Membuat Buku Mini Untuk Si Kecil

Beberapa tahun yang lalu, sebelum aku berperan sebagai Shehrazat dari Hongkong, bukan dari Turki, aku terkena yang namanya sindrom newmom. Parnoan, harus begini begini begitu, pakai teori parenting yang ini atau yang itu, dan selalu siwer saat mata menangkap sesuatu yang unik, lucu, dan bagus untuk pertumbuhan si kecil. Jika sudah siwer begitu, apalagi membaca keterangan "baik untuk tumbang si kecil", aku pasti kalaf, kemudian langsung beli beli dan beli.

Salah satu yang aku beli tanpa berpikir panjang kali lebar adalah buku bantal kumpulan do'a sehari-hari. Maksud aku membeli buku bantal tersebut adalah untuk memperkenalkan ken tentang do'a do'a sehari-hari sejak dini. Seberapa dini ?. Nah itu yang tidak aku pikirkan sama sekali. Aku membeli buku bantal tersebut saat Si Ken masih berusia 5/6 bln. Dodol banget kan ?.

Alhamdulillah, setelah terkena cambuk cemeti amarrosulinya sembara *emangnya emak lampir, kedodolan tersebut tidak berlangsung lama. Aku sadar bahwa belum waktunya Ken menggunakan buku bantal tersebut. Karena seharusnya buku yang digunakan Si Ken adalah buku yang berisi tentang gambar tumbuh tumbuhan dan hewan-hewan disekitarnya, anggota tubuh, dan alat alat rumah tangga disekitarnya juga.

Langkah selanjutnya adalah, aku segera membuat buku kecil untuk si ken. Bukan buku bantal. Tapi buku mini sederhana saja yang aku buat dari barang bekas. Cara membuatnya juga cukup mudah.

Pertama, siapkan bahan dan alat.
Kemasan kardus pewangi baju.
Kertas bekas
Tali hias berwarna emas
Gunting
Plong-plongan (alat untuk melubangi kertas)

Kedua, Cara membuat
Gunting kardus kemasan pewangi baju Gunting kertas bekas sesuai dengan kardus pewangi
Beri lubang kemasan kardus pewangi baju
Beri juga lubang kertas-kertas bekas yang sudah digunting dan sesuaikan lubang dengan lubang yang ada di kemasan kardus pewangi baju tersebut.
Satukan antara kertas bekas dengan kardus kemasan tersebut
Rapikan
Setelah itu masukkan tali hias berwarna emas ke dalam lubang lubang tersebut. Ikat di kedua ujungnya. Selesai

Buku mini untuk si kecil ken pun sudah jadi. Selanjutnya tinggal diisi saja. Karena ken lagi semangat mengenal huruf dan nama-nama buah, jadi buku tersebut aku isi dengan huruf abjad dan gambar buah buahan yang biasa ia konsumsi. Alhamdulillah. Buku tersebut diterima dengan baik oleh Si Kecil Ken. Yippiiiieeee *lalu joget sambal lado. 

Bapak Penjual Bola Plastik

Sebenarnya, minggu kemarin, aku punya rencana terselubung. Sembari mengantarkan sepasang pengantin yang tak lain adalah adek iparku ke tempat tinggal mereka, aku berencana untuk mengambil beberapa foto saat di perjalanan atau saat kami berhenti istirahat lalu makan siang. Foto foto itu nantinya akan kujadikan bahan ikut lomba blog yang diadakan blogger kece mbak Arin.

Kamera sudah kusiapkan. Bekal sudah beres. Beberapa orang dari rombongan pun sudah ku woro woro. Semuanya sudah oke. Tinggal eksekusi saja. Sayangnya rencana tersebut gagal terwujud.

Tentu saja bukan karena aku batal ikut mengantar atau karena aku mabuk perjalanan. Tapi karena sesuatu. Sesuatu yang begitu menyentuh. Terharu hingga buat aku tergugu begitu tiba kembali di rumah. Iya, akhirnya tangisku tumpah ruah di balik bantal.

Minggu pagi, sekitar pukul 9.30 WIB, kami berangkat dari rumah. Kami memilih lewat jalur alternatif. Karena lebih cepat dan jalan tersebut juga sudah cukup baik. Sebagian besar mulus beraspal. Kekurangannya hanya satu yakni sempit. Waktu itu memang lalu lintas jalan tersebut cukup ramai. Jadi si ayah yang duduk di balik kemudi memutuskan untuk alon alon saja.

Awalnya perjalanan cukup lancar dan penuh canda tawa, hingga di detik detik kami hampir mendahului bapak penjual bola plastik, tiba tiba dari arah berlawanan muncul sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan mengambil banyak bagian jalan. Kemudian tak sampai 5 detik, hanya sekejap saja, kejadian itu terjadi. Dus Prek. Mobil menyerempet bapak penjual bola plastik untuk menghindari terjadinya tabrakan dengan motor yang melaju dengan kencang tersebut.

Menyadari hal itu, Si ayah lalu menepikan mobil, berhenti, lalu berlari menuju bapak penjual bola plastik. Dan bagaimana ekspresi bapak penjual bola plastik tersebut ?.
"ndak apa apa mas, cuma kaget thok" jawabnya sambil nampak sedikit menyunggingkan senyum lalu menyambut uluran tangan si ayah yang bermaksud untuk meminta maaf padanya.

Melihat kejadian tersebut rasanya seperti ini 'nyes'. Hati luluh. Seakan jatuh membumi. Sungguh aku tak menduga kalau ekspresi itu yang muncul dari beliau. Aku mengira ia malah akan membentak kami, marah dan segala macamnya, namun ternyata tidak begitu sama sekali. Subhanallah. Masih ada hati sebaik itu di zaman seperti ini.

Sepanjang perjalanan, baik saat menuju ke tempat tujuan hingga kembali lagi, pikiranku tak lepas dari sosok bapak penjual bola plastik tersebut. Aneka pertanyaan muncul dipikiranku. Ada terselip protes di dalamnya. Protes kepada Sang Maha segalanya. Mengapa begini mengapa begitu. Mengapa orang sebaik itu harus menjalani hidup seperti itu. Menjajakan bola plastik kemana mana dengan menggunakan motor butut dan rengkek kayu yang sudah tak apik lagi. Sementara yang 'begitu begitu', hidup berlimpah ruah harta, hanya duduk ongkang ongkang tak nampak bekerja keras apalagi bekerja baik. Mengapa begitu Ya Robb ?. Mengapa ?.

Entah di bagian ruang pikiran sebelah mana, tiba tiba muncul kalimat begini : " Mungkin hidup yang dijalani bapak penjual bola plastik itu yang menurut kita penuh dengan kekurangan terutama materi, adalah cara Allah melindungi beliau dari perbuatan yang tidak baik 'begitu begitu' ". Iya mungkin seperti itu. Itu adalah cara Allah melindungi beliau. InsyaAllah yang terbaik. Wallohua'lam.

Pelajaran yang aku peroleh dari kejadian tersebut adalah :
1. Harus lebih hati hati saat berkendara.
2. Jika dari jauh sudah terlihat ada kendaraan yang nampak ugal ugalan, ngebut ngebutan, lebih baik kita menjauh. Entah harus segera mendahuluinya, atau berjalan perlahan bahkan berhenti. Paling tidak hingga si ugal ugalan tersebut jauh atau melewati kita.
3. Masih ada orang dengan ekspresi yang keren bin baik di zaman seperti ini.
4. Sebagai refleksi, terutama untuk aku yang akhir akhir ini cukup sering khilaf. Mengeluhkan ini itu kepada Allah. Kenapa begini, koq begitu, kakoq kakoq saja, tanpa berusaha sekuat tenaga, melakukan sesuatu. Malah sering berdiam diri, bahkan sedikit geje (nggak jelas). Sementara si bapak penjual bola plastik, dengan hidup yang mungkin lebih tidak baik dari aku tapi tetap berusaha, berkeliling menjajakan bola plastik dagangannya ke warung warung di desa.

Subhanallah. Astgahfirullahal 'adzim. Walaahaulawala Quwwata illah billah hil 'aliyyil 'adzim.




Cerita Piknikku, Dulu, Sekarang, dan Nanti

Kalau alis mengkerut, bola mata ke kiri ke kanan, bibir lancip, itu adalah ekspresi wajahku saat sedang mengkalkulasi pengeluaran rumah tangga. Kemudian kalau bibir monyong 5 centi, dan di dahi seperti ada tulisan "jangan diganggu lagi galak" adalah ekspresiku saat jadi maknyonyor alias saat sedang pms. Trus kalau sorot mata tak berbinar *aseg, berjalan tak tegak, hilang gairah, males ngapa-ngapain itu adalah tanda kalau aku butuh yang namanya piknik. Yup, butuh piknik.

Si ayah sudah hafal betul dengan aneka ekspresiku dan cara menghadapinya. Kalau ekspresi yang pertama dihadapi si ayah dengan kalimat begini "nanti kalau duit belanjanya kurang bilang aja ya mah". Kemudian ekspresi wajah kedua dihadapi si ayah dengan tabah. Trus ekspresi ketiga dihadapi si ayah dengan mengabulkan keinginan tersiratku untuk pergi piknik *hurray. Ini pasti loh. Karena kalau si ayah nggak ngajak aku piknik, resikonya adalah aku bakal berubah jadi kak ros. Jadi, kalau sudah ekspresiku begitu, si ayah pasti mengajak aku piknik, karena piknik itu penting. Tidak hanya penting untukku, tapi juga untuk kemaslahatan bersama, hahayy.

Kegiatan piknik yang ayah rencanakan memang tidak wah. Hanya piknik di taman kota atau alun alun saja. Beralaskan rumput atau duduk di tempat yang sudah disediakan sambil melihat lalu lalang orang atau kendaraan. Bekal yang kami bawa pun hanya camilan seperti gorengan, pentol, atau roti plus air minum. Sederhana bukan ?. Tapi meskipun begitu, rasanya sudah seneng banget loh. Sayangnya moment bahagia nan tenang ini tak dapat berlangsung lama, karena si kecil ken.

Piknik di taman Keplak Sari dekat rumah

Ya,  Si Ken yang masuk dalam tipe anak kinestetik tak dapat duduk diam berlama-lama. Kami sering berbagi waktu untuk menemani si ken bereksplorasi. Jika si ayah lelah, maka aku yang sudah duduk daritadi harus mengambil alih tugas ayah menemani si ken. Selalu begitu. Jadi masa-masa indah menikmati piknik sederhana hanya berlangsung sekian menit saja *piknik macam apa itu. hiks.

Acara piknik berubah jadi lomba lari

lomba lari berlangsung seru, antara si ayah dengan si ken

Sebenarnya tak masalah sih meskipun bisa piknik beberapa menit saja. Tapiiiiii, kadang terselip keinginan untuk piknik seperti dulu. Saat piknik bersama sahabat sahabat aku waktu kuliah dulu. Seruuuu.

Dulu, aku dan sahabat sahabatku punya program piknik jangka pendek dan jangka panjang. Muculnya program tersebut sebagai salah satu cara untuk refreshing dan memberikan pengalaman baru yang tak terlupakan dengan saling berkunjung ke daerah tempat tinggal kami masing-masing.

Piknik jangka pendek akan dilakukan saat tanggal merah yang disusul dengan harpitnas, hari kejepit nasional. Kalau jangka panjang akan dilakukan saat libur semester ganjil. Sedangkan libur semester genap yang biasanya berlangsung lebih lama kami putuskan untuk pulang kampung saja.

Piknik jangka pendek kami adalah piknik ke tempat wisata yang ada di daerah kami masing masing dan tidak keluar provinsi. Kalau keluar provinsi akan masuk dalam piknik jangka panjang. Tujuan piknik jangka pendek kami adalah pacet Mojokerto, Wisata Bahari Lamongan, dan pantai-pantai di madura. Sedangkan jangka panjang akan pergi ke rumahku yakni Bali, dan rumah sahabatku yang lain yakni Lombok.

Yang membuat piknik ini seru adalah :
  • Kami memutuskan untuk memakai angkutan umum menuju ke rumah tujuan sahabat maupun ke lokasi piknik. 
  • Aktivitas yang kami lakukan saat piknik tak hanya sekedar jeprat jepret saja, melainkan diisi dengan berbagai macam hal. Seperti saling menyiram air terjun saat kami sedang di Pacet, atau berroller coaster ria saat di Jatim Park Lamongan, dan menikmati sensasi naik perahu saat di Madura.

Siapa yang mangap paling omboh ? eikeh cyiin

Tak ada Titanic, perahu pun jadi

Nekat main air, meski tidak membawa baju ganti

  • Kemudian saat kami lapar, kami memilih untuk tidak jajan di warung warung makan yang ada di lokasi piknik tersebut melainkan memilih untuk menyantap bekal yang dibawakan oleh orang tua sahabat kami. 
Cuekin kamera, buka bungkusan, lafaaarr

  • Terakhir bercengkrama, bercanda ria.
Udah kaya' foto model kan *preettt
Piknik seru yang aku lakukan bersama sahabat sahabatku itu tentu saja tidak semata-mata untuk mengisi waktu libur saja, tapi ada banyak manfaat juga yang kami peroleh.
1. Menguatkan ikatan persahabatan di antara kami.
2. Menjalin silaturahim dengan keluarga sahabat kami.
3. Refreshing.
4. Mengundang semangat untuk melakukan aktifitas kami di hari hari selanjutnya.
5. dan menciptakan memory indah yang mungkin nantinya akan selalu kami kenang bahkan kami ceritakan kepada pasangan atau anak cucu kami nanti.


Yup, banyak manfaat yang dapat diperoleh dari piknik seru saat aku masih mahasiswa dulu. Oleh sebab itu bisa dibilang, piknik itu penting bagi mahasiswa.

Lalu bagaimana dengan kegiatan piknik sekian menit yang aku dan si ayah lakukan ?. Apakah memiliki manfaat juga ?. Tentu saja. Melihat senyum ceria si kecil ken sudah sangat membuat aku bahagia *aseg.

Tapi aku yakin suatu saat aku pasti bisa menikmati piknik seru seperti itu lagi. Bersama si ayah, juga si ken yang sudah bisa diajak kompromi. Dan pasti tak kalah seru juga kaya akan manfaat. Tidak lagi piknik di taman kota atau alun alun saja, tapi mungkin bisa piknik ke luar kota atau provinsi. Seperti piknik ke Bogor gitu. Iya, aku pengen banget liburan di Bogor. Lalu piknik seru di situ. Berdasarkan informasi yang aku dapat dari nonton tv dan baca-baca artikel travelling di mbah google, ada banyak lokasi wisata di Bogor. Hemmmm. Membayangkannya saja sudah bikin hati aku tumbuh bunga dimana-mana, seru dan asoy deh kayaknya.

Jadi ya begitulah cerita piknik sederhanaku bersama si ayah dan si kecil ken yang aktif bak bola bekel, dan cerita piknik seruku bersama sahabat-sahabat aku waktu kuliah dulu berikut dengan manfaat dari kegiatan piknik tersebut serta cerita tentang harapan aku untuk dapat melakukan piknik seru selanjutnya bersama si ayah dan si ken. Doakan terkabul yak. Terima kasih manteman dan inga'-inga', piknik itu penting ting *langsung hilang.

***

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...