Showing posts with label Cerita MumaKen. Show all posts
Showing posts with label Cerita MumaKen. Show all posts

Resolusi 2024

 Assalamualaikum, dear Mombeb.

Apa kabar? Aku berdoa semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia. Aamiin

2023 sudah berlalu.

2024 baru saja dimulai.

Resolusi untuk tahun ini pun sudah terangkai. Tak banyak, 3 poin utama saja. Adapun resolusi tersebut antara lain: Pertama, resolusi sebagai seorang ibu rumah tangga. Kedua, resolusi sebagai kepala sekolah sekaligus guru taman kanak-kanak. Ketiga, resolusi sebagai freelancer. 

Resolusi sebagai seorang ibu rumah tangga yakni mau lebih banyak waktu untuk mengurus rumah dan mengurus anak-anak. Hal ini tidak aku lakukan tahun lalu karena sedang fokus adaptasi dan mempelajari hal yang baru. 

Kemudian untuk resolusi sebagai seorang kepala sekolah yang merangkap juga sebagai guru taman kanak-kanak yakni mau mulai displin administrasi, dan merangkai dokumentasi untuk selanjutnya sebagai bahan konten promosi atau bahkan untuk referensi di tahun-tahun pelajaran berikutnya.

Resolusi yang terakhir sebagai seorang freelancer yakni nggak ada yang namanya menunda-nunda pekerjaan. Waktu luang gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, meningkatkan engagement media sosial, bikin konten, dan sebagainya.

Alhamdulillah, banyak ya resolusiku, Mombeb. 

Nggak apa-apa. Mumpung masih sehat jasmani dan rohani. Semangat.

Buat kamu Mombeb semangat juga mewujudkan resolusi yaaaa. 

See ya di blogpost lainnya. 

Wassalamu'alaikuuuuummmm



Bolehkah Memilih?

 Dear, Mombeb.

Sudah 2 tahun belakangan ini, aku mulai meniti karir sebagai seorang guru. Namun beberapa bulan ini, aku memutuskan untuk fokus menjadi guru sekaligus pengelola sekolah anak usia dini. 

Keputusan ini mengharuskanku untuk membagi fokus perhatian. Semula hanya fokus menjadi support system anak-anak dan suami, serta sesekali menyalurkan hobi. Sekarang fokus bertambah mengembangkan kemampuan anak-anak peserta didik juga mengembangkan sekolah.

Jujur, aku mulai merasa kewalahan dengan hal ini. 

Kalau boleh, ingin rasanya memilih untuk fokus salah satu atau salah dua saja. Namun lingkungan sekitarku tidak menghendaki itu. Mereka yakin aku mampu melakoni tanggung jawab sebagai seorang ibu, istri, guru, dan pengelola sekolah. 

Tapi, aku tengah berusaha agar dibolehkah untuk memilih. Karena belakangan ini, sakitku makin sering kambuh.

Bagiku, ini adalah sinyal bahwa aku sudah melampaui batas maksimal kemampuanku.

Mombeb, do'akan aku bisa meyakinkan orang-orang sekitarku ya.

  

Terlambat Mewujudkan Mimpi Jika Memulai Karir di Usia 30+ ?

Assalamu'alaikum, 

Dear Mombeb. 

Apa kabar, Mom? aku do'akan kamu dan keluarga selalu dalam kondisi sehat dan bahagia. Aamiin ya robbal'alamiin.

Mom, kalau boleh tahu, di usia berapa kamu memulai karir? Di usia mudakah? Kalau iya, pasti sekarang lagi di puncak karir ya, Mom? Alhamdulillah, aku ikut senang dengan keberhasilan kamu, Mom. 

Lalu, menurut kamu, Mom, apakah aku terlambat memulai karir di usia 30 lebih? Karena beberapa orang di sekitarku bilang kalau aku sudah terlambat mewujudkan mimpi jika memulai karir di usia 30 lebih. Katanya, karirku nggak bakal bisa berada di puncak. 

Waktu aku dengar kalimat begitu, aku ke-memeg-an sih alias nggak bisa berkata-kata karena saking kagetnya. Baru, setelah beberapa menit kemudian, yang pasti setelah yang mengatakan tersebut pergi, aku mulai memikirkan kalimat tersebut. 

Kalau boleh jujur, aku memang mewujudkan mimpi aku melalui jalan karir yang baru aku mulai ini. bisa Mimpiku ini pun bisa dibilang cukup tinggi, sih. Aku berani menaruh mimpi tinggi pun karena beberapa alasan. Sebab kebetulan karirku saat ini adalah hal yang aku sukai yakni diy dan anak-anak. Coba deh tebak, aku tengah berkarir sebagai apa? Yup, aku jadi guru paud, Mombeb, yeayyyy. 

Nah, selain itu, berdasarkan pengamatanku yang bisa dibilang masih cukup dini sih, jalan untuk berkarir di dunia paud di tempat tinggalku ini masih terbuka lebar. Inilah yang membuatku berani bermimpi tinggi, tinggi sekali. Namun setelah mendapatkan respon begitu, aku pun mulai ragu untuk menaruh mimpi setinggi itu. 

Memang, tak dapat dipungkiri, beberapa kali aku mendapati badanku jadi mudah lelah. Main ular naga panjangnya sama anak-anak tk barang sebentar saja, aku sudah menggos-menggos. Pyuuhhh, payah yah. Mungkin kalau masih muda aku bisa berlarian ke sana kemari yiha. 

Lain dari itu? Untuk saat ini aku belum nemu lagi kesulitan berkarir di usia 30+. Aku malah menemukan kelebihan dari berkarir sebagai guru paud di usia yang sudah tidak muda lagi ini. Pertama, aku punya banyak referensi media belajar untuk anak tk. Bahkan sebagian besar berdasarkan pengalaman pribadi saat bikin media belajar buat duo bocilku. Kedua, aku juga punya banyak referensi perkembangan anak usia dini. Ketiga, lebih selow dalam menghadapi masalah, nggak reaktif seperti pas aku masih muda dulu. Baru nemu tiga ini sih. 

baca juga: kreasi mainan dari barang bekas

Hasil renunganku itu menunjukkan kalau lebih banyak hal positif yang aku dapatkan dengan memulai karir di usia 30+. Semoga saja, hal positif ini semakin bertambah yak. Aamiin

Jadi kalau dibilang memulai karir di usia 30+ itu terlambat memang nggak ada salahnya, sih. Apalagi jika dilihat dari garis start teman satu angkatan. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali berusaha untuk mewujudkan mimpi, bukan?  

Mombeb, do'akan aku yak. Do'akan aku bisa meraih mimpiku yang tinggi itu melalui jalan karir yang tengah aku lakoni ini. 

Makasih ya. Makasih banyak karena mau mendo'akan aku. Do'a yang baik akan kembali ke kamu, Mombeb. 

Sekian curhat kali ini. 

Nanti esok kita cerita-cerita lagi yak.

Wassalamu'alaikum, Mombeb.  

Membangun Rumah Literasi yang Kokoh dengan Produk Semen Ini!


Mombeb, sebelum pindah ke Bali, aku dan suami sudah punya rencana untuk berbagi ilmu dan pengalaman yang sudah kami dapatkan selama tinggal di Jawa.  Tujuan kami tidak muluk-muluk yakni untuk melanjutkan kebiasaan yang sudah kami jalani selama di Jawa. Ya, selama di Jawa. Alhamdulilah kami bisa turut serta menjadi relawan sebuah lembaga sosial cabang Jombang yang berpusat di Malang. Aku bisa ikut ini karena diajak suami, sih. Dan Alhamdulillah langsung jatuh hati. Karena rasanya menyenangkan sekali bisa turut serta membantu orang lain. Asli, jadi relawan bikin ketagihan.

