4 Tips Mudah Belanja Semua Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir Bagi Pemilik Gaji Minim

Mamis, 

Mengetahui daftar perlengkapan bayi baru lahir tentu perlu dilakukan oleh semua calon orangtua ketika kehamilan sudah memasuki trimester kedua. Sebab apa ? Menjelang trimester ketiga atau akhir maka calon orangtua sudah harus bersiap-siap membeli perlengkapan bayi tersebut. Nah, bagi yang penghasilannya besar tentu tidak masalah jika belanja dilakukan sekali saja. Namun kalau memang minim, maka perlu diatur sedemikian rupa. Supaya budget yang terbatas ini nantinya mencukupi untuk menyediakan semua perlengkapan si kecil.

Bayi yang baru lahir sudah membutuhkan banyak perlengkapan loh, paling tidak perlu menyediakan yang sifatnya penting pakek banget. Misal popok, baju bayi, selimut, dan perlengkapan mandi yang memadai supaya bisa merawat si kecil yang baru lahir dengan baik. Bayi membutuhkan perhatian orangtua maupun orang sekitar dengan seksama untuk bisa merasa nyaman sehingga tumbuh dengan baik dan sehat. Terutama orangtua. Karena mereka akan berada di samping si kecil selama 24 jam penuh. 

Memberikan kasih sayang sejak bayi masih di kandungan tentu belum seberapa ketimbang pembuktian ketika si kecil sudah lahir ke dunia. Kebahagiaan memang akan sangat terasa karena kehadirannya menjadi penyempurnaan dalam sebuah rumah tangga. Akan tetapi menjadi orangtua adalah persoalan gampang-gampang susah, disamping perasaan suka cita ini nantinya akan dihadapkan pada segunung kebutuhan. Kalau gaji terbilang pas-pasan maka jangan sembarangan belanja perlengkapan si kecil sebab malah keuangan keteteran. 

Tips Belanja Perlengkapan Bayi Bagi Pemilik Gaji Minim 

Belanja perlengkapan Bayi Baru Lahir
di Bukalapak 

Ketika gaji yang dimiliki tidak berlebihan maka perlu teliti pada saat membuat daftar perlengkapan bayi baru lahir yang akan dibeli. Simak beberapa tips ini supaya kegiatan belanjanya tetap membuat keuangan aman: 

1. Belanja pelan-pelan, 
Pelan-pelan disini adalah belanja dengan cara dicicil, artinya belanja dilakukan beberapa kali sesuai ketersediaan dana. Misal minggu ini membeli tempat tidur bayi maka minggu depannya perlengkapan mandi, dan seterusnya. Asalkan dilakukan sejak awal trimester akhir maka ketika hari persalinan perlengkapan bayi yang dibutuhkan sudah lengkap. 

2. Cermat dalam menentukan prioritas, 
Hpl atau hari tafsiran persalinan memang tidak selalu sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh bidan maupun dokter kandungan. Bisa jadi maju bisa pula malah mundur meski beberapa ibu hamil bisa lahir sesuai tanggal hpl tersebut. Berhubung hari persalinan tidak pasti maka tentukan sistem belanja secara terstruktur dimulai dari perlengkapan paling penting terus menuju perlengkapan tidak terlalu penting. 

3. Cerdas dalam menentukan kisaran harga, 
Harga untuk perlengkapan bayi di pasaran sangat beragam terlebih jika mengunjungi situs jual beli online terpercaya. Toko online memungkinkan pembeli menjumpai lebih banyak pilihan sehingga harganya pun sangat variatif. Usahakan untuk cerdas dalam menentukan harga. Tidak perlu gengsi karena percuma membeli yang mahal namun masih banyak perlengkapan bayi gagal dibeli. Akan lebih baik semua tersedia meski yang paling murah supaya perawatan bayi bisa diberikan secara maksimal sejak awal. 

4. Temukan tempat belanja yang mendukung, 
Berbelanja dengan kondisi budget yang tidak terlalu wah memang membuat Anda perlu cermat pula dalam memilih tempat belanja tersebut. Bandingkan dulu harga di semua toko yang ada dan pilih yang memang menyediakan harga termurah meski menyediakan produk yang sama dari merek yang sama pula. Tempat belanja yang tepat akan sangat membantu memenuhi semua isi daftar perlengkapan bayi baru lahir yang sudah dibuat, meskipun budget yang tersedia tidak banyak.

Ini yang Akan Terjadi Apabila Si Kecil Nonton TV

Mamis, 

Bisa dibilang, kita beruntung nih, jadi orangtua di zaman serba canggih seperti saat ini. Karena apa ? Kita lebih mudah dalam mendapatkan informasi yang kita butuhkan, Mamis. Mulai dari informasi tentang resep makanan, hingga informasi tentang mantan cem-ceman. Lengkap. *uhuy. 

Kalau aku, sejak jadi ibu peri, lebih sering berburu informasi soal parenting. Sebagai tambahan referensi aku dalam hal ngajarin atau mendidik si kecil ken, yang mana sebelumnya, aku, hanya memiliki referensi gaya parenting ala orangtua saja. Seperti itu.  

Nah salah satu artikel parenting yang pernah aku baca membahas tentang dampak negatif anak kebanyakan nonton tv. Yang bisa mengakibatkan atau menjadi salah satu faktor kuat anak jadi terlambat bicara atau membuat anak tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Jadi, demi menghindari dampak tersebut, aku pun segera berikrar dalam hati untuk tidak membiarkan si ken kebanyakan nonton tv. Aku juga mengatakan hal ini kepada pak suami. Dan Alhamdulillahnya nih pak suami langsung oki doki. Untung deh. Jadi aku nggak perlu ngeluarin jurus KAMEHAMEHA biar suami idem sama aku. *ahay

Waktu praktekpun tiba. 
Tepatnya, saat si ken mulai belajar duduk. Saat itu,  demi menstimulus kemampuan dan kekuatan duduk si ken, salah satu cara yang kami gunakan adalah dengan menyuguhkan tontonan televisi. Tentu tontonan yang lulus uji sensor versi kami donk ya. Yakni sesuai dengan usianya. Seperti baby tv, disney junior, dan lagu-lagu anak-anak.

Langkah awal dengan mengubah kebiasaan kami yang suka banget nonton tv. Tapi yang lebih sering diingetin aku sih. Secara suka lupa waktu. Apalagi kalau lagi nonton naruto. Beggg....bukan lupa waktu lagi. Tapi lupa diri euy. Tetiba ngerasa abegong alias abg lagi gitu. *eyak.

Selanjutnya, kami bahu membahu donk. Kami berusaha gimana membuat si ken nggak kelempoken nonton tv khusus baby atau anak-anak itu. Kalau kami rasa si ken sudah cukup latihan duduknya, ya udah perhatian si ken kami alihkan dah. Dengan cara ngajak main atau ngajak jalan-jalan di komplek perumahan sambil tak gendong kemana-mana. Begitu terus. Sampai kami sadar bahwa ada dampak positif dari si ken nonton tv. 

Kami menyadari hal ini waktu kami menganalisis penyebab si ken terlambat bicara. Saat itu kami mengira eh lebih tepatnya bertanya tanya sih.
"Perasaan si ken jarang banget nonton tv. Koq masih ngalamin yang namanya terlambat bicara juga ya ? Emmmm.. sepertinyaaa.. sepertinyaaa....". 


Berbekal tanda tanya yang segede gaban itu. Akhirnya kami pun sepakat untuk mengamati betul soal tahapan perkembangan si ken hingga kecerdasan majemuknya. Jadi baru fokusin soal ini gegara itu dah. Sebelum-sebelumnya ya cuma baca-baca soal parenting doank. Gitu.
Nonton sambil oret oret
Setelah kami mengamati si ken. Ternyata doi tipe anak dengan gaya belajar visual kinestetik. Jadi nonton, bagi si ken, bukan tiada artinya ya. Macam kata pak aji rhoma irama. *itu mah begadang mak. Iya gitu dah. Karena e karena justru si ken tengah belajar saat ia nonton tv. 


Dugaan, nonton tv yang jarang jarang itu, sebagai penyebab utama si ken terlambat bicara ternyata salah. Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan si ken terlambat bicara.  

Sadar akan gaya belajar si ken, kami malah membolehkan si ken nonton berlama-lama. Dan setelah kami amati lagi ternyata Channel tv khusus bayi atau anak yang kami suguhkan ke si ken sendiri juga nampaknya di desain untuk bayi dan anak anak. *ya iya mak. Sebab disitu ada yang namanya pengulangan dan ini sering banget udah seperti minum obat 3 kali sehari. Selain itu gerakannya lebih slow motion. Jadi cocok memang buat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi si kecil ken. 

Sambil menemaninya, kadang aku mengomentari apa yang dilihat atau sekedar menceritakan kembali maksud cerita yang ia tonton. Entah ia paham atau nggak. Pokoknya aku jelasin dan ceritain ajalah. 

Lama lama. Si ken mulai menunjukkan kemampuannya bicara. Beberapa kata yang ia ucapkan adalah kata kata yang ia dengar waktu nonton tv.

Selanjutnya perkembangan kemampuan bicara si ken pun semakin meningkat. Kalau sekarang mah. Jangan ditanya. Nyerocos terus kalah emaknye dah. 

Nah dari hasil penelusuran jejak kami. Ada beberapa dampak positif dari nonton tv, channel khusus baby dan anak-anak, bagi si kecil ken yang memiliki gaya belajar visual kinestetik. 

1. Memperbanyak kosa kata si kecil ken. 

2. Kenal dengan huruf juga angka.

3. Menambah pengetahuan si ken. 
Kata ken ini gambar the solar system
4. Memperkaya imajinasinya. 

Refleksi dari pengalaman aku ini. Bahwa tidak seharusnya mengiyakan lalu mempraktekkan langsung informasi tentang parenting yang aku dapatkan. Seharusnya, berburu informasi soal parenting harus aku barengi dengan mencari informasi soal tahapan perkembangan, kemampuan atau kecerdasan, hingga gaya belajar si kecil ken juga. Lalu kemudian informasi parenting tersebut  aku saring menggunakan informasi tentang si kecil ken. Jadi kan tahu, mana parenting yang cucok meong untuk dipraktekin ke si kecil ken dan mana yang nggak klik dengan si ken. Seharusnya begitu. 

Nah seperti itulah cerita panjang sepanjang jalan kenangan tentang pengalaman aku yang akhirnya menyadari bahwa nonton tv nggak mutlak berdampak buruk bagi anak. Terutama bagi anak dengan gaya belajar visual kinestetik seperti si ken. 

Semoga cerita ini bermanfaat ya Mamis. Amin. 

Akhir kata. Sampai ketemu lagi, babaiiiiiii. 


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Mengenal Bedanya dari Jenis QRIS Statis dan Dinamis

sumber BCA Ketika akan melakukan pembayaran bisa dengan menggunakan smartphone tanpa perlu sedia uang tunai dan juga membawa dompet. Pembaya...