Si Cantik Angeline yang Malang

Semula, aku pikir angeline adalah korban penculikan anak. Ntah itu diculik untuk dijual (emangnye baju) atau diculik utk mendapatkan sejumlah uang tebusan. Aku pikir gitu. Meskipun ada yang mengatakan kemungkinan angeline sudah dibunuh, aku tetap meyakini angeline masih baik2 saja. Menunggu untuk diselamatkan.

Namun keyakinan itu sedikit memudar. Tatkala keluarga angkat angeline menolak menemui 2 menteri yang mengunjunginya. 2 menteri ditolak booooo'. Hal ini membuatku sedikit sepakat dg suara2 yg berkomentar di tv bahwa keluarga angkat angeline benar2 mencurigakan.

Dan kemarin, keyakinanku juga suara2 di tv, menunjukkan titik terang. Kecurigaan ttg ketidakberesan keluarga angkat angeline terbukti sudah. Pantas saja si keluarga angkat tak mengizinkan 2 menteri masuk, ternyata begini to,  ternyata angeline ditemukan di dekat kandang ayam rumahnya dalam keadaan tewas. Innalillah. Ternyata kau sudah pulang ya nak.

Kembali berspekulasi. Menduga duga bahwa pelaku yg membunuh angeline adalah keluarga angkat angeline. Dugaan itu muncul sebab sebelum2nya sudah diberitakan bahwa keluarga angkat angeline sering berlaku tak baik kepadanya. Sering memarahinya, sering membuat angeline menghabiskan waktu sorenya di kandang ayam dan lain sebagainya.

Namun ternyata dugaan itu salah. Ternyata, yang membunuh angeline adalah mantan pembantu di situ (sumber: merdeka). Ia membunuh angeline sebab takut perbuatan asusila yg dilakukannya terbongkar. Begini2 ini pantas dikebiri.

Lalu apakah lantas keluarga angkat angeline bisa bernafas lega ?. Tidak. Mereka tetap tak dapat lepas dari hukuman. Perbuatan yang mereka lakukan kepada angeline justru membuat pelaku merasa memiliki peluang untuk kemudian melancarkan aksi jahat nan keji nan kejam nan biadab nan kudu pengen tak sihir jadi batu. Benci aku benci.

Hhhhh. Semoga kasus angeline ini segera selesai dan para pelaku mendapatkan hukuman yg setimpal. Amin.

Dan dari kasus ini mengingatkan kita kembali untuk lebih berhati2 mengajak orang luar masuk ke dalam rumah kita. Jangan lengah. Ingat, jangan lengah. *nunjuk diri sendiri.

Jangan hanya berdiam diri apabila melihat tindak kekerasan terhadap anak. Jika tak mampu menghentikan perbuatan tersebut, maka laporkan saja kepada pihak yang bersangkutan, misal kpai. Ingat, jangan berdiam diri, apalagi apatis *nunjuk diri sendiri lagi.

Dan Naudzubillah. Semoga kita dilindungi, dijauhkan dari segala perbuatan keji salah satunya seperti ini. Amin.

Semoga keluarga kandung, orang2 dekat angeline, diberikan kekuatan dan ketabahan.

Dan untukmu angeline sayang, selamat jalan dan istirahatlah dg tenang nak, sudah tak ada yang menyakitimu lagi.

Menikah dengan Satu Alasan yakni Cinta

"Iku lo si anu, gak rabi2, gk payu be'e ".

"Kan sepantarane anakku, anakku ae wes nduwe anak, de'e durung rabi2".

Dan blablabla..blablablaaaaa...berbusah.

Kata2 itulah salah satu alasan yg membuat salah satu orang terdekatku, sebut saja A, makin ngebet menikah.
Kenapa aku bilang ngebet ?.
Soalnyah, emm..rahasia..*siap2 dilemparin apem bantet*...

Kenapa aku bilang ngebet ?. Soalnya, si A, begitu bertemu dg orang yg klik di hatinya, tanpa ba bi bu be bo, tanpa mempertimbangkan lebih lanjut lagi, tanpa memikirkan pendapat2 orang2 terdekatnya, Ia langsung memutuskan menikah dg laki2 yg klik dihatinya itu. Padahaaaalllll nggak seharusnya si A begitu kan ?. Ya nggak ?.

Memutuskan menikah tidak boleh seperti itu. Mak bedundug langsug iya. Mak jreng jreng langsung mintak restu. Nggak. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Memang, rasa yg berdegup di hati bisa dijadikan alasan yg cukup kuat utk memutuskan menikah dengan seseorang. Tapiiiiiiiii...dibelakangnya harus ada pritilan pritilan yg nantinya akan menjadi tiang tiang penyangga mahligai rumah tangga..aseg.

Aku rasa begitu ?. Soalnya aku dulu begitu ? Kalian juga kan ?. Tuh kan banyak yg memutuskan nikah gk hanya berdasarkan hati dag dig dug saja. Tapi mengapa si A begitu ? Kenapa ? *lalu bertanya pada rumput yg bergoyang.

Aku benar2 heran. Sungguh. Kenapa si A gk melihat pribadi pria klik itu sih. Bahwa pria klik itu blm mandiri. Pulsa saja masih mintak emaknya. Trus, kenapa si A jg nggak melihat bahwa pria klik itu seperti nggak punya daya. Nggak ada greget gitu. Lemes. Di tanya kenapa nggak kuliah ? Jawabannya gak mau ngerepotin oraang tua. Tp sekrang malah nggak kerja. Apa donk itu namanya ?. Trus disaranin buat kuliah atau ambil pelatihan namabah ketrampilan kalau ada rejeki lebih, eee jawabannya apa cobak ?. Otaknya nggak kuat mikir. Hadeehhh...ngelus dodo aku reeekkk.

Sementara si A, adalah sosok gadis yg mandiri. Yg selalu ingin menunjukkan bahwa ia bisa, ia mampu, ia paham. Penuh power. Penuh energi. Dan juga memiliki mimpi yg jelas. Aktif di beberapa kegiatan sosial. Sarjana. Guru. Delele. Lupa.

Keren kan. Tapi mengapa si A memiliki keputusan yang nggak sesuai dengannya. Menurutku sih gitu. Menurutku lagi nih, jika melihat dari pribadi si A, kegiatan yg dilakukannya, profesinya, tingkat pendidikannya, seharusnya ia tak memiliki keputusan yg mak jreng jreng begitu. Seharusnya keputusan yang ia ambil harus berdasarkan akal sehat. Tapi koq begitu ?.

Apa mungkin karena cinta buta ? Atau ngebet ? Atau karena tak mampu lagi mendengar kata2 nyelekit orang desa ?. Atau takut dibilang nggak payu nikah ? Atau perawan tua ? Atau karena semuanya ?.

Sungguh aku benar2...ahhh....
Di zaman yg secanggih begini ternyata masih ada yg memutuskan menikah hanya berdasarkan hal itu saja. Aku pikir sudah nggak zamannya lagi sih wanita berpikir seperti itu. Udah nggak masanya lagi wanita zaman sekarang ngabis2in waktu meresapi kata2 nyelekit orang. Udah nggak usum wanita memutuskan menikah hanya karena lope2 saja. Eee ternyata masih ada. Ituh..Si A.

Apa mungkin memang jodoh kali ya. Kalau diperhatikan lebih dalam. Mereka seperti saling melengkapi. Si pria klik nggak mandiri, si A mandiri. Si pria nggak berpower, si A power pop girl. Si pria klik manja, si A suka momong. Iyah. Mungkin memang jodoh.

Amin semoga begitu. Smoga cinta yg menjadi alasan utama dan satu satunya ini, benar2 menjadi tiang penyanggah yang kuat nan kokoh menopang mahligai rumah tangga yg nantinya dari waktu ke waktu pasti akan ada angin kencang yang akan singgah menyapa mereka. Amin.

Hhhhhh.... ya sudaahlah...hidup hidup dia juga kan....malah eikeh yg ribet.

Ya iyalah..secara eikeh kan orang terdekatnya, juga orang yg lebih dulu terjun ke dunia pernikahan yg pahit2 manis, manis2 pahit. Jadi wajarlah ya jika aku ikut merasa gundah gulana memikirkannya.

Tapi sekarang nggak deh. Gundah gulana sudah cukup sampai di sini. Seterah dah seterah *pasang kacamata hitam...

