Dear, Mombeb.
Menjadi ibu rumah tangga tak lantas segala mimpi yang dipunya harus
dilenyapkan begitu saja. Ibu rumah tangga tetap bisa memperjuangkan mimpi yang
dimiliki. Jika tidak bisa berlari, maka berjalan pelan pun tak masalah, selama
langkah tertuju pada mimpi yang sudah terangkai begitu indah.
Mombeb, sebelum memutuskan menikah muda, aku mengajukan satu syarat
ke calon suami yakni diizinkan untuk kuliah lagi nanti. Trus calon suami aku
jawab begini:
"Oke, tapi S2 nya setelah 2 atau 3 tahun kita nikah ya".
Uyeah, aku setuju. Setelah itu, kami pun melangsungkan pernikahan.
2 tahun pun berlalu. Tak ada pembicaraan mengenai lanjut kuliah.
Dugaanku mungkin karena aku sudah berhenti kerja dan fokus jadi ibu rumah
tangga makanya suami tidak menawarkan untuk lanjut kuliah lagi.
Namun, rupanya, dugaanku salah besar, Mombeb. Karena di tahun
ketiga ini, tepatnya pas malam hari gitu, (trus hujan serta petir
menyambar-nyambar) dan si kecil sudah tidur, tiba-tiba mak lampir muncul suami tanya begini ke
aku.
"Jadi kuliah S2?" tanya suami
"Kirain lupa ee ternyata masih ingat, Alhamdulillah. Jadi donk
tapi Ken (anak kami) gimana?"
"Nanti aku yang handle"
"Yes" sorakku sembari senyum sumringah.
Sungguh, saat itu, aku seneeeenggg banget rasanya. Diizinin kuliah
S2 aja, aku sudah seneng bukan kepalang, loh Mombeb. Soalnya aku ini kan ibu
rumah tangga yang mungkin beberapa orang ada yang menganggap untuk apa sih ibu
rumah tangga lanjut kuliah S2?
Eee ternyata nggak hanya diizinkan kuliah, melainkan juga suami
berkenan mau bantu momong si kecil selama aku kuliah. Rejeki nomplok kan ini
ya? Yup, bagiku ini rejeki luar biasa, Mombeb.
"Cuma ada yang perlu muma tahu dulu" lanjut suami lagi.
"Apa apa?" Tanyaku penasaran
"Kalau muma kuliah sekarang mungkin aku bisa ngasih biaya SPP
saja, itupun nggak full, sekitar 50% atau 70% saja, gitu"
JEDIER JEDIER JEDIER
Seketika girangku memudar.
"Jadi tahun depan aja ya muma lanjut kuliah S2. Tahun ini kita
ngumpulin biaya dulu, gimana? Sembari nyiapin berkas-berkas pendaftaran kuliah
juga." Saran suami.
Aku mengiyakan saran tersebut untuk fokus cari biaya sebelum mulai
kuliah di tahun depan. Berikut beberapa usaha yang aku lakukan demi bisa lanjut
kuliah S2.
Cara Ibu Rumah Tangga Mencari Biaya Lanjut Kuliah S2
Mombeb, sebelum aku memutuskan untuk kuliah S2, aku sudah jualan
pulsa. Alhamdulillah hasil dari jualan pulsa bisalah buat nambah-nambah isi
dompet, gitu.
Selain jualan pulsa, aku juga jualan es batu dan makanan ringan.
Untuk makanan ringannya aku kulak an atau ambil grosiran di pasar. Trus aku
bungkus kecil-kecil. Setelah itu baru deh aku titipin ke warung-warung.
Alhamdulillah ada beberapa warung yang mau aku titipin.
Baca juga: Gapai Mimpi Kuliah S1 dengan Berwirausaha
Nah, Mombeb, pembeliku ini cuma warung-warung di sekitar rumah.
Jadi ya hasilnya nggak wah gitu.
Jika ditotal, waktu itu, penghasilanku dari jualan ini itu minimal
dapat 200 ribu per bulan. Maksimal dapat 400 ribu. Tapi dapet penghasilan
maksimal ini jarang banget, Mombeb. Hasil jualan ini tentunya belum cukup untuk
biaya kuliah S2.
Di dekat rumah ada kantor sarikat buruh. Kebetulan waktu itu butuh
admin dan untungnya lagi kerjanya cuma pas para buruh libur kerja yakni hari
sabtu dan minggu serta tanggal merah. Alhamdulillah, hasil dari jadi admin kantor
ini lumayan banget, Mombeb. Sebulan 300 ribu.
Kalau dihitung-hitung 2 usaha yang aku lakukan ini baru cukup untuk
bayar SPP satu semester saja. Itu pun masih kurang sejuta an lagi. Trus gimana?
Apa aku cari uang tambahan dari internet aja ya? Ya mumpung ada paket internet
rumah yang sudah dipasang suami.
- Mencari Uang Tambahan via Daring
Ada berbagai pilihan usaha untuk mendapatkan uang tambahan dari
internet, mulai dari jualan online sampai jadi influencer atau bahkan
selebgram, selebtweet, dan selebblog.
Nah di antara pilihan tersebut ada dua usaha yang aku lakukan. Dan
usaha yang aku lakukan ini, menurutku cocok banget untuk ibu rumah tangga
terutama yang punya kemampuan menulis.
Monetisasi Blog dan Media Sosial
Begitu aku berhenti kerja karena kandungan lemah, suami sengaja
menyediakan paket internet. Katanya biar nggak bosan selama di rumah. Alhamdulillahnya
nih suami pilih paket internet yang memiliki jaringan prima. Jadi aku bisa
melakukan berbagai macam aktivitas daring yang aku suka dan bermanfaat. Mulai
dari aktivitas nulis blog, nonton film hingga nonton drakor.
Mombeb, dulu, niatku ngeblog, awalnya memang buat cari penghasilan tambahan tapi bukan buat kuliah lagi. Melainkan buat belanja-belanja happy. Namun, berhubung aku tak kunjung mendapatkan cuan dari blog walhasil aku mengubah niatku ngeblog yakni buat menyalurkan hobi nulis saja. Ini berlangsung sampai aku memutuskan untuk lanjut kuliah. Setelah itu yaaa niat ngeblog aku ubah lagi yakni menyalurkan hobi nulis sembari mencari biaya untuk lanjut kuliah lagi. Sejak saat itu, aku rajin sekali ikut lomba-lomba. Sayangnya, aku sering sekali kalah di lomba-lomba tersebut.
Fakta ini membuatku tidak menjadikan blog sebagai salah satu pintu
rejeki untuk biaya kuliah. Lalu gimana biaya kuliahku? Kalau penghasilanku
perbulan 500 ribuan, berarti dalam setahun ini, aku belum bisa mengumpulkan
uang minimal buat bayar SPP.
Hhhhh....Ya weslah, ya sudah kalau gitu. Aku lanjut kuliah lagi
kalau sudah punya tabungan minimal buat bayar SPP. Jadi aku memilih untuk
pasrah saja soal waktu kuliah. Entah bisa lanjut kuliah tahun depan atau entah
kapan tapi aku tetap berusaha cari cuan buat biaya kuliah.
Mombeb, dalam kondisi pasrah tersebut, entah gimana tiba-tiba aku dapat email yang isinya menawarkan
kerjasama menuliskan review sebuah produk dengan benefit berupa uang tunai
sebesar 200 ribu. Wow, nggak nyangka banget, satu tulisanku dihargai nominal
yang segitu besar.
Setelah itu aku bergabung di beberapa agensi dan grup
penulis lepas. Aku mulai merawat blogku seperti rajin update blog post, beli
domain, memperhatikan soal DA, PA, DR, spam score dan sebagainya. Mengapa aku
memerhatikan poin-poin ini? Karena seperti itulah syarat yang biasa diajukan
oleh brand maupun agensi untuk bisa mendapatkan job nulis di blog.
Cuan dari Instagram, Twitter dan Facebook
Mombeb, rupanya, dari sini, beberapa kali aku mendapatkan job
terkait instagram, facebook, hingga twitter. Hasilnya juga lumayan banget. Berawal dari blog, aku bisa bertemu dengan pintu rejeki lainnya yakni media-media sosial yang ku punya.
Alhamdulillah wa syukurillah, penghasilan dari blog dan media
sosial ini bisa dibilang lumayan banget. Setelah aku hitung-hitung, akhirnya
nih Mombeb, tabunganku cukup untuk bayar SPP 1 semester, jadi ya tetap harus berjuang lagi untuk biaya spp di semester berikutnya. Dan ya di tahun berikutnya, aku
pun bisa lanjut kuliah S2 sembari tetap mencari biaya spp untuk semester berikutnya. Yihaaaaa
Mombeb, aku sering baca artikel tentang dahsyatnya cuan dari kerja
secara daring. Tapi pas mengalami sendiri ya kaget aja gitu.
Sungguh, aku tidak menyangka kalau penghasilan dari kerja daring
bisa diandalkan banget bahkan sampai aku lulus kuliah S2. Bermodalkan paket
internet murah, aku bisa mendapatkan untung yang berlipat-lipat ganda.
Aku berterima kasih banget ke suami yang sudah menyediakan
fasilitas internet di rumah. Yang semula bertujuan biar aku nggak bosan di rumah
eee ternyata malah bisa aku manfaatkan untuk mencari uang tambahan lewat
internet.
Jadi seperti itulah cara ibu rumah tangga mendapatkan biaya kuliah
S2 ala aku. Ada tiga cara yang aku lakukan yakni jualan offline, jadi admin
kantor, dan monetisasi blog serta aneka media sosial yang aku punya. Semoga ini bermanfaat buat para mombeb yang punya mimpi lanjut kuliah s2 namun terhalang biaya. Semangat yaaaa...
Nah, sekian dulu ya blogpost kali ini.
See yaaaaa