Seperti
biasanya, saat anak-anak sudah pulang sekolah, aku duduk-duduk di bawah pohon
mangga di depan kelas. Laporan harian aku selesaikan di sini. Setelah itu, aku pun mengerjakan yang lainnya
yakni membuat rencana kegiatan sekolah dalam rangka memperingati sumpah pemuda.
Mombeb, gara-gara ini, aku baru menyadari bahwa 5 tahun lagi sumpah pemuda akan
berusia 1 abad, wow, masyaAllah.
|
cerita-cerita sama anak-anak tk kesayangan |
Bukan Soal Gaji, Ini Harapan Pemuda Indonesia (Guru TK) Menjelang 100 Tahun Sumpah Pemuda
Nah,
menjelang 100 tahun usia sumpah pemuda, aku sebagai orang muda Indonesia yang
berprofesi sebagai guru TK menaruh harap istimewa. Harapanku kondisi iklim bumi semakin membaik. Bukan makin parah seperti sekarang.
Fakta Perubahan Iklim
Mombeb,
ada alasan dibalik harapan yang aku lambungkan itu. Dari artikel-artikel yang
aku baca, aku punya sebuah kesimpulan bahwa perubahan iklim tidak masuk dalam
lingkar prioritas negara ini. Salah satunya terlihat dari bagaimana pemerintah
memperlakukan hutan Indonesia yang menjadi paru-paru dunia.
Hutan
Indonesia yang sebagian besar berjenis hutan hujan tropis memiliki peran
penting dalam menjaga iklim dunia. Kemampuan hutan dalam menyerap
karbondioksida dari atmosfer yang dipercaya dapat menjadi mempengaruhi
perubahan iklim, sudah tidak diragukan lagi. Kemampuan tersebut sudah
dibuktikan oleh para ilmuwan. Sayangnya, luas hutan di Indonesia sudah
berkurang signifikan. Hal ini tentu menimbulkan dampak negatif selain perubahan
iklim. Seperti hilangnya rumah berbagai flora dan fauna, siklus air menjadi
terganggu, dan sebagainya.
Dampak Perubahan Iklim
Pun
demikian juga perubahan iklim yang memiliki dampak luar biasa di berbagai lini
kehidupan seperti sosial ekonomi, hingga kesehatan. Lebih detil berikut dampak
luar biasa perubahan iklim yang sudah aku rangkum berikut ini:
- Dampak perubahan iklim bagi ekonomi masyarakat
Perubahan
iklim mengakibatkan cuaca ekstrim. Jika hal ini terjadi maka berbagai sumber
ekonomi masyarakat pun akan menjadi terganggu seperti petani yang mengalami
gagal panen, nelayan yang tidak bisa melaut, dan sebagainya. Lalu jika dampak
dari perubahan iklim berupa bencana alam, maka tak hanya sumber ekonomi petani
dan nelayan saja yang terganggu, melainkan semua sumber ekonomi yang dilakoni
masyarakat.
- Dampak perubahan iklim bagi alam
Manusia
bukanlah satu-satunya yang hidup di bumi, ada flora dan fauna. Tidak seperti
manusia yang dianugerahi akal sehingga selalu bisa mencari solusi untuk
bertahan hidup, flora dan fauna tak dapat berbuat banyak jika dampak perubahan
iklim menghampiri. Flora dan fauna yang tidak tangguh menghadapi perubahan
iklim, akan mati, lalu lama-lama menjadi musnah, punah. Lalu jika flora dan
fauna sirna, maka bencana lain pun akan datang menghampiri.
- Dampak perubahan iklim bagi kesehatan manusia
Kesehatan
juga terkena dampak dari perubahan iklim. Contohnya saat terjadi curah hujan
tinggi lalu mengakibatkan banjir maka berbagai penyakit pun akan muncul,
terutama bagi korban banjir seperti diare atau penyakit kulit. Lalu saat musim
kemarau tiba yang mana kadang suhu bumi meningkat lebih tinggi membuat beberapa
orang terkena alergi, bahkan dehidrasi. Tak hanya kesehatan fisik, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kesehatan mental dan inilah yang tengah aku alami.
Dampak Perubahan Iklim bagi Seorang Guru TK
Perubahan iklim juga terasa bagi aku yang seorang guru TK. Dan dampaknya bisa mengarah pada keberlanjutan karir aku sebagai seorang guru.
Seorang guru memiliki tanggung jawab menanamkan karakter positif pada anak didik. Salah satu caranya dengan memberikan contoh perilaku yang baik pada mereka. Seperti memberikan contoh bagaimana bersikap saat menghadapi sebuah masalah yakni harus sabar, tidak reaktif atau mendahulukan emosi. Nah di tengah suhu udara yang panas begini, bersikap sabar tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru, terlebih guru TK. Sebab cuaca panas yang diakibatkan dari perubahan iklim ini tak hanya mempengaruhi kesehatan fisik melainkan juga benar-benar mempengaruhi kesehatan mental.
Melansir
dari Halodoc, kesehatan mental adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi
emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Nah dari definisi tersebut, ada satu
kondisi yang belakangan sering aku rasakan yakni emosi yang tidak baik. Jika
aku amati, kondisi ini terjadi saat aku merasa panas, kalau bahasa jawanya sumuk.
Jadi begitu merasa sumuk, otomatis rasa tidak nyaman akan muncul. Kalau rasa
ini sudah muncul akan mempengaruhi kondisi emosi. Kesabaran yang setebal
karang, berangsur-angsur berubah menjadi setipis tisu tatkala rasa tidak nyaman
sebab kepanasan mulai menghampiriku.
Serotonin
dikenal sebagai hormon yang memproduksi rasa bahagia. Selain itu serotonin juga
bertugas untuk mengatur kerja berbagai organ dalam tubuh termasuk menjaga suhu
tubuh agar tetap dibatas normal.
Suhu
udara panas memicu naiknya suhu tubuh. Normalnya suhu tubuh berkisar 36 derajat
Celcius hingga 37 derajat Celcius. Nah jika suhu udara mencapai lebih dari 37
maka tubuh akan berusaha menormalkan suhu tubuh, dan serotonin berperan dalam
tugas ini. Oleh karena serotonin fokus pada hal tersebut, maka kadar bahagia
pun menjadi menurun.
Selain
itu, suhu udara yang panas juga mempengaruhi kemampuan kognitif. Jika kognitif
menurun maka akan membuat susah konsentrasi, dan sebagainya.
Berdasarkan
hal tersebut, maka perubahan iklim harus sesegera mungkin bisa ditangani. Tak
lupa, hutan pun harus dilindungi,
mengingat begitu luar biasa manfaat yang bisa dirasakan jika hutan dalam
kondisi baik-baik saja.
Menghadapi Perubahan Iklim Sekaligus Melindungi Hutan ala Guru TK
Adapun cara
menghadapi perubahan iklim sekaligus melindungi hutan ala aku yang merupakan
seorang guru TK adalah sebagai berikut.
1.
Menjaga tanaman yang ada di sekolah.
Sejak
cuaca panas melanda, aku jarang sekali mengajak anak-anak didik untuk belajar
di dalam kelas kecuali saat kegiatan awal di pagi hari. Aku selalu mengajak
mereka belajar di bawah pohon rindang, teduh, dan penghasil semilir angin.
Selain untuk menghindari munculnya emosi negatif dari aku sendiri juga mencegah
perasaan tidak nyaman menghinggapi anak-anak. Sebab jika mereka merasa tidak
nyaman, maka pasti susah diajak mengikuti kegiatan bermain dan belajar.
|
tempat belajar favorit di sekolah - di bawah pohon mangga |
Sadar
akan betapa bermanfaatnya tanaman yang ada di sekolah, aku pun mengajak
anak-anak untuk turut serta menjaga seperti rajin menyiram tanaman,
membersihkan rumput liar, dan sebagainya.
2.
Membawa bekal sekolah.
Aku
menyarankan orang tua siswa untuk membawakan bekal saja. Hal ini sebagai
ikhtiar untuk mengurangi sampah plastik dari makanan atau minuman kemasan.
Alhamdulillah, orang tua siswa mau mengikuti saran ini.
3.
Mengenalkan aksi daur ulang pada anak-anak
Untuk
mengenalkan hingga memberikan pemahaman pada anak-anak, aku sering menggunakan
media belajar. Nah sebagian besar bahan untuk membuat media berasal dari barang
bekas, seperti kertas bekas, botol minuman dan sebagainya. Beberapa kali aku
mengajak anak-anak untuk membuat mainan dari barang bekas juga. Alhamdulillah
anak-anak menyambut hangat. Ini adalah bentuk ikhtiarku mengenalkan anak-anak
pada kegiatan daur ulang. Lebih jauh lagi, aku berharap anak-anak bisa menjadi
generasi bangsa yang mencintai lingkungan.
4.
Aktif membuat konten tentang perubahan iklim dan melindungi hutan.
Sejak
jadi ibu, aku sering membagikan konten berupa mainan daur ulang untuk
menstimulasi anak-anakku di akun media
sosialku. Tapi paling sering sih share di Instagram dengan nama akun
@indachakim . Hal ini masih berlanjut
sampai sekarang saat aku menjadi guru TK. Selain itu aku juga pernah membuat konten
tentang pentingnya menjaga lingkungan di Instagram dan di blog ini.
5.
Bergabung dengan komunitas #MudaMudiBumi
Demi
melindungi hutan, dan menghentikan perubahan iklim, aku bergabung dalam sebuah
komunitas yang didalamnya banyak pejuang yang mau melakukan apapun untuk
menjaga bumi #UntukmuBumiku . Komunitas ini rajin menggaungkan semangat untuk
terus menjaga bumi. Selain itu juga memberikan alternatif atau pilihan aksi
yang bisa dilakukan sebagai bentuk melindungi hutan dan menghentikan perubahan
iklim. Keren mah pokoknya.
