Kesan Nonton Dangdut Academy Asia

Salah satu suasana di rumah yang paling aku rindukan adalah saat nonton tv bareng. Dusel tempat duduk, ngotot ngototan, eyel eyelan, hingga rebutan remote tv. Yang satu pengen nonton ini yang satu pengen yang itu. Ujung-ujungnya malah nggak ada yang bisa nonton apa yang dipengenin, gegara kemunculan alm. si mbah yang tiba tiba lalu mengambil remote tv dan nonton berita dengan wajah tanpa dosa alias cuek markowek. Hadeehh.

Momen itulah yang aku rindukan, jadi saat aku pulang kampung begini, aku pasti akan menghadirkan suasana seperti itu. Yaaa, memang sih nggak sama dengan yang dulu. Tapi lumayan lah yah sebagai penawar rasa rindu *aseg.

Memang sudah tidak sama. Dulu, yang suka rebutan remote adalah aku dan adek, kalau sekarang yang rebutan remote adalah adek dan ibuk. Iya ibuk. Apalagi kalau jarum pendek menuju angka 20.00 WITA. Beuugghh, bener bener kagak bisa diganggu gugat dah. Karena itu adalah jadwal ibuk nonton Dangdut Academy Asia di Indosiar.

Iya, ibuk suka dengan acara dangdut yang satu itu. Saking sukanya, ibuk sampek rela mengurangi waktu tidur malamnya untuk nonton acara dangdut tersebut sampai selesai. Sempat heran, koq sampek segitunyaaaa si ibuk sama Dangdut Academy Asia. Biasanya cuma sekedar nonton saja. Nggak pernah sampek ngikutin seperti ini.

Aku sendiri nggak tertarik blas nonton acara yang satu itu, Sebab pikirku, paling dangdut ya begitu begitu aja. Main cengkok main goyang. Entah ngecor atau ngebor. Mungkin bisa juga ditambah dengan ngecat, ngarit, nyangkul sekalian. Yaaaa, berubung nggak ada kesempatan memilih acara tv. Walhasil, mau tidak mau aku ikut nonton acara tv pilihan ibuk.

Saat nonton pertama kali, aku sempet protes sama ibuk. Yang kedua kalinya, aku gerundel nggak jelas. Yang ketiga kalinya, lumayanlah ya. Lumayan ngikutin. Itu pun nggak sepenuhnya. Aku baru memperhatikan acara tersebut yaaa pada saat para kontestan menyanyi saja. Lalu begitu kontestan selesai bernyanyi, aku kembali menemani si ken main.

Sebenernya dan menurutku nih, acara Dangdut Academy Asia ini tak kalah kece dengan Indonesian idol. Karena apa ?. Para peserta kontes benar benar memiliki kualitas suara yang oke. Cengkok cengkok yang mereka buat pun luar biasa. Keren. Salah dua peserta yang menurutku paling unggul dari awal aku nonton adalah Lesty dan Shiha. Ajib bener dah mereka.

Nah yang membuat acara ini hilang kekeceannya adalah cara penyajiannya yang kurang sip. Banyak nyelipin drama. Guyonan guyonan yang nggak jelas. Komentar yang mbuletisasi dan host yang buanyak sekali omongnya. Jujur, hal yang begini ini malah bikin cepet cepet pengen ganti channel. Lelah nonton yang begituan.

Harapanku sih, kalau acara ini tahun depan masih diadain lagi, semoga penyajiannya nggak begini lagi. Eman. Beneran. Kalau memang acara ini diadakan untuk mempopulerkan musik dangdut hingga terkenal di mata dunia, mbog ya tujuannya dimaksimalkan gitu. Difokuskan ke dangdutnya. Bukan ke dramanya. Eman. Talenta talenta sekece itu jadi tertutupi, jadi tidak mampu menarik perhatian, jadi males nonton, jadi tidak ingin nonton, jadi tidak ingin tahu, dan jadi tidak peduli karena bisa jadi disebabkan dengan selipan sajian hal hal yang nggak jelas banget. Eman bener dah. Semoga lebih baik lagi lah kedepannya, amin.