Nah, kami pun sudah merencanakan sebuah wadah yang nantinya akan kami jadikan sebagai tempat kami mewujudkan itu. Lalu dari sekian banyak pilihan, kami sepakat memilih membangun sebuah rumah literasi yang kokoh.  

Mengapa literasi?

Melansir dari laman perpustakaan.setneg.go.id, kata Literasi itu sendiri memiliki makna yakni seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Nah definisi ini sejalan dengan niat kami yang ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan selama kurang lebih 10 tahun hidup di Jawa Timur. Seperti berbagi ilmu parenting, bloging, kreator konten, public speaking, kepemimpinan, wirausaha, dan sebagainya. 

Lalu, setahun belakangan, hari-hari kami pun membahas soal mewujudkan mimpi. Dan tahu nggak Mombeb, pas ngobrolin soal ini, rasanya bahagia sekali. Nggak nyangka, baru ngobrol soal rencana saja, sudah memberi energi positif kepada kami berdua. Oleh sebab itu kami pun bersegera mewujudkan mimpi kami membangun rumah literasi.

Nah karena kami ingin pengembangan literasi ini bisa berkembang luas dan bersifat langgeng maka kami pun memutuskan untuk membangun sebuah rumah literasi.  Kenapa sih koq sampai membangun sebuah rumah untuk kegiatan literasi? Kan di teras rumah juga bisa?



Yup, di teras rumah saja kita sudah bisa membuat rumah literasi. Dan kalau mau bikin seperti ini pun boleh, boleh banget. Ini hanya kehendak aku dan suami yang ingin membangun sebuah rumah untuk aktivitas yang berkaitan dengan literasi. Usaha ini adalah sebagai salah satu ikhtiar melanggengkan gerakan literasi dengan membangun rumah literasi itu sendiri. 

Ada hal yang melatarbelakangi kehendak kami itu. Ya, kami terinspirasi dari rumah literasi yang ada di Denpasar, kami pun ingin membangun rumah literasi yang kokoh serta dapat menghadirkan rasa nyaman dan senang bagi pengunjung. Syukur-syukur kalau pengunjung bisa berkali-kali datang ke sini.


Lalu akhirnya tiba saatnya membangun rumah untuk ikhtiar mengembangkan literasi. Nah, demi mewujudkan rumah literasi yang kokoh, suami pun mengawasi penuh proses membangun rumah literasi.

Mombeb, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bangunan menjadi kokoh. Salah satunya mengenai kualitas semen. Di Indonesia,  ada 3 semen yang sudah diakui kualitasnya dan amat sering digunakan sebagai bahan bangunan. Semen-semen berkualitas tersebut seperti Semen SCG PCC 50 kg, Semen Tiga Roda PCC 50 kg, dan Semen Gresik PCC 50 kg. Untuk Semen SCG PCC 50 kg ini memiliki inovasi formula terbaru yang banyak memberikan kemudahan salah satunya yakni mempersingkat waktu pengerjaan. Kemudian untuk Semen PCC ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan semen portland jenis I. Hal ini membuat pengerjaannya menjadi lebih mudah serta dapat menghasilkan permukaan beton atau plester yang lebih rapat dan lebih halus. Sementara itu, untuk Semen Gresik sendiri juga memiliki kualitas yang andal. Ini dibuktikan dari penggunaan semen Gresik dalam pembangunan berbagai landmark hingga struktur yang monumental.

Nah dari 3 semen berkualitas tersebut, pilihan kami jatuh pada Semen SCG. Karena setelah kami telusuri dan mencari referensi, semen SCG ini punya banyak keunggulan

Lalu apa sajakah keunggulannya? Aku coba jelaskan di paragraf berikut ini yak.

semen kokoh

Nah yang aku suka dari semen SCG ini yakni aku ngerasa lebih hemat biaya pembangunan, sih. La gimana nggak ngerasa hemat biaya pembangunan secara nih dari segi harga saja semen SCG ini lebih terjangkau dari semen-semen yang pernah aku pakai sebelumnya. Alasan kedua yang bikin aku  merasa lebih hemat biaya yakni jumlah semen yang aku gunakan tidak sebanyak hasil perhitungan bapak tukang bangunan jika menggunakan semen selain SCG. Kenapa bisa begini? Karena SCG ini dibuat menggunakan formula yang berkualitas seperti semen Portland, pasir silika, material pengisi, material split dan zat aditif yang semuanya berkualitas tinggi. Dengan formula yang berkualitas membuat penggunaan semen SCG pun jadi lebih hemat. Selain itu juga , dengan formula yang berkualitas ini, semen SCG lebih ramah terhadap lingkungan dan sebagainya.

perekat bata ringan terbaik

Oya, semen SCG ini punya varian lain loh yakni Semen Mortar. Lebih spesifik, namanya SCG Mortar. Yakni semen instan untuk pekerjaan pemasangan dinding bata ringan yang praktis dan mudah digunakan. Jadi SCG Mortar ini semacam lem gitu. Tapi lem khusus untuk merekatkan bata ringan. Ah jadi pengen juga pakai SCG Mortar ini di rencana aku dan suami selanjutnya. InsyaAllah, aamiin Allahumma Aamiin.

 

scg mortar

FYI nih, Mombeb, SCG mortar ini juga dibuat menggunakan formula yang berkualitas. Nah dengan formula yang berkualitas inilah membuat SCG mortar ini memiliki banyak keunggulan seperti ia lebih mudah diaduk untuk campuran yang lebih homogen. Kemudian SCG Mortar ini juga mudah untuk diaplikasikan. Seperti apa kemudahannya? Ya, hanya dengan dicampur air, SCG Mortar sudah bisa langsung digunakan. Selain itu, SCG Mortar ini juga lebih hemat penggunaan. Lalu keunggulan lainnya yakni perekat bata ringan yang satu ini memiliki daya rekat dan elastisitas yang tinggi untuk pemasangan dinding bata ringan yang cepat dengan hasil yang lebih rapih dan kuat.

Nah, dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dalam membangun rumah literasi, insyaAllah aku dan suami optimis rumah literasi ini kokoh sehingga bisa senantiasa menemani setiap aktivitas dan program-program untuk mengembangkan literasi di sini. 

Mombeb, apa yang kami lakukan ini baru langkah awal. Aku sadar betul masih ada jalan panjang yang harus dilalui demi bisa mengembangkan literasi. Oleh sebab itu, aku mohon bantuan do’a dari Mombeb, niih. Do’akan ikhtiarku dan suami untuk mengembangkan literasi bisa berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan. Lalu tak lupa aku mau mengucapkan terima kasih dulu karena sudah berkenan mendo’akan ikhtiar ini. Do’a yang baik akan membawa kebaikan juga bagi yang mendo’akan. Sekali lagi makasih yaaaa.

Jadi seperti itulah kiranya latar belakang keinginan mengembangkan literasi hingga ikhtiar untuk melanggengkan literasi dengan cara membangun rumah literasi yang kokoh menggunakan semen SCG. Aku berharap, semoga blog post ini bermanfaat. Aamiin

Sampai bertemu di blogpost lainnya ya, Mombeb tercinta. Daaaahhhhhhh

*** 

Referensi:

https://perpustakaan.setneg.go.id/

https://scgcbm.id

 

 

Ibu Rumah Tangga yang “Nyambi” Wirausaha


Mombeb, setelah menikah dan menjadi ibu rumah tangga, aku memilih untuk melanjutkan mimpi. Namun aku sadar mimpiku ini memang tidak mudah untuk diraih. Mengingat ada beberapa hal yang sudah menjadi prioritas aku dan suami, serta keterbatasan ekonomi. Oleh sebab itu aku pun memutuskan untuk berwirausaha, lebih spesifik jualan daster.


