Boneka Jari Untuk Si Kecil

Seneng rasanya kan, kalau mendapat sesuatu yang kita inginkan, yang kita cari-cari ke seluruh penjuru negeri. Kejauhan?. Iya dah, seluruh penjuru kota tempat tinggal kita. Seneng kan? Seneeenngg ?. Awas lo kalau nggak seneng, eike cubit nih. Hehe.


Saya sempat mencari-cari yang namanya boneka jari. Mulai dari toko mainan. Baby shop. Pasar. Juga nggak ada. Yang ada boneka biasa sama boneka kembaran Saya, alias barbie. Untuk apa ?. Buat menarik perhatian Si Kecil. Loh ? Koq ?.

Dokri : Boneka Jari Sayur Mayur
Jadi begini ceritanya..hhhhhh...hhhhh...Kalau nyeritain hal ini rasanyaaaa, susaaahh. Sebab, di situ kadang Saya merasa bersalah. Hhhhh.


Waktu itu, Saya dilanda Demam. Bukan demam bieber. Bukan juga demam K-Pop. Tapi demam emak baru. Seperti apa ?. Ingin semuanya berjalan sempurna. Semuanya. Mulai dari mengurus rumah yang meliputi menyapu, mencuci piring, baju, popok si kecil, dan masih banyak lagi, trus menyiapkan makanan untuk suamijuga si kecil yang waktu itu masih MPASI, serta merawat Si Kecil yang meliputi menyusui, menyuapinya, menemani bermain, dan menidurkannya. Dan semua itu, Saya lakukan sendiri. Beuugghh..mantebb nggak. Sakti mandraguna dah. Suami ?. Ya kerja kan. Sore baru pulang.
Nah saat itu, Si Kecil yang sudah mulai bisa merangkak, sering menghilang tiba-tiba. Tiba-tiba di balik pintu, di balik pintu lemari, atau merayap di dinding. Emangnya cicak. Bukan dong?. Spiderman jreng. Pokoknya gitu deh, banyak tingkahnya. Hal ini tentu saja tak boleh lepas dari pengawasan Saya kan. Lalu bagaimana donk ?. Pekerjaan rumah bisa-bisa nggak selesai-selesai. Dan...

Ahaaa....Saya punya ide, yup, nonton tv saja. Dan berhasil. Si Kecil langsung anteng nonton acara khusus Bayi. Saya pun bisa melanjutkan pekerjaan rumah. Setelah selesai, baru Saya fokus ke Si Kecil.


Memang sangat amat membantu Saya, tapi ternyata dampak dari itu semua adalaaaahhhh..............


Si Kecil lebih tertarik liat tv dari pada Saya. Hiks. Tak terlalu peduli dengan sekitarnya. Mau dipanggil siapa kekk, kalau sudah nonton acara kesukaannya, dia nggak akan menoleh. Mau sampek jungkir balik, kayal-kayal pun, dia tak akan peduli. Dan satu lagi, Ia jadi bingung bahasa. Sebab, Saya lupa men-setting bahasa Inggris ke bahasa Indonesia di channel tv kesukaannya itu. Dong2 bener dah Saya. HHuuuuaaaaaaaaaaa.................


Segera sadar, Saya pun memilih menyampingkan pekerjaan rumah, dan  mulai mengurangi intensitas Si Kecil menonton tv dengan sering mengajaknya bermain. Dan untuk mengurangi bingung bahasa, Saya sering mengajaknya bernyanyi. Menyanyi biasa, dijamin, melihat pun Ia ogah apalagi mendengar, memperhatikan dan mengikuti. Sebab, suara Saya serak-serak jembret. Jadi Saya harus menyanyi sambil bergoyang geje ala emak-emak bergelambir. Dan hal itu berhasil membuat Saya menggos-menggos alias ngos-ngosan.


Saya pun mencari-cari solusi yang lain, paling tidak bisa mengurangi Saya bergoyang geje dan memiliki lebih banyak alternatif untuk menarik perhatian Si Kecil. Dan alternatif itu tertuju pada kegiatan mendongeng. 


Mendongeng biasa, ngomong sambil nunjukin gambar, tentu saja tidak berjalan maksimal. Setelah browsing2, ketemulah dengan trik mendongeng yang ajib salah satunya dengan menggunakan peraga. Misalnya boneka jari. 
Sebab itulah, Saya mencari boneka jari dimana-mana. Namun sayangnya tak kunjung ketemu. 
Hingga akhirnya, Saya terdampar di blog Mbak Irowati yang saat itu sedang mengadakan GA yang hadiahnya berupa boneka jari. 


Ikut ?. Pasti. Dan syukur Alhamdulillah, pucuk di cinta, ulam pun tiba. Saya masuk dalam daftar nama peserta yang berhasil mendapatkan hadiah berupa boneka jari.
Seneeennggg sekali. Mendapatkan apa yang selama ini dicari cari. Beuugghh. Saking senengnya sampek berasa seperti Katy perry. Hehe.

Dokri
Begitu boneka jari terpasang di jari jemari Saya, Si Kecil langsung menoleh tak berkedip alias mau memperhatikan Saya. 


Tak hanya mendongeng, Saya pun melakukan permainan kecil yakni melatih motorik kasar Si Kecil dengan seberapa cepat Ia dapat mencabut satu persatu boneka jari itu dari jari tangan Saya. Yang tentu saja tak mudah sebab jari tangan Saya jempol semua. Hahahaha.
Dokri

Jadi, ya begitulah cerita singkat tentang asal muasal berburu boneka jari hingga akhirnya Saya dapatkan dengan cara ikut Giveaway Lavender Grass Irowati dan ternyata memberikan dampak luar biasa bagi perkembangan si kecil. Hadiah Kecil Berarti Besar.

Tulisan Ini Diikutsertakan Dalam Kado Maret Susindra Craft

Sebab Si Kecil Terlambat Bicara


Me. : Dua mata saya...hidung saya saaa...
Ken :Tuuuu...
Me. :Dua kaki saya...paaakai sepatu ba....
Ken :Ba..uuuu....

Ish...koq bau sih Keenn...
Bau apanya ?...
La wong cuma bau kaki aja gitu lo Ken..

***

Hehe...Ya begitulah Si Ken. Mentang-mentang udah bisa ngomong..jadi begitu dah.

Tapi Alhamdulillah yah sesuatuh.

Hhhhh...Setelah sekian lama..akhirnya..Si Kecil, Ken, mulai bicara. Iya saat usianya menginjak 26 bulan.
Sementara, teman main Ken, yang umurnya tidak beda jauh dari Ken, sudah mulai bicara sejak usianya 18 bulan.

Terlambat kah Ia ?. Mungkin bisa dibilang begitu.

Sebab apa ?.
Ada beberapa point sih.
1. Faktor keturunan.
Keturunan dari mana ?. Dari tao ming tse ?.
Ya bukanlah. Dari Daku donk.
Iya, kata Ibuk, dulu, waktu Daku masih kecil, juga seperti Ken. Terlambat bicara. Lebih banyak gerak ke sana ke sini.

Tapi Ibuk nggak pernah menganggap kalau Daku dulu itu, terlambat bicara. Tidak. Hanya males ngomong aja. "Bicara sih bisa, cuma males". Begitu kata Ibuk.

Kalau dipikir pikir, bisa jadi sih. Tapi nggak yakin juga, ini adalah faktor penyebab Ken terlambat bicara.

2. Anak Kinestetik

Ken masuk dalam kategori anak kinestetik. Ia aktif sekali.  Kalau Daku perhatiin ya, Teman teman main Ken yang seumuran dengannya, tak terlalu banyak gerak. Malah lebih banyak diam. Memperhatikan Ken yang sedang belajar akrobat. Jungkir balik. Manjat lemari es, masuk ke dalam lemari, lompat lompat, Muter muter. Nabrak pintu, kejedok tembok dan lain sebagainya.

Tak hanya saat main dengan temannya. Kalau Ken main sendiri pun begitu juga tingkahnya. 'Diberhentikan' itu susah sekali. Diminta untuk memperhatikan sebentar juga susah.

Jadi kalau Daku ingin menarik perhatian Si Ken, biasanya Daku harus melakukan hal-hal yang dianggap tabu dilakukan Emak2. Nyanyi sambil goyang goyang ala Emak emak bergelambir berlemak. Bagi yang lain, goyanganku mungkin aneh, tapi bagi Ken, itu menarik. Hhhhh.

3. Kurang stimulus.

Begitu kiranya yang dikatakan Bidan tempat Ken ditimbang alias posyandu. Kata Bu Bidan, Ken kurang diberikan stimulus, rangsangan rangsangan gitu. Salah satunya dengan sering sering berkomunikasi dengannya.

Sudah. Swer tekewer kewer. Bahkan dari dalam kandungan Daku sudah sering mengajaknya komunikasi. Ngajak ngobrol, ngaji, juga nyanyi. Dan dilanjutkan saat Ia sudah keluar dari perut. Daku sering mengajaknya ngobrol. Dan Ia pun merespon.
"Aookk..ehek...".
Itu masih bayi. Dan berubah sejak Ia mulai bisa bergerak sendiri. Sudah seperti ngomong sama tembok dah. Dicuekin.

Lalu apa donk ?.
Setelah Daku berselancar di dunia maya, akhirnya Daku tau, kalau stimulus itu tidak hanya berupa mengajaknya bicara, tapi bisa juga dengan permainan yang dapat merangsang otot bicara bekerja maksimal. Nah Daku rasa, mungkin stimulus ini yang belum maksimal Daku terapkan pada Ken.

4. Terlalu banyak nonton tv

Ini prediksi Ayah Ken.
Bisa jadi sih. Soalnya, kalau Daku masak atau nyuci, Ken selalu ditemani tv. Biar tu anak nggak kemana mana, alias anteng. Kalau kemana mana trus ngapa ngapain tanpa pengawasan Daku kan bisa berabe. Na'udzubillah.

Jadi ya begitulah kiranya.

Tapi alhamdulillah, saat ini Ken sudah mulai mau memperhatikan, mau diam sebentar, dan akhirnya sudah mulai bisa bermain kosa kata.
Alhamdulillah. :D

Aku dan Emak : Main Hujan

Hujan di sore hari. Menawan senja. Mengikat sendu nan syahdu.

Hujan di sore hari. Membuat rumah menjadi peraduan yang terhangat. Berbagi senyum, canda tawa lalu menghadirkan bahagia.

Seperti yang sedang Aku lakukan dengan Emak di sore ini. Menikmati senandung hujan.

Aku : "Hujan gini enaknya ngapain ya Mak ?".

Emak : "Main hujan donk".

Aku : "Emak nggak malu apa, main hujan di luar, Emak kan sudah jadi Emak-emak".

Emak :"Main hujan di dalem lah".

Aku :"Maksud Emak ?".

Emak :"Bocor bocorr..nih liat nih".

Aku melihat Emak. Sudah basah di bagian kepala. Emak kedodrosan air hujan. Lalu Aku ?. Tepuk jidat.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...