Cinta baru terasa menggebu. Layaknya kumbang yg tak sabar menanti pagi, agar segera dapat menghisap manisnya madu.
Baru 1 jam berpisah, kata 'kangen' sudah muncul lagi di inbox hp. Telat datang, marahnya sudah nggak ketulungan. Mau ikut kegiatan ini, tidak boleh, karena inilah karena itulah. Ah sudah, bilang aja takut kecantol laki laki atau wanita lain kan ?. Kenapa harus takut ?. Jangan-jangan karena situ nggak ganteng yaaahh, gak cantikk, atau nggak punya sesuatu yg bisa dibanggakan ya?. Apa ? Punya ? Lalu kenapa harus begitu ?. Oooo cuma manis bahasa aja. Ya ya ya.
Namun seberapa lama suasana menggebu itu akan berlangsung ?. Ya tergantung. Mati dong?. Bukan. Maksudnya, tergantung dari pasangan menggebu itu tadi. Apakah mereka benar-benar serius menjalani hubungan mereka ?. Tidak tidak belum sampai di situ.
Biasanya, sebelum cinta menabuh genderang di hati, terlebih dahulu diawali dengan rasa tertarik. Sementara rasa tertarik hadir setelah mendapat sinyal dari panca indera. Terutama mata. Sebagaimana cinta pada pandangan pertama.
Sebenarnya cinta pada pandangan pertama itu tidak sepenuhnya benar. Mungkin lebih cocok dengan tertarik pada pandangan pertama. Namun beda lagi kalau yang ditangkap panca indera terutama mata sesuai dengan kriteria hati.
Love at the first sight itu bisa jadi benar. Jika memang, berita objek yang dikirim mata sesuai dengan idaman hati. Misalnya, kamu ? Iya kamu, nggak usah tolah-toleh gitu deh, kamu. Misalnya, hati kamu penyuka sesuatu yang indah-indah, salah satunya adalah cewek cantik. Nah jika objek cantik tersebut ada di depan mata, tentu kamu akan berusaha utk memdekatinya. Berhasil. Hubungan terjalin. Kamu seneng donk. Lalu sampai berapa lama hubungan itu terjalin ?. Bisakah bertahan lama?. Belum tentu. Lah kalau tiba-tiba objek cantik itu berubah jadi mak lampir, kamu tetep mau gitu?. Nggak kan.
Nah butuh alasan lagi yg dapat membuat hubungan dapat terus terjalin. Misalnya karena si cantik itu tadi baik hati, penyayang, tidak sombong, juga rajin menabung di mall. What ?. Mall ?. Nggak ada yg sempurna kan. Jadi dari sini, kamu harus mulai pakai logika ya. Menimbang nimbang, seberapa besar resiko yg akan kamu hadapi jika hubungan kamu terus berlanjut dengan si cantik yg suka nabung di mall ini tapi juga yang baik hati dan penyayang. Jika sudah siap menerima efek baik juga buruknya, hubungan kamu dengan dia bisa terus berlanjut. Gitu ?. Tidak juga ?. Mungkin aja ada faktor x, misalnya kematian gitu ya. Koq mati sih ?. Ya sudah. Terserah deh mau mendefinisikan x itu apa.
Kemudian, utk membawa hubungan itu berlanjut kepernikahan, ada hal yang harus kamu dan pasanganmu lakukan. Apakah itu ?. Cinta yang sesungguhnya. Cinta yang didalamnya ada kata saling. Saling menjaga hati. Saling menyayangi, menghormati, mengerti dan lain sebagainya. Cinta yang didalamnya ada kata bersama. Bersama menyingkirkan duri kerikil, menghalau badai, dan bersama mencipta bahagia mewujudkan asa dan cita hingga sampai Sang Maha memutuskan untuk 'berhenti'.
Setelah melalui itu tadi, tentunya cinta tersebut tak hanya tumbuh di dada, tapi juga sudah merasuk, meresap di jiwa. Karena sudah melalui segala rintangan. Kemudian barulah berlanjut ke langkah selanjutnya.Yakni pelukan keluarga. Restu orang tua, itu yang paling utama.
Kenapa begitu ?. Kata Sang Maha, RidhoNya merupakan Ridho orang tua. Menikah dengan restu orang tua saja, tak luput dari yang namanya cobaan, kesulitan, musibah. Nah jika menikah tanpa restu orang tua, tidak hanya segala kesulitan yang dihadapi tentunya ada rasa sepi di hati. Rasa bersalah, merasa durhaka. Lalu mau dihantui dengan perasaan seperti itu?. Cobaan dalam rumah tangga aja sudah berhasil bikin kepala mumet. Masa' mau ditambahkan dengan hati yang mumet juga. Nggak la yah.
Lalu bagaimana kalau tidak direstui?. Ya berusaha donk. Masa' mau nangis gulung-gulung di tanah atau nangis gelantungan di pohon ?. Ntar malah dikira Monkey donk. Nggak ma kan ?. Sip pinter. Sebagaimana apa yang sudah dijentrengkan pada paragraf sebelumnya bahwa cinta sesungguhnya itu didalamnya ada kata saling dan bersama. Itulah mengapa harus melalui tahapan membentuk cinta yang sesungguhnya. Jadi bisa menghadapi rintangan seperti ini karena otot-otot perasaan dan mental sudah terlatih. Terlatih untuk berjuang bersama. Misalnya yang belum memberi restu adalah orang tua si wanita. Si laki-laki berusaha untuk melakukan sesuatu yang disukai oleh calon mertua. Informasi ini tentu didapat dari si wanita kan. Setelah memberi bocoran kepada si laki-laki, maka usaha selanjutnya bagi si wanita adalah dengan melakukan promosi kepada orang tuanya. Ribet donk?. Nggak juga sih. Tergantung dengan diri masing-masing. Seberapa besar keinginan untuk melanjutkan kisah cinta hingga ke jenjang pernikahan.
Jadi kira-kira begitu. Apanya?. Ya itu tadi ?. Apanya ?. Cinta cinta. Perjalanan cinta baru menuju cinta yang matang.
Baiklah, ulasan soal cinta baru ini berhenti di sini dulu ya. Kalau nggak segera diakhiri takutnya malah jadi panjang. Sepanjang Tembok Besar Cina. Bahkan lebih, Secara, cinta memang tak pernah berhenti dibahas dari dulu sampai sekarang.
Tuh kan nggak selesai-selesai. Udah yah. Semoga bermanfaat dan dadaahhh.
***
Tulisan ini diikutkan dalam giveaway tema Cinta.