Buka Bersama Bareng Keluarga atau Teman



Assalamu'alaikuuummm

Haihaimarehai tumhe mere jahe...*hahay

Gitu amat, kalimat pembukanya, Mak? Iye, abis nonton film india, jadi masih kebawa-bawa gitu. Hahaha. 

Oya, obrolan kita hari ini mau aku buka dulu dengan sebuah cerita tentang aku yang dapat komplen dari tetanggaku pas aku lagi nyapu halaman rumah. 
Tetanggaku tu bilang begini: "Mbak, kemarin koq nggak ikut buka bersama perumahan?"
"Suami saya sedang tidak di rumah, Bu. Jadi saya pasti kewalahan momong 1 bocah dan 1 bayi di acara bukber perumahan" jelasku 
"Seharusnya ikut aja, Mbk. Setahun pisan (setahun sekali)". 
"Njeh, ngapunten, Bu (iya mohon maaf Bu)" jawabku singkat. Setelah itu, si tetangga pun pergi meninggalkanku seorang diri dengan ekspresi yang menurutku agak nggak enak gitu sih. *hahay. 

Kepikiran nggak kalau dikomplen kayak gitu sama tetangga? Kalau aku sih nggak. Selow bae lah. Kalau kemusuhan eh dimusuhin juga aku bakal santai aja kayaknya. Karena dimusuhin atau ditemenin, nggak ada pengaruhnya dalam hidup aku. 

Terakhir, aku ikut buka bersama warga perumahan itu, sekitar tahun 2016 an, 3 tahun yang lalu. Lama juga, ya. Baru sadat eikeh, hahaha. 

Jujur, sebagai orang yang banyak memenuhi indikator introvert, aku nggak terlalu excited sama kegiatan bukber atau bukbar atau bubar gitu. Apalagi kalau nggak ada temen deket atau sahabat, beuggh, nggak bakal tertarik ikut. Karena apa? Aku pasti bakal mati gaya. Hahaha.

Tapi aku punya sih tip atau cara agar supaya nggak mati gaya saat orang introvert datang di acara bukber sendirian tanpa ada teman dekat. 



1. Kalau sudah buka puasa, dan orang-orang lagi pada ngobrol, sedangkan diri sendiri sendirian alias nggak punya temen ngobrol, maka sibukkanlah diri dengan ngemil makanan yang ada di sana. 



2. Kalau buka puasanya di suatu warung atau restoran atau halaman rumah seseorang dan orang-orang pada ngobrol sedangkan diri sendiri sendirian alias tidak punya teman ngobrol, maka carilah tempat yang bisa meluaskan pandangan ke sekitar. 



3. Sibukkan diri dengan gawai. *hahay
Bisa dengan chat sama sahabat, atau keluarga, trus main game, nulis, gambar, baca, nonton drakor. Bhahaha. 

Jadi kalau ada undangan bukber sama keluarga atau teman dalam satu waktu, aku milih bukber sama keluarga. Selain itu, biasanya, menu yang dihidangkan waktu bukber itu mantab betul. Kesukaan aku semua. Sambal beserta aneka cocolannya. 

Nah, kalau kalian gimana? Kalau ada undangan bukber sama keluarga atau teman dalam satu waktu, kalian pilih mana? 

Makeup Lebaran untuk Kulit Sawo Matang


Assalamu'alaikum

Haeeee
Kalian sudah pada mudik, belum? Mudikku insyaAllah 2 hari lagi. Dan dari sekarang sudah mulai nyicil kebutuhan yang akan dibawa selama mudik serta mikirin mau make up seperti apa pas lebaran besok. Terutama pas dateng ke acara reuni sekolah smp yang rencananya diadakan di H+4 lebaran. Dah, ini mah suasananya masih lebaran banget, yak. 

Rencananya aku mau pakai makeup natural gitu yang tentunya akan aku sesuaikan dengan warna kulit aku yang sawo matang. 

Eh ngomongin soal warna kulit nih ya. Aku dulu sempat dilanda nggak percaya diri punya kulit sawo matang. Karena menurutku waktu itu cantik itu ya yang punya kulit putih atau kuning langsat. Saking nggak percaya diri, aku sampai punya keinginan untuk berusaha membuat kulitku putih dengan memakai produk pemutih. *hahay

Seingatku, keinginanku punya kulit putih itu mulai perlahan hilang manakala suami, yang waktu itu masih jadi pacar, bilang gini: "Sudah, berhenti pakai pemutih, tuh urat di wajahmu kelihatan jelas, kan serem, sawo matang juga bagus, koq". *wakwaw. 

Oke, fix. Sejak saat itu, aku mulai berusaha menerima warna kulitku sendiri. Tidak ingin memiliki kulit putih lagi dan lalu mensyukuri warna kulitku ini.  Sebagai benteng pertahanan, aku pun mencari artis-artis yang tetap sukses meskipun punya warna kulit sawo matang. Segitunya, mak. Ya gitu dah. Hahaha

Balik soal makeup, yak. Jadi rencananya, aku akan hadir di reunian yang jatuh pas hari lebaran itu dengan pakai makeup yang natural aja. Emangnya bisa, make up, Mak? Bisa, kan banyak tuh tutorialnya, bisa dipelajarin. Justru yang bikin susah itu adalah mencari produk make up yang sesuai dengan warna kulit aku. Karena apa? Di tempat tinggalku sini, dominan yang dijual adalah produk makeup untuk yang memiliki kulit putih dan kuning langsat. Pilihan warna untuk dua tipe warna kulit tersebut lengkap banget. Sedangkan untuk kulit sawo matang sedikit banget. Tapi untungnya, sekarang ada online shop. Jadi yang nggak dijual secara offline, aku bisa cari di online shop. 

Lalu seperti apa sih, makeup lebaran untuk kulit sawo matang?

1. Pakai BB Cushion
Aku suka pakai ini. Lebih praktis. Kadang cukup pakai ini langsung cus aja keluar rumah gitu tanpa ngerasa perlu pakai bedak lagi. 

2. Pakai bedak tabur (optional)
Kata beauty blogger, kalau ingin make up kelihatan natural, salah satu caranya adalah pakai bedak tabur. Gitu. 

3. Lipstik
Aku suka pakai warna pink atau peach karena menurutku bisa memberikan tampilan bibir yang segar. Selain itu, menurut beauty blogger, kulit sawo matang yang tipenya warm undertone (seperti kulit aku) memang cocok banget pakai lipstik berwarna peach, orange kemerahan, dan nuansa cokelat.

4. Pensil mata
Aku lebih suka pakai pensil mata ketimbang maskara. Emang sih bikin belepotan tapi nggak tau seneng aja gitu. Pakai pensil mata ini adalah bentuk usaha aku biar mataku yang terlihat layu ini jadi kelihatan lebih segar atau mungkin garang. Hahaha.

Jadi seperti itulah makeup lebaran untuk kulit sawo matang versi aku. Sederhana banget, kan? Iyup, yang penting membuat tampilan wajah kelihatan lebih segar dan bersemangat. Udah gitu aja tujuanku pakai make up di hari lebaran. 

Sembari Nostalgia, Ini Cara Mengajarkan Anak Puasa Versi Ibukku




Buka puasa, pakai kurma.
Lalu sholat, bersama suami dan bocah bocah.
Assalamu'alaikum, buat Kalian para Mama.
Yuk tetap semangat, sebelum ramadan pergi meninggalkan kita. 

Kalimat terakhir bikin sedih, yak? Ho oh. 

Oke, hari ini tema challenge ramadan blogger perempuan adalah tentang Tips Anak Ikut Puasa. 

Tadi awalnya aku bingung lho mau nulis apa. Karena belum punya pengalaman soal ngajak anak puasa. Bisa aja sih aku nulis rencana yang bakal aku lakukan kalau nantinya anakku sudah paham soal ajakan berpuasa. Tapi nggak banget menurutku. Yakali mau share tips yang belum pernah dilakukan. 

Alhamdulillahnya nih, kebingunganku tidak berlangsung lama. Karena aku mau share cara ibukku mengajak aku puasa ajalah yah. Ya itung-itung sembari nostalgia masa kecil (100) sama ibuk. Dah, nulis gini aja, bikin perasaanku nano nano gitu, inget masa kecil yang maknyonyor banget. *hahay

Oke, flashback dimulai. 

Seingatku (dan sudah diiyakan sama ibuk), aku mulai ikut puasa saat kelas 1 SD. Waktu itu puasa setengah hari. Kemudian pas kelas 2, baru deh ikut puasa full. 

Kata ibuk, aku tipe anak yang kalau nggak disuruh makan ya nggak makan. Kalaupun makan, baru selesai sejam kemudian. Lamaaaa banget. Ku akui sih, aku memang begitu. Sekarang mungkin juga bakal begitu, bakal makan lama, kalau saja nggak diuber-uber soal urusan momong bocah. 

Ibuk juga bilang aku tipe anak yang oke-oke aja kalau diajak ini itu. (100) Nggak pernah protes secara frontal. Melainkan secara diam-diam. Dieeemmm aja nggak ngomong ngomong alias langsung ngambek gitu. Disuruh masuk TK, aku iya. Didaftarin SD pas 5 tahun, aku juga nggak nolak. Manut aja. 

Nah, dengan kondisi seperti ini, kata ibuk, tentu mudah mengajakku ikut berpuasa.

Namun, dengan kemudahan seperti ini, ibuk tidak mau mulai mengenalkan ibadah puasa saat aku masih tk yakni sekitar usia 4 tahun. Pertimbangan ibuk, di samping karena aku masih kecil, aku juga sering sakit saat itu. Selain itu, aku juga belum bisa memahami sesuatu dengan begitu mudah. Butuh penjelasan, contoh, dan sebagainya. 

Kemudian, begitu aku sudah bisa memahami sesuatu tepatnya kewajiban berpuasa di bulan ramadan, ibuk pun mulai mengajak aku berpuasa. 

Adapun Cara Ibuk Mengajak Aku Berpuasa adalah sebagai berikut:
1. Ibuk sering sekali membahas soal kegiatan ibadah puasa kepadaku. Mulai dari ngasih penjelasan apa itu puasa, sama apa yang didapatkan kalau kita puasa.
2. Ibuk kadang ngajak untuk ikut sahur atau buka puasa (yang ini lebih sering). Meskipun aku nggak puasa. 
3. Tahun selanjutnya, ibuk beneran ngajak aku puasa. Puasa setengah hari. Tentu, dengan iming-iming bakal dapat hadiah kalau bisa puasa setengah hari. 
4. Tahun selanjutnya, ibuk ngajak puasa full dengan iming-iming akan dibelikan sepeda. 

Sederhana kan, cara ibuk mengajak aku ikut puasa. InsyaAllah kalau anakku sekiranya udah kuat, aku bakal praktekin cara ini. 

Ah aku jadi ingat waktu awal-awal belajar puasa. Aku bolak balik ke kamar mandi buat kumur-kumur. Hahaha. 
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...