Cara Mengganti Stop Kontak yang Terbakar

Dulu, entah dapet inspirasi darimana, terpikir untuk memasukkan kriteria 'bisa memperbaiki kabel listrik' ke calon suami nanti. Bukan kriteria utama sih, tapi kriteria yang nantinya akan jadi pertimbangan jika ada pesaing yang lain. Maklum, aku kan kembang desa. Desa Kuyangkucinta. Kalau kriteria utamanya ya tentu saja menerima aku apa adanya. Baik dari penampilanku yang sering acakadut, masakanku yang sering semrawut, wajah yang kusut, dan masih banyak lagi ut ut lainnya. Namun di balik kekuranganku yang seabrek itu, tersimpan hati yang selembut marmut *pret.

Aku pernah bilang gitu ke temen, ee doi malah nyuruh aku nikah aja sama tukang listrik *jiaahh. Tapi bener juga sih, masak sama tukang ledeng. Akhirnya aku tidak jadi memasukkan hal itu ke kriteria calon suami aku nanti.

Tapi Allah memang Maha Baik ya, tanpa aku sangka, Si Ayah ternyata bisa memperbaiki kabel listrik. Amazing kan. Allah memang Maha Tahu 'kerentek' hati hambaNya. Usut punya usut, ternyata Si Ayah dulu memang pernah jadi tukang listrik. Tukang listrik hatiku yang tersengat oleh cinta Wahahahaaaaa.

Pernah ya, kulkas di rumah error, nggak ada hujan nggak ada angin, nggak ada lee min ho, nggak ada nicholas saputra juga. Tiba tiba tu kulkas tidak berfungsi. Setelah diselidiki Si Ayah, ternyata ada tikus yang menyantap beberapa bagian kabel kulkas. Mungkin di dunia pertikusan ada ilmu debus kali ya. Kabel listrik juga dimakan. Hadeehh.

Karena sumber masalah sudah ketemu, dengan sigap Si Ayah segera mengambil gunting dan isolasi. Bet bet bet. Tidak menunggu lama, kulkas sudah bisa berfungsi lagi. Alhamdulillah. Duit di dompet aman bos.

Nah tadi malam tragedi perkabelan terjadi lagi. Kali ini korbannya bukan si kabel tapi stop kontaknya. Dan bukan dimakan tikus, melainkan tiba tiba kabel kipas angin mengeluarkan api lalu meledak saat akan dinyalakan Si Ayah. Lalu diikuti dengan padamnya listrik di rumah. Sempat khawatir, tapi alhamdulillah Si Ayah baik baik saja, Hanya telapak tangannya seperti berbau daging yang di bakar. Tinggal ditambah bumbu kacang jadilah sate *jadi lafer.


Dengan sigapnya lagi, Si Ayah mengambil gunting isolasi dan kabel dari printer yang sudah rusak. Sayangnya kali ini aku tidak boleh leyeh leyeh indehoy, tetapi disuruh memperhatikan. Kata Si Ayah "sapa tau nanti ada kejadian begini lagi pas aku nggak di rumah, jadi bisa benerin sendiri".

Cara benerinnya kayaknya sih gampang. Yang penting ada alat dan bahannya saja.
Alat bahan yang perlu dipersiapkan :
Stop kontak pengganti
Isolasi
Gunting




Cara memperbaiki
1. Gunting rapi antara kabel yang stop kontaknya rusak dan kabel pengganti.
2. Isolasi bagian tepi kabel yang telah digunting rapi. 
3.Posisikan dengan tepat lalu pastikan dua buah titik yang ada di dalam kabel tersambung. 
4. Sambung dua kabel menjadi satu.
5. Satukan dengan isolasi kembali
6. Testing. Pada saat akan melakukan uji coba, matikan terlebih dahulu alat alat rumah tangga lain yang memakai listrik. 
7. Testing berhasil. Selesai.




Alhamdulillah, Kipas angin bisa berputar lagi. Rencana tidur di lantai beralaskan tikar gagal total.

Aku sempat bertanya kepada Si Ayah, soal dua titik yang ada di dalam kabel tersebut. Apakah penyatuan harus disesuaikan dengan warna masing masing titik ?. Dan jawaban Si Ayah adalah tidak. Tidak harus sewarna, karena alirannya sudah se arah. Tidak AC DC lagi. Kalau memperbaiki mesin kipasnya baru harus memperhatikan AC DC nya.

Aku manggut manggut paham sekaligus berdoa, moga tidak terjadi hal seperti ini lagi. amin. Kabel terbakar, listrik padam. No No No.

Membuat Baju Tetap Rapih Tanpa Disetrika

Berubung dollar sedang jual mahal, sehingga membuat ekonomi negeri ini menjadi labil maka sebagai seorang emak kece nan cihuy *brut, aku juga harus pinter pinter mengelola keuangan rumah tangga. Seharusnya begitu. Prakteknya ?. Beluuummm. Sementara ekonomi negara sedang labil eee aku juga ikut ikutan labil. Apalagi akhir akhir ini pendapatan si ayah juga mengikuti jejak rupiah. Kelabilanku pun semakin menjadi jadi. Kadang aku berubah jadi wonder woman, kadang juga berubah jadi maa..ri..mar..aw soto mie baksooo *malah nyanyi. Ya begitulah.

Tapi, sebagai emak yang merasa kece nan cihuy, aku tak mau donk berlama lama terperangkap dalam dunia kelabilan. Karena kalau terlalu lama bisa bisa aku direkrut ababil atau alayers untuk menjadi anggota baru yeyeye lalalala. Oh no. Selain itu aku juga tak mau kalah donk dengan pemerintah negeri ini yang sudah membuat kebijakan ekonomi, jadi aku pun juga harus membuat kebijakan ekonomi versi aku, si emabil.

Salah satu kebijakan ekonomi yang aku buat *aseg, adalah menghemat energi listrik. Karena dengan menghemat energi listrik, berarti aku sudah turut serta dalam kampanye #saveourearth *eya'. Nggak karena itu juga sih, masih ada alasan lain dan ini yang utama yakni biaya membayar listrik pun juga akan berkurang *ini baru aku banget, hahaha.

Aku pun mulai memilah dan memilih kegiatan apa saja yang memakai energi listrik dan masih bisa dikurangi kuantitas pemakaiannya. Dan pilihanku jatuh kepada kegiatan menyetrika baju.

Selama ini, menyetrika adalah kegiatan rumah tangga yang wajib aku lakukan dua hari sekali. Bukan hanya menyetrika baju yang penting saja tapi juga baju yang kami kenakan sehari hari. Berlebihan memang, tapi udah biasa begitu dari kecil sih. Namun setelah mengalami tragedi domfet tifis, aku memikirkan ulang kegiatan tersebut.

Membuat baju yang sudah dicuci manual tetap rapih
Aku pernah mendapatkan saran dari Mbak Fitroh Si Rambut Simba, sahabatku sewaktu kuliah, tentang membuat baju yang sudah dicuci tetap rapi tanpa disetrika. Caranya cukup mudah yakni :
1. Peras baju yang sudah dicuci.
2. Kebut kebutkan *halah, maksudnya kibas kibaskan baju yang sudah diperas tadi. Untuk mengurangi lipatan lipatan yang muncul saat proses mencuci hingga diperas tadi.
3. Gantung baju dengan hanger, atau bisa juga dengan menggunakan penjepit baju dengan syarat bentangkan baju, jangan dilipat. 
4. Setelah digantung atau dijepit, rapikan kembali baju hingga tidak terlihat lipatan lipatan lagi.


Mudah kan ?. Hasilnya lumayan rapi lho. Beneran. Ya meskipun nggak semua baju seperti itu. Lihat lihat bahan kainnya juga sih.

Lalu bagaimana dengan yang menggunakan mesin cuci untuk membantu proses pengeringan ?. Masih bisakah baju baju tersebut terlihat rapi ?. Tentu saja.

Membuat baju yang dicuci dengan mesin cuci tetap rapih.
Alhamdulillah, seperti kejatuhan lee min ho, saat aku bw, aku terdampar di blog admin KEB yang bernama emak Annisa Steviani ttg GTS. Di postingan tersebut si emak kece ini berbagi ttg tips membuat baju tetap rapi tanpa disetrika. Tanpa babibubebo lagi, aku segera mempraktekkannya donk ya.

1. Rapihkan baju, lalu letakkan dengan rapih ke dalam mesin cuci sebelum proses pengeringan dimulai.

2. Setelah proses pengeringan selesai, pada saat baju akan dijemur, jangan dipindahkan secara mak brur mak brur alias awut awutan, tapi dipindahkan dengan rapih.


3. Begitu juga saat dijemur, rapihkan kembali pakaian sebelum bergelantungan di tali jemuran.


4. Saat pakaian sudah kering, usahakan untuk langsung dilipat dan segera disimpan di lemari dengan rapih. Karena kerapihan menyimpan dilemari juga nantinya mempengaruhi kerapihan baju.

Tuh manteb kan. Rapih. Alhamdulillah, dengan mengurangi penggunaan setrika, aku berhasil menghemat pengeluaran rumah tangga, Lumayan, bisa membantu si ayah, meskipun cuma sedikit sih. Tapi, tenang aja yah, istrimu yang caem ini *pret, akan selalu berusaha untuk bisa membantumu lebih banyak lagi *asegasegjos.

Kalau kalian pernah mengalami tragedi domfet tifis kayak aku nggak ?. Apa yang kalian lakukan nih ?. Share di sini yuk. Etapi mudah2an nggak pernah dink, amin. Jangan sampek deh ya amin lagi.

Sekian dulu deh postinganku yang panjangnya udah kayak gerbong kereta api ini. Moga bermanfaat dan sampai jumpa lagi. Ba..iiiiiiii :D

Saat Si Cewek Pria Berubah

Sebagai anak gadis, seharusnya aku berpenampilan layaknya gadis. Dilihat dari arah manapun, tetap nampak gadis menik menik. Seharusnya begitu, tapi mau bagaimana lg kalau penampakan aku dulu begini. Dari belakang kelihatan laki, dari depan.... ???. tebak hayoooo..Dari depan nampak seperti Kajol Wahahaaaa...Bohong besaarrrrr.

Pernah ya, waktu aku masih smp, saat rumah sedang direnovasi, Pak tukang yang memperbaiki rumah bertanya begini kepada bapak : "Yang kemarin itu putranya ya pak, saya pikir anaknya bapak cewek semua?".  Mendengar cerita bapak soal hal itu membuatku merasaaaa....aaakkkkkk....biasa saja. Ya wajarlah pak tukang mengira demikian, la wong pada saat itu rambutku dipotong cepak sama bapak ditambah lagi kaos kedodoran yang aku kenakan serta dilengkapi dengan celana kolor mirip punya bapak.

Kejadian demikian tak hanya terjadi di rumah loohh. Di tanah rantau juga begitu. Iya beneran. Salah satunya di kelas teater SMA dulu. Waktu itu, para anggota baru diminta memainkan sebuah cerita untuk melihat kemampuan akting masing-masing. Bebas memilih kelompok dan cerita. Namun tidak bebas memilih peran. Dan kalian tau aku mendapat peran sebagai siapa ?. Sebagai bapak cinderella. Ya Alloh tolong *nyebut ala mpok atik. Begitu juga saat melakukan pertunjukan teater di acara perpisahan kakak kelas, lagi-lagi dengan sangat mantab aku dinobatkan sebagai seorang musafir yang kelaparan dan kehausan dengan baju compang camping dan berjambang panjang. Sayang waktu itu aku tak berhasil mendokumentasikannya. Karena dilarang membawa kamera apalagi hp. Maklum pondok gitu loh.


Konon katanya ibuk, waktu ibuk hamil aku, bapak ngidam anak laki-laki. Eee ternyata keluarnya cewek. Jadi ibuk apalagi bapak, tak kaget dengan hal tersebut.

Lain kakak lain adek. Adekku kebalikanku. Cewek banget. Dari ujung rambut sampek ujung kaki bayangannya. Dia tidak hanya menjabat sebagai adekku satu satunya tapi juga sebagai kritikus pedasku. Namun sayangnya kritikan pedasnya akan penampilanku mendal jauh sejauh jauhnya jauh.


Akan tetapi, saat aku hendak menikah kritikan pedasnya benar-benar merasuk di jiwa dan ragaku *aseg. Yaiyalah siapa juga yang mau tampil kumus-kumus seperti mak lampir di acara pernikahan sendiri. Ogyah. So aku pun manut dengan apa yang dikatakan adek. Lagipula sarannya juga tidak neko-neko. Cukup melakukan perawatan di rumah saja.

Perawatan di rumah ala adek aku cukup mudah koq :
1. Luluran.
Membersihkan bolot alias daki di badan. Seingatku dulu kami memakai lulur bali apa gitu namanya, lupa, ada scrubnya, jadi bisa membantu menghilangkan kotoran. Baunya juga wangi. 
2. Masker.
Adek memakaikanku masker yang terbuat dari bahan alami khas tempat tinggal kami, Negara Bali, yang disebut dengan boreh. Pakai ini rasanya adeemmm. 
3. Rambut.
Ya di rawat seperti biasa, cuma ditambah dengan menggunakan creambath juga vitamin rambut. Sudah. Selesai. Sederhana kan.


Sampai saat ini, apa yang diajarkan adek masih aku praktekkan karena ada hasilnya. Wajahku jadi mulus *lihat foto di bawah, abaikan mata melotot tu orang. Bolot juga melipir, kulit halus pula. Meskipun tidak rutin. Tapi lumayanlah daripada dulu. Trus karena lulur bali sudah habis, dan belum dikirimin lagi sama adek, jadi aku memilih untuk libur luluran dulu. Lalu untuk masker, tidak memakai boreh juga bisa. Diganti dengan tomat atau mentimun. "Jangan lupa juga taruh mentimun di area mata mbak, biar mata pandanya nggak terlalu kelihatan, jelek tauk" begitu katanya. Dan aku hanya bisa bilang "ho oh".

Masker tomat, masker selesai, tomat dimakan hehe
Ya begitulah, aku, seorang cewek yang dikira cowok, seorang cewek yang cuek soal penampilan, seorang cewek yang senyumnya menawan..makasih ya..*nyelipin pujian berhasil, akhirnya tertular juga dengan adekku. Tertular untuk lebih memperhatikan dan merawat diri sendiri. Tengkiu adek.
***
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo