Fungsi Payung Bagi Si Kecil Ken

Hujan turun lagi. Deras banget. Campur angin pula. Kalau sudah begini, biasanya akan ada dua ekspresi di rumah. Ekspresi maknyonyor dan ekspresi happy never end.

Tentu saja, pemilik ekspresi maknyonyor itu, siapa lagi kalau bukan....AKU. hahayy. Ekspresi maknyonyor ini bukan hadir sekonyong konyong koder begitu saja. Tapi ada sesuatunya donk yak. Yang jelas sesuatu itu bukan udang. Melainkan jemuran yang tak kunjung kering, rumah bocor-bocor, dan bocah yang mengalihkan fungsi payung jadi.....MAINAN.

Etdah...rusak rusak dah tuh payung yang paling berharga. Berharga karena satu - satunya dan dapet dari doorprice pula. Bahahaha.

Ya, itulah yang membuat si kecil ken suskes bertahan tetap happy di tengah gempuran aura kasih eh aura maknyonyor yang bersumber dari aku. Ya, karena tu bocah lagi asyik dengan idenya sendiri. 
Mengalihkan fungsi payung yang sebenarnya untuk melindungi diri dari serbuan hujan menjadi mainan.

1. Jadi perahu


2. Jadi track mobil-mobilan atau bumbu dapur atau apa aja


3. Jadi rumah-rumahan

Dampak dari pengalihan fungsi payung tersebut adalah tu payung benar-benar rusak. Cuma alhamdulillahnya, rusaknya nggak parah, hanya ada beberapa penyanggah yang lepas. Jadi masih bisa dipakailah yah. Peyok peyok dikit tak masalah. Lanjutkan nak !!
:)

Aneka Macam Permainan dari Mainan Bongkar Pasang

Hai Mamis

Bongkar pasang. Salah satu mainan populer di dunia anak-anak. Jadi tak heran, dimanapun berada, pasti ada ini di toko mainan atau baby shop.

Penyebab mainan ini populer karena memiliki manfaat berupa melatih motorik anak, kemudian menstimulus kecerdasan visual spasial anak, dan lain sebagainya. Selain itu juga, mainan ini bisa dibilang emakable, mengerti banget isi hati emak-emak. Tertama buat yang suka bayar sekali dapat banyak. Ahay. *Nunjuk diri sendiri.

Seperti namanya, bongkar pasang, cara memainkanya pun demikian. Dipasang, sampek tinggiiiiiii, lalu dibongkar. Dipasang lagi, bongkar lagi. Terus begitu sampai bosan.

Sebenarnya, ada banyak macam cara memainkan mainan bongkar pasang ini. Aku jentrengin ya mamis. Yuhuuuu.....

1. Pasang Bongkar


2. Bermain engklek bentuk geometri

3. Bermain bowling-bowlingan


Banyak kan permainan yang bisa dimainkan menggunakan mainan bongkar pasang ini. Bisa buat main ini dan itu. Emmm..mainan bongkar pasang emang mengerti isi hati emak-emak yang nggak mau rugi, hahayyy. Bayar sekali dapat banyak dan banyak manfaatnya pula.

Meskipun begitu, ada satu dampak maknyonyor dari mainan bongkar pasang ini. Dampak maknyonyor itu adalah akan banyak 'ranjau bongkar pasang' yang bertebaran di lantai rumah. Bahahaha.

Menelusuri Sebab Keluh Mengeluh

Dari awal masuk sekolah lagi. Aku sering berbagi cerita tentang rasa rasi yang aku rasa selama kembali ke sekolah. Baik di blog ini, atau ke orang orang sekitar aku. Sebagian besar rasa yang aku bagi, berisi keluh, mengeluhkan ini itu.

Sekali, dua kali, mungkin masih maklum. Tapi.....sudah satak kali, sudah lewat satu semester, masih saja begitu. Melelahkan bukan ? Lelah bagi yang mendengarkan, pun melelahkan juga bagi aku sendiri. Mengeluh itu, melelahkan. Makin terasa melelahkan. Ternyata.

Iya, itulah hasil refleksi yang aku lakukan belakangan ini. Bahwa ada yang salah denganku. Karena ini sudah terlalu lama, sudah terlalu sering aku lakukan. Sampai suami pun angkat tangan dan menyarankanku untuk berkeluh kepadaNya saja. "Toh, apa yang ayah sarankan juga nggak ngaruh kan ?" Ucap suami di sekian kalinya aku mengeluh padanya.

***

"Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak".

Mencari salah sendiri itu, tak semudah mencari kesalahan orang lain. Sebab itu, aku meminta bantuan suami untuk mengoreksiku. "Ada yang salah denganku ? Tapi apa ? Beri tahu aku !!".

Namun, suami memilih mengucapkan kalimat seperti ini ; "Dah, adaptasi aja dulu, nanti lama-lama pasti terbiasa".

Aku tahu, maksud suami berkata seperti itu. Demi agar aku tak merasa 'nganu'. Tapiiii.....

Hhhh. So, kalau begini, aku harus mencari jawaban pertanyaanku sendiri.

Mengapa terus mengeluh begini ? Apa penyebab aku berkeluh kesah teus menerus ? Apakah ada yang memberatkan ? Si kecil kah ? Suami kah ? Atau jangan-jangan penyebab keluh kesahku selama ini karena aku yang memberatkan diri sendiri ?.

Ah iya...
Memang begitu..
Penyebab keluh kesahku karena aku sendiri..
Aku memberatkan diri sendiri...

Berat badan maksudnya ? Bukanlah yah. Berat badan mah...nggak pernah mikiiiiirrr. Hahaha. Trus apa donk ?.

Target.
Itu yang membuat apa yang aku alami ini terasa berat. Yang mengakibatkan aku berkeluh mengeluh.

***

Entah sejak kapan target ini muncul. Rasa-rasanya, waktu awal aku mulai sekolah lagi, aku tak memiliki target apa-apa. Just nyari ilmu. Nambah ilmu saja. Ladalah makin kesini, aku jadi punya target. "IP harus cakep. Biar gampang nyarik kerja setelah lulus sekolah. Secara kan, sampai saat ini, yang dilihat pasti nilai toh".
Ngoookkk...
Target yang maknyonyor...
Iya...
Karena demi mengejar target itu, aku jadi 'meleng' dengan tugasku sebagai ibu juga istri. Belajar terus, lupa sekitar. Si kecil jadi nggak keramut, suami pun begitu. Puncaknya, sebulan yang lalu, dua orang kesayangan jadi tepar. Suami jatuh sakit. Si kecil juga ikut jatuh sakit. Bahkan sampai masuk rumah sakit (lagi).

Selain itu juga, target itu aku buat tanpa berpikir panjang. Tanpa mempertimbangkan kondisi diri, yang tengah menjabat sebagai seorang full time mom tanpa art dan seorang istri yang tengah dibutuhkan dukungannya akan karir suami. Target yang maknyonyor bukan ?.

Maka dari itu, demi menghapus rasa keluh kesah yang aku rasa dan sering aku bagi di sini. Dengan kekuatan bulan aku putuskan untuk menghapus target itu.
TING
Hahahaha.
LEGAHHHH

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...