Penampilan Makin Keren Dengan Jogger Pants
Jangan Mencabut Bulu Ketiak
Manusia itu kadang suka begitu. Meskipun sudah tahu akan suatu informasi, tapi kadang masih tetep saja tidak percaya atau tidak peduli sebelum mengalaminya sendiri atau melihat dengan mata kepalanya sendiri. Dan salah satu manusia yang begitu adalah......eikeh cyiiinnn.
Iya, aku memang tahu informasi kalau membersihkan ketiak dengan cara mencabut bulu bulunya itu tidak benar. Karena bisa membuat pori pori kulit terbuka. Kalau sudah pori pori terbuka, maka kotoran akan gampang masuk. Makbleng gitu aja. Tapi informasi tersebut aku tanggapi dengan santai seperti di pantai. Aku tetap mencabuti bulu bulu ketiakku.
Penggundulan tersebut sudah berlangsung cukup lama. Tepatnya sampai 1 bulan yang lalu. Akhirnya dengan mantab surantab aku memutuskan untuk berhenti menggunduli ketiakku setelah aku mengantar adek iparku ke dokter untuk memeriksakan benjolan di ketiaknya.
Kata bu dokter, benjolan yang ada di ketiak adekku itu seperti inflamasi. Inflamasi tersebut muncul karena ada sesuatu yang masuk ke dalam daerah ketiak melalui pori pori yang terbuka. Sesuatu tersebut bisa kotoran, kuman, bahkan bahan bahan kimia yang berasal dari produk produk untuk merawat ketiak.
Kalau benjolan yang ada di ketiak adekku itu muncul sejak ia pakai produk perawatan ketiak yang cara pakainya dioleskan ke kulit. Dimungkinkan bahan kimia yang ada di produk tersebut masuk melalui pori pori kulit yang sudah terbuka. Iya, adek iparku memiliki kebiasaan yang sama denganku, suka mencabuti bulu bulu ketiaknya. Duuuhhh, sereeemm.
Pesan bu dokter kepada adekku itu, selain harus disiplin mengkonsumsi obat, juga jangan menggunakan produk perawatan ketiak lagi. Apapun itu. Kalau ketiak bau, ya solusinya dengan mandi atau menghindari makanan yang dapat memicu bau badan. Begitcu.
Jadi, yang suka mencabut bulu ketiak, harap segera dihentikan yak. Karena berbahaya. Ojo' lali loh yooo.
Membuat Buku Mini Untuk Si Kecil
Beberapa tahun yang lalu, sebelum aku berperan sebagai Shehrazat dari Hongkong, bukan dari Turki, aku terkena yang namanya sindrom newmom. Parnoan, harus begini begini begitu, pakai teori parenting yang ini atau yang itu, dan selalu siwer saat mata menangkap sesuatu yang unik, lucu, dan bagus untuk pertumbuhan si kecil. Jika sudah siwer begitu, apalagi membaca keterangan "baik untuk tumbang si kecil", aku pasti kalaf, kemudian langsung beli beli dan beli.
Salah satu yang aku beli tanpa berpikir panjang kali lebar adalah buku bantal kumpulan do'a sehari-hari. Maksud aku membeli buku bantal tersebut adalah untuk memperkenalkan ken tentang do'a do'a sehari-hari sejak dini. Seberapa dini ?. Nah itu yang tidak aku pikirkan sama sekali. Aku membeli buku bantal tersebut saat Si Ken masih berusia 5/6 bln. Dodol banget kan ?.
Alhamdulillah, setelah terkena cambuk cemeti amarrosulinya sembara *emangnya emak lampir, kedodolan tersebut tidak berlangsung lama. Aku sadar bahwa belum waktunya Ken menggunakan buku bantal tersebut. Karena seharusnya buku yang digunakan Si Ken adalah buku yang berisi tentang gambar tumbuh tumbuhan dan hewan-hewan disekitarnya, anggota tubuh, dan alat alat rumah tangga disekitarnya juga.
Langkah selanjutnya adalah, aku segera membuat buku kecil untuk si ken. Bukan buku bantal. Tapi buku mini sederhana saja yang aku buat dari barang bekas. Cara membuatnya juga cukup mudah.
Pertama, siapkan bahan dan alat.
Kemasan kardus pewangi baju.
Kertas bekas
Tali hias berwarna emas
Gunting
Plong-plongan (alat untuk melubangi kertas)
Kedua, Cara membuat
Gunting kardus kemasan pewangi baju Gunting kertas bekas sesuai dengan kardus pewangi
Beri lubang kemasan kardus pewangi baju
Beri juga lubang kertas-kertas bekas yang sudah digunting dan sesuaikan lubang dengan lubang yang ada di kemasan kardus pewangi baju tersebut.
Satukan antara kertas bekas dengan kardus kemasan tersebut
Rapikan
Setelah itu masukkan tali hias berwarna emas ke dalam lubang lubang tersebut. Ikat di kedua ujungnya. Selesai
Buku mini untuk si kecil ken pun sudah jadi. Selanjutnya tinggal diisi saja. Karena ken lagi semangat mengenal huruf dan nama-nama buah, jadi buku tersebut aku isi dengan huruf abjad dan gambar buah buahan yang biasa ia konsumsi. Alhamdulillah. Buku tersebut diterima dengan baik oleh Si Kecil Ken. Yippiiiieeee *lalu joget sambal lado.
Bapak Penjual Bola Plastik
Sebenarnya, minggu kemarin, aku punya rencana terselubung. Sembari mengantarkan sepasang pengantin yang tak lain adalah adek iparku ke tempat tinggal mereka, aku berencana untuk mengambil beberapa foto saat di perjalanan atau saat kami berhenti istirahat lalu makan siang. Foto foto itu nantinya akan kujadikan bahan ikut lomba blog yang diadakan blogger kece mbak Arin.
Kamera sudah kusiapkan. Bekal sudah beres. Beberapa orang dari rombongan pun sudah ku woro woro. Semuanya sudah oke. Tinggal eksekusi saja. Sayangnya rencana tersebut gagal terwujud.
Tentu saja bukan karena aku batal ikut mengantar atau karena aku mabuk perjalanan. Tapi karena sesuatu. Sesuatu yang begitu menyentuh. Terharu hingga buat aku tergugu begitu tiba kembali di rumah. Iya, akhirnya tangisku tumpah ruah di balik bantal.
Minggu pagi, sekitar pukul 9.30 WIB, kami berangkat dari rumah. Kami memilih lewat jalur alternatif. Karena lebih cepat dan jalan tersebut juga sudah cukup baik. Sebagian besar mulus beraspal. Kekurangannya hanya satu yakni sempit. Waktu itu memang lalu lintas jalan tersebut cukup ramai. Jadi si ayah yang duduk di balik kemudi memutuskan untuk alon alon saja.
Awalnya perjalanan cukup lancar dan penuh canda tawa, hingga di detik detik kami hampir mendahului bapak penjual bola plastik, tiba tiba dari arah berlawanan muncul sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan mengambil banyak bagian jalan. Kemudian tak sampai 5 detik, hanya sekejap saja, kejadian itu terjadi. Dus Prek. Mobil menyerempet bapak penjual bola plastik untuk menghindari terjadinya tabrakan dengan motor yang melaju dengan kencang tersebut.
Menyadari hal itu, Si ayah lalu menepikan mobil, berhenti, lalu berlari menuju bapak penjual bola plastik. Dan bagaimana ekspresi bapak penjual bola plastik tersebut ?.
"ndak apa apa mas, cuma kaget thok" jawabnya sambil nampak sedikit menyunggingkan senyum lalu menyambut uluran tangan si ayah yang bermaksud untuk meminta maaf padanya.
Melihat kejadian tersebut rasanya seperti ini 'nyes'. Hati luluh. Seakan jatuh membumi. Sungguh aku tak menduga kalau ekspresi itu yang muncul dari beliau. Aku mengira ia malah akan membentak kami, marah dan segala macamnya, namun ternyata tidak begitu sama sekali. Subhanallah. Masih ada hati sebaik itu di zaman seperti ini.
Sepanjang perjalanan, baik saat menuju ke tempat tujuan hingga kembali lagi, pikiranku tak lepas dari sosok bapak penjual bola plastik tersebut. Aneka pertanyaan muncul dipikiranku. Ada terselip protes di dalamnya. Protes kepada Sang Maha segalanya. Mengapa begini mengapa begitu. Mengapa orang sebaik itu harus menjalani hidup seperti itu. Menjajakan bola plastik kemana mana dengan menggunakan motor butut dan rengkek kayu yang sudah tak apik lagi. Sementara yang 'begitu begitu', hidup berlimpah ruah harta, hanya duduk ongkang ongkang tak nampak bekerja keras apalagi bekerja baik. Mengapa begitu Ya Robb ?. Mengapa ?.
Entah di bagian ruang pikiran sebelah mana, tiba tiba muncul kalimat begini : " Mungkin hidup yang dijalani bapak penjual bola plastik itu yang menurut kita penuh dengan kekurangan terutama materi, adalah cara Allah melindungi beliau dari perbuatan yang tidak baik 'begitu begitu' ". Iya mungkin seperti itu. Itu adalah cara Allah melindungi beliau. InsyaAllah yang terbaik. Wallohua'lam.
Pelajaran yang aku peroleh dari kejadian tersebut adalah :
1. Harus lebih hati hati saat berkendara.
2. Jika dari jauh sudah terlihat ada kendaraan yang nampak ugal ugalan, ngebut ngebutan, lebih baik kita menjauh. Entah harus segera mendahuluinya, atau berjalan perlahan bahkan berhenti. Paling tidak hingga si ugal ugalan tersebut jauh atau melewati kita.
3. Masih ada orang dengan ekspresi yang keren bin baik di zaman seperti ini.
4. Sebagai refleksi, terutama untuk aku yang akhir akhir ini cukup sering khilaf. Mengeluhkan ini itu kepada Allah. Kenapa begini, koq begitu, kakoq kakoq saja, tanpa berusaha sekuat tenaga, melakukan sesuatu. Malah sering berdiam diri, bahkan sedikit geje (nggak jelas). Sementara si bapak penjual bola plastik, dengan hidup yang mungkin lebih tidak baik dari aku tapi tetap berusaha, berkeliling menjajakan bola plastik dagangannya ke warung warung di desa.
Subhanallah. Astgahfirullahal 'adzim. Walaahaulawala Quwwata illah billah hil 'aliyyil 'adzim.
Cerita Piknikku, Dulu, Sekarang, dan Nanti
Piknik di taman Keplak Sari dekat rumah |
Acara piknik berubah jadi lomba lari |
lomba lari berlangsung seru, antara si ayah dengan si ken |
- Kami memutuskan untuk memakai angkutan umum menuju ke rumah tujuan sahabat maupun ke lokasi piknik.
- Aktivitas yang kami lakukan saat piknik tak hanya sekedar jeprat jepret saja, melainkan diisi dengan berbagai macam hal. Seperti saling menyiram air terjun saat kami sedang di Pacet, atau berroller coaster ria saat di Jatim Park Lamongan, dan menikmati sensasi naik perahu saat di Madura.
Siapa yang mangap paling omboh ? eikeh cyiin |
Tak ada Titanic, perahu pun jadi |
- Kemudian saat kami lapar, kami memilih untuk tidak jajan di warung warung makan yang ada di lokasi piknik tersebut melainkan memilih untuk menyantap bekal yang dibawakan oleh orang tua sahabat kami.
Cuekin kamera, buka bungkusan, lafaaarr |
- Terakhir bercengkrama, bercanda ria.
Udah kaya' foto model kan *preettt |
Cara Mempercepat Memasak Nasi di Rice Cooker
Apalah daya, meskipun jam weker sudah dipasang, alarm hp juga sudah disetting, tetep aja susah bangun pas subuh. Minimal 30 menit, dan paling banter lanjut molor 60 menit. Lumayan kan ?. lumayan luama cyiinn.
Kekoloran*halah, kemoloranku ini tentu saja ada sebabnya. Salah satunya karena si kecil ken suka begadang. Padahal aku sudah sering mengatakan ini pada si ken "begadang jangan begadaaangg..terororeet..kalau tiada artinyaaahaaa".
Salah satu dampak terbesar kalau aku bangun siang adalah gagal membuat sarapan untuk si ayah. Iya, beberapa kali aku sempat gagal membuat sarapan untuk si ayah. Alhasil si ayah berangkat kerja dengan bertemankan lagu keroncong di perutnya. Bahkan pernah juga masuk angin karena belum sarapan.
Sebagai istri yang maknyonyor *halah, sebagai istri yang masih dan harus terus berusaha menjadi istri sholehah *aseg, aku tidak mau donk mengulangi kesalahan yang sama. Jadi meskipun aku bangun kesiangan aku tetap berusaha menyiapkan sarapan buat si ayah.
Berbekal menu masakan yang diajarkan emak plus cara mempercepat memasak nasi di rice cooker, alhamdulillah aku berhasil menyiapkan sarapan sederhana buat ayah. Menunya bisa diintip di sini yak.
Kalau trik mempercepat memasak nasi di rice cooker caranya cukup mudah yakni gunakan air mendidih untuk memasak nasi di rice cooker. Dengan cara ini, bisa menghemat waktu antara 10 hingga 15 menit. Tentunya sudah dikurangi dengan waktu memasak air juga. Lumayan kan ?, lumayaaannn, daripada perut si ayah keroncongan.
Kalian pernah begitu nggak sob ?. Terlambat bikin sarapan gitu?. Kalau pernah, bagi triknya donk gimana cara kalian tetap berhasil menyiapkan sarapan meskipun bangun kesiangan. Share di sini yak, sapa tau bisa aku praktekin. Sebelum dan sesudahnya terima kasih. :)
Hijab yang Nyaman di Hati Emak
lagi lufa diri, hehe |
Mengenal Bedanya dari Jenis QRIS Statis dan Dinamis
sumber BCA Ketika akan melakukan pembayaran bisa dengan menggunakan smartphone tanpa perlu sedia uang tunai dan juga membawa dompet. Pembaya...
-
Sore itu, beberapa jam sebelum tiba masa aku melahirkan, aku masih jalan-jalan naik motor. Bersama dengan anakku, ken, juga suami. Di teng...
-
Tahun pemilu sudah dimulai. Perhatian masyarakat tertuju pada bakal calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh para partai. Ten...
-
Dear, Mombeb. Mombeb, kalau aku amat-amati, setelah begadang karena menyelesaikan tugas tambahan, mataku lebih cepat terasa sepat. Padahal...