Kosong, Tak Berisi

Semangat ngeblog tiba tiba menghilang. Eh nggak jg dink, tepatnya menyusut lalu menghilang. Perlahan lahan dan lalu musnah.

Seperti embun pagi yang hilang sebab terevaporasi atau jatuh sebab gravitasi atau kesenggol angin.
Ye begitulah kiranya.

Entahlah. Daku sendiri tak terlalu paham sabab musababnya.
Entahlah
Entahlah
Dan entahlah.

Tentang UN

Ujian nasional....
Dulu, kalau denger kata-kata ujian nasional kepala langsung puyeng, kecantikan hilang seketika, pucet, ndredeg, dan lain sebagainya.

Sebab apa ?. Penasaran sama soal2nya. Kira2 yg dipelajari dan dikuasai pada keluar nggak ya. Jangan2 soalnya malah sulit2 bikin perut melilit. Bisa gaswat kalau begitu. Dan begitu soal sudah di depan mata. Mak deg. Otak segera melaksanakan tugasnya. Memetakan mana saja soal yang dikerjakan terlebih dahulu, sebab mudah, dan mana yang harus dipikirkan dua kali dan mana juga soal yg akhirnya harus berujung pasrah, hitung kancing atau nunggu barter. Halah. Yg trakhir jgn ditiru yak. Hehe.

Waktu daku sekolah dulu sih nggak ada yg namanya bocoran. Murni hasil sendiri dan .......

Apaan itu titik2?. Rahasia. Ish pasti dapet contekan ?. Nggak lah. Barter barter. Namanya barter kan nggak banyak, satu dua aja. Halah. Sama aja. Hehe.

Pengennya sih ngerjakan sendiri. Tapi apalah daya. Otak dipaksa kerja maksimal. Nggak hanya ilmu umum, ilmu agama juga, baca kitab, nahwu, dan berbagai hafalan alquran dan hadits. Halah alasan. Iya sih.hehe.

Oke balik lagi nih ke UN yang katanya sekarang sudah bukan menjadi garis finish penentu kelulusan siswa. Standing applause bwt pak menteri. Sip markosip. Salah satu harapan beliau adalah, dg diubahnya garis finis kelulusan siswa, diharapkan tidak adanya lagi kecurangan2 dlm pelaksanaan UN. Amin.

Mudah mudahan begitu. Tapi sebenarnya, curang dan nggak curang tegantung dari individu itu sendiri atau kelompok. Tidak menutup kemungkinan kecurangan masih saja terjadi, mengingat masyarakat Indonesia masih menganggap nilai-nilai cantik sebagai ukuran paling utama keberhasilan siswa, guru dan sekolah.

Tapi semoga saja kecurangan itu tidak terjadi. Semoga aturan baru dari pak menteri anis ini, memberikan hasil maksimal sesuai dengan harapan harapan yang tersimpan di balik keputusan ini.  Semoga dunia pendidikan di negeri tercinta ini, menjadi lebih baik lagi. Amin.

#CERMAT-Penatnya Nina

Akhirnya, berakhir sudah ujian kalkulus yang berhasil membuat otak Nina kalang kabut. Untuk memulihkan kondisi otak, jiwa dan raganya, Nina memilih untuk menikmati mie ayam akhirat. Bagi Nina, pedasnya mie akhirat bisa memusnahkan penatnya dalam sekejap mata.

Tentu saja Nina tak sendiri. Ada Cika dan Vina yang menemaninya.

"Eh Nin, Kamu jadi nikah sama Ale ?" tanya Cika. Nina mengangguk seraya menyeruput kuah mienya.

"Kapan ?, kapan Nin ?, gitu ya, nggak woro-woro ke Kita" seru Vina tak terima.

"Rencananya nanti kalau sudah dapat hari baik baru Aku kasih tau kalian" terang Nina.

"Bukannya semua hari itu baik ya Nin ?" ujar Cika. Alis tebalnya nampak menjadi satu.

"Yup, mungkin mencari hari terbaik diantara yang baik" jelas Nina.

"Eeemmm..berarti antara senin atau jumat ya Nin ?" tebak Vina.

"Nggak juga, katanya sih lihat dari wetonku sama Ale." Bantah Nina.

"Wetonmu apa Nin, sama Ale sekalian deh, biar Aku tanya ke mbah google " kata Cika antusias. Namun lagi-lagi Nina menjawab dengan isyarat kepala.Menggelengkan kepalanya sambil menambah cabe di mienya.

"La trus, hari apa donk Nin, Aku jadi penasaran, Kamu penasaran juga kan Vin ?" kata Cika yang didukung dengan anggukan kepala Vina.

"Udah, nggak usah ngeributin si hari, yang paling penting itu, Aku jadi kawin, dan sah, gitu aja koq repot" jawab Nina lalu kembali menambahkan sesendok cabe di mienya. Nampaknya penat Nina tak juga musnah.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...