Showing posts with label MondayFlashFiction. Show all posts
Showing posts with label MondayFlashFiction. Show all posts

#FFRabu-Jagoan Kampung

Namanya Joni. Jagoan kampung sini. Sedang jatuh hati sama Siti, anak Pak Haji.

Pagi ini, sebelum kerja bakti di Musholla deket rumah Siti, Joni sarapan nasi ditemani telur ceplok, sambal terasi. Selesai. Joni bergegas pergi. 

Joni bersemangat. Ia menyapa orang-orang yang lewat.

"Apa Lue liat-liat" sapanya.

Lalu...

"HWA !!!".

Joni mengagetkan anak-anak yang fokus menyebrang. Melihat itu, Joni tertawa lebar. Namun tak lama. Siti lewat di depannya. Joni melongo. Karena Siti tersenyum melihatnya.

"Woi kenapa Lue Jon?" Sapa kawan Joni yang muncul tiba-tiba.

"Siti  Broo....Siti senyum sama Gueeeehhh".

"Ya iyalah, Noh ada merah-merah di gigi lue".

***

FF 100 Kata

#FFRabu-Joko

Yang namanya judi itu pasti bikin nagih. Sekarang dapet sejuta, besok-besok jual rumah. Nggak bayar, siap-siap algojo datang. Jontor-jontor dah muka.

Inilah yang dialami Joko yang hobi judi sejak muda. Sehari nggak masang, badannya meriang. Kalau sudah sakit, manjanya nggak ketulungan. Sebab itulah, sang istri membiarkan joko berjudi. Asal jangan mengotak-atik barang milik sang istri.

Tapi kali ini beda, Joko kalah banyak. Sementara kantong joko tinggal angin saja.

Joko tak habis akal. Diam-diam, ia mengambil gelang serta kalung emas istrinya. Lalu ia segera menuju pasar.

''Jadi gelang2 itu mau sampean bayar brp buk ".

"Mbayar dari hongkong, La wong iki imitasi" .

#FFRabu-Laki-laki Beraroma Kopi

Isi perut bergejolak. Berebut keluar. Mencium bau masam amis busuk yg berputar-putar di angkutan umum.
Hidung telah ku sumpal, tak jua hilang. Tak tahan, aku hendak keluar. Namun tertahan oleh laki-laki beraroma kopi. Aku mengurungkan niat. Ia berdiri di sampingku.
Waktu berlalu. Kami bukan teman di angkutan umum. Tapi lebih dari itu. Sering menghabiskan waktu bersama. Seperti siang ini, saat kami menunggu bus, ia berkata :
"Maukah kau menikah denganku ?".
Aku tak menjawab. Aku berlari sembari tersenyum . Ia mengejarku. Angkutan umum datang. Aku masuk ke dalam.
1 minggu sudah. Aku berkunjung ke rmh barunya. Tak tercium aroma kopi melainkan aroma tanah.

Anniversary yang Kedua

Langit cerah. Cahaya matahari menerpa. Joni pergi ke kantor. Seperti biasa. Namun ada yang tidak biasa hari itu.
"Jon, elu kenapa?" tanya Jarot, rekannya di kantor.
"Nggak kenapa-kenapa bang"
"Alis lue tu, udah kayak ulat bulu, jadi satu" ujar Jarot
"Gini bang, aku pengen bikin kejutan romantis di acara perayaan pernikahanku yg kedua tahun ini bang,ya sebagai rasa terima kasih sama Nina yg udah begitu pengertian dan sabar denganku, suaminya" jelas Joni.
Jarot manggut-manggut. Tak lama kemudian, Jarot berkata : "Serahkan ke gue Jon".
***
Sore hari
"Makasih bang, terima kasih banyak" kata Joni seraya menjabat tangan Jarot.
"Udah, biasa aja, anggap aja nih hadiah gue buat lue dan istri lue" jawab Jarot lalu mengambil sebuah bingkisan dari tasnya dan menyerahkan ke Joni.
"buat penutup nanti malam, sukses Jon, gue pergi dulu" pamit Jarot.
***
Malam harinya
Saat itu, Jarot tengah menonton tv dengan keluarganya . Tiba-tiba, ia teringat sesuatu.
"Aduh.."
"Kenapa yah?" Tanya istri Jarot
"Lupa ngasih tau dosisnya mah"
Alis istri Jarot mengkerut. 
***
Pagi sudah tiba. Jarot menelpon Joni sebelum ia berangkat ke kantor. Saking penasaran. Tapi Jarot optmis pasti berhasil, karena ia telah melakukan hal itu lebih dulu..
"Gimana Jon?, acaranya sukses?. Malemnya jg sukses kan?, itu ramuan Madura lo, minum satu aja sudah mbog mbog mboogg"
"Sukses bang" jawab Joni
"Syukur deh, elu dateng terlambat Jon ?"
"Nggak bang, Nina sekarang di rumah sakit, jadi aku izin nggak masuk hari ini bang."
Mendengar jawaban Joni, sontak Jarot bertanya :
"Loe minum berapa ?"
" Ku pikir biar tambah greng bang, jadi aku minum dua"
***
251 kata

#FFRabu - Suara

"Gue butuh bantuan loe, penting, loe mau kan?" kata Cika. Nina garuk-garuk kepala.
"Bentar, gue ke kamar dulu" ujar Cika. Nina terpaku. Ia bingung harus menjawab apa.
Pagi ini, Nina ada kuliah. Dosennya galak luar biasa. Terlambat sedikit sama dengan alpa. Sementara mau menolak Cika, Nina tak bisa. Cika sahabatnya dan lumbung padinya.
"Ini, loe angkat, loe jawab, pakai suara ngebass loe".
Nina segera paham maksud Cika. Kelebihan Nina yang bisa meniru suara cowok, sering dimanfaatkan Cika untuk mengusir penggemarnya. 
"Woi, sekali lagi ganggu pacar gue, mati loe?" ancam Nina. Sambungan terputus. Cika memencet tombol merah.
"Loe lupa ganti suara"

***

#FFRabu - Aneh

Aneh hari ini. Pena tak mau kupegang. Kursi tak mampu kududuki. Laptop tak bisa kusentuh.  
Begitu pula rekan-rekan kerjaku. Tak satupun dari mereka menyapa menegurku. Mereka lalu lalang di depanku. Sedangkan aku terpaku layaknya lampu lalu lintas di pinggir jalan itu.
Bukankah. Kemarin malam. Sebagai tanda syukur atas bertambahnya usiaku.  Mereka sudah aku traktir makan-makan. Di tempat yang mereka inginkan. Lalu kenapa sikap mereka begitu dingin.
Tak sabar. Aku akan menghampiri Cika dan Dini. Mereka nampak serius.

"Aku melihatnya din, ia tergeletak di pinggir jalan, blazer putihnya bersimbah darah. Padahal kemarin kita baru merayakan ultahnya, dan sekarang ia sudah tiada" 


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Tips Lancar Berpuasa di Bulan Ramadan bagi Penderita Sesak Nafas

 Assalamu’alaikum, Dear, Mombeb. Apa kabar? Aku do’akan semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia aamiin ya robbal’alamiin. Doa...