Kesan Baru Naik Kereta Api Kelas Ekonomi

Akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga yak. Ya, apa lagi kalau bukaaannnnn...Liburan Akhir Tahuuuuunnnn. Yeayyyyy *tet..teret..teteteeettt*. Duuhh..hatiku jadi mejikuhibiniu. Seneng gitu. Dan lebih senengnya lagi, liburan akhir tahun ini bakalan jadi liburan panjang karena berbarengan dengan libur semester sekolah. Ulala beibeh. Nah maka dari itu, aku, si ayah dan si ken memutuskan untuk menghabiskan tahun 2015 ini di suatu tempat yang dikenal sebagai surga dunia kedua yakni di pulau dewata *eyak.

Ini adalah pertama kalinya bagi si ken juga si ayah akan melewati akhir tahun di pulau Bali. Jadi mereka antusias banget. Terlebih lagi si ayah. Kalau aku mah, sudah sering. Hampir tiap tahun malah. Cieee..sombong ni yeayyy ?. Nggak, nggak begitu. Gimana nggak tiap tahun melewati akhir tahun di pulau Bali cobak ?, La wong aku jualan kembang api keliling di situ. Hehe. Bukan, bukan begitu, lebih tepatnya aku orang situ. Aku lahir dan besar di pulau dewata Bali.

Liburan akhir tahun ini pun akan semakin terasa berkesan dengan alat transportasi yang kami pilih. Biasanya, kalau kami pulang kampung ke Bali, alat transportasi yang kami gunakan adalah bus malam. Namun pulang kampung kali ini kami memilih untuk naik kereta api.

Niat ini bukan hanya untuk mengenalkan kereta api pada si kecil ken aja sih, namun juga karena aku dan si ayah ingin bernostalgia dengan si raja jalan ini. Kami sudah lama tidak melakukan perjalanan dengan kereta api. Terutama yang kelas ekonomi. Mungkin sekitar 5 atau 6 tahun lah yah. Jadi kami ingin merasakan sensasi naik kereta api dan juga mengenalkan sensasi tersebut kepada si ken. Sempet dag dig dug juga sih. Ragu ragu plus khawatir. Jangan jangan si kecil ken tak suka dengan sensasi naik kereta api yang baru ia rasakan. Tau sendiri kan gimana sensasi naik kereta api ?. Terutama untuk kelas ekonomi ?. Pasti akan merasakan yang namanya berdesakan plus tersaji aroma yang nano nano bin alakazam itu.

Hari H tiba. Si ken nampak senang sekali. Seperti ketemu teman lamanya aja. Entah itu Thomas and friends atau Si Bob the train. Sementara aku, sudah abang biru. Khawatir cyiinn. Akan tetapi kekhawatiran tersebut tidak berlangsung lama karena terkesan dengan tampilan baru si kelas ekonomi. Tidak seperti 6 tahun yang lalu.

1. Tidak ada lagi yang namanya ketek basah karena gerah melanda. Sebab, di kelas ekonomi sudah full AC.
2. Tidak ada lagi berseliweran bau nano nano, asap rokok, bau badan, hingga bau wc, karena sudah ada pewangi otomatis di setiap gerbong.
3. Bahkan jika ada yang ketahuan merokok, petugas kereta api tak segan segan menegur hingga menjatuhkan sanksi berat berupa diturunkan di stasiun terdekat.
4. Tidak ada lagi pedagang asongan bertebaran di sekitar penumpang. Baik di jendela maupun di dalam gerbong.
5. Dan tidak ada sampah dimana mana karena petugas kebersihan akan beraksi hampir setiap 2 hingga 3 jam sekali. KECE.

Rencana bernostalgia berubah menjadi Surprise untuk kami. Kami memang tidak bisa merasakan sensasi naik kereta kelas ekonomi seperti dulu. Akan tetapi kami bisa merasakan Sensasi Baru yang tak kalah amazing. Takjub bener dah dengan kemajuan yang dilakukan oleh PT. KAI. Salut. 

Dengan kondisi seperti ini membuatku tak perlu khawatir bahwa si ken nanti tak akan betah berlama lama di kereta api. Dan memang benar begitu, si ken malah nampak menikmati sekali sensasi berbeda dan baru yang ia rasakan. Sip sip. Lain kali bisa dicoba lagi ya ken. :).

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...