Saya dan Bank Syariah

Awal mula saya mengenal bank syariah adalah saat Saya menjadi seorang mahasiswa baru. Tepatnya di tahun 2006. Waktu itu, setelah pengumuman snmptn dan Saya lulus masuk ke universitas yang Saya inginkan, bapak menghadiahkan sebuah kartu atm untuk Saya. ATM syariah. Kata bapak, Saya bisa mengambil uang yang beliau kirimkan pakai ATM ini dan bisa di ATM manapun. "Asalkan ada tulisan 'ATM bersama' saja" ujar bapak.

Senang karena setelah 3 tahun merantau untuk sekolah sekaligus mondok di Jombang akhirnya bapak memberikan sebuah kartu ATM kepada Saya. Alhamdulillah. Saya tak perlu lagi berlama-lama mengantri di bank untuk mengambil uang saku dari bapak.

Namun ada sedikit rasa penasaran di pikiran Saya. Penasaran akan bank syariah tersebut. Sebab nama bank tersebut begitu tidak familiar di telinga. Saya pun mengajukan beberapa pertanyaan kepada bapak. Yang pertama adalah kenapa bapak memilih membuat ATM bank syariah ?. Kata bapak, beliau memilih bank syariah sebab dapat rekomendasi dari temannya yang sudah lebih dulu menjadi nasabah bank syariah tersebut. Di samping itu juga ada beberapa tawaran yang cukup menarik menurut bapak.

Yakni saat melakukan penarikan di ATM bersama, tidak akan dikenakan biaya. Dikenakan biaya justru pada saat mengecek saldo ATM. Kemudian menggunakan sistem bagi hasil yang cukup adil dan satu lagi jika ingin menabung, maka bisa melakukan kegiatan menabung tersebut di kantor pos manapun. Kenapa di kantor pos ?. Karena waktu itu, bank syariah ini dikatakan masih cukup baru. Jadi untuk memperluas jaringan dalam masa-masa awal, maka bank syariah ini bekerja sama dengan kantor pos. Selain itu juga, di daerah Saya sendiri, yakni Bali, yang mana mayoritas penduduknya beragama Hindu, bank syariah membutuhkan masa-masa percobaan di daerah tempat tinggal Saya. Jadi selama dalam tahap percobaan tersebut, bank syariah memilih untuk bekerja sama dengan PT. POS Indonesia. Mungkin begitu.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya bank syariah tersebut memiliki kantor sendiri juga di daerah tempat tinggal Saya. Berikut dengan mesin atm nya. Berdasarkan berita yang pernah Saya baca, bank syariah ini memiliki nasabah yang cukup banyak di Bali, salah satunya adalah di daerah tempat tinggal saya yakni Negara Jembrana Bali. Itulah alasan mengapa bank syariah memutuskan untuk berani membangun kantor-kantor cabang mereka di tempat tinggal Saya. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah ini tumbuh begitu pesat.

Sayangnya, akhir-akhir ini baru Saya sadari bahwa ada beberapa ketentuan yang berubah. Tidak seperti dulu. Ketentuan yang sekarang, menurut Saya cukup memberatkan. Seperti, penarikan di ATM bersama akan dikenakan biaya dan lebih mahal daripada saat melakukan penarikan di ATM bank syariah itu sendiri. Kemudian biaya untuk transfer, juga dapat dikatakan cukup mahal daripada bank lain. Sistem bagi hasil yang diterapkan juga terasa memberatkan. Hal inilah yang juga dirasakan bapak, sebagai nasabah setia bank tersebut. Beberapa kali beliau mengecek buku tabungan syariah beliau, beliau mendapati nominal tabungan yang tidak bertambah. Kalau dulu, beliau masih mendapati nominal tabungan beliau bertambah. Kalau sekarang malah berkurang. Bagi hasil tak hanya memberatkan bahkan terasa tidak jelas. Sayang sekali.

Namun, selain dari kekurangan yang Saya sebutkan di atas, ada beberapa hal yang membuat Saya terkesan pada bank syariah tersebut yakni pada saat Saya membuat tabungan dan ATM untuk Saya sendiri (tidak memakai atm bapak lagi). Tepatnya di bank syariah cabang Malang. Waktu itu, Saya terkesan pada suasana di dalam bank syariah tersebut. Nuansa Islami begitu terasa. Dimulai pada saat Saya membuka pintu bank tersebut. Saya segera disambut oleh ucapan 'assalamualaikum' dari petugas keamanan bank tersebut. Yang kedua adalah, pada saat Saya tengah ,menunggu giliran untuk membuat tabungan. Saat itu, telinga Saya menangkap lantunan ayat-ayat suci al quran yang terdengar lembut dari pengeras suara bank tersebut. Yang ketiga adalah, saat melihat kostum yang dikenakan oleh para petugas bank tersebut. Petugas wanita berhijab dan berbusana sopan juga rapi. Dan terakhir adalah pelayanan dari para petugas yang cukup ramah dan informatif.

Nah begitulah cerita Saya tentang awal mula mengenal keuangan syariah dan bank syariah, dan alasan mengapa memilih bank syariah ?, kekurangan yang terdapat di dalamnya, juga beberapa hal yang membuat Saya terkesan dengan yang namanya bank syariah. Harapan Saya semoga kedepannya bank syariah menjadi semakin lebih baik lagi. Sukses selalu untuk bank syariah. Amin

Demikian cerita saya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi dipostingan Saya yang lain. Daaahhhh. :)

***



4 comments:

  1. Begitu datang dan masuk ruangannya, rasanya langsung "adem" ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  2. engg.. bisa dibantu mbak untuk contoh bank syariah yang recommend? *nyari bank tempat nyimpen duit aja nanya orang*

    ReplyDelete
  3. jadi penasaran dan pengin banget "...menangkap lantunan ayat-ayat suci al quran yang terdengar lembut dari pengeras suara bank .." kayaknya bikin adem hati ya mbak.. Sukses untuk kontes ngeblognya ya :)

    ReplyDelete
  4. Untuk ;menabung saya juga pakai bank syariah mbak. Tapi masih pakai yg konvensional juga sih buat transaksi

    ReplyDelete

Biji bunga matahari namanya kuaci
Kupas kulitnya pakai gigi
Eee para pengunjung yang baik hati
Yuk tinggalkan komentar sebelum pergi.

Buah Pir Buah Naga
Jangan khawatir, aku akan mengunjungimu juga. :)

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Tips Lancar Berpuasa di Bulan Ramadan bagi Penderita Sesak Nafas

 Assalamu’alaikum, Dear, Mombeb. Apa kabar? Aku do’akan semoga kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia aamiin ya robbal’alamiin. Doa...