Kios daster termurah di Jembrana Bali


Namun untuk menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga sembari berwirausaha bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu, aku pun membutuhkan sesuatu hal yang dapat membuatku bekerja lebih efisien. Alhamdulillahnya nih, ada bala bantuan yang membuatku melakukan dua hal itu dengan baik, insyaAllah. Bantuan tersebut dari keluarga, partner usaha, hingga jasa pengiriman juga.

Oya, untuk jasa pengiriman, aku punya rekomendasi buat kamu, Mombeb. Jasa pengiriman ini membantuku bekerja jadi lebih efisien. Dan insyaAllah, jasa pengiriman ini juga dapat membantu kamu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau bahkan bisnis yang tengah kamu lakoni. Karena ya aku menggunakan jasa pengiriman ini nggak hanya untuk berwirausaha, kadang juga aku gunakan saat ada promo diskon besar-besaran di e-commerce gitu. Misalnya diskon popok, susu formula, dan sebagainya. Nah jasa pengiriman yang membantuku bekerja lebih efisien ini sebagai seorang ibu rumah tangga yang nyambi jualan adalah J&T Cargo.




Nah, selain membantu pekerjaan ibu rumah tangga yang berwirausaha menjadi lebih efisien, ada beberapa alasan lain yang membuatku memilih jasa pengiriman J&T Cargo.

5 Alasan J&T Cargo Menjadi Ekspedisi Andalan Ibu Rumah Tangga yang Nyambi Wirausaha

1. Harga lebih efisien sampai 50% mulai dari 5 kg saja

Seperti yang aku tuliskan di atas bahwa mengirimkan produk jualan dalam jumlah yang banyak tidak efisien jika menggunakan express terutama dalam hal ongkos kirim.

Mari kita bandingkan. Dilihat dari informasi perkiraan ongkos kirim dari Surabaya ke Jembrana Bali menggunakan jasa ekspedisi biasa dengan berat paket 5 kg maka biaya yang dikenakan berkisar Rp. 120.000,. sampai Rp. 240.000,. Sementara itu, kalau aku cek perkiraan ongkos kirim di aplikasi J&T Cargo dari Surabaya ke Jembrana Bali dengan berat paket 5 kg juga maka dikenakan biaya sekitar Rp. 84.000,.

 


Nah dari dua data tersebut, coba deh kamu hitung berapa selisihnya?

Yup, selisih biaya ongkir menggunakan jasa ekspedisi biasa dengan J&T cargo yakni Rp. 36.000,. sampai Rp. 156.000,. Selisihnya lumayan banyak yak.

Nah jika kita melakukan pengiriman paket dg berat 5 kg dan dengan tujuan yang sama sebanyak 10 kali dalam sebulan, maka kita bisa berhemat minimal Rp. 360.000,. dan maksimal Rp. 1.560.000 dalam sebulan. Jadi dengan mengandalkan J&T cargo dalam hal kirim-kirim produk yang kita jual, maka kita bisa menghemat pengeluaran bahkan sampai 50% mulai dari 5 kg saja.

2. Jangkauan J&T Cargo 98% Area di Indonesia

Salah satu alasan aku memilih J&T cargo ini karena dekat dengan rumah. Tinggal mak wer sampai deh. Aku bersyukur soal ini karena tempat tinggalku ini bisa dibilang hanya kota kecil dan cukup jauh dari kota besar Denpasar.

Tapi menurut informasi dari detik.com kalau J&T cargo ini sudah luas jangkauannya. Awalnya hanya ada 300 area kan. Lalu seiring berjalannya waktu, areanya makin bertambah. Sekarang J&T cargo sudah ada di 3000 area dan ini akan terus bertambah.

3. Waktu Pengiriman Tepat sesuai Rencana

Waktu adalah hal yang berharga, termasuk dalam berbisnis. Meskipun bisnis yang kami tekuni ini bisa dibilang kecil-kecilan tapi kami benar-benar ingin memberikan pelayanan yang maksimal salah satunya soal ketepatan waktu. Saat aku berada di posisi pembeli, aku tentu menginginkan barang yang aku pesan tiba di tujuan. Kalau pesananku terlambat datang tentu membuatku jadi overthinking tak karuan. Oleh sebab itu agar pembeli tidak mengalami hal itu akupun memilih pakai J&T cargo saja. Soalnya apa? Waktu pengirimannya tu tepat sesuai jadwal sesuai rencana.

4. Layanan Gratis Jemput Paket

Nah J&T cargo juga menyediakan layanan gratis jemput paket, loh. Hal ini jadi salah satu alasan kuatku makin yakin menjadikan J&T cargo sebagai ekspedisi andalan. Karena layanan ini secara langsung membantu memberikan layanan terbaik ke para pembeli.

5. Layanan Ez Track yang Sudah Terintegrasi dengan API

Mombeb, sejak ada e-commerce, dinamika bisnis pun makin terasa asyik karena ada banyak kemudahan yang ditawarkan di sana. Namun kemudahan itu tidak akan berarti jika tidak didukung oleh ekspedisi.

Nah J&T cargo paham betul akan hal itu. Layanan khusus e-commerce pun sudah disediakan dengan baik. Nama layanannya yakni Ez track.

Ez Track merupakan layanan kargo khusus untuk para pecinta e-commerce yang memungkinkan mereka untuk melakukan pemesanan, melihat biaya kirim, dan memeriksa status pengiriman secara terintegrasi dengan sistem koneksi API. Layanan ini juga dilengkapi dengan customer service yang siap sedia membantu serta laporan pengiriman yang rutin setiap minggunya.

Jadi seperti itulah 5 Alasan J&T Cargo Menjadi Ekspedisi Andalan UMKM

yakni memberikan harga yang lebih efisien bahkan sampai 50%, memiliki jangkauan yang luas, ketepatan waktu pengiriman, layanan gratis jemput paket, dan layanan Ez track yang terintegrasi API.

Nah buat kamu, Mombeb, yang juga tengah menjalankan bisnis dan tengah mencari ekspedisi yang bisa diandalkan. Saran dari aku, coba deh jadikan J&T cargo sebagai ekspedisi andalan di bisnis kamu juga. Semoga ini bisa membawa bisnis kamu ke level selanjutnya aamiin

Sekian dulu ya blogpost kali ini yang membahas soal usaha kecil-kecilanku dan adikku serta jasa ekspedisi andalan J&T cargo. Sebelum pamit, tak lupa aku selalu mendo'akan kamu, Semoga sehat dan happy selalu ya, kamu, Mombeb.

See yaaaaa....



3 Cara Ibu Rumah Tangga Mencari Biaya Lanjut Kuliah S2

Dear, Mombeb.

 

Menjadi ibu rumah tangga tak lantas segala mimpi yang dipunya harus dilenyapkan begitu saja. Ibu rumah tangga tetap bisa memperjuangkan mimpi yang dimiliki. Jika tidak bisa berlari, maka berjalan pelan pun tak masalah, selama langkah tertuju pada mimpi yang sudah terangkai begitu indah.

Mombeb, sebelum memutuskan menikah muda, aku mengajukan satu syarat ke calon suami yakni diizinkan untuk kuliah lagi nanti. Trus calon suami aku jawab begini:

"Oke, tapi S2 nya setelah 2 atau 3 tahun kita nikah ya".

Uyeah, aku setuju. Setelah itu, kami pun melangsungkan pernikahan.

2 tahun pun berlalu. Tak ada pembicaraan mengenai lanjut kuliah. Dugaanku mungkin karena aku sudah berhenti kerja dan fokus jadi ibu rumah tangga makanya suami tidak menawarkan untuk lanjut kuliah lagi.

 

Namun, rupanya, dugaanku salah besar, Mombeb. Karena di tahun ketiga ini, tepatnya pas malam hari gitu, (trus hujan serta petir menyambar-nyambar) dan si kecil sudah tidur, tiba-tiba mak lampir muncul   suami tanya begini ke aku.

"Jadi kuliah S2?" tanya suami

"Kirain lupa ee ternyata masih ingat, Alhamdulillah. Jadi donk tapi Ken (anak kami) gimana?"

"Nanti aku yang handle"

"Yes" sorakku sembari senyum sumringah.

Sungguh, saat itu, aku seneeeenggg banget rasanya. Diizinin kuliah S2 aja, aku sudah seneng bukan kepalang, loh Mombeb. Soalnya aku ini kan ibu rumah tangga yang mungkin beberapa orang ada yang menganggap untuk apa sih ibu rumah tangga lanjut kuliah S2?

Eee ternyata nggak hanya diizinkan kuliah, melainkan juga suami berkenan mau bantu momong si kecil selama aku kuliah. Rejeki nomplok kan ini ya? Yup, bagiku ini rejeki luar biasa, Mombeb.

"Cuma ada yang perlu muma tahu dulu" lanjut suami lagi.

"Apa apa?" Tanyaku penasaran

"Kalau muma kuliah sekarang mungkin aku bisa ngasih biaya SPP saja, itupun nggak full, sekitar 50% atau 70% saja, gitu"

JEDIER JEDIER JEDIER

Seketika girangku memudar.

"Jadi tahun depan aja ya muma lanjut kuliah S2. Tahun ini kita ngumpulin biaya dulu, gimana? Sembari nyiapin berkas-berkas pendaftaran kuliah juga." Saran suami.

Aku mengiyakan saran tersebut untuk fokus cari biaya sebelum mulai kuliah di tahun depan. Berikut beberapa usaha yang aku lakukan demi bisa lanjut kuliah S2.

 

Cara Ibu Rumah Tangga Mencari Biaya Lanjut Kuliah S2

 

  • Jualan                    

Mombeb, sebelum aku memutuskan untuk kuliah S2, aku sudah jualan pulsa. Alhamdulillah hasil dari jualan pulsa bisalah buat nambah-nambah isi dompet, gitu.

Selain jualan pulsa, aku juga jualan es batu dan makanan ringan. Untuk makanan ringannya aku kulak an atau ambil grosiran di pasar. Trus aku bungkus kecil-kecil. Setelah itu baru deh aku titipin ke warung-warung. Alhamdulillah ada beberapa warung yang mau aku titipin.

Baca juga: Gapai Mimpi Kuliah S1 dengan Berwirausaha

Nah, Mombeb, pembeliku ini cuma warung-warung di sekitar rumah. Jadi ya hasilnya nggak wah gitu.

Jika ditotal, waktu itu, penghasilanku dari jualan ini itu minimal dapat 200 ribu per bulan. Maksimal dapat 400 ribu. Tapi dapet penghasilan maksimal ini jarang banget, Mombeb. Hasil jualan ini tentunya belum cukup untuk biaya kuliah S2.

  • Admin kantor

Di dekat rumah ada kantor sarikat buruh. Kebetulan waktu itu butuh admin dan untungnya lagi kerjanya cuma pas para buruh libur kerja yakni hari sabtu dan minggu serta tanggal merah. Alhamdulillah, hasil dari jadi admin kantor ini lumayan banget, Mombeb. Sebulan 300 ribu.

Kalau dihitung-hitung 2 usaha yang aku lakukan ini baru cukup untuk bayar SPP satu semester saja. Itu pun masih kurang sejuta an lagi. Trus gimana? Apa aku cari uang tambahan dari internet aja ya? Ya mumpung ada paket internet rumah yang sudah dipasang suami.

  • Mencari Uang Tambahan via Daring

Ada berbagai pilihan usaha untuk mendapatkan uang tambahan dari internet, mulai dari jualan online sampai jadi influencer atau bahkan selebgram, selebtweet, dan selebblog.

Nah di antara pilihan tersebut ada dua usaha yang aku lakukan. Dan usaha yang aku lakukan ini, menurutku cocok banget untuk ibu rumah tangga terutama yang punya kemampuan menulis.

Monetisasi Blog dan Media Sosial

Begitu aku berhenti kerja karena kandungan lemah, suami sengaja menyediakan paket internet. Katanya biar nggak bosan selama di rumah. Alhamdulillahnya nih suami pilih paket internet yang memiliki jaringan prima. Jadi aku bisa melakukan berbagai macam aktivitas daring yang aku suka dan bermanfaat. Mulai dari aktivitas nulis blog, nonton film hingga nonton drakor.

Mombeb, dulu, niatku ngeblog, awalnya memang buat cari penghasilan tambahan tapi bukan buat kuliah lagi. Melainkan buat belanja-belanja happy. Namun, berhubung aku tak kunjung mendapatkan cuan dari blog walhasil aku mengubah niatku ngeblog yakni buat menyalurkan hobi nulis saja. Ini berlangsung sampai aku memutuskan untuk lanjut kuliah. Setelah itu yaaa niat ngeblog aku ubah lagi yakni menyalurkan hobi nulis sembari mencari biaya untuk lanjut kuliah lagi. Sejak saat itu, aku rajin sekali ikut lomba-lomba. Sayangnya, aku sering sekali kalah di lomba-lomba tersebut.

Fakta ini membuatku tidak menjadikan blog sebagai salah satu pintu rejeki untuk biaya kuliah. Lalu gimana biaya kuliahku? Kalau penghasilanku perbulan 500 ribuan, berarti dalam setahun ini, aku belum bisa mengumpulkan uang minimal buat bayar SPP.

Hhhhh....Ya weslah, ya sudah kalau gitu. Aku lanjut kuliah lagi kalau sudah punya tabungan minimal buat bayar SPP. Jadi aku memilih untuk pasrah saja soal waktu kuliah. Entah bisa lanjut kuliah tahun depan atau entah kapan tapi aku tetap berusaha cari cuan buat biaya kuliah.

Mombeb, dalam kondisi pasrah tersebut, entah gimana tiba-tiba aku dapat email yang isinya menawarkan kerjasama menuliskan review sebuah produk dengan benefit berupa uang tunai sebesar 200 ribu. Wow, nggak nyangka banget, satu tulisanku dihargai nominal yang segitu besar.

Setelah itu aku bergabung di beberapa agensi dan grup penulis lepas. Aku mulai merawat blogku seperti rajin update blog post, beli domain, memperhatikan soal DA, PA, DR, spam score dan sebagainya. Mengapa aku memerhatikan poin-poin ini? Karena seperti itulah syarat yang biasa diajukan oleh brand maupun agensi untuk bisa mendapatkan job nulis di blog.


Cuan dari Instagram, Twitter dan Facebook 

Mombeb, rupanya, dari sini, beberapa kali aku mendapatkan job terkait instagram, facebook, hingga twitter. Hasilnya juga lumayan banget. Berawal dari blog, aku bisa bertemu dengan pintu rejeki lainnya yakni media-media sosial yang ku punya. 

Alhamdulillah wa syukurillah, penghasilan dari blog dan media sosial ini bisa dibilang lumayan banget. Setelah aku hitung-hitung, akhirnya nih Mombeb, tabunganku cukup untuk bayar SPP 1 semester, jadi ya tetap harus berjuang lagi untuk biaya spp di semester berikutnya. Dan ya di tahun berikutnya, aku pun bisa lanjut kuliah S2 sembari tetap mencari biaya spp untuk semester berikutnya. Yihaaaaa

 

Mombeb, aku sering baca artikel tentang dahsyatnya cuan dari kerja secara daring. Tapi pas mengalami sendiri ya kaget aja gitu.

Sungguh, aku tidak menyangka kalau penghasilan dari kerja daring bisa diandalkan banget bahkan sampai aku lulus kuliah S2. Bermodalkan paket internet murah, aku bisa mendapatkan untung yang berlipat-lipat ganda.

Aku berterima kasih banget ke suami yang sudah menyediakan fasilitas internet di rumah. Yang semula bertujuan biar aku nggak bosan di rumah eee ternyata malah bisa aku manfaatkan untuk mencari uang tambahan lewat internet.

 

Jadi seperti itulah cara ibu rumah tangga mendapatkan biaya kuliah S2 ala aku. Ada tiga cara yang aku lakukan yakni jualan offline, jadi admin kantor, dan monetisasi blog serta aneka media sosial yang aku punya. Semoga ini bermanfaat buat para mombeb yang punya mimpi lanjut kuliah s2 namun terhalang biaya. Semangat yaaaa...

Nah, sekian dulu ya blogpost kali ini. 

See yaaaaa

Refleksi Diri di Akhir Tahun Sebagai Ibu

Dear, Mombeb.

Apa kabar? Aku do'akan agar mombeb selalu dalam kondisi sehat dan bahagia aamiin. 

Blogpost kali ini, akan aku jadikan sebagai refleksi diri di akhir tahun sebagai seorang ibu. Gunanya, sebagai pengingat dan sebagai bentuk ikhtiar agar aku tidak jatuh di lubang yang sama. 

Mombeb, hari ini adalah rabu terakhir di tahun 2022. Ya, rupanya, sudah di ujung tahun ya. Nggak terasa? Terasa donk. Hanya saja, rasa yang terasa bukan rasa sedih, lara, maupun nelangsa. Rasa yang terasa adalah rasa optimis, antusias, dan semangat yang membuncah tumpah ruah. Bagaimana semangat tidak membara, lawong di tahun ini, aku dan suami lagi berusaha mewujudkan mimpi kami yang kebetulan sama persis nan identik. 

refleksi akhir tahun sebagai seorang ibu

Di tengah keasyikan aku meniti mimpi, belakangan aku sadar, porsi perhatianku untuk anak-anak berkurang signifikan. Jika boleh dibandingkan antara momen saat anakku yang pertama di usia balita dan momen saat anak keduaku yang saat ini berada di usia balita juga, maka nampak begitu jelas. 

Baca juga: aneka macam permainan anak

Saat anak pertamaku berada di usia balita, aku begitu rajin menstimulasi kemampuannya. Bahkan aku sampai merelakan waktu tidur dan me time hanya untuk mencari referensi ide untuk menstimulasi kemampuan ken, anakku yang pertama. Dan alhamdulillah, usahaku ini menuai hasil yang membuatku bersyukur tiada tara. Hasilnya yakni aku menemukan bakat ken sejak usianya 3 tahun. Lalu di usia 4 tahun, aku menemukan bakatnya yang lain. 

Baca juga: Ibu juga bisa menemukan bakat anak sejak usia dini

Nah, saat anakku yang kedua ini berada di usia balita, aku tidak melakukan hal yang sama. Malah cenderung santai. Aku nyaris tidak pernah menstimulasi kemampuannya. Semua yang dibisai anakku yang kedua ini seperti terjadi dengan sendirinya, semacam sudah waktunya bisa, gitu. Di usianya ke-4 tahun ini, aku belum menemukan bakatnya. 

Hal ini terjadi karena kesalahanku yang tidak mampu memanajemen waktu. Waktuku, selama tahun 2022 ini, sebagian besar aku gunakan untuk mengejar mimpiku dan suami. Aku hanya menyisakan sedikit waktu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak-anakku. Entahlah, rasanya, selama tahun 2022 itu, seringkali yang terlintas di pikiranku hanya, "Ayo kejar mimpimu, sedikit lagi, yuk, ayo lari, jangan berjalan santai lagi." 

Oleh sebab itu, di tahun 2023 besok, aku mau berusaha untuk membagi waktuku dengan baik, seberapa banyak untuk anak-anak dan seberapa banyak untuk lainnya. Cukuplah setahun, aku lalai dengan anak-anakku 

Do'akan aku ya, Mombeb. Do'akan aku bisa membagi waktu antara mengejar mimpi dan anak-anak.Terima kasih atas do'amu, Mombeb. Do'a yang baik akan kembali kepada yang mendo'akan. aamiin

See yaaa

Sampai jumpa di blogpost selanjutnya.

Salam, 

Aku. 


Tip Survive di Tengah Kepungan Naiknya Harga Bahan Pokok ala Emak


Mombeb, di tempat tinggal aku sini, bahan-bahan masakan pada naik. Bawang merah 60 ribu sekilo, telur ayam 2 ribu perbiji, gula pasir 20 ribu, cabe merah besar seribu dapet sebiji doank, dan sebagainya. Belum lagi minyak goreng yang harganya masih aja subhanallah nggak ndang-ndang kembali seperti semula. 

Kalau dulu, tepatnya sebelum minyak goreng melambung tinggi ke awan, belanja kebutuhan dapur sebesar 50 ribu udah dapet banyak bahan. Sekarang dapet seuplik doank. 

Selain bahan pokok naik, listrik juga kabarnya mau naik. Biaya BPJS mandiri juga berubah. Trus PDAM juga naik. Dahlah, harga-harga pada naik naik ke puncak gunung semuaaaa. 

Kalau penghasilan bertambah, sih, nggak masalah kalau bahan-bahan pada naik. La ini, penghasilan nggak nambah, pengeluaran yang malah makin menjadi-jadi. Sampai bingung apa yang mau dihemat lagi biar bisa survive. 

Selain berhemat, sebenarnya ada satu cara lagi untuk bisa survive di kondisi ekonomi yang serba maknyonyor ini. Ya apalagi kalau bukan cari kerjaan lagi. Tapi, untuk melakukan ini, aku nggak mampu rasanya. Karena sekarang saja aku sudah punya 1 kerjaan utama, dan 3 kerja sampingan. Mau ditambah lagi, takutnya, aku jadi nggak punya waktu untuk memperhatikan anak-anakku, dan mengurus rumah.  

Sebenarnya, ngurus rumah dan momong anak-anak sudah dibantu sama suami. Tapi ya namanya bapak-bapak tahu sendirilah ya cemana mereka. Momong anak atau ngurus rumah ya sekenanya aja, nggak kayak kita, Mombeb. Yang aku rasain begini. Tapi ya nggak apa-apa, dibantu sekenanya begini aja aku udah bersyukur. Karena ini menunjukkan suami peduli dan mau bantuin. 

Oleh sebab itu, aku memilih untuk berhemat ajalah. Hemat paling mentok mungkin nanti aku bakal lebih rajin puasa. Cemanalah ini niat puasa bukannya ibadah eee malah biar bisa hemat. Dududuhhh, ngapunten, Gusti. 

Oke, ubah niat harusnya, puasa tetap diniatin untuk ibadah, bonusnya ya bisa menghemat pengeluaran. Ini solusi sementara untuk bisa survive di tengah kondisi ekonomi yang makin memprihatinkan bagi aku khususnya. 

Nggak lupa, untuk selalu tetap berdo'a, semoga keadaan ekonomi negeri ini segera ramah terutama  sama rakyat kelas menengah ke bawah. Semoga harga bahan-bahan kebutuhan pokok ramah di kantong. Semoga juga para pembuat keputusan terkait dengan ekonomi, bisa lebih bijaksana dan peduli pada nasib rakyat. Itu aja dulu. Entar kalau ada ide aku tambahin lagi do'anya. Yuk aminin, mombeb. Aamiin ya robbal'alamiin. 


Menyesali Pilihan Jadi Ibu Rumah Tangga?

Aku tahu setiap pilihan pasti ada risikonya. Termasuk memilih menjadi ibu rumah tangga saja tanpa berkarir. Dan sekarang aku tengah merasai risiko dari pilihanku itu. Risiko yang belakangan kadang bikin aku uring-uringan. Menyesal? Apakah aku menyesali pilihan menjadi ibu rumah tangga?

Hampir 10 tahun aku menjadi seorang ibu rumah tangga. Namun hal ini tidak berarti apa-apa, rasanya. Kalau berkarir, biasanya, selama 10 tahun, tentu sudah bertabur bintang berupa semakin ahli, dan semakin bergaji tinggi. Sedangkan kalau jadi ibu rumah tangga saja selama 10 tahun, apa yang didapatkan? 

Kalau dipikir-pikir, ada beberapa hal yang aku capai selama menjadi seorang ibu rumah tangga. Aku, yang awalnya nggak bisa masak, jadi bisa masak. Yang mulanya kurang bersih kalau bersih-bersih rumah, jadi tahu cara bikin kinclong. Yang pertamanya nggak tertarik dengan anak-anak, jadi menyukai mereka. Banyak. 

Namun, pencapaian tersebut, rasanya, tidak berarti apa-apa karena toh siapa saja bisa mencapai itu, bukan? Ya menurutku begitu. 

Sementara itu, risiko dari pilihan jadi ibu rumah tangga pun menderas seiring berjalannya waktu. Kalau dibandingkan, dulu, saat awal jadi ibu, aku tidak peduli dengan risiko dari pilihanku ini. Sekarang? Aku tidak bisa berpaling karena rupanya berdampak pada orang-orang sekitarku. 

Aku baru menyadari, tepatnya sejak pandemi, bahwa risiko pilihanku jadi ibu rumah tangga ini tidak berdampak pada diriku sendiri saja. Melainkan juga berdampak pada orang lain terutama keluargaku. 

Andai aku dulu jadi ibu rumah tangga yang juga berkarir, mungkin ekonomi keluargaku tidak akan terlalu terseok-seok begini saat terkena dampak pandemi, orang tua tidak perlu khawatir, bisa jadi orang yang diandalkan, hingga keluarga tidak dipandang sebelah mata. Andai begini, andai begitu, andai-andai, berandai-andai. 

Sungguh, saat memilih menjadi ibu rumah tangga dulu, sama sekali tak terlintas bahwa risikonya akan seperti ini. Tapi siapa yang bisa menduga masa depan dengan pasti? Sama sekali tak terlintas di pikiran kalau pandemi akan melanda negeri ini lalu memporak-porandakan semuanya termasuk ekonomi. Ekonomi yang porak poranda lalu jadi pemicu dampak negatif lainnya. 

Ya, hidup memang begini, kan? Tidak pernah benar-benar berjalan mulus dan lurus. Kadang ada tikungan tajam, jalan yang tak rata, ada turunan, ada pula tanjakan. Untuk itu kita harus punya persiapan. Ya sudah seharusnya begitu. Biar apa? Biar nggak terlalu kaget saat tiba-tiba jalan hidup tidak lurus mulus seperti biasanya lalu sedih lalu nelangsa lalu patah hati lalu patah semangat. 

Sayangnya, aku luput membuat persiapan. 
Walhasil ya begini ini jadinya menyesali pilihan jadi ibu rumah tangga saja. 

Tapi ........




Kembali Bermimpi Setelah Lama Berhenti

 


Kembali bermimpi, setelah sekian lama berhenti. Ya, berhenti. Dulu punya, namun sejak si kecil hadir, mimpi berhenti terukir. 


Bukan, bukan karena dipaksa atau terpaksa berhenti bermimpi sama suami. Melainkan aku sendiri yang memutuskan untuk fokus ke si kecil, dan menjadi support system bagi suami untuk mewujudkan cita-citanya. 


Lalu.....

perlahan......

tanpa aku sadari.... 

mimpi-mimpiku memudar .....


Ya, sepertinya hanya memudar. Karena mimpi itu kembali begitu aku dan keluarga kecilku hijrah ke Bali


Aku sempat bingung mau mulai dari mana mewujudkan mimpi. Hingga perlahan-lahan mimpi itu terproyeksi dengan sempurna. Begitu jelas, bahkan jalan setapak menuju mimpiku amat nampak. 


Jadi, tak ingin menunggu lama. Aku bergerak semaksimal mungkin. Mengurangi istirahat demi bisa lebih dekat dengan mimpi.


Aku optimis, jalan setapak menuju mimpi, bisa segera ku lalui. 


Perbedaan Puasa Saat Awal Pandemi dan Saat Ini


Masih, di tahun ini, kita masih menjalankan ibadah puasa di masa pandemi covid-19. Kalau dihitung sudah 3 kali kita menjalankan ibadah puasa di masa pandemi. Jadi bisa dibilang, kita sudah nggak kaget lagi, seperti awal pandemi di tahun 2020, kan? Yang mana di masa itu, begitu banyak yang masih sangsi, begitu banyak yang tidak tahu, hingga begitu banyak yang sok tahu tentang covid-19


Ya, perlahan namun pasti, kehidupan kita berubah sebab pandemi. Saat ini, kita sudah lebih melek tentang covid-19. Kita pun sudah mulai terbiasa melakoni protokol kesehatan demi melindungi diri, keluarga dan orang sekitar kits dari covid-19. Kita juga sudah memiliki aktivitas atau mungkin kesenangan baru yang dulunya hanya sebagai pelarian dari rasa ingin jalan-jalan, ingin nongkrong dan sebagainya. Ya, kehidupan kita berubah


Kebiasaan yang kita lakukan di bulan Ramadan sebelum dan saat pandemi pun terlihat jelas perbedaannya


Dulu, sebelum pandemi, di bulan puasa, kita bisa ngabuburit suka-suka. Kita bisa melaksanakan sholat tarawih di masjid tanpa syarat ini itu. Kita bisa mengadakan atau ikut kegiatan buka bersama tanpa syarat ini itu juga. Tadarus bersama. Selalu ada beduk sahur setiap masuk waktu sahur. Ada bagi-bagi takjil. Ada pasar ramadan juga. Seru deh pokoknya, meriah dan ramai banget di puasa Ramadan sebelum pandemi


Lalu, saat ini, puasa di masa pandemi tahun 2022 ini, kita tidak bisa melakukan hal-hal di atas. Kita tidak bisa ngabuburit suka-suka. Terawih dan mau buka bersama pun ada syaratnya. 