Tercerahkan Gegara Komentar

Nggak hanya blogwalking yg bisa bikin ilmu aku nambah, komentar2 yg singgah dipostingan blog aku juga bikin ilmuku nambah. Juga dapet solusi dan tercerahkan. Iya. Tercerahkan.

Kejadian pencerahan tersebut ada di tulisan yg aku ikutkan lomba pregnancy story, hamil dan asma. Di situ ada komentar yg bikin rasa nggak enak yg selama ini bersembunyi di kantong kantong kecil hati dan pikiran aku seketika itu menjadi hilang.

Dulu, saat beberapa jam menjelang lahirnya si kecil ken, aku sempat bersitegang dengan suami juga dokter. Di antara menahan rasa sakit kontraksi, aku ngotot mempertahankan keinginanku untuk melahirkan normal. Ku pendelik i suami (pelototin), dan ku katakan dg lantang pada dokter bahwa aku ingin melahirkan normal. Tentu saja, dokter menolak, sebab, aku memiliki asma. Itu alasan dokter yg jelas jelas nggak aku terima. Sebab apa ?. Saat hamil, asmaku tak pernah kambuh, begitu juga saat aku sedang mengalami kontaksi, si asma pun juga tidak mendatangiku. Jadi menurutku, kenapa aku haus di operasi, sementara asmaku tak pernah kambuh. Aku ngotot, fan semakin ngotot saat para bidan perawat jg ikut mendukubg pendapat dokter tersebut..
'Yeaayyy..dokter..dokter..dokter...hidup dokter'.
Ups..bukan begitu...
Beberapa dr mereka mengatakan, memang biasanya kalau asma lebih disarankan untuk melahirkan secara caesar aja. Ditakutkan terjadi sesuatu saat proses persalinan tengah berlangsung..
'Sesuatu dr hongkong, bilang aja kalian males nungguin aku yg udah seharian lebih nggak kunjung2 bukaan lengkap,' pikirku dulu. Tapi apapun yg mereka katakan padaku, aku tetap teguh dg pendirianku,

Mereka menyerah ?. Tidak. Setelah mendengarkan pendapatku, mereka memanggil suamiku. Perasaanku semakin tak enak. Dan benar saja, beberapa menit kemudian suami sudah datang dengn membawa surat persetujuan untuk dilakukannya operasi caesar.

Makin mangkel dong aku. Udah nahan sakitnya kontraksi..eee sekarang ditambah2in. Begitu kataku. Lalu aps jawaban suami aku :
"Udaaahhh..caesar aja, kamu nggak punya banyak tenaga, kan seminggu yg lalu sampai sekarang kan kamu diare, bbmu trun drastis. Kamu nggak akan kuat saat proses persalinan nanti, tenagamu nggak imbang, jadi caesar aja, daripada kenapa2.
Iya juga sih..pikirku dlm hati.
"Apalagi kamu punya asma, bukannya kalau kecapekan sangat, asma kamu kumat".
Hadeehhhh..asma dibawa2 lagi.

Kenapa harus dibawa2 terus, kan selama hamil asmaku nggak kumat. Dan aku yakin asmaku nggak akan kumat saat proses persalinan nanti. Pikirku begitu. Pede boneng. Hehe.

Tapi mau pikir macam gimana, kalau udah ditimbang2 diputuskan kepala rmh tangga, suami, akhirnya proses persalinanku pun dilakukan di ruang operasi. Hhhh..pupus sdh melahirkan si ken dg normal.

Ya perasaan tak terima itu menggelayut di pikiran. Dan berakhir saat aku membaca komentar yang mencerahkan dari mak Ade Anita.

Dari situ aku sadar donk ya, bahwa keputusan suami itu memang bener, dan juga perkataan para tenaga medis ahli seperti dokter parmin juga benar.

Andai saja dulu aku tetap melahirkan normal dalam kondisi badan yg lemas, lemah, bisa saja aku akan mengalami hal yang dialami oleh mak ade yakni asma muncul di tengah proses persalinan. Bahkan mungjin aku bs saja mengalami hal yg lebih parah.

Tengkiu bgd ya mak ade. Berkat komentarmu, aku menjadi tercerahkan. Aku tak lagi menyalahkan suami juga dokter cs yang melarangku melahirkan normal. Tidak. Tidak akan begitu lagi.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...