Hadirnya bank syariah di Negeri ini
tentu saja mendapat sambutan hangat dari masyarakat negeri ini yang mayoritas
penduduknya adalah muslim, terutama mereka yang paham betul dengan hukum bunga
bank. Selain mendapat sambutan hangat, bank syariah juga mendapat dukungan
penuh dari Majelis Ulama Indonesia yang telah mengeluarkan fatwa bahwa bunga
bank adalah riba, sementara hukum riba sendiri adalah haram. Sekilas, dua hal
tersebut nampaknya bisa membuat bank syariah dapat berkembang pesat. Namun
sayangnya hal tersebut belum terwujud.
Berdasarkan hasil laporan penelitian
yang berjudl Sosialisasi Lembaga Keuangan Syariah di Semarang dari mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung menunjukkan, pengguna jasa LKS
masih sangat kecil (31%) meskipun 200 responden dalam penelitian
ini mayoritas muslim (91,5%) dan sudah banyak dari mereka yang
mengetahui fatwa MUI mengenai bunga bank. Ini berarti ada sekitar 59% responden
masih menggunakan jasa lembaga keuangan konvensional yang berbasis riba.
Dengan jumlah pengguna lembaga keuangan syariah yang kecil tersebut maka sosialisasi LKS tidak bisa
mengandalkan dua hal yang tersebut di atas. Namun, tentu saja tidak
menutup kemungkinan ada faktor lain yang menyebabkan hal itu terjadi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 7 Jan
2015, mencatat pangsa pasar ( market share ) bank syariah di Indonesia baru
sekitar 5% dari total aset bank secara nasional. Fakta ini mengungkapkan
bahwa program sosialisasi perbankan syariah GRES yang diluncurkan pada tahun
2013 oleh PKES yang didukung oleh pemerintah serta para pegiat ekonomi syariah ternyata
belum memberikan hasil signifikan.
Mengapa bisa terjadi hal demikian ?.
Terlepas dari faktor-faktor penyebab yang lain, salah satu hal yang mungkin
jadi penyebabnya adalah kurang tepatnya strategi sosialisasi yang
digunakan.
Memang bank konvensional lebih dulu
datang di negeri ini. Sehingga wajar jika bank konvensional memiliki pangsa
pasar yang tinggi, hampir 95%. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan
perbankan syariah dapat mengimbangi bahkan mengalahkan popularitas perbankan
syariah.
Jika diamati, sosialisasi perbankan
syariah di tengah menggemanya perbankan konvesional hampir sama dengan
penyebaran Islam di negeri ini. Islam bukan penghuni lama, melainkan pendatang. Tapi
Islam berhasil meraih simpati hingga
menjadi agama mayoritas di negeri ini. Keberhasilan tersebut tentu saja tidak
diraih dalam sekejap mata. Tapi melalui proses. Juga strategi penyebaran Islam yang matang. Seperti strategi penyebaran Islam
yang dilakukan oleh Wali Songo yakni sebagai berikut.
- Islam masuk ke negeri ini lewat jalur perdagangan. Jadi jika dianalogikan, mensosialisasikan perbankan syariah bisa dilakukan di area-area perdagangan salah satunya seperti pasar.
- Sunan Kalijaga adalah salah satu Wali yang menyebarkan Islam dengan cara yang unik dan berhasil menarik perhatian masyarakat setempat. Yakni dengan menampilkan seni wayang. Jika dianalogikan, mensosialisasikan perbankan syariah bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan yang disukai masyarakat, seperti mengadakan expo, atau konser musik Islam yang didalamnya diselipkan tentang perbankan syariah, hijab fashion show, dan lain sebagainya.
- Para Wali menyebarkan Islam dengan cara yang halus. Tidak semerta merta menghilangkan adat istiadat yang dianut masyarakat setempat tapi lebih kepada mengarahkan ke maksud yang lebih baik. Hal inilah yang dilakukan oleh Sunan Gresik. Sebelum menyiarkan agama Islam , beliau mendekati penduduk setempat untuk mengenal adat istiadatnya terlebih dahulu. Dan juga seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Beliau membuat masjid yang berarsitektur hindu dan Islam . Jika dianalogikan lagi, perbankan syariah tidak melakukan paksaan atau intervensi misal kepada seorang muslim atau kelompok muslim untuk beralih ke bank syariah. Melainkan perbankan syariah harus lebih mengerti lalu berusaha menyediakan keinginan atau kebutuhan mereka yang tentu saja sesuai dengan hukum syariah yang berlaku.
- Para Wali juga menyebarkan Islam dengan cara meminta izin untuk mengenalkan Islam kepada pemimpin daerah setempat sekaligus mengajak mereka untuk memeluk Islam. Seperti yang dilakukan Raden Rahmat atau Sunan Ampel ketika berdakwah kepada Adipati Aria Damar dari Palembang dan Sunan Kalijaga yann mengajak Adipati Pandanaran di Semarang. Hal ini juga bisa diadopsi oleh langkah sosialisasi perbankan syariah. Jadi untuk melakukan kegiatan sosialisasi di suatu daerah atau lembaga, terlebih dahulu tentu saja harus meminta izin kepada kepala daerah atau pimpinan lembaga tersebut, meminta dukungan bahkan mengajak beliau sebagai tim suskes sosialisasi perbankan syariah hingga menjadi nasabah perbankan syariah. Sekali mendayung, 2 pulau terlampaui.
- Selain strategi yang telah disebutkan di atas, Para Wali juga menyebarkan Islam dengan cara membantu penduduk sekitar. Salah satunya seperti yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim, yang membantu masyarakat yang dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Jadi untuk menarik simpati masyarakat indonesia, perbankan syariah bisa memulainya dengan cara yang sama, membantu masyarakat. Seperti mengadakan bazar, atau sembako murah, memberkan bantuan kepada anak yatim piatu dan lain sebagainya.
- Para Wali juga menyebarkan Islam dengan mempererat hubungan kekerabatan lewat jalur pernikahan. Seperti Maulana Malik Ibrahim yang menikah dengan putri adipati Tuban bernama Arya Teja dan Sunan Kalijaga yang menikah dengan Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri. Jika dianalogikan, perbankan syariah bisa meminang Universitas Islam, Pondok Pesantren, Asosiasi Islam, paguyuban pengajian ibu-ibu, untuk bekerja sama dengan perbankan syariah.
- Membantu melawan musuh. Seperti yang dilakukan Ja'far Sodiq atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kudus. Beliau berhasil membantu kerajaan Demak melawan Majapahit. Atas jasa beliau tersebut beliau diizinkan untuk melakukan apapun di Demak. Bahkan beliau juga diangkat sebagai panglima D dan orang kepercayaan Kerajaan Demak. Jika dianalogikan lagi, perbankan syariah bisa membantu melawan musuh bersama negeri ini yakni kemiskinan, atau pengangguran. Caranya bisa dengan memberikan pinjaman bagi para pelaku ukm yang mana jika ukm-ukm tersebut berhasil berkembang dengan baik maka akan membuka lapangan-lapangan kerja baru.
- Tak segan berbagi ilmu. Para Wali sangat suka berbagi ilmu, baik ilmu agama, ilmu cocok tanam, dan ilmu ilmu lainnya. Tak peduli jarak, bahaya, dan menipisnya perbekalan, mereka tetap menuju tempat tujuan untuk berbagi ilmu. Jika dianalogikan, untuk mengembangkan perbankan syariah, tidak hanya melakukan sosialisasi saja melainkan juga memberikan edukasi, pendidikan kepada masyarakat negeri ini tentang perbankan syariah.
- Berusaha untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Begitulah para Wali , meskipun ilmu mereka tentang agama sudah sangat tinggi, tapi mereka tetap melakukan diskusi saling sharing dengan Wali yang lain. Tak hanya itu saja, mereka bahkan semakin menambah perbuatan baik yang mereka lakukan hingga maut menjemput mereka. Jika dianalogikan lagi, produk bank syariah memang sudah sangat baik karena sudah sesuai dengan syariah Islam . Tapi, perbankan syariah jangan mudah berpuas diri. Perbankan syariah tetap berusaha untuk menjadi lebih baik. Meningkatkan kualitas pelayanan dan produk perbankan syariah sendiri.
Itulah 9 strategi penyebaran Islam Wali Songo di tanah air tercinta ini. Yang mana 9
strategi tersebut sangat bisa dipraktekkan dalam hal sosialisasi perbankan syariah
di negeri ini. Jika benar-benar dipraktekkan, saya optimis perbankan syariah
akan meraih hati sebagian besar masyarakat negeri ini. So maju terus pantang mundur. Sukses untuk perbankan syariah amin.
Referensi :