Sembari Nostalgia, Ini Cara Mengajarkan Anak Puasa Versi Ibukku




Buka puasa, pakai kurma.
Lalu sholat, bersama suami dan bocah bocah.
Assalamu'alaikum, buat Kalian para Mama.
Yuk tetap semangat, sebelum ramadan pergi meninggalkan kita. 

Kalimat terakhir bikin sedih, yak? Ho oh. 

Oke, hari ini tema challenge ramadan blogger perempuan adalah tentang Tips Anak Ikut Puasa. 

Tadi awalnya aku bingung lho mau nulis apa. Karena belum punya pengalaman soal ngajak anak puasa. Bisa aja sih aku nulis rencana yang bakal aku lakukan kalau nantinya anakku sudah paham soal ajakan berpuasa. Tapi nggak banget menurutku. Yakali mau share tips yang belum pernah dilakukan. 

Alhamdulillahnya nih, kebingunganku tidak berlangsung lama. Karena aku mau share cara ibukku mengajak aku puasa ajalah yah. Ya itung-itung sembari nostalgia masa kecil (100) sama ibuk. Dah, nulis gini aja, bikin perasaanku nano nano gitu, inget masa kecil yang maknyonyor banget. *hahay

Oke, flashback dimulai. 

Seingatku (dan sudah diiyakan sama ibuk), aku mulai ikut puasa saat kelas 1 SD. Waktu itu puasa setengah hari. Kemudian pas kelas 2, baru deh ikut puasa full. 

Kata ibuk, aku tipe anak yang kalau nggak disuruh makan ya nggak makan. Kalaupun makan, baru selesai sejam kemudian. Lamaaaa banget. Ku akui sih, aku memang begitu. Sekarang mungkin juga bakal begitu, bakal makan lama, kalau saja nggak diuber-uber soal urusan momong bocah. 

Ibuk juga bilang aku tipe anak yang oke-oke aja kalau diajak ini itu. (100) Nggak pernah protes secara frontal. Melainkan secara diam-diam. Dieeemmm aja nggak ngomong ngomong alias langsung ngambek gitu. Disuruh masuk TK, aku iya. Didaftarin SD pas 5 tahun, aku juga nggak nolak. Manut aja. 

Nah, dengan kondisi seperti ini, kata ibuk, tentu mudah mengajakku ikut berpuasa.

Namun, dengan kemudahan seperti ini, ibuk tidak mau mulai mengenalkan ibadah puasa saat aku masih tk yakni sekitar usia 4 tahun. Pertimbangan ibuk, di samping karena aku masih kecil, aku juga sering sakit saat itu. Selain itu, aku juga belum bisa memahami sesuatu dengan begitu mudah. Butuh penjelasan, contoh, dan sebagainya. 

Kemudian, begitu aku sudah bisa memahami sesuatu tepatnya kewajiban berpuasa di bulan ramadan, ibuk pun mulai mengajak aku berpuasa. 

Adapun Cara Ibuk Mengajak Aku Berpuasa adalah sebagai berikut:
1. Ibuk sering sekali membahas soal kegiatan ibadah puasa kepadaku. Mulai dari ngasih penjelasan apa itu puasa, sama apa yang didapatkan kalau kita puasa.
2. Ibuk kadang ngajak untuk ikut sahur atau buka puasa (yang ini lebih sering). Meskipun aku nggak puasa. 
3. Tahun selanjutnya, ibuk beneran ngajak aku puasa. Puasa setengah hari. Tentu, dengan iming-iming bakal dapat hadiah kalau bisa puasa setengah hari. 
4. Tahun selanjutnya, ibuk ngajak puasa full dengan iming-iming akan dibelikan sepeda. 

Sederhana kan, cara ibuk mengajak aku ikut puasa. InsyaAllah kalau anakku sekiranya udah kuat, aku bakal praktekin cara ini. 

Ah aku jadi ingat waktu awal-awal belajar puasa. Aku bolak balik ke kamar mandi buat kumur-kumur. Hahaha. 

Ikhtiar Agar Do'a Segera Dikabulkan sama Allah




Assalamu'alaikum

Haloo
Lohaaaa
Ahooooll
Olaaahhh

Mulai gaje
Hahahaha

Nggak lah. Gaje alias nggak jelasnya sudah beberapa hari yang lalu. Udah lalu banget malah. Sekarang alhamdulillah sudah sehat wal afiat lahir dan batin. Aamiin. Doain bertahan lama, yak. Ke-gaje-an tidak lagi datang menghampiri. Terutama di saat aku sedang kelelahan.

Ya, aku pernah merasa lelah. Lelah karena cobaan tak jua sirna. Awet bener ada di dalam kehidupan keluarga kecil aku. Bertahun-tahun. 

Selama itu juga sabar ku himpun. Usaha ku rangkul. Dan do'a kepadaNya selalu kulantun. 
"Robby, bawa kami segera keluar dari cobaan ini, sudah begitu tak tertahankan, hamba mulai lelah". 

Namun, apa daya, doa belum juga diijabah oleh Nya. Manusiawi bukan, merasa lelah saat menghadapi cobaan yang sudah berlangsung lama-lama. 