Tapi, puasa Ramadan di masa pandemi tahun ini, aku pikir, lebih santai daripada puasa di awal pandemi. Saat itu, masjid di jaga ketat oleh petugas keamanan setempat, agar tidak melakukan terawih. Kalau pun ada sholat terawih, jumlah jama'ah dibatasi  sedemikian rupa. Lalu tidak ada pasar takjil hingga tidak boleh melakukan buka bersama


Apabila dilihat dari perbedaan antara puasa di awal pandemi dan saat ini, maka aku optimis, puasa Ramadan di tahun depan atau tahun depannya lagi, akan berjalan seperti puasa sebelum pandemi. Namun soal protokol kesehatan mungkin akan tetap diterapkan mengingat ini sudah menjadi kebiasaan baru kita, bukan


Oya, ada lagi yang beda dari puasa saat pandemi di tahun 2022 ini dengan tahun kemarin dan kemarinnya lagi. Sekarang, di tempat tinggal aku, ada beduk sahur lagi. Trus ada pasar ramadan juga tempat beli takjil, lauk untuk buka puasa ataupun sahur, hingga beberapa perlengkapan ibadah. Kalau untuk bukber, sampai saat ini, belum ada undangan untuk buka bersama dari alumni sekolah. Ya buka bersama sambil reuni gitu, deh


Tapi kalaupun ada, aku pasti memilih nggak ikut. Aku pernah sekali ikut acara bukber merangkap reuni sekolah. Acaranya nggak jelas, isinya cuma makan lalu ngobrol ngalor ngidul. Udah gitu, aja. Kan bikin males, tho, untuk datang ke acara yang tidak memiliki konsep matang


Jadi, ya seperti itulah puasa saat pandemi di tempat tinggal aku, khususnya. Kalau di tempat kamu gimana, Bebs? Cerita donk.....







Bilang ke Suami juga? Ini Cara Mudah Melalui Masa Sulit Menstruasi

 

Mombeb, Kamu idem kan sama aku, kalau bagi kita nih, para wanita,  masa menstruasi adalah masa-masa yang penuh perjuangan? Ya kan? Dimulai dari berjuang mengendalikan emosi yang tidak stabil atau yang lebih dikenal dengan mood swing, berjuang melalui rasa sakit di perut alias dilepen, hingga berjuang menjaga daya tahan tubuh agar tidak limbung.


sebab lebih sensitif sebelum atau saat menstruasi


Perjuangan menghadapi hal-hal yang tersebut di atas, bukan suatu hal yang mudah. Apalagi jika terjadi berbarengan alias dalam satu waktu, beuughhh, siapapun wanita yang dalam posisi tersebut, bakal benar-benar kesulitan menghadapi semuanya.

Namun kesulitan masa menstruasi akan jadi terasa lebih mudah manakala ada yang mengerti, ada yang memahami, ada yang rela membantu.

Sayangnya, tidak semua orang dapat memahami kondisi seorang wanita yang tengah menstruasi. Iya, aku pernah di posisi itu. Dimana seseorang yang aku harapkan memahami kondisiku saat menstruasi ternyata tak merespon sama sekali bahkan terkesan cuek bebek Kwek Kwek. Seseorang itu adalah my bojo bolo-bolo ho ho ho.

Tapi, ini dulu, dulu, waktu awal nikah. Kalau sekarang gimana? Alhamdulillah suami sudah paham insyaAllah bagaimana kondisiku saat menstruasi. La gimana nggak paham yak, lawong setiap kali menstruasi aku kasih tahu ke suami hal-hal apa yang perlu dia lakukan. Muehehehe

Dahlah, nggak usah pakai jurus mengeluarkan kode-kode ke suami. Kelamaannnn. Apalagi kalau si suami tu tipe laki-laki yang nggak peka sama kode-kode wanita. Mau kita ngasih kode Morse, kode diem seribu bahasa, kode melotot kesurupan mak lampir pun dia bakal susah paham, Beb. Jadi ya katakan saja secara langsung. Biar sat set sat set tap tap tap tap, cepat.

Mombeb, kalau boleh share, aku mau berbagi cara apa saja hal-hal yang aku katakan ke suami agar ia paham dengan hal-hal yang bisa ia lakukan saat aku sedang menstruasi

1. Mengatakan kondisi yang terjadi saat menstruasi ke suami.

Tujuan melakukan hal ini agar suami tahu kondisi istri saat menstruasi. Ini membuat suami jadi lebih mengerti. Ya, kan?
Seperti yang dikatakan Ada Band "Karena wanita ingin dimengerti".

Di masa-masa menstruasi ada kalanya istri jadi lebih sensitif.  Ini pengaruh dari menurunnya produksi hormon serotonin saat sedang menstruasi (klikdokter.com). Kadang jadi tidak sabaran, mudah tersinggung, mudah marah, hingga kadang emosi jadi meledak-ledak. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat membuat suami jadi ikut emosi.

Namun, jika suami mengerti kondisi istri, ia tentu akan memaklumi perubahan emosi istri saat menstruasi. Ia akan menjadi super duper sabar di saat istri sedang menstruasi atau bahkan akan mengingat betul kalimat 'wanita selalu benar'. Hahay.

2. Sedia suplemen penambah darah


(news.unair.co.id) Jumlah darah yang keluar saat menstruasi rata-rata sebanyak 20–60 ml. Akibatnya dapat terkena ini anemia. Kalau anemia dapat membuat badan terasa mudah lelah, pusing, hingga mudah mengantuk. Hal ini dapat membuat aktivitas jadi terhambat.

Nah untuk mencegah anemia saat menstruasi maka harus menyediakan suplemen penambah darah salah satunya Ferospat.

Ferospat ini juga cocok banget untuk dikonsumsi ibu hamil dan menyusui juga, loh. Kandungan yang ada di dalam Ferospat ini ampuh untuk mencegah desifisiensi zat besi atau anemia.

3. Meminta bantuan melakukan pekerjaan rumah tangga hingga menjaga si kecil

Tidak hanya kondisi emosi yang tidak stabil, menstruasi juga dapat membuat sakit di badan, sakit kepala, dan sakit perut. Dalam kondisi sakit begini tentunya beberapa aktivitas jadi susah untuk dilakukan termasuk aktivitas rumah tangga hingga menjaga si kecil.

Jika dalam kondisi seperti ini, lebih baik kita meminta bantuan ke suami atau keluarga atau mungkin menggunakan jasa art. Jangan memaksakan diri ya, Mombeb.

Kalaupun memang tidak ada yang bisa dimintai bantuan, berarti yang kita lakukan mengesampingkan pekerjaan rumah tangga saja dan memilih untuk fokus menjaga si kecil.

4. Sedia Hal-hal yang Bisa Jadi Mood Booster

Selain menurunnya serotonin, dr. Sepriani (dalam klikdokter.com), menambahkan sebab bad mood saat menstruasi yakni karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan payudara terasa sakit atau nyeri pinggang serta menghilangnya kandungan Dopamin dan GABA yang berfungsi membatasi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan stress dan kecemasan.

Nah untuk mengatasi hal ini, maka kita bisa menyediakan beberapa hal yang dapat memperbaiki mood kita. Misalnya menyediakan atau menikmati makanan favorit kita seperti bakso pedas, es krim, coklat dan sebagainya atau bisa juga dengan melakukan aktivitas yang disuka misal nonton drakor, film, baca novel dan lain-lain.

Jadi seperti itulah cara mudah melalui masa sulit saat menstruasi melanda. Semoga membantu ya, Mombeb dan sampai jumpa di blogpost selanjutnya see yaaaa

Peran Netizen Jaga Unity in Diversity untuk Indonesia Lebih Baik

 



Katanya, mempertahankan lebih sulit dari memperjuangkan, termasuk mempertahankan Unity in Diversity untuk Indonesia Lebih Baik lagi. Ada saja rintangan yang menghadang. 

Setiap zaman pasti bertemu dengan rintangan yang menghadang Indonesia untuk tetap bersatu. Untuk era saat ini, rintangannya berupa Hoax yang merajalela. 

Mengapa Hoax bisa merajalela? Salah satunya karena pemilik akun yang tidak bijak menggunakan media sosialnya.  

Lalu seperti apa, sih, bijak bermedia sosial itu? 


Unity in Diversity for Better Indonesia

Pada 30 Oktober lalu aku mendapatkan kesempatan menjadi salah satu peserta netizen academy yang diadakan oleh MPR RI. Tema dari kegiatan ini yakni Unity in Diversity for Better Indonesia. Dengan fokus bahasan Bijak Bermedia Sosial dalam Membentuk Karakter Bangsa. 

Jika dilihat dari fokus bahasan menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara bijak bermedia sosial dengan usaha untuk membentuk karakter bangsa. Apa keterkaitannya?

Menurut pak Budi, Humas MPR RI, kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia bukan merupakan hadiah. Indonesia merdeka sebab berjuang sampai titik darah penghabisan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tangguh, bangsa yang pantang menyerah, bangsa yang berjuang. Dan ini adalah sebagian kecil dari karakter bangsa Indonesia. 




Ya, ada begitu banyak karakter positif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Salah satunya dapat kita lihat belakangan ini, saat Indonesia menghadapi pandemi covid-19. Bagaimana bangsa Indonesia bersatu padu, dan bahu membahu membantu saudara se-tanah air Indonesia yang terkena dampak pandemi covid-19 tanpa memandang kelas sosial, suku, agama dan sebagainya. Semua kita bantu, siapapun. Bangsa Indonesia bersatu demi Indonesia mampu menghadapi pandemi covid-19, demi Indonesia menjadi lebih baik. Unity in Diversity for Better Indonesia.

Sempat, kekompakan, ke-solid-an,  persatuan dalam menghadapi pandemi covid-19 itu, diaduk-aduk oleh hoax. Salah satunya hoax yang tersebar di media sosial. Ada hoax yang mengatakan bahwa pandemi covid-19 adalah konspirasi pemerintah, covid-19 hanya flu biasa, pemerintah berlebihan menanggapi covid-19 yang hanya flu biasa, tidak perlu vaksin dan sebagainya. 

Dampak hoax tersebut tidak hanya nyaris memporak-porandakan persatuan melawan pandemi bahkan hoax tersebut bisa menghilangkan nyawa banyak orang. 

Apa yang dilakukan oleh penebar hoax di media sosial tersebut adalah salah satu contoh sikap yang tidak bijak dalam bermedia sosial. Entah apa tujuan mereka menebar hoax. Apakah hanya untuk share pemikiran ataukah memang berniat membuat gaduh bangsa? Entahlah....


Peran Netizen Jaga Unity in Diversity untuk Indonesia Lebih Baik


Di momen seperti itu, dimana hoax  yang nyaris menyebabkan buyarnya persatuan bertebaran di media sosial, seharusnya, ada yang turun tangan. Siapa lagi kalau bukan netizen selaku orang yang paling sering menggunakan gawai dan daring. 

Ya, seharusnya netizen bahu-membahu menunjukkan aksi berani melawan hoax. Dengan melakukan ini, hoax akan berhenti tersebar semakin luas. Jika hoax berhasil di lawan maka persatuan akan kembali berada dalam genggaman bangsa Indonesia. Bersatu untuk Indonesia yang lebih baik lagi.  

Selain melawan hoax, netizen juga memiliki peran dalam menunjukkan hal positif lainnya yakni bagaimana sih bijak bermedia sosial itu. 


Netizen Bijak Bermedia Sosial dalam Mewujudkan Karakter Bangsa


Pak Budi menyebutkan beberapa contoh bijak bermedia sosial dalam mewujudkan karakter bangsa. 


1. Berani melawan hoax

Bagiku, melawan hoax bukan perkara mudah, apalagi jika melibatkan orang terdekat. Namun, demi berusaha untuk menghentikan dampak negatif dari hoax, mau tidak mau harus beraksi. 

Aksi untuk melawan hoax pun harus terencana dengan baik, bukan asal lalu. Kelemahan berita bohong atau hoax, biasanya, minim data dan fakta serta sumber berita yang tidak valid. Jadi kalau mau melawan hoax, kita harus punya data, fakta dan sumber yang valid. 


2. Memenuhi media sosial dengan konten-konten yang positif

Idem dengan poin ini. Jika lebih banyak netizen yang membuat konten-konten positif, berbagi info yang positif, mencari informasi yang positif dan menghindari informasi yang berbau hoax, aku yakin, konten-konten yang berbau hoax, konten-konten yang dapat memecah persatuan, konten-konten yang tidak mencerminkan karakter bangsa, dapat terkubur dan lenyap dengan sendirinya. 


3. Mendukung salah satu hal yang tengah digaungkan dengan lantang oleh MPR RI yakni 4 pilar kebangsaan. 

Ya, MPR RI saat ini tengah menggaungkan 4 pilar kebangsaan. 4 pilar kebangsaan tersebut meliputi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Acara netizen academy sendiri merupakan bagian dari usaha MPR RI mengenalkan 4 pilar kebangsaan. Tak cukup sampai di sini, MPR RI juga membuat sebuah aplikasi Buku Digital MPR RI yang bisa diakses secara gratis. 


Kemudian MPR RI juga membuat karya cerita bergambar atau komik tentang 4 pilar kebangsaan. Komik 4 pilar kebangsaan ini bisa digunakan untuk mengenalkan 4 pilar kebangsaan kepada anak-anak. 




Tujuannya apalagi kalau bukan untuk persatuan bangsa, agar anak bangsa kenal dengan negaranya, agar anak bangsa cinta dengan negaranya, agar anak bangsa turut serta menjaga persatuan bangsa, agar anak bangsa mau bersama-sama membawa Indonesia menjadi lebih baik. 

Aku, sebagai momizen alias netizen emak-emak, dengan senang hati, mendukung MPRI untuk menggaungkan 4 pilar kebangsaan. Adapun bentuk dukunganku yakni akan membuat konten-konten yang mencerminkan Bhineka Tunggal Ika, hingga membuat konten yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. 


Itulah, beberapa poin (dari sekian banyak poin yang disampaikan) mengenai bijak bermedia sosial dalam mewujudkan karakter bangsa. 

Kemudian, menjelang akhir acara, MPR RI meminta masukan, kritik dan saran yang membangun bagi media sosial milik MPR RI. MPR RI memiliki 4 media sosial yang bisa kita ikuti meliputi:

Twitter MPR RI: https://twitter.com/mprgoid

IG MPR RI: https://instagram.com/mprgoid

FB MPR RI: https://www.facebook.com/mprgoid

Website MPR RI: https://www.mpr.go.id/


Tujuannya yakni agar media sosial MPR RI semakin lebih baik. Agar media sosial MPR RI bisa menjadi salah satu referensi bagi para netizen dan semuanya dalam mencari segala informasi yang berkaitan dengan MPR RI salah satunya tentang 4 pilar kebangsaan.  Aamiin


Jadi demikian cerita singkat mengenai acara netizen academy yang diadakan oleh MPR RI Tema dari kegiatan ini yakni Unity in Diversity for Better Indonesia. Dengan fokus bahasan Bijak Bermedia Sosial dalam Membentuk Karakter Bangsa. Aku benar-benar merasa beruntung bisa mengikuti acara sehebat ini. Dimana rasa cinta tanah air menjadi tumpah ruah, makin semangat menjaga persatuan bangsa, dan bertekad untuk menjadi salah satu netizen yang bisa menggunakan media sosial secara bijak sehingga dapat mewujudkan karakter bangsa. Aamiin 


Semangat menjadi Persatuan. 

Bangga menjadi Bangsa Indonesia.



Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Jauh dari Nyaman

Kapan nyaman itu datang? Rasanya, saban hari seperti dikejar-kejar Ayo selesaikan A Yang B belum siap nih C belum rampung Bergegas deh Cepet...