Showing posts with label JNE. Show all posts
Showing posts with label JNE. Show all posts

Bapak Kurir JNE

Alhamdulillah, hari ini, aku bisa pulang ke rumah lebih awal. Sebab dosen yang mengisi jam terakhir, berhalangan hadir. Happy donk yak ? Iyelaahhh. Secara kan, aku bisa segera ketemu dan main sama si kecil dan nggak bakal kehujanan. Soalnya, langit kelabu sedari perginya subuh.

Seperti biasa, aku pulang ke rumah dengan mengendarai angkutan umum bernama bis. Sambil menunggu bis berangkat yang berarti harus menunggu penumpang penuh dulu alais nge-tem. Kulayangkan pandangan ke luar. Nampak orang-orang berlarian seraya menundukkan kepala. Ada juga yang menutup kepala dengan tas atau tangan mereka. Emmm... hujan sudah turun rupanya.

Hujan menderas. Pelataran parkir bis yang semula ramai, kini hanya menyisakan segelintir orang saja. Mereka adalah orang-orang yang mencari rejeki. Mereka tetap bekerja meski hujan tak menunjukkan tanda-tanda reda. Ah mereka, mereka mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang tak kalah gigih dari mereka. Dan orang itu adalah si bapak kurir JNE.

Sudah berlalu cukup lama. Kira-kira dua tahun yang lalu. Tapi aku masih ingat banget dengan peristiwa itu. Berkesanlah yah. Peristiwa itu adalah peristiwa saat bapak kurir JNE mengantarkan paket untukku.

Lebay ? Nggak. Aku nggak lebay. Kalau teman-teman diposisiku saat itu pasti juga terharu dengan apa yang dilakukan bapak kurir JNE. Beneran. La gimana nggak terharu cobak. Bapak kurir JNE nganterin paket ke rumah dalam kondisi hujat lebat. Tuh bayangin cobak.

Waktu itu aku sempat mengutarakan pertanyaan seperti ini kepada bapak kurir JNE : 
"Bapak, koq mboten dianter benjeng mawon pak, benjeng kan saget ?".
(Bapak, kenapa tidak dianter besok saja, besok kan bisa ?).

"Mboten mbak, sak niki mawon, biar cepet selese. Banyak paket soale mbak di kantor"
(Nggak mbak, sekarang saja, biar cepat selesai, Karena di kantor ada banyak paket yang datang).

"Oooo..."
"Oya iku mbk, paketane, sampean perikso ngge. Dibuntel (bungkus) pakai kresek ini biar ndak basah".
Aku lalu memperhatikan paket berbungkus kresek warna biru di tanganku. Kukelilingi. Nihil. Tak ada kerusakan. Jadi pikirku, pasti paket di dalamnya aman. (Dan setelah aku buka, memang aman).
"Mboten enten yang rusak koq pak" ujarku.
(Nggak ada yang rusak koq pak).

"Ngge pon, tanda tangan di sini mbak". 
Si bapak kurir jne menyodorkan selembar kertas kepadaku berikut dengan pulpennya. Set set set. Selesai.

"Sudah pak, matur nuwun ngge pak".
"Ngge mbk, sama-sama" ujar si bapak lalu menstarter motornya yang membawa dua kantong besar yang dibungkus dengan plastik besar. Dan lalu cus hilang dibelokan.

Jujur, seumur hidup aku nih, itu adalah kali pertama aku melihat petugas jasa pengiriman paket yang mau mengantarkan paket saat hujan begitu lebat. Sungguh. Itulah alasan yang membuatku terkesan. Meskipun peristiwa tersebut sudah berlangsung dua tahun yang lalu. Tapi nggak bakal lupa. Pokoknya mah aku salut dengan kinerja kurir JNE. Mengutip sedikit lirik lagu Ada Band.
Walau badai menghadang...

Tentu ingat kan selalu ...
Budal, anter paketan.


Hubunganku dengan JNE tak sampai di peristiwa itu saja donk ya. Terus berlanjut donk. Kirim-kirim paket untuk keluarga di Bali atau sebaliknya juga pakai JNE koq. Aku pernah dikirimin kamera sama adek dan pakai jasa JNE. Kotak yang didalamnya ada kamera tersebut, dikemas lagi oleh JNE. Sehingga jadi lebih safety. Oya, diasuransiin juga loh. Jadi alhmdulillah tu kamera sampai ke tanganku tanpa kurang suatu apa pun. Hahay.

Nah, selain kinerja kurir JNE yang oke punya, juga pelayanannya yang cihuy abis, ada lagi nih keunggulan dari JNE. Yakniiiii....
Taraaaaa....
Yup tanggal 26-27 November 2016 kemarin, JNE menyelenggarakan Hari Bebas Ongkos Kirim loh. Dalam rangka ulang tahun JNE ke-26. Informasi mengenai HARBOKIR dapat dibaca di sini: HARBOKIR (HARI BEBAS ONGKOS KIRIM) . Kece kaaannn ? ho oh.

Nah, melihat Kinerja kurir JNE yang top markotop, pelayanan yang oke punya, dan program-program yang menggoda seperti Harbokir itu, membuat aku optimis bahwa JNE akan makin dan selalu jaya. Aku yakin sayap JNE Express akan semakin melebar hingga ke pelosok negeri bahkan mungkin bisa sampai ke luar negeri. Amin.

Jadi itulah cerita tentang seseorang yang inspiratif bagi aku, juga cerita baik bersama JNE. Kalian punya cerita dengan JNE juga kan ? Boleh donk share dimari. Monggo yak. 

Antara Blogwalking, Malaikat Lewat, dan Jasa Pengiriman

Langit mengabu. Hujan menderas. Petir menyambar. Suasana menyepi. Mencekam.
Saat itu, aku, hanya berdua dengan anakku. Semua pintu sdh ku kunci. Begitu jg dengan jendela. Berikut tirainya.

Di luar, angin berlari kencang. Hembusannya mampu menembus pori-pori rumahku. Mengibar-ngibarkan tirai. Membangunkan bulu roma.

Tirai terbuka. Satu kali. Dua kali. Tiga kali.....Ada sosok berdiri. Serta merta, ku gendong anakku. Ku peluk erat.

Aku terkejut bukan kepalang. Sosok itu nampak semakin jelas. Mengenakan jubah dengan tudung di kepalanya.
Jantungku berdegup kencang. Sosok itu mulai mendekati pintu gerbang.
"Ya Allah Ya Allah" gumamku.
"YaAllaaahhh....."
.......................
.......................
"Permisiiiii assalamu'alaikum ada paket mbak"
....................
Hehe. Sosok itu ternyata bapak2 dari pengiriman.
Membawakan bingkisan hadiah dari menang lomba membuat fanfic ayam haru.

Bingkisan itu berisi sebuah toples kecil yg di dalamnya terdapat beraneka macam kudapan tradisional seperti jenang, dodol, dsbg.
Rasanyaaaaa, nyummyyyy.

Sedang asyik mengunyah jenang, tiba-tiba terlintas dengan kejadian kemarin. Waktu itu saya blogwalking ke blognya mak Isnuansa yg membahas ttg berburu informasi utk pernikahan adik iparnya. Saya pun meninggalkan jejak. kalimat terakhir seperti ini : "jangan lupa bagi-bagi jenangnya ya mak".

Setelah berkunjung, saya langsung balik ke fb, ngelike dan terkadang ngomen jg. Nah komen di fb pun sama: "jangan lupa bagi-bagi jenangnya ya mak".
Dan beberapa hari kemudian. Tepatnya kemarin. Pak Jasa pengiriman datang, dengan membawa bingkisan berisi jenang.

Sempat terpikir gini : "mungkin waktu ngetik komen, ada malaikat lewat kali ya".

Tuh, indah banget kan. Nikmat mana lagi yg kau dustakan. Fabiayyi aala irobbikuma tukadzibaan.

Hanya nyeletuk dalam hati trs komen2 di blognya mak isnuansa, eee diijabah beneran sama Allah. Subhanallah.

Satu lagi. Yang bikin kado / hadiah / bingkisan / paketan yg sudah indah ini menjadi semakin indah adalah profesionalitas dari jasa pengiriman. Meskipun hujann begitu deras dan diwarnai petir, tetap bekerja mengantarkan paketan kepada pelanggan. Salut. Jempol 100.

Okke dah. Sekian dulu cerita saya tentang kado terindah. Semoga suka. Dan dadaaahhhhh.

***

Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Kado Terindah

Misi Rahasia untuk Samwan Spesyel

Tahun baru telah datang. Membawa serta Januari.
Sementara Januari tak datang sendiri. Ada hari-hari yang setia menemani.
Salah satu hari melambai padaku. Mengingatkan untuk bersiap-siap memutar otak. Membuat rencana. Merogoh kocek. Demi dapat meledakkan hati si samwan spesyel.
Dan
BOOM.
Ia akan jatuh hati lagi untuk yang kesekian kali.
Hahahaha.
Ya, tanggal 24 Januari nanti, adalah hari ultah suami yang ke-35. Banyak bener tu angka. Piss suami Piss. Hehe.
3 tahun yang lalu, di hari ulang tahunnya, saya memberikan hadiah kepadanya dengan cara yang berbeda. Hadiahnya sih biasa saja. Ya sekedar kaos, kemeja, terakhir sepatu kerja. Saya selipkan di antara lemari bajunya. Atau saya taruh di tas ranselnya.
Nah rencananya ultah kali ini, saya ingin memberikan kado sederhana dengan cara yang istimewa. Apakah itu?. Saya akan mengirimkan kado tersebut ke tempat suami bekerja. Pengennya sih pakek jasa pengiriman yang kirim sekarang besok udah nyampek.
Okey masalah cara sudah clear. Yang belum adalaahhh..jeng jeng jeng jeeennnggg. Kadonya. Mau ngado apa?. Kado domikado aja ya.
Ada 3 option.
1. Tas kecil slempang.
2. Sepatu kets
3. Kemeja
Sengaja saya siapkan 3 pilihan kado yang akan saya berikan ke suami. Jaga-jaga. Siapa tau dia udah duluan beli. Tadi aja sempat bilang, minggu depan, waktu maen ke kontras surabaya, dia mau singgah ke distro-distro buat berburu tas yang ia inginkan. Mak jedier. Tu kan. Baru juga saya punya rencana. Eehhh dia malah udah mau beli.
Tapi masih ada dua pilihan lagi. So santai lah ya. Kipas-kipas dulu.
Yang penting semua sudah terencana. Baik cara ngasih kadonya, kadonya apa, beli dimana, kira-kira sesuai selera dia atau tidak dan lain sebagainya. Jadi mendekati hari H. Tinggal di eksekusi aja. Beres.
Do'akan berhasil ya. Membuat samwan spesyel alias suami eikeh, jatuh hati lagi pada daku yang cantik nan anggun nan mempesona ini. Halah.


Kado yang Aku Inginkan


Banyak. Pengen ini. Pengen itu. Mau yang begini. Mau yang begitu. Semuanya dah. Hehehe.
Akhir tahun kemarin, sempat pengen dapat hadiah buku dari GA yang diadakan salah satu anggota KEB. Bukunya bukan buku baru. Tapi buku lawas yang ditulis Tan Malaka. Rencananya kalau menang, buku-buku tersebut akan kuhadiahkan untuk suami di hari ultahnya. Dan ternyataaaaaa..Deng Donk. Saya dapet zonk alias kalah. Hiks. Nggak jadi deh ngado suami buku favoritnya. Bakal keluar dah, nih duit tabungan sisa belanja buat beli hadiah. Hhhhhh. Dasar memang, emak-emak nggak modal. *tutup muka.
Okay. Lanjut kepada kado yang saya inginkan. Kali ini untuk saya sendiri. Apakah itu?. Hahahaaaaa. Malu rasanya mau ngomong. Rahasia aja deh. Hehehe.
Sebenarnya ini keinginan dari tahun kemarin. Tapi belum terwujud. Mudah2an tahun ini bisa ya. Amin.
Keinginan ini bermula dari pertemuan saya dengan beberapa teman semasa SMA dan kuliah. Saya melihat teman-teman saya itu, apa yaaa, nampak fresh, enak dilihat mata. Sedangkan saya, mending nggak usah dilihat. Soalnya bluurr. Gimana nggak blurr coba', kalau penampakan saya sudah seperti emak-emak beranak selusin. Padahal baru satu.
Dulu memang saya tak terlalu peduli dengan kulit, wajah, penampilan, dan lain sebagainya. Tapi makin kesana. Juga kesini (Ikut KEB). Saya merasa harus segera berbenah. Dimulai dari wajah.
Masak 2015 ini, masih kelihatan mbuluk saja. Kumus-kumus. Pengen kelihatan kinclong dikit gitu. Kayak si mami ubiii. Kinclong. Tetep cantik maksimal. *ting ting.
Ya, saya lagi pengen banget punya produk kecantikan utk facial di rmh. Bisa menghemat waktu, hemat doku, karena tak perlu ke salon. Cukup dilakukan di rmh. Betbetbetbet. Selesai.
Sayangnya produk facial yang saya inginkan itu tak dijual di sini. Maklumlah ya, bukan kota besar.
Tak jadi masalah. Di sini tidak ada. 
Di sana pasti ada. Lagipula sekarang jasa pengiriman bertebaran dimana-mana. Bahkan sudah ada jasa pengiriman yang menjangkau hampir semua pelosok negeri. 
Jadi tinggal klak klik klak klik. Ketemu. Pesan. Transfer. Dikirim. Dapet deh barang yang diinginkan.
Nah yang jadi masalah. Yang mau ditransfer itu. Itu tuuuhh. Duit duit. ;)
Gimana ya. Untuk saat ini, belum ada alokasi dana untuk merawat wajah. Dana diprioritaskan untuk merawat perut keluarga. Biar perut nggak tirus. Biar nggak di juuuss-jusss (red: disuntik). Dan satu lagi untuk memenuhi kebutuhan si kecil.
Tapi saya optimis, tahun ini, insyaAllah keinginan saya mendapatkan kado produk facial, dapat terwujud. *rayu suami lebih giat.
Jadi tahun ini, wajah saya akan terlihat bersih, nggak kumus-kumus, nggak terata'en, kinclong. Seperti itu tuh, kembaran saya, mbak Revalina S. Temat. Hehe. Piss.


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Tips Lancar Berpuasa di Bulan Ramadan bagi Penderita Sesak Nafas

 Assalamu’alaikum, Dear, Mombeb. Apa kabar? Aku do’akan semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia aamiin ya robbal’alamiin. Doa...