpun harus segera diisi. Camilan boleh, ditambah minum juga boleh, bayarnya belakangan. *lah, emangnya warung*.

6. Makan cabe
Ini saking ngantuk tak tertahankan, jadi ya nyeklus cabe aja. Pakek gorengan juga boleh, ditambah mie rebus rasa soto malah makin sip. Tapi kalau kelamaan langsung nyeklus cabe aja, dijamin langsung melek.

Ya begitulah beberapa jurusku menghalau ngantuk saat menemani si ken bermain. Kalau kalian punya jurus rahasia juga nggak saat menemani si kecil bermain ?. Apa ?. Jurus rahasia kalian makan beling ?. Wow..kalian memang zuper zekali. Dahsat. :D
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...