Olin dan Pemuda Misterius

Musim hujann telah tiba. Membawa kabar gembira bagi pendamba kehadirannya. Seperti sungai, sumur yang mengering. Tanah, ladang yang retak serta sang kodok yang mulai lelah bernyanyi.. Hujan menyegarkan. Hujan menyejukan. Hujan menghijaukan.

Di sisi lain. Terkadang musim hujan tak membingkai senyuman. Menghadirkan kekhawatiran juga tak jarang kesedihan. Sebab adakalanya turunnya hujann mengundang bencana alam. Berupa banjir hingga tanah longsor. Apalagi saat musim hujan berada di puncaknya seperti saat ini. Berita berita soal bencana alam karena hujan, muncul bergantian.

Maka sebagai wilayah yang tidak terkena musibah tersebut. SMA tempat Olin bersekolah, berinisiatif  mengadakan bakti sosial guna membantu para korban bencana alam. Bakti sosial ini akan diadakan selama bencana alam masih terjadi.

Program bakti sosial yang diadakan oleh sekolah tentu saja disambut penuh antusias oleh Olin dkk. Mereka pun sudah merencanakan berbagai macam ide untuk mengumpulkan dana dari masyarakat sekitar. Mulai dari mendatangi rumah warga satu persatu. Lalu menjual jajanan yang hasil penjualannya akan disumbangkan. Hingga menyebarkan informasi tersebut ke media media sosial yang mereka miliki.

Lokasi bencana alam yang mereka kunjungi pertama kali adalah daerah yang terkena bencana longsor. Dengan sigap Olin dkk mulai beraksi. Mereka tidak hanya membawa bantuan bahan saja, tetapi juga berusaha untuk menghibur para korban longsor. Terutama anak-anak kecil.

"Kak Olin punya tebak-tebakan ni buat kalian, siap siap jawab  ya" kata olin. 
"Di dalam sumur nih, ada berbagai macam batu, nah menurut adek-adek batu apa yang nggak ada  di dalam sumur,hayo batu apa hayoooo" lanjut olin.
"Batu akik" 
"Ada" jawab olin
"Batu permata"
"Ada"
"Batu kali"
"Ada"
"Tuh kaaannn, apa jawabannyaaaaa" bisik salah seorang anak ke anak disebelahnya.

Olin mengajak anak-anak korban longsor main tebak-tebakan


Anak-anak tersebut saling berbisik dan berdiskusi mencari jawaban teka teki yang diajukan olin. Tak hanya anak-anak. Lia dan Kristin juga sibuk mencari jawaban teka teki olin.

"Batu cinta" ucap Lia. Langsung disenggol Kristin dan dipelototi Olin.
"Ups sorryy, kelepasan" gumam Lia sambil nyengir.
"Yak waktu habis, jawabannya adalah Batu keriiiiinnngggg" sorak Olin kegirangan. Sendirian. Sedangkan anak-anak hanya melongo melihat tingkah Olin yang bersorak sorai kegirangan.

"Yang gampang aja kak, yang itu susah" pinta salah seorang anak berbaju merah.
"Okee, yang gampang-gampang serahkan pada kakak" ucap Lia sumringah. Menyingsingkan lengan bajunya dan mulai beraksi :
"Apel, apel apa yang".

"Warna-warni kan kak ?". Potong salah seorang anak yang berbaju biru.
"Loh koq tau".
"Sudah sering muncul di tv kak" jawab anak itu lagi. Lia lalu mundur ke belakang. Wajah sumringahnya buyar. Sedangkan Olin dan Kristin mengulum senyum melihat ekspresi pasrah wajah Lia.

Acara bakti sosial siang itu berlangsung dengan baik. Setelah berpamitan mereka bergegas naik ke bus sekolah. Begitu Olin, Kristin dan Lia duduk di kursi penumpang, Olin segera membuka pembicaraan. 

"Emmm ngomong-ngomong tadi ada seorang pemuda yang terus menatap ke arahku" ungkap Olin.

"Ciiiieeee..ada yang naksir nih yey" goda Lia. Sementara Kristin mentowel towel Olin.
"Tatapan matanya aneh, aneh banget" lanjut Olin. Lia dan Kristin berhenti menggoda Olin.
"Sudaahhh, nggak usah dipikirin, toh kita juga nggak balik ke sini lagi kan" kata Lia.
"Iya bakti sosial selanjutnya kn nggak di sini lagi, tapi di daerah yang terkena banjir, jadi nggak usah terlalu dipikirin yak, mungkin orang iseng" ucap Kristin. Olin mengangguk. Namun di dalam benaknya, Olin masih terbayang dengan tatapan aneh pemuda itu.

***

Keesokan harinya, mereka kembali beraktivitas sebagaimana biasa. Belajar. Namun saat pelajaran berlangsung, Olin nampak gelisah. Lia juga Kristin menyadari hal itu.
Masa istirahat tiba. Lia dan Kristin kemudian mendekati Si Olin yang saat itu tengah duduk sendirian sambil membaca buku terbitan Kaifa juga sesekali wifi-an menggunakan andromax 4G LTE.

Olin duduk sendirian smabil baca  buku terbitan kaifa
dan wifi an pakai andromax 4G LTE 

"Li:)n, kamu nggak apa-Apa kan?" tanya Kristin.
"Ah nggak, aku sehat begini".
"Tadi waktu pelajaran kamu nggak konsen gitu" giliran Lia yang bertanya.
Lalu dilanjutkan Kristin :
"Jangan bilang kamu masih memikirkan pemuda kemarin".
Olin mengangguk.


"Aku lihat dia lagi, tadi pagi, di gerbang sekolah" ungkap Olin. Lia dan Kristin saling menatap.
"Busyet, beneran Lin ? " tanya lia. Olin mengangguk.
"Kamu sudah bilang mas/orangtuamu mengenai hal ini ?" tanya Kristin. Olin menggeleng.
"Belum, mungkin nanti" jawab Olin.
"Okee, nanti aku dan lia nganter kamu sampek rumah". Kata Kristin, dan di-iyakan oleh oleh Lia.
"Makasih ya, makasih banget" ucap Olin seraya menggenggam dua tangan sahabatnya tersebut.

Bel pulang sekolah berbunyi.

Lia dan Kristin menepati janjinya untuk mengantar olin pulang. Saat mereka lewat pintu gerbang, Olin tidak melihat pemuda itu lagi. Ada kelegaan di raut wajahnya.

"Tapi Lin, meskipun dia udah nggak nongol lagi, meskipun kamu juga bisa taekwondo, kamu harus tetep bilang ke masmu atau ke orangtuamu, harus" ucap Lia mengingatkan. Olin tersenyum.

Sepanjang perjalanan, mereka pun asyik membicarakan soal cara mengumpulkan dana untuk bakti sosial berikutnya. Lia mengusulkan untuk membuka jasa edit foto bertarif murah dan hasilnya akan disumbangkan. Sementara Kristin lebih suka memakai cara mereka sebelumnya yakni buy for charity.

"Kita coba caraku aja dulu, kalau hasilnya sedikit baru kita pakai cara yang kemarin, gimana gimana hem hem hem" tawar Lia. Olin mengangguk. Lalu tiba-tiba menggeleng kuat seraya bergumam :
" Ya Allah...". Lia dan Kristin kompak menatap Olin.
"Pemuda itu lagi?" tanya Kristin.
"Mana ? sini ku foto trus aku laporin ke polisi" Lia menimpali. Bagi Lia ini sudah keterlaluan dan merupakan tindakan kriminal karena mengganggu kenyamanan orang lain.
Lalu Olin menunjuk ke seberang jalan. 
"Mana Lin ? Yang mana ?" Lia dan Kristin celingukan.
"Itu di sana. Di dekat pohon itu" ucap Olin.
"Mana Lin, ma...................." Kalimat Lia menggantung. Tiba-tiba ia sadar sesuatu. Begitu juga dengan Kristin. Bahwa pemuda itu.....................


***

Keesokan harinya, di sekolah. Lia dan Kristin nampak tengah serius berbincang di teras kelas. Sedangkan Olin belum tiba. 

Kristin dan Cecilia, sahabat olin

"Aku heran, kenapa Olin ? Koq nggak kamu aja ?".
Enak aja" Lia cemberut. Kristin menahan tawa.
"Yang jelas, kita harus segera beraksi, kasihan Olin" kata Kristin serius.
"Tapi kita nggak harus pergi ke tempat itu lagi kan?" 
"Ya harus ke sana donk, kita harus cari informasi tentang pemuda itu" terang Kristin.
"Iya sih" ujar Lia pasrah
"Okee, fix, kita tinggal ngomongin rencana kita ini ke Olin, mudah-mudahan dia setuju".
Lalu mereka berdua, bersama-sama, menatap langit. 
Set.

***

Hari yang ditentukan tiba. Tepatnya di Minggu pagi. Mereka berdua, Lia dan Kristin, menjemput Olin yang akhirnya setuju dengan ajakan mereka. Dengan syarat kakak Olin, Bagus, diperbolehkan untuk ikut.
"Setuju" ujar Lia semangat
"Lumayan ada bodyguard gratis" lanjut Lia sambil berbisik pada  Kristin yang juga mengagguk penuh arti. Lalu kemudian mereka berdua mendapat toyoran dari Olin. Lia dan Kristin meringis.


"Berangkat yok" ajak Mas Bagus.

Beberapa saat kemudian, perjalanan mereka untuk menyelesaikan masalah Olin dengan pemuda misterius itu segera dimulai.

Tiba di lokasi korban longsor.

Mereka bertiga langsung menuju ke tempat pengungsian korban longsor. Tak seramai dulu waktu acara bakti sosial itu.

Setelah menyapa beberapa pengungsi yang masih tinggal di situ mereka berempat langsung menuju ke pusat informasi. Mereka menanyakan apakah ada korban longsor yang meninggal ?.

"Tidak ada. Alhamdulillah semuanya selamat. Cuma ada satu korban yang masih di rawat di ICU" kata petugas informasi.
Pernyataan tersebut sontak membuat mereka berempat saling menatap. Dan tatapan mereka tersebut seolah berkata : 'Trus pemuda itu?'.

"Itu dia, pemuda itu" seru Olin tiba-tiba. Olin lalu beranjak meninggalkan tempat tersebut. Disusul Loa dan terakhir Kristin setelah berpamitan terlebih dahulu.

Langkah Olin semakin cepat mengikuti gerak pemuda itu. Sementara Lia dan Kristin akhirnya, berhasil mensejajari langkah Olin. Cepat cepat lalu melambat dan berhenti. Langkah Olin terhenti di sebuah rumah yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu.

Olin lalu mengetuk pintu sembari mengucap salam. Tak lama kemudian muncullah seorang ibu paruh baya. Wajah ibu tersebut nampak lesu. Matanya pun sembab.
"Ada apa neng" tanya Si Ibu lembut.

Tanpa basa basi, olin pun menceritakan apa yang ia alami. Mulai dari awal ia bertemu dengan pemuda tersebut hingga ciri-ciri dari si pemuda. Setelah mendengarkan Olin bercerita, si ibu lalu masuk ke rumah dan kembali keluar dengan membawa sebuah foto "Ini foto anak ibu".
Deg.
Olin terkejut.

"Pemuda itu kah?" tanya Kristin. Olin mengangguk.
"Dia anak ibu, kepalanya tertimpa tiang kayu teras rumah, sekarang masih ada di rumah sakit, masih koma, kata dokter butuh darah banyak biar bisa dioperasi tahap 2, tapi stok darah AB di rumah sakit kosong dan di PMI hanya tinggal satu, ibu bingung neng dimana mau nyari darah buat anak ibu".

"Alhamdulillah, kebetulan, golongan darah saya AB bu, saya bisa bantu anak ibu" ucap Olin.
"Butuh banyak neng"
"Nanti kita bantu cari bu" kata Kristin. Ia berencana untuk menghubungi teman-temannya juga menyebarkan informasi ini ke medsos.
"Kita siap bantu" Lia meyakinkan.


Wajah si ibu yang tadinya lesu, mulai muncul benih-benih ekspresi bahagia. Sementara Olin, kembali melihat pemuda itu di dalam rumah. Hanya sebentar.  Lalu menghilang. Setelah menyunggingkan senyum pada Olin.

Smoke Shelter di Taman Keplaksari

Pagi hari, ditambah weekend pula, memang paling asyik diisi dengan jalan-jalan. Atau bisa juga diisi dengan "LARI PAGI" begitu kata Pakhaji Rhoma Irama. Dan tempat yang paling cihuy buat melakukan kegiatan itu adalah di car free day, alun-alun kota, atau di taman kota.

Kalau kami nih, geng sehat dan kincong (kata si ken), lebih sering menghabiskan pagi weekend di taman keplaksari Jombang. Karena apa ?. Rahasia #Gubrak. hehe. Karena paling dekat dengan rumah kontrakan kami *ahay. Selain itu juga, taman keplaksari memiliki pemandangan yang oke banget buat mataku juga mata lensa (cekrek cekrek upload)  #EmakNarsis. hehe.

Kalok udah ketemu tempat begini, si ken pastu kudu 'kabooorrr'
Seperti biasa, saat di taman keplaksari, aku menghabiskan waktu sendiri. Sepi di sini aku benci *eyak. hahaha. Iya aku lebih sering sendiri. Sengaja sih dan sudah sepakat juga sama si ayah. Kalau jalan-jalan, si ken akan diambil alih si ayah. Dengan begitu, aku bisa menikmati #MeTime di taman kota seutuhnya, seluruh jiwa raga *pret.

Sementara si ken (diikuti si ayah) menclok kesana kemari, aku duduk duduk menikmati pemandangan juga lalu lalang orang. Menyesapi segarnya udara di pagi hari. Sesaappp. Hiruuupppp. Hiruuuupppp. Hiruuuppp. 

"Busyet dah bau asep".


Kejadian tersebut cukup sering terjadi. Lagi seneng-senengnya ngobrol, lagi semangat-semangatnya lari-lari kecil. Hingga lagi seru-serunya menemani si ken bermain, eeeee tiba-tiba bau asap rokok mampir di hidung. Beuugghhh, rasanya, saat itu juga, aku pengen ngeluarin kekuatan rahasia aku, yakni 'DENGAN KEKUATAN BULAN AKAN MENGHUKUMMU'.

Asap rokok yang secuprit gitu benar benar berhasil membubarkan udara segar yang aku hirup. Bikin suasana hati juga jadi porak poranda. Dahsyat kan akibatnya. Apalagi waktu ngelihat yang ngerokok adalah seorang pria dewasa yang sedang menemani anaknya bermain. Duuhh. Mangkelnya tuh di sini.

Sudah aku tatap dengan mata tajam, sudah aku kibas-kibasin juga nih tangan, tapi tetep aja, pria itu malah mengebul-ngebulkan asap rokoknya. Masih berdiri di tempat semula. Di sampingku. Di samping anak-anaknya #Omegod. Mbok ya ojok ngunu pok o pak. Sakno anak-anakmu.

***

Mungkin itu adalah salah satu hal yang melatarbelakangi dibangunnya SMOKE SHELTER di Taman Keplaksari. Sebuah tempat yang dikhususkan bagi para penganut, ngebul never stop *hadeeehh. Dengan desain yang ciamik, juga nyaman banget. Dilengkapi dengan asbak besar. Kursi panjang. Lampu dari tenaga surya. Dan tersaji pemandangan yang indah di depannya.

Tentu saja aku menyambut bahagia dengan dibangunnya Smoke Shelter ini. Dan apresiasi tinggi buat pemkot Jombang yang memperhatikan hal seperti ini. Selanjutnya, semoga tempat ini benar-benar berfungsi sebagai mana mestinya.

Akhir kata (kaya' lagi ceramah ajah), buat para perokok pengunjung taman keplaksari. Merokoklah pada tempatnya. Buanglah asap rokokmu juga pada tempatnya. Jangan kau buang sembarangan. Apalagi kau buang di dekat orang-orang yang kau cintai dan juga mencintaimu. Dan....
alangkah lebih baik, jika kau BERHENTI MEROKOK.


Smoke Shelter dari dalam

smoke shelter bag. dalam

Smoke shelter dari luar

Yuk Membentengi Si Kecil dari Virus Polio

Dari awal bulan maret. Hampir sepanjang jalan yang aku lalui pasti bertemu dengan kalimat "Bebas Polio" atau "Pekan Imunisasi Nasional Polio" dan sebagainya. Ada yang ditancepin di pohon #YangIniTakPatut, ada yang di tembok, dan ada yang dipasang di pintu masuk komplek perumahan. Macem-macem. Yang pasti nggak ada yang dipasang di tenda birunya teh desy ratnasari. Hehe.

Di stasiun tv ada. Dunia maya juga ada. Media sosial juga rame. Grup bbm mbahas itu. Grup WA juga. Dapet sms dari adek juga gitu isinya. Ibuk telpon juga nanyain itu. Pokoknya tiada hari tanpa mbahas pekan imunisasi nasional polio. Hal ini, secara tidak langsung, membuat aku yang tadinya menanggapi adanya pin polio dengan selo selo aja. Menjadi sangat menanti-nanti kedatangannya. Oleh sebab itu, saat aku mendapat undangan PIN Polio dari posyandu perumahan, rasanya seneng banget loh. Lebih seneng dari melihat jarum timbangan berat badan mundur 2 langkah.Tinggal 3 langkah aja daku jadi uut permatasari deh *uhuy.



Sebenarnya, maksud dari diadakannya PIN Polio ini adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dari virus polio. Nah  virus polio ini akan menyerang susunan saraf pusat si korban. Sehingga mengakibatkan si korban menderita lumpuh layu akut. Tanda-tandanya adalah dimulai dengan gejala demam, nyeri otot, dan kelumpuhan pada minggu pertama sakit. Bahkan bisa saja mengakibatkan kelumpuhan otot pernagasan apabila polio tidak segera ditangani. Jadi bisa dibilang imunisasi polio ini kudu wajib diberikan pada si kecil.

Hari H tiba. Sempat khawatir si ken bakal bangun siang banget dan posyandu pun keburu tutup trus batal dapet nasi bungkus *eh. Tapi alhamdulillah, jam 7 pagi si ken sudah mengerjap-ngerjapkan matanya. Lalu memamerkan senyuman indahnya seraya membuka ketiaknya lebar lebar. Dan bau kecut pun menyebar ke penjuru kamar. Wusss. Wussss. Wuusss #BauFavoritAku. Hahaha. 

Jam 8, si ken sudah mandi, sudah ganteng, lebih ganteng dari leonardo dicaprio, dan siap berangkat ke posyandu *ciecieee.  Dengan gagah berani, si ken berjalan menuju posyandu. Dan saking semangatnya, emaknye pun ditinggalkan begitu saja. Maklumin ya ken. Emakmu yang bergelambir ini memang sedikit susah kalau diajak jalan cepet. lol.

Dengan gagah berani pergi  ke posyandu
Tiba di teras mushola perumahan yang disulap jadi posyandu, si ken bukan malah berhenti. Eee malah ngeluyur pergi. Jalan terus nggak mau belok. Nggak mau ke posyandu. Beneran nggak mau. Iyak si ken memang menolak kalau setiap aku ajak ke posyandu. Gegara pernah ditimbang pakek timbangan gantung tradisional gitu deh. Tradisional banget yak posyandunya ? Iyak. Tapi sekarang udah punya timbangan digital koq. Alhamdulillah. Kemajuan. Sayangnya moment itu membekas banget di hati samsul bahri *halah, maksudnya di hati sanubari si ken. 

Oleh karena kesan tak enak itulah waktu imunisasi polio kemarin si ken malah mewek. Padahal waktu imunisasi suntik di RSIA si ken nggak mewek sama sekali loh. Eee ini imunisasi tetes aja udah ihik ihik. Ihik ihik nya panjang bener pula. Sampek dibagiin nasi bungkus pun dia masih begitu.  Dan baru benar-benar berhenti waktu jari-jarinya aku tempelin ke tinta biru. 

memandangi tinta biru di jempol sambil berkata : "yeaaahh aku bebas virus polio"
Alhamdulillah. Si ken sudah dapat imunisasi polio. Dengan begitu, si ken bebas dari yang namanya virus polio yang biasanha bersemayam di kotoran manusia. Senengnyooooo. Emakmu lega ken. Legaaaa. Meskipun begitu, tetep harus jaga kesehatan ya nak.

Nah buat para emak yang punya balita. Jangan lupa nge-PIN polio yak. Selain untuk membentengi anak dari serangan virus polio, ikut nge-PIN juga bikin dompet aman #Tetep. Dan satu lagi nih, dengan nge-PIN kita juga bisa dapet nasi bungkus dari posyandu. Lumayan banget kan. Rejeki nomplok. Jadi jangan lupa ya maks. Sampek 15 Maret loh ya. Inga' inga' ting.
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...