Nah
buat kamu yang juga ingin menjaga bumi, yuk deh bergabung dengan #MudaMudiBumi
di #TeamUpForImpact .
Solusi
Mengatasi Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan : Menumbuhkan Karakter Pelajar
Pancasila yang Berakhlak Mulia Kepada Alam
Kadang
terlintas sebuah tanya apakah ikhtiar yang aku lakukan berpengaruh pada bumi
atau tidak sama sekali? Kalau boleh jujur, rasanya, ingin sekali melakukan
sesuatu yang besar yang dapat membuat kondisi iklim menjadi lebih baik.
Untungnya, aku sudah menemukan jawaban dari inginku itu, yakni bergabung
ke #TeamUpForImpact .
Ya,
aku pikir, solusi mengatasi perubahan iklim adalah dengan bersama-sama menjaga
bumi, kompak, serempak, bersatu padu. Jika kita, #MudaMudiBumi #BergerakBersamaBerdaya melakukan sesuatu
untuk bumi, maka aku yakin hasilnya akan terlihat signifikan.
Mombeb,
aku jadi membayangkan andai para pemegang kebijakan, para pemegang kekuasan di
negeri ini turut andil menjaga bumi serta aktif mendukung gerakan-gerakan
menjaga lingkungan seperti aksi #BersamaBergerakBerdaya ini, seperti pemegang
kebijakan terkait pertambangan mungkin, atau hutan, atau energi, tentu negeri
ini….. Ah sudahlah, tak perlu lama-lama membayangkan hal itu terjadi, mengngat
itu di luar jangkauan kita.
Eh
tapi ada satu lembaga pemerintah yang sudah menunjukkan kepeduliannya kepada
bumi yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila
atau dikenal dengan P5. Projek penguatan profil pelajar pancasila ini sendiri
merupakan bagian dari rencana strategis Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 yang ditulis dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020.
Adapun
definisi dari Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai
pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Untuk poin berakhlak mulia itu sendiri
dibagi menjadi 5 poin meliputi (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c)
akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada
alam; dan (e) akhlak bernegara.
Mombeb,
aku senang sekali begitu tahu bahwa ada lembaga pemerintah yang
bersungguh-sungguh menunjukkan kepeduliannya pada bumi. Terlebih lagi lembaga
itu adalah dari dunia pendidikan, MasyaAllah Tabarokallah. Karena apa?
Menurut
KBBI, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Definisi ini sejalan dengan sebuah ungkapan yang berasal dari tokoh dunia
yakni Nelson Mandela bahwa pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia,
karena dengan pendidikan, maka kita dapat mengubah dunia.
Jepang
sudah membuktikan bagaimana kemampuan pendidikan dalam mengubah sesuatu. Jepang
yang sempat terpuruk sebab kalah dari sekutu di Perang Dunia II, akhirnya dapat
bangkit dan saat ini menjadi negara maju. Pencapaian ini tak lepas dari peran
dunia pendidikan. Nah dengan fakta seperti ini, rasanya negeri ini sudah berada
di jalur yang tepat yakni menggunakan pendidikan sebagai jalan untuk mengatasi
perubahan iklim.
Anindito
Aditomo, Kepala badan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan
kemendikbudristek memberikan contoh aktivitas penguatan profil pelajar
pancasila yang berakhlak mulia terhadap alam di sekolah. Guru membuat proyek
bertema lingkungan, perubahan iklim, ataupun gaya hidup berkelanjutan, yang
relevan dengan masalah di sekitar sekolah. Kegiatan belajar berbasis proyek ini
dapat mendorong terjadinya kolaborasi berbagai ilmu pengetahuan juga
mengeksplorasi demi menemukan solusi yang tepat.
Sebagai
seorang guru, aku menyambut hangat projek penguatan profil pancasila yang
merupakan bagian dari kurikulum merdeka. Aku pun berkomitmen untuk tetap
berusaha dan bersemangat menstimulasi anak-anak usia dini agar memiliki karakter
positif pelajar Pancasila salah satunya memiliki karakter seorang pelajar yang
berakhlak mulia kepada alam. Bukan hanya aku, teman-teman guru lain dan dari jenjang pendidikan yang berbeda pun sudah mulai melakukan ini, alhamdulillah. Ikhtiar teman-teman guru ini, membuatku yakin, kelak kondisi iklim bumi akan kembali membaik. Aamiin
Kalau
kamu gimana, Mombeb.
“Yuk
share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan
hutan!”
***
Referensi:
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c72vvx99n9eo
https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/serotonin-adalah-zat-kimia-tubuh/
https://www-psychologytoday-com.translate.goog/us/blog/mind-matters-from-menninger/202307/too-hot-to-handle-heat-and-mental-health?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental
https://www.merdeka.com/jatim/tanda-tanda-tubuh-kekurangan-serotonin-salah-satunya-pola-tidur-terganggu-20094-mvk.html
https://www.liputan6.com/citizen6/read/5121964/cuaca-panas-ternyata-berpengaruh-pada-kesehatan-mental-manusia
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila