Smartphone Sejutaan Dengan Hasil Memuaskan​

Sejak aku ngeblog dan sering ikut beberapa lomba review Smartphone. Aku tidak lagi memilih smartphone berdasarkan harganya saja. Akan tetapi hal pertama yang aku lihat pas milih smartphone adalah sistem operasinya, Android, iOS, Windows, atau Blackberry. Kira-kira mana yang paling gampang aku pakai sehari-hari. Percuma donk ya kalau canggih tapi jatuhnya malah bikin aku ribet bin rempong dan aku nggak bisa manfaatin smartphone-nya secara maksimal. Nggak asyik kan ?.

Abis itu, yang aku cek lagi adalah kapasitas memorinya. Tau sendiri lah ya, sekarang aplikasi smartphone macem-macem dan apa-apa disimpen di henpon. Nah, ini juga berkaitan sama kameranya nih. Makanya, hal selanjutnya yang aku cek pas pilih smartphone adalah kamera. #Kudu.

Kok kamera, menurut kalian, kenapa?

Penting lho ini, buat selfie, foto bareng temen-temen, buat foto berdua pacar alias cem-ceman dunia akhirat (suami), selfie, foto bareng sahabat, selfie, foto bareng kapten Yoo Shi Jin atau Song Joong Ki, halah, dan seterusnya. Karena penting banget nih, gak mau dong pilih smartphone yang kameranya seadanya aja. Nanti hasil fotonya malah jelek, nggak jelas, nge-blur. Padahal kan penampakan aslinya kan cakep. Masa' kalau difoto hasilnya malah tambah maknyonyor. Nggak ah. Nggak mau begitu. Jaman sekarang smartphone itu harus lebih dari sekedar bisa buat nelpon, chatting, browsing, tapi juga kamera. Pokoknya harus satu paket.

Smartphone yang kameranya canggih biasanya mahal tuh!


Kata Siapa ?. Rajin-rajin browsing dan googling dong, makanya! Pilihannya banyak kok, sekarang pilih sesuai keinginan aja. Kalo aku sih sekarang lagi naksir sama Huawei Y6. Smartphone ini bersistem operasi Android, cocok lah sama aku! Kapasitas memorinya pun 8G, cukup juga lah buat menampung foto-foto aku (yang cihuy-cihuy itu).

Nah, kameranya nih…
Huawei Y6
Huawei Y6
Kamera belakang Huawei Y6 berkapasitas 8MP dan kamera depan  2MP, lumayan banget kan. Hasil fotonya pasti cukup tajam, jadi pasti keren buat di-upload ke instagram. Kameranya punya aperture f2.0 atau aperture besar yang artinya kalau buat dipake foto-foto di malam hari, hasilnya tetap akan bagus.

Fitur-fiturnya juga menarik. Ada yang namanya smart face enhancement yang bisa buat meng-edit foto wajah. Selain itu ada smart preview window, pictures with watermarks (foto-foto kita-kita nanti bisa dikasih tulisan-tulisan gitu deh!) dan fitur panorama yang juga bagus. Kebayang sih, pasti bakalan puas banget foto-foto pake Huawei Y6 ini. Hasilnya kece, fiturnya juga seru-seru!

Nggak perlu khawatir juga kalau kita keasyikan foto-foto (cekrek cekrek upload gitu), semua foto kita bisa disimpan kok, karena kapasitas memori Huawei Y6 bisa ditambah dengan memori external sampai 32GB.

Harganya?
Beeuuugghhh. Aman Cyin. Aman di kantong. Cuma sejuta-an saja! Pas kan buat kantong kita-kita :). Silahkan, Monggo-monggo kalian googling sendiri ya, Huawei Y6, buat dapetin info harga dan hal-hal kece lainnya soal smartphone ini. 

[Momen Tak Terlupakan] Saat Sedang Makan

Setiap orang pasti punya moment-moment yang tak terlupakan. Terutama moment bareng si kecil. Aku pun begitu loh. Beneran. #NggakAdaYgNanya.

Moment itu adalah saat aku lagi makan. Makan apa aja yang pasti minumnyaaaaaa.....teh botol sosrooooo. Gitu.

Pernah nih ya aku lagi laper-lapernya, trus ambil nasi ambil lauk duduk cantik mulut mangap ngap ngap ngap eeeeee tiba-tiba ...........

- Si ken dateng minta benerin mainannya.

- Si ken naik ke punggungku lalu main perosotan. Nyam nyam nyam ngek ngek ngek.

- Si ken nabrak pintu

- Si ken minta ditemenin joget

- Si ken minta ambilin jajan

- Si ken kentut

- Si ken pipis

- Sampek Si ken bab pun pernah aku alami. Dan semuanya itu aku lalui dengan tatapan nanar ke arah sepiring nasiku. Lalu bergegas menuruti apa yang si ken mau.

Tapi pernah sih aku nggak nurutin si ken. Waktu itu aku lagi terserang busung lapar eh kelaparan maksudnya. Saking lapernya, aku tetep ngelanjutin makan. Sementara si ken mondar mandir di depanku sambil megangin pantatnya. Sembari ngunyah, mulutku juga berkata "tahan ken tahaaannn, tahaaannn, tahaaannn, yak yak yak, tahaaaaaannnn....."

brooootttt

Haiyaaaahhhhh

Keluarlah sudah.

Itu terakhir kalinya sih. Dan nggak pengen ngalamin itu lagi. Meskipun waktu itu, aku makan bertemankan suara brott dan bau nyelenting itu. Bener-bener nggak ngilangin hasrat makanku juga, aku tetep lanjut makan. Soalnya nanggung, tinggal dikit juga kan. Emaaann. Eman apa laper ?. Laper. hehe. Iya, nggak pengen begitu lagi dah. Soalnya kasihan si ken. Wajahnya sampek abang ijoe gitu demi nahan sesuatu. Duuhhhh.

Nah itu salah satu moment yang tak terlupakan bagiku bareng si kecil ken. Kalau kalian pernah ngalamin itu juga nggak ?. Pasti nggak terlupakan kan ?. kan kan kan ?.

[Buku] Cerdas Dengan Spiritual Educational Games

Bukan suatu hal yang asing lagi saat membaca atau menonton berita soal orangtua membuang bayinya karena masalah ekonomi maupun karena hubungan gelap. Atau berita soal seorang anak membunuh orangtuanya karena tidak diberikan uang untuk membeli rokok. Atau juga berita soal artis yang tertangkap tengah mengonsumsi narkoba karena kabarnya si artis sedang depresi. Atau berita soal korupsi yang dilakukan oleh seorang oknum pejabat demi ingin hidup bergelimangan harta. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Berita-berita tersebut tidak hanya membuat kita menggeleng-gelengkan kepala. Namun juga membuka mata kita akan sebuah fakta bahwa bangsa ini tengah mengalami krisis kecerdasan spiritual.

Mengapa disebut demikian ?. Menurut kbbi, spiritual itu berhubungan dengan kejiwaan, rohani, batin. Sementara kecerdasan adalah kemampuan dalam menyelesaikan suatu masalah, menemukan solusi, serta mengetahui mana yang lebih baik. Jadi kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi atau menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kejiwaan, rohani, batin. 

Beberapa contoh di atas merupakan bentuk ketidakmampuan para pelaku dalam menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya. Sehingga ia melakukan tindakan kriminal seperti itu. Padahal jika ia memiliki kecerdasan spiritual, tentu saja hal tersebut tidak akan pernah masuk dalam pilihan solusi dari masalah yang tengah ia hadapi. Oleh sebab itu, kecerdasan spiritual ini bisa dibilang merupakan kecerdasan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Dan alangkah baiknya apabila kecerdasan spiritual ini distimulus sejak anak usia dini.

Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk menghadirkan kecerdasan spiritual ini. Mengingat bahwa jiwa dalam kata spiritual memiliki makna yang luas. Namun, di Indonesia, kecerdasan spiritual ini biasanya dikaitkan langsung dengan agama. Dengan kata lain, kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk menyadari keberadaan Tuhan, dimana pun, dan kapanpun. Kemudian, kesadaran tersebut berpengaruh terhadap segala perbuatannya. [13]

Maka dari itu, kecerdasan spiritual anak usia dini ini, di negeri ini, distimulus dengan ajaran agama. Misalnya tentang memahami Kebesaran Allah, tentang Allah Maha Pengasih Maha penyayang dan sebagainya. Jika anak paham dengan hal ini maka jika suatu saat nanti ia tengah mengalami musibah. Maka ia tidak akan patah semangat apalagi hingga melakukan hal-hal yang seperti di atas. Namun ia akan lebih tegar, tetap semangat karena ia paham bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bahwa Allah pasti akan membantunya dan menunjukkan solusi untuknya.

Sayangnya, hal tersebut belum diberikan kepada anak usia dini, bahkan hingga sekolah lanjutan. Mereka hanya dicekoki berupa ilmu-ilmu agama, menghapal hadist, ayat al quran, dan sebagainya. Sementara sisi jiwa belum tersentuh. Seharusnya stimulus yang digunakan tidak seperti itu. Teutama untuk anak usia dini. yang sebagian besar dunianya hanya tentang bermain, bermain dan bermain. [15]

Itulah yang menjadi salah satu latar belakang bagi Suyadi untuk menerbitkan buku yang berjudul Cerdas Dengan Spiritual Educational Games. Sujadi menuliskan bahwa Spiritual Educational Games ini bukan model permainan pada umumnya. Namun model permainan yang dibuat dengan mempertimbangkan aspek kecerdasan majemuk Howard Gardner, Montessori, dan SQ for Kids. [17]

Berbekal 3 konsep dasar tersebut, Suyadi membuat SEG dalam beberapa basis. Pertama adalah SEG berbasis alat atau benda. Yakni bentuk-bentuk alat permainan edukatif yang dirancang secara khusus untuk pengembangan kecerdasan spiritual anak. Contoh permainan menggunakan menara ajaib. Anak-anak akan diminta untuk naik ke menara ajaib sambil membawa bola. Tak lupa guru atau orangtua meminta anak untuk berdo'a terlebih dahulu lalu selalu memotivasi si anak hingga berhasil menaiki menara. [155 ]

Kemudian SEG berbasis Aktivitas. Seperti bermain peran dalam sebuah cerita seorang anak yang ditinggal ayahnya karena gugur membela tanah air. Atau tentang peristiwa bencana alam meletusnya gunung merapi dan lain sebagainya.  [163]

Masih banyak lagi macam permainan Spiritual Educational Games yang ada dibuku karya Suyadi ini. Dimana permainan-permainan ini akan menstimulus kecerdasan spiritual anak dengan cara yang menyenangkan. Serta akan memberikan hasil yang luar biasa dan lebih mendalam. Spiritual anak tidak akan berada di permukaan saja. Namun akan berada di hati sanubari anak. 

Buku Cerdas Dengan Spiritual Educational Games ini bisa dijadikan pegangan bagi orangtua juga para pendidik anak usia dini. Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual anak. Demi masa depan anak, keluarga, juga bangsa ini.

Data Buku :

Penulis : Suyadi
Editor : Kak Damaya
Penerbit : Saufa
Tahun terbit : Cetakan Pertama, 2015
Jumlah halaman : 176
ISBN : 978-602-255-905-4

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...