Kadang, kalau terbersit rasa lelah teramat sangat lalu kemudian memunculkan rasa ingin menyerah, aku alihkan dengan keyakinan bahwa Allah yang paling tahu kapan waktu tepat untuk mengabulkan do'a-do'aku. Itu saja yang aku ingat. Itu saja yang ku ulang-ulang. Karena itu menguatkan, menopang, dan memapahku dengan gemilang selama masa menanti doa dikabulkan. 

Selain mengalihkan pikiran yang nggak-nggak soal doa yang belum kunjung dikabulkan sama Allah, aku memilih untuk menyibukkan diri, berusaha kembali, lagi lagi dan lagi. Mending begini. Agar tak mengeluh, menggerutu di hati. Aku juga tak henti berdo'a, lagi lagi dan lagi. Karena sejatinya kemampuan sebagai seorang hamba, hanya bisa berusaha, berdo'a, berusaha lagi, berdoa lagi, dan lalu bertawakal kepada Allah. 

Di sela-sela kesibukan berusaha, aku juga meluangkan waktu untuk bermuhasabah. Merenungkan apa yang bisa aku usahakan agar Allah mau segera mengabulkan doa.

Hingga akhirnya aku teringat dengan nasihat Ust. Yusuf Mansur. Kata beliau, kalau ingin sesuatu, usahain, sambil sedekah yang diniatin karena Allah baru  lalu berdoa memohon kepada Allah agar berkehendak mengabulkan keinginanmu. Usaha, sedekah, do'a. Begitu terus. Terus begitu. 

Jadi, ternyata, ada tingkahku yang kurang, yakni kurang bersedekah. Kalaupun bersedekah aku tak pernah meniatkannya Agar Allah mau mengabulkan doa. Udah sedekah gitu aja. Sedekah biar dapat pahala dari Allah. Dan ternyata caraku belum benar. 

Sadar akan hal itu, aku pun segera memperbaiki usaha. Menambah aktivitas sedekah di dalam usahaku untuk mengambil hati, mendapat simpati hingga akhirnya Allah kabulkan doa-doaku. 

Berkah Ramadan Makin Terasa Melalui Aplikasi Ini




Assalamu'alaikuuummm.

Sudah masuk hari ke-20. Alhamdulillah busui ini bisa ikut puasa. Kemarin sempat bolong alias mokel karena tiba-tiba kepala keliyengan. Jadi daripada nanti lanjut sakit, aku memutuskan untuk berbuka saja waktu itu. 

Aku bersyukur sekali, karena masih diberi kesempatan sama Allah untuk beribadah di bulan ramadan. Terlebih di ramadan kali ini, adalah kali kedua aku berpuasa dalam keadaan menyusui. Senang, senang sekali. 

Iyup, rasa senang karena ramadan datang, meletup letup di dada. Entah gimana, rasanya serba mudah menjalani ibadah puasa, padahal seharusnya rempong ya, secara aku punya bayi dan juga bocah tanpa art tanpa nanny. Kadang ada sih, rasa lelah menghampiri, tapi nggak pernah singgah lama-lama. Hanya sekedar mampir lalu kemudian pergi. Kalau hari-hari biasanya, beugh, tiada hari tanpa ngomelin bocah sulungku. Hiks. Mungkin karena bapak bocah-bocah lebih lama berada di rumah kali, ya. Karena jam kerja yang berkurang selama ramadan. Yang biasanya pulang malam, kini jadi pulang siang. Iya, sepertinya karena itu. Karena ada bapak bocah yang bantu. 

Rasa lain yang aku rasakan selama ramadan adalah rasa menyenangkan bin membahagiakan. Kalau rasa ini, aku tahu betul sumbernya darimana. Ya apalagi kalau bukan disebabkan oleh sebuah aplikasi yang bikin usaha aku dan adekku semakin lancar jaya. Alhamdulillah. 

Usaha yang aku tekuni sama adekku adalah jualan baju. Sudah hampir setahun belakangan ini. Awalnya dulu jualan daster. Sekarang sudah merambah ke model-model baju yang lebih beragam. 

Kami berdua berbagi tugas. Aku bagian manajemen sedangkan adekku yang jiwa sosialnya tinggi dan tipe anak extrovert juga, memilih untuk menjadi bagian pemasaran. Namun kalau soal mencari baju mana yang mau dijual di toko, kami memilih untuk memutuskan bersama, diskusi berdua gitu. Sebagian besar, model baju yang kami pilih adalah model baju yang kekinian. Dengan ketentuan begini, mau nggak mau kami harus rajin cari informasi soal fashion yang sedang ngetren.

Nah, setelah mencari informasi, kami mulai mencari suplier yang menyediakan model baju seperti yang kami inginkan. Kadang, kami tidak bisa menemukan suplier yang menjual baju yang kami inginkan. Kalau sudah begini, pencarian kami alihkan ke e-commerce. Namun adakalanya kami mencari model baju di ecomerce lebih dulu sekalian melakukan survey harga. *hahay. Oleh sebab itu, untuk mempermudah pencarian kami, kami memