Imam Tarawih Idaman Makmum

Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan di bulan Ramadhan. Bisa dilakukan di masjid, musala, atau di rumah. Terserah. Mau dimanapun tempatnya, yang penting tetep ngelaksanain sholat tarawih. Betul begitu saudara saudari ? *krikkrikkrik*.

Nah kalau soal melaksanakan tarawih di rumah atau di masjid, aku sama si ayah ken lebih memilih sholat tarawih di masjid. Alasannya adalah Kalau sholat tarawih di masjid rasanya beda. Nikmaaatt banget rasanya bisa melaksanakan sholat tarawih rame-rame alias berjamaah. Lebih semangat gitu. Hawanya juga lebih syahdu ya. Pada saat sholat terawih berlangsung yang terdengar hanya suara imam. Kadang juga terdengar suara makmum yang membaca surat fatihah dengan cara berbisik. Dan sekali-kali juga terdengar suara kicauan anak kecil yang sedang menunggu ibunya sholat.

Beda jauh kalau sholat tarawih di rumah. Suasananya kurang syahdu. Apalagi kalau tinggal di perumahan. Banyak abang-abang jajan seliweran depan rumah. Mulai dari suara ting ting ting abang bakso, sampek suara tong tong abang nasi goreng. Kadang juga ada suara nguuuiiiiiiinnngggg yang berasal dari bambu uap kecil milik abang jajan putu, dan kadang ada juga suara-suara yang berbunyi : "kacang kacang, jagung manis" atau suara "tenonet tenonet tenonenonet" dan lain sebagainya. Suara-suara yang begini nih, aseli, bener-bener membuat ngilerrrrr. Hhhhhhh. Sholat tarawih jadi nggak konsen deh. Kecuali kalau sholatnya malem, mungkin bisa konsentrasi atau lebih mudah khusu'.

Kemudian alasan kedua, kami memilih sholat tarawih di masjid adalah karena ada imam juga bilalnya. Enak aja gitu. Jadi bisa fokus sama sholat tarawihnya. Bukan pada jumlah rakaat atau surat apa yang harus dibaca selanjutnya dan sholawat apa yang diucapkan selanjutnya. Nah apalagi kalau imam sholat tarawihnya tuh 'idaman' para makmum. Sholat bakal tambah manteb. InsyaAllah.

Sebelumnya, kata idaman di atas, bukan menjurus ke hal-hal fisik donk ya. Apalagi menjurus ke soal rasa. No besar. NO. Tapi kata idaman yang aku maksud di sini adalah seperti di bawah ini. Yuk cus yuk :

● Mengerti makmum
Makmum yang sholat tarawih di masjid terdiri dari berbagai macam warna. Salah satu warna tersebut adalah usia makmum. Ada yang lansia, dewasa, remaja, abg, juga nakkanak. Setiap usia pasti memiliki kemampuan masing-masing. Termasuk dalam hal seberapa mampu untuk berdiri lama, atau sujud ketika sedang sholat.

Dalam hal ini, imam memegang peran penting. Imam harus memahami betul para makmumnya. Jangan sampek ada kejadian, si mbah tiba-tiba menyandarkan tubuhnya di dinding masjid, atau kejadian para bocah yang lirik kanan lirik kiri serong kanan serong kiri gegara posisi berdiri dalam sholat yang terlalu lama. Atau juga jangan sampek ada kejadian para makmum menggos-menggos alias ngos-ngosan setelah sholat selesai gegara mengikuti gerakan imam yang super kilat.

Lalu seperti apa donk imam yang mengerti makmumnya. Menurutku ya yang sedang-sedang aja sih. Nggak lama dan nggak cepet banget.

● Fasih
Ini menurutku penting banget. Imam kudu paham betul dengan tajwid. Kalau nggak, duuuuuhhh, makmum gagal khusu'. Malah jadi ngerundel. Aku pernah mengalami hal itu. Dan asli sukses bikin aku susah khusu'. Bawaanya pengen benerin bacaan si imam.

● Suaranya merdu
Sebenarnya, dengan memenuhi dua poin di atas saja, menurutku, seorang imam sudah dikatakan sebagai imam idaman para makmum. Jadi poin ini, hanya sebagai poin tambahan saja. Namun meskipun tambahan, poin ini juga penting loh. Karena kemerduan suara imam dapat mengantarkan para makmum menuju gelombang yang bernama rileks dan rasanya tenang gitu. Hal ini bisa mempermudah makmum untuk khusu' dalam sholat.

Nah itulah beberapa poin imam tarawih idaman para makmum versi aku. Kalau kalian gimana nih ? Sama seperti aku atau ada ide lain. Monggo di share yak. Makasiiihhh. :D

Menu Sahur Paling Enak Sedunia

Haiiiiiiii ........ *Sapa semangat full energi gegara abis sahur*. 
Nggak terasa, sudah seminggu aja nih kita menjalankan ibadah puasa. Gimana gimana nih puasa kalian ? Lancar jaya kan ? Iyak ? Sip.. alhamdu....lillah. Semoga kita tetap diberi kesehatan, dan ke-seterongan sampai bulan Ramadhan beranjak dan berganti dengan bulan Syawal nanti. Amin. Kurang kenceeeeeenngggg !!!!. AMIIIINNNNNN. Siiiipppp.


Selama 7 hari puasa ini, ada beraneka macam peristiwa yang aku alami. Nah salah satu peristiwa yang aku alami beberapa hari yang lalu adalah peristiwa saat aku shock melihat jam digital di hp. Yang menunjukkan bahwa waktu imsak kurang 10 menit lagi. Sementara aku belum menyiapkan makan sahur untuk suami tercinto se dunio.

Mungkin bagi sebagian wanita, waktu 10 menit bisa membuat berbagai macam menu. Dan tentu saja aku....... bukan satu dari mereka *jiyaaahhhh. Soalnya, aku kalau masak lama banget cyinnn. Beneran. Paling waktu 10 menit itu cuma bisa aku manfaatin buat bikin sambel doank sama tahu setengah mateng. Atau mie instan. Tapi masalahnyaaa tuuuuu, aku sudah terlanjur janji mau bikinin menu sahur requestnya suami yakni oseng tempe cabe ijoe sama telor ceplok anget plus susu bendera anget serta bertemankan seulas senyum manis penuh kehangatan dariku. Hahahaaayyyyyy. Tapi yaaaa mau gimana lagi, namanya juga ketiduran. Nggak sengaja kan tidur kelamaan. Gitu.

Setelah sadar dari shock, aku melihat ke sebelahnya si kecil ken tidur. Ternyata sudah tidak berpenghuni. Dan penghuninya tiba-tiba nongol di balik pintu kamar seraya berkata :
"Mah, sudah mau imsak, nggak sahur?".

Aku langsung bergegas turun. Sudah kuputuskan untuk membuat mie instan saja. Nanti tinggal minta maaf aja ke suami sebab tidak bisa menyiapkan menu sahur pesanannya. Paling juga doi maklum. Paling juga ekspresi doi biasa aja. Karena memang sudah biasa jadi korban istri yang  doyan molor begini. hehe.

Keluar kamar, aku kembali shock, melihat pemandangan yang terpampang di depan suami. Kaget melihat kepulan asap dari dua piring nasi hangat, sambal kecap, tahu hangat, telor ceplok , kerupuk, beserta teh hangat yang tersaji di sana.
"Loh, ayo mah, mau imsak iki loh".

Kata si ayah. Aku pun pergi ke kamar mandi, buat cuci tangan. Cuci muka sama kumur-kumur ? nantilah. Keburu imsak kan ?. Halah bilang aja males. Hahaha. Iyak.
Alhamdulillah. Menu sahur kali itu rasanya nikmat banget. Bahkan paling enak deh sedunia. Pendapatku itu, bukan hanya karena aku tinggal makan doank, nggak repot bikin. Tapi juga karena yang masak adalah si suami dan rasanya pun asli enak. Beneran. Lebih enak dari buatan aku malah.

Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban.

Kalian pernah ngalamin hal itu nggak ? Dimasakin oleh seseorang yang istimewa di hati ? Pasti rasanya enak banget kan ? kan kan kan ?.


Berkah di Bulan Ramadhan = Isi Dompet Aman

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Baik berupa berkah berlipatnya pahala ibadah, kemudahan mendapatkan pahala, terkabulnya do'a, dan murah rejeki. Soal pahala yang tahu hanya Allah Swt., dan malaikat pencatat amal baik. Namun soal terkabulnya do'a serta murah rejeki dapat kita sadari dan rasakan secara langsung. Terutama rejeki.

Rejeki tak selalu berupa uang. Juga jodoh. Rejeki itu sehat. Rejeki itu bahagia. Dan rejeki itu dapat memberi manfaat untuk orang lain dan lain sebagainya. Tapi memang di antara sekian banyak definisi dari rejeki, rejeki yang berhubungan dengan fulus marbulus lah yang paling populer.

Salah satu pendukung kepopuleran rejeki fulus tersebut adalah me. Loh ? Ya manusiawilah ya. Aku kan manusia biasa. Ibu-ibu pula. Tau sendiri kan, ibu-ibu gimana kalau berhubungan dengan yang berbau fulus or money. Pasti PENGEN MEMANFAATKANNYA sebaik mungkin. Begitu kan ibu-ibu. *nyarik bolo* *kedip mata penuh arti*.

Rejeki yang berhubungan dengan uang benar-benar amat terasa di bulan penuh berkah ini. Menginjak puasa hari ke-5 ini alhamdulillah, uang di dompet yang aku alokasikan untuk dapur, jumlahnya tetep sama. Nggak berubah. Bahkan posisinya sekalipun. Asoy dah ah.

Kenapa bisa begitu ? Karena, suami, aku juga si ken, dapat undangan buka puasa bersama di rumah mbahnya si ken alias mertua akyu. Setiap hari. Dan bonusnyaaaaa, bisa bungkus lauk buat sahur di rumah. hahahaha.

Memang sudah kebiasaan sih. Kalau saat bulan Ramadhan begini, mbah si ken pasti meminta anak-anaknya untuk berbuka puasa bersama di rumah beliau saja. Kata beliau sih : "Masak banyak, eman kalau nggak abis". Noh, baek bener kan. Alhamdulillah yah sesuatu.

Jadi kalau kata orang, bulan Ramadhan pengeluaran dapur malah membengkang, tapi kalau bagi aku bulan Ramadhan pengeluaran dapur benar-benar aman terkendali. Berkah Ramadhan.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...