Sedekah Tidak Mengabulkan Do'a Tapi Menyelamatkan Nyawa

Dari arah depan, ada sebuah truk besar yang memenuhi badan jalan sebelah kanan. Di belakangnya ada sebuah bus besar berwarna putih. Sementara aku melaju di jalur sebelah kiri.

Saat itu, aku sengaja melajukan motorku agak ke tengah, karena bagian pinggir jalan yang masih berupa tanah nampak becek. Becek tersebut merupakan akibat dari hujan deras yang turun pada malam harinya.

Aku pun melaju dengan santai. Namun entah kenapa, saat posisiku hampir mendekati truk besar tersebut, tiba tiba bus besar yang sebelumnya ada di belakang truk, maju ke depan lalu mengambil bagian jalan yang aku lewati.
Kaget tentu saja. Badan jalan, kanan juga kiri, seketika itu penuh. Walhasil aku yang bersepeda motor ini menjadi tersingkir dan memilih melaju di bagian pinggir yang artinya harus melewati jalan yang super becek bin licin itu.

Awal mulanya berjalan lancar lancar saja, namun begitu ban motor melewati area yang super becek, keseimbanganku mulai goyah. Dan kegoyahanku tersebut di sambut oleh badan bus yang dengan mantab menyenggolku. Jedug. Lalu.......

***
15 hari sebelum kejadian.

Alhamdulillah. Bener bener tidak aku sangka akan mendapatkan uang transport sebanyak itu dari kegiatan workshop nasional pembuatan media belajar yang aku ikuti. Itu adalah pertama kalinya aku mendapatkan uang yang cukup banyak sejak aku menjadi guru honorer. Seneng banget rasanya.

Sebagai rasa syukur dan berharap agar do'aku (bisa menjadi salah satu guru honorer yang mendapat fungsional) terkabul, maka aku memutuskan untuk memakai sebagian uang yang aku dapatkan tersebut untuk mengadakan tasyakuran kecil-kecilan dan sedikit sumbangan untuk pembangunan musholla di dekat rumahku. Lalu sebagiannya lagi aku tabung untuk bekal nikah *eyak. Alhamdulillah niat sudah terlaksana. Selanjutnya tinggal menunggu terkabulnya do'a.

Aku pernah mendengar bahwa jika menginginkan sesuatu maka wujudkanlah dengan bersedekah. Oleh sebab itulah, aku optimis Allah akan mengabulkan do'aku.

Hari pengumuman pun tiba. Dan hasilnya adalah tak sesuai dengan do'aku. Iya, namaku tidak ada dalam daftar guru honorer yang berhak mendapatkan fungsional. Kecewa ?. Tentu saja. Bahkan hatiku sempat nyeletuk begini : "hamba sudah berusaha, juga rajin ibadah, sedekah pun sudah hamba lakukan, tapi kenapa do'a hamba tidak Engkau kabulkan juga". Sungguh tak patut. Namun saat itu pikiranku benar benar dilanda kecewa teramat parah hingga tak mampu berpikir jernih.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai menerima kenyataan itu. Aku pun sudah bisa berpikir jernih. Tidak moody lagi. Aktivitasku mulai berjalan seperti biasa. Mengajar siswa dengan sungguh sungguh. Soal fungsional dan segala macamnya sudah tidak terlalu aku pikirkan. Aku beranggapan bahwa yang mendapatkan fungsional mungkin memang lebih membutuhkan dana itu daripada aku yang waktu itu masih single manis kinyis kinyis. Ya, anggap saja begitu.

Anggapan tersebut tidak berubah hingga akhirnya aku mengalami kejadian itu. Iya senggolan bus itu berhasil membuatku terjerembab dan lepas dari motor. Motorku menghantam pohon sementara aku......

Alhamdulillah aku jatuh ke samping kiri. Bukan ke samping kanan. Jika jatuh ke sebelah kanan mungkin aku akan terlindas roda belakang bus tersebut. Na'udzubillah.

Dan alhamdulillahnya lagi, motorku yang menabrak pohon tersebut berhasil menahan tubuhku untuk tidak jatuh ke kali yang cukup dalam yang berada tepat di sisi kiriku. Dan lagi lagi aku mengucapkan alhamdulillah wa syukurillah karena aku hanya mengalami luka ringan saja. Ya, akibat kecelakaan tersebut membuat lenganku hanya tidak bisa digerakkan saja. Dan baru benar benar sembuh 1 bulan kemudian.

Kejadian yang aku alami tersebut membuatku tersadar bahwa berbuat baik, dalam hal ini adalah sedekah, tidak hanya sebagai jalan agar terkabulnya do'a, atau memperlancar hingga memperbanyak rejeki. Melainkan berbuat baik juga bisa menjaga diri dari bahaya hingga kematian sekalipun.

Hal ini juga membuatku tersadar bahwa Allah Maha Segalanya. Allah memang tidak mengabulkan do'aku waktu itu. Tapi mungkin Allah membalas perbuatan baik yang aku lakukan itu dengan menyelamatkanku dari mara bahaya. Allahu Akbar.

Tidak ada perbuatan baik yang sia-sia. Pasti ada balasannya. Pasti. Jadi, yow, semangat berbuat baik. Membantu sesama. Sesuai dengan kemampuan kita masing masing. Semangaaatttt.

***
"Tulisan ini diikutsertakan pada Monilando's Giveaway : Spread The Good Story".

Cara Menghilangkan Kantuk Saat Menemani Si Kecil Bermain

Menghadapi Si 'Kinestetik' Ken tak jarang membuatku keok. Kapasitas energinya yang cukup besar benar benar mendukung aktivitasnya yang hampir tak ada jeda. Mencelat kesana kemari. Lompat lompat di kasur. Manjat meja tv, motor, bahkan manjat emaknye. Dikau kate emakmu ini pinaaanggg kali ya ken. Emakmu ini kan bagaikan gitar spanyol *huwek.

Jika diibaratkan baterai, Si Ken baterai energizer dan emaknye baterai yang habis dipanasin di atas genteng. Kerembuk kerembuk. Maklumlah yah. Kan tenaga emaknye sudah dipakek buat masak, bersih bersih rumah, dan konser di kamar mandi.

Tak jarang saat menemani si ken bermain aku didatangi teman dari lelah, namanya kantuk. Ngantuk teramat sangat. Rasanya ni mata seperti digandoli batu kali. Mbok ya sing gandol itu batu akik atau berlian gitu yak *hahaayyy.

Akan tetapi meskipun dilanda kantuk teramat sangat, aku berusaha untuk tidak terlelap. Aku tak boleh lengah mengawasi si ken yang aktifnya warbiyasak. Menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu aku memiliki jurus handal untuk menghalau kantuk saat tengah menemani si ken bermain.
1. Ikut bermain
Kalau ikut bermain begini kadang aku mencoba untuk memposisikan diri sebagai teman bermain si ken. Saat si ken menata puzle, aku juga ikut menata puzleku sendiri. Kadang kita malah lomba cepet-cepetan. Dan tau kan yang menang siapa ?. tentu saja si ken. Emaknye pura pura kalah aja.

Begitu juga saat main mobil-mobilan. Si ken bawa mobil, aku juga bawa mobilku sendiri. Kadang kami bermain adegan kebut kebutan sambil dubbing gitu. "waduh, sepertinya bensinnya habis, ayo kita isi dulu ken". Misalnya begitu.

Si emak ikut ken naek motor motoran

Kalau si ken nari, aku juga ikut nari. Main lompat lompat di kasur, aku juga kadang kadang ikut. Dengan ikut bermain maka kantuk pun akan hilang dengan sendirinya.

2. Sambil denger musik
Biasanya yang aku pakai musik kesukaan aku. Jadi bisa sambil nyanyi. Dan tentu saja bukan musik melow selow helloowww. Tapi musik yang full power. Semangat gitu. Alhamdulillah, saat aku mendengarkan musik kesukaanku, si ken nggak pernah protes. Makasih ya nak.

3. Sambil ngesosmed
Ini cuma ngesosmed aja, nggak pakek ngeblog apalagi blogwalking bisa bisa eikeh langsung bobok cantik atuh.

4. Bikin kopi pahit
Karena kopi biasa nggak terlalu manjur, jadi kadang aku bikin kopi hitam trus gulanya seiprit aja. Lumayan bikin melek sih. Pahit soalnya.

5. Sambil ngemil
Salah satu penyebab datangnya kantuk karena tenaga sudah hampir koid, trus laper trs perut minta diisi namun tak kunjung diisi. Jadi biar ngantuknya pergi, perutpun harus segera diisi. Camilan boleh, ditambah minum juga boleh, bayarnya belakangan. *lah, emangnya warung*.

6. Makan cabe
Ini saking ngantuk tak tertahankan, jadi ya nyeklus cabe aja. Pakek gorengan juga boleh, ditambah mie rebus rasa soto malah makin sip. Tapi kalau kelamaan langsung nyeklus cabe aja, dijamin langsung melek.

Ya begitulah beberapa jurusku menghalau ngantuk saat menemani si ken bermain. Kalau kalian punya jurus rahasia juga nggak saat menemani si kecil bermain ?. Apa ?. Jurus rahasia kalian makan beling ?. Wow..kalian memang zuper zekali. Dahsat. :D

Kejadian Amaryllis Merupakan Pelajaran Berharga Bagi Kita

Beberapa hari ini, media sosial tengah digemparkan dengan rusaknya kebun bunga amaryllis di Yogyakarta. Dikabarkan juga bahwa kebun bunga tersebut rusak karena ulah beberapa pengunjung yang melakukan aksi berfoto selfie atau welfie yang tidak pada tempatnya. Dan aksi oknum tersebut pun seperti biasa menuai hujatan yang bisa dibilang serem sih. Ada yang bilang bodoh, atau nggak punya otak dan sebagainya. Serem kan ?. Ho oh.

Jujur, saat melihat foto beberapa oknum yang berselfie ria di amaryllis tersebut sempat membuat aku terpana sih. Koq bisa-bisanya melakukan aksi selfie seperti itu yak. Apa nggak takut gatel gitu. Sapa tau ada ulat bulu yang bercokol di batang amaryllis tersebut. Kan bisa berabe jadinya. Mungkin mereka nggak mikir sejauh itu yak. Pokoknya hasil foto selfienya cakep gitu. Biar mirip seperti pose syahrini yang itu tuh. Mungkin begitu.

Setiap orang memang ingin mendapatkan hasil foto yang keren cakep indah mempesona ulala, tapi ya keinginan tersebut tak bisa dijadikan sebagai alasan untuk berpose tidak pada tempatnya. Karena apa ?. Pasti akan ada dampak negatifnya. Ada korbannya. Entah itu lokasi yang digunakan untuk berpose itu rusak, atau malah nyawa yang melayang, seperti kejadian beberapa waktu yang lalu, seorang pendaki harus kehilangan nyawa saat ia berfoto di daerah terlarang.

Kejadian yang terjadi di kebun bunga amaryllis ini merupakan pelajaran berharga buat kita semua antara lain :

1. Meskipun niat kita ingin mendapatkan hasil foto yang keren atau ingin menyajikan foto yang indah, tetap jangan abaikan rambu rambu yang ada. Misalnya, saat ada larangan tertulis untuk tidak berfoto di lokasi ini, maka kita harus mematuhi hal tersebut. Begitu juga saat tidak ada larangan tertulis, maka yang kita lakukan adalah meraba-raba ke dalam hati kita apakah yang kita lakukan ini benar atau tidak. Pantas atau tidak. Merusak alam atau tidak. Dan lain sebagainya.

2. Jika kita melihat orang yang berfoto tidak pada tempatnya, seperti berfoto di antara bunga-bunga, maka berusahalah untuk memberitahukan kepada orang tersebut bahwa apa yang mereka lakukan salah. Jika ini tidak mungkin, maka bisa dengan cara memberitahukan kepada petugas setempat.

3. Kejadian amarilys ini juga menjadi masukan bagi pengelola wisata, misal kebun bunga, agar nantinya dapat menyediakan lokasi lokasi khusus untuk berfoto, memperbanyak larangan larangan tertulis atau menugaskan beberapa orang untuk memantau para pengunjung kebun bunga, serta memberikan sanksi tegas bagi siapa saja yang melanggar peraturan yang berlaku di lokasi wisata kebun bunga tersebut.

Semoga kejadian amaryllis ini menjadi yang terakhir. Semoga kita benar benar bisa mengambil pelajaran dari kejadian amaryllis ini. Semoga tidak ada lagi yang rela merusak alam demi mendapatkan hasil foto yang maksimal. Semoga. amin. Namun jika masih ada yang berbuat begitu, maka siap siap saja mendapatkan umpatan caci maki para netizen yang kejamnya teramat dahsyat bak tornado.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo