Mudik kemarin, aku sempat menonton sebuah acara televisi bareng bapak. Biasanya jarang bisa begitu sih. Soalnya, si tv selalu dikuasai si kecil ken. Jadi yang gede-gede bin tua-tua ngalah. Aku ? Masih muda lah yah. #MenolakTua hahahaha.
Nah acara yang aku tonton sama bapak itu menyajikan kisah seorang anak muda yang berhasil meraih kesuksesannya di usia yang sangat belia. Sedang asyik nonton, bapak nyeletuk begini : "Kamu koq gakk bisa kayak gitu ?".
Jedieeeeerrr.
Seketika itu rasanya petir menyambar-nyambar hati. Menohok ciiinn. Tapi tenang nggak sampek membuat hati ini jadi gosong koq. Karena apa ? Aku punya jawaban pamungkasnya donk. Hahahaha.
"La wong iku didukung penuh karo wong tuwo e, ket cilik, la bapak ? Dukung aku ora mbiyen ? Ora tho,yeeeeeee".
Dziiingggg.
Bapak hening.
Yes
I wiiinnnn
Hahayyy.
Iyup, bapak dulu begitu. Kesukaanku dalam dunia menulis nggak terlalu dianggap penting sama beliau. Bagi beliau, kesukaanku itu hanya sekedar hobi. Yang namanya hobi itu just for fun. Nggak perlu ditekuni serius. Nggak perlu distimulus. Nggak perlu dikembangin , biar ngalir aja dan sebagainya. Dan yang paling utama adalah nggak bisa dijadikan sebagai poros utama untuk meraih masa depan gemilang. Jadi cita-cita aku yang ingin berkecimpung di dunia tulis menulis, entah jadi penulis, atau jurnalis, kandas sudah.
Kandasnya cita-cita yang sejalan dengan passion aku itu berdampak pada jiwa aku donk tentunya. Kehampaan melanda *aseg. Aku memasrahkan semua kepada bapak. Mulai dari jurusan hingga profesi yang harus aku lakukan setelah lulus S1 nanti. Hidup jadi gitu-gitu aja. Cuma sekedar ngikutin arus aja. Kuliah pun jadi setengah-setengah. Saat sudah bekerja pun tetap begitu. Nggak ada greget sama sekali. Selow ajah.
Pernah sih aku nyobak suka dengan pilihan bapak. Mencoba meraih prestasi di dunia yang bukan passionku. Hasilnya ? Prestasi ku dapat tapiiiiiii biasak ajah. Biasaaa banget. Nggak ada perasaan pengen joget hula hula bahagia gitu. Nggak ada.
Mungkin, dulu, kalau aku mendapat dukungan, aku bisa meraih kesuksesan lebih cepat. Seperti halnya mak Tanti yang meraih kegemilangan sebab menekuni passionnya. Nah cerita lengkap soal mak Tanti yang jago nge-doodling itu, bisa dibaca di sini yes.
Etapi nggak boleh begitu donk ya. Berandai-andai begitu. Nasi sudah jadi bubur. Sekarang gimana caranya agar membuat si bubur jadi terasa enak dan napsuin. Bisa ditambah krupuk, bawang goreng, suwiran ayam, dan sebagainya. Kalau aku lebih memilih untuk menambahkan suwiran ayam ke bubur. Yakni membangkitkan passionku dulu. Mungkin agak lama. Karena mulai dari awal lagi. Tapi it's okehh. Better late than never though, right ?.
Kalau dipikir-pikir, aku maklum sih dulu pendapat bapak seperti itu. Memang waktu itu kan belum terlalu populer soal berita-berita tentang orang-orang yang sukses menjalankan passionnya. Belum. Maklum banget. Secara untuk berburu informasi, berburu ilmu, nggak semudah sekarang. Selain itu juga, segala sesuatu pasti ada hikmahnya kan ?. Nah sisi positif dari pengalamanku ini yaitu bisa aku jadikan sebagai referensi dalam dunia parenting yang tengah aku geluti saat ini hingga esok nanti. Dan referensi itu meliputi :
1. Berusaha untuk mengenal passion si kecil
Tak kenal maka tak sayangg. Jadi aku akan berusaha mengenal lebih dekat passion si kecil. Dengan cara menemani si kecil beraktivitas. Mengamati aktivitas si kecil hingga bersama-sama melakukan apa yang tengah si kecil lakukan dan ia sukai alias passionnya.
2. Mendukung passion si kecil
Setelah mengenal lebih dekat. Selanjutnya adalah mendukung passion si kecil. Bentuk dukungan bisa dimulai dari hal yang kecil bin sederhana yakni dengan pujian. Dan harus ditingkatkan lagi dengan memfasilitasi si kecil dalam mengembangkan passionnya
3. Membantu passion si kecil menemukan pintu menuju kesuksesan
Saat masih terfokus dengan point kedua, boleh donk diselingi dengan perburuan informasi soal pintu-pintu sukses yang sesuai dengan passion si kecil. Lalu biarkan si kecil memilih akan masuk pintu yang mana. Tentunya setelah ia mempertimbangkan segala macam aral rintangan yang mungkin akan ia hadapi. Gitu.
Untuk saat ini aku masih dalam tahap mengenal lebih dekat alias PDKT dengan passion si kecil yang ternyata tidak hanya satu itu. Wajar sih. Masih bocah ini. Masih suka banget bereksplorasi. Mungkin nanti akan nampak mana yang paling ia suka, dan ia kuasai.
Nah kalau kalian gimana nih moms ? apa yang emoms lakukan waktu si kecil mulai menunjukkan passionnya ? Share dimari yak !. Oke, matur tengkiu. :D