Peluncuran Buku "Bintang untuk Emak" Karya Pak De Abdul Cholik

Akhirnya tgl yg aku tunggu tunggu datang juga cyin. Tgl 23 Agustus ini. Tgl yg beberapa hari kemarin bikin aku deg deg ser ser. Karena apa ?. Ini merupakan kopdar pertama aku. Bertemu dengan blogger blogger kece nan ngeheits abis. Seperti mak Dwi Puspita yg imut2, trs ada mak yuniarti yg seru abis, ada mbak Binta yg tulisannya sering mondar mandir di media massa. Ada mbak elsa yg cantik bgd, pak ustadz akhmad muhaimin azzet, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hellooo..hellooo..hellooooooowwww..*malah dangdutan.

Ada beberapa sesi di acara peluncuran buku "Bintang Untuk Emak" karya pak de ini. Yaitu Pra acara, inti acara, penutup, dan ngobral ngobril sambil ngemil.

Pra acara diisi dengan berbagai macam aktivitas sih, ada yg berenang sampai kisut, nemenin si kecil berenang, makan bakso suka suka, ngobrol sambil makan kacang rebus, foto2, dan lain sebagainya. Kalau aku tentu saja makan bakso suka suka. Asooyyy.

Setelah sebagian besar undangan sudah datang. Acara pun dimulai dengan salam sapa serta sambutan dari pak de.

Di dalam sambutan tersebut, pak de sedikit mengulas ttg asal usul hari lahir beliau, sekarang, 23 Agustus ini, yang ternyata e ternyata merupakan inisiatif dari kepala sekolah pak de saat menulis ijazah pak de. Mendengar keterangan dari pak de tersebut hatiku pun berkata " ya ampyuuiunn". Yaaaa begitulah. Kemudian. isi lain dari sambutan pak de adalah mengenai program sabul sabuk pak de. Kata pak de, beliau mulai menerbitkan buku pada tahun 2013. Hal tersebut terinspirasi dari kata seorang bloger, yg aku lufa namanya, yang mengatakan " Bukan blogger namanya kalau belum menerbitkan buku". Mendengar kata kata tersebut, diriku merasa seperti ditolak lee min ho. Mak jleb gt. Dan lain sebagainya.

Pak de ngasih sambutan
Acara selanjutnya yakni penutup. Sesi ini diisi oleh pak ustadz Akhmad Muhaimin Azet. Beliau menyampaikan sepatah dua patah kata ttg buku "Bintang untuk Emak" karya pak de ini serta diselipi tausiyah2 beliau yg membuat hati berdesir, merasuk gitu..aseg. Kata beliau, ada 3 point dlm buku terbaru pak de ini. 

Pertama : buku ini menunjukkan kecintaan pak de yg luar biasa terhadap sosok emak. 
Kedua : pelajaran ttg berbuat baik. Perbuatan baik sekecil apapun akan kembali kepada diri sendiri. Dan berlaku jg sebaliknya.
Ketiga : sbg inspirasi bagi para blogger utk berani dan segera memiliki buku karya sendiri.
Setelah menyampaikan hal tersebut, lalu pak ustadz melanjutkan dengan doa.


Doa selesai, sesi selanjutnya adalah ngobral ngobrol sambil ngemil. Nggak hanya ngobrol sih, tapi jg ada yg jepret sana jepret sini, makan makan makan dan sibuk ngikutin si kecil riwa riwi *itu akuh. Ngobrolnya pun bukan ngobrol biasa. Tp ngobrol seputar dunia bloging.

O ya ada satu sesi yg nyempil yakni sesi tiup lilin, potong kue, potong tumpeng, dan pengumuman pemenang giveaway "Kue untuk Pak De", juga bagi2 "Bintang Untuk Emak" .

Alhamdulillah, acara peluncuran buku "Bintang Untuk Emak" karya Pak De Abdul Cholik berjalan lancar, seru, asyik, full jeprat jepret, full canda tawa, full makanan, dan full barokah. Amin.
Full Makanan

Maknyuuus semuaaaa
Sukses selalu untuk Pak De Abdul Cholik, dan teruslah berkarya dan menginspirasi jg mengompori kami utk semangat menulis, semangat ngeblog, dan semangat menelurkan karya. Amin.

O ya, yg penasaran sm buku terbaru pak de ini, tenang sajo, karna aku akan mengobati rasa penasaran kalian kawan. Jadi nantikan reviewnya di sini yak. So sampai ketemu lagi di post post yg lain. :D

Membuat Sushi Tanpa Nori

Entah dapet bisikan darimana tiba tiba diriku pengen makan sushi. Bukan karena abis nonton film korea, atau film jepang. Bukan. Bukan gara gara itu.

Keinginan ini tiba tiba saja muncul begitu saja setelah aku ngaca lama. Iya lama. Lama lama aku menyadari bahwa sebenarnya aku mirip oshin. Mirip banget. Lihat deh foto aku di bagian profil. Mirip oshin kan ?. Mirip dari hongkong.

Karena di sini tidak ada yg menjual sushi so aku memutuskan untuk membuat sushi sendiri. Namun sebenarnya di lubuk hatiku yg terdalam..aseg. Ada sedikit keraguan bisa tidaknya aku bikin sushi. Enak atau nggak. Jangan jangan malah jadi sushi mak nyonyor. Hadeehh.

Tapi keraguan itu segera aku tepis dengan kipasnya putri kipas saudara angkat si sun go kong kera sakti. Wusshh. Sayangnya, hambatan segede debog pisang muncul di depan mata. Hambatan itu berupa ketidakhadiran nori di minimarket minimarket di sini.

Lalu gimana donk ?. Andai saja nori bisa diganti dg omas. Bisa sih, tapi nggak mungkin sama dg alm. Mpok nori.

Tu kan, jadi mehong gitu. Asalnya bahas makanan jadi bahas tokoh komedi betawi. Kalau begini, itu tandanya, mulai lafar.

Tiba tiba aku ingat bapak yg juga pernah bikin sesuatu mirip wujud sushi. Penampakannya aja. Karena nggak pakai nori, tapi pakai daun singkong. Kata bapak, bisa pakai daun apa aja sih. Asalkan si daun berukuran lebar dan bisa dimakan.

Kebetulan di rumak emak mertua ada banyak daun pepaya, jadi aku memilih daun pepaya yang muda utk aku jadikan sebagai nori. Pertama tama tentu saja menghilangkan rasa pahit si daun pepaya.Dengan direbus. Lalu dibuang airnya sampai tetea terakhir. Lalu direbus lagi dg ditambah sedikit garam. Setelah dirasa daun tidak alot lagi. Lalu buang kembali air rebusan tersebut hingga tetes terakhir.Isinya pun sederhana. Cuma tahu dibumbu lalu dicampur telor. Udah gitu aja.

Kata suami sih enak. Kataku juga enak. Sebab aku selipkan bumbu rahasia. Nih aku bagi deh bumbu rahasia aku ke kalian. Mirip oshin kan aku. Bumbu rahasianya hanya satu saja. Nggak susah nyarinya juga. Apakah ituuuu ?? Rasa lafar. *glodak.

Ya begitulah akhirnya diriku ini keturutan makan sushi. Meskipun bukan sushi beneran, apalagi sushi susanti. Tapi lumayanlah ya. Nih penampakan sushi tanpa nori ala aku. Sushi berselimut daun pepaya hahaha.

Tertarik pengen bikin juga ?. Monggo monggo. Bisa pakai isi suka suka. Dan bisa pakai daun apa aja. Asal jangan daun pintu yak.

Saya dan Bank Syariah

Awal mula saya mengenal bank syariah adalah saat Saya menjadi seorang mahasiswa baru. Tepatnya di tahun 2006. Waktu itu, setelah pengumuman snmptn dan Saya lulus masuk ke universitas yang Saya inginkan, bapak menghadiahkan sebuah kartu atm untuk Saya. ATM syariah. Kata bapak, Saya bisa mengambil uang yang beliau kirimkan pakai ATM ini dan bisa di ATM manapun. "Asalkan ada tulisan 'ATM bersama' saja" ujar bapak.

Senang karena setelah 3 tahun merantau untuk sekolah sekaligus mondok di Jombang akhirnya bapak memberikan sebuah kartu ATM kepada Saya. Alhamdulillah. Saya tak perlu lagi berlama-lama mengantri di bank untuk mengambil uang saku dari bapak.

Namun ada sedikit rasa penasaran di pikiran Saya. Penasaran akan bank syariah tersebut. Sebab nama bank tersebut begitu tidak familiar di telinga. Saya pun mengajukan beberapa pertanyaan kepada bapak. Yang pertama adalah kenapa bapak memilih membuat ATM bank syariah ?. Kata bapak, beliau memilih bank syariah sebab dapat rekomendasi dari temannya yang sudah lebih dulu menjadi nasabah bank syariah tersebut. Di samping itu juga ada beberapa tawaran yang cukup menarik menurut bapak.

Yakni saat melakukan penarikan di ATM bersama, tidak akan dikenakan biaya. Dikenakan biaya justru pada saat mengecek saldo ATM. Kemudian menggunakan sistem bagi hasil yang cukup adil dan satu lagi jika ingin menabung, maka bisa melakukan kegiatan menabung tersebut di kantor pos manapun. Kenapa di kantor pos ?. Karena waktu itu, bank syariah ini dikatakan masih cukup baru. Jadi untuk memperluas jaringan dalam masa-masa awal, maka bank syariah ini bekerja sama dengan kantor pos. Selain itu juga, di daerah Saya sendiri, yakni Bali, yang mana mayoritas penduduknya beragama Hindu, bank syariah membutuhkan masa-masa percobaan di daerah tempat tinggal Saya. Jadi selama dalam tahap percobaan tersebut, bank syariah memilih untuk bekerja sama dengan PT. POS Indonesia. Mungkin begitu.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya bank syariah tersebut memiliki kantor sendiri juga di daerah tempat tinggal Saya. Berikut dengan mesin atm nya. Berdasarkan berita yang pernah Saya baca, bank syariah ini memiliki nasabah yang cukup banyak di Bali, salah satunya adalah di daerah tempat tinggal saya yakni Negara Jembrana Bali. Itulah alasan mengapa bank syariah memutuskan untuk berani membangun kantor-kantor cabang mereka di tempat tinggal Saya. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah ini tumbuh begitu pesat.

Sayangnya, akhir-akhir ini baru Saya sadari bahwa ada beberapa ketentuan yang berubah. Tidak seperti dulu. Ketentuan yang sekarang, menurut Saya cukup memberatkan. Seperti, penarikan di ATM bersama akan dikenakan biaya dan lebih mahal daripada saat melakukan penarikan di ATM bank syariah itu sendiri. Kemudian biaya untuk transfer, juga dapat dikatakan cukup mahal daripada bank lain. Sistem bagi hasil yang diterapkan juga terasa memberatkan. Hal inilah yang juga dirasakan bapak, sebagai nasabah setia bank tersebut. Beberapa kali beliau mengecek buku tabungan syariah beliau, beliau mendapati nominal tabungan yang tidak bertambah. Kalau dulu, beliau masih mendapati nominal tabungan beliau bertambah. Kalau sekarang malah berkurang. Bagi hasil tak hanya memberatkan bahkan terasa tidak jelas. Sayang sekali.

Namun, selain dari kekurangan yang Saya sebutkan di atas, ada beberapa hal yang membuat Saya terkesan pada bank syariah tersebut yakni pada saat Saya membuat tabungan dan ATM untuk Saya sendiri (tidak memakai atm bapak lagi). Tepatnya di bank syariah cabang Malang. Waktu itu, Saya terkesan pada suasana di dalam bank syariah tersebut. Nuansa Islami begitu terasa. Dimulai pada saat Saya membuka pintu bank tersebut. Saya segera disambut oleh ucapan 'assalamualaikum' dari petugas keamanan bank tersebut. Yang kedua adalah, pada saat Saya tengah ,menunggu giliran untuk membuat tabungan. Saat itu, telinga Saya menangkap lantunan ayat-ayat suci al quran yang terdengar lembut dari pengeras suara bank tersebut. Yang ketiga adalah, saat melihat kostum yang dikenakan oleh para petugas bank tersebut. Petugas wanita berhijab dan berbusana sopan juga rapi. Dan terakhir adalah pelayanan dari para petugas yang cukup ramah dan informatif.

Nah begitulah cerita Saya tentang awal mula mengenal keuangan syariah dan bank syariah, dan alasan mengapa memilih bank syariah ?, kekurangan yang terdapat di dalamnya, juga beberapa hal yang membuat Saya terkesan dengan yang namanya bank syariah. Harapan Saya semoga kedepannya bank syariah menjadi semakin lebih baik lagi. Sukses selalu untuk bank syariah. Amin

Demikian cerita saya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi dipostingan Saya yang lain. Daaahhhh. :)

***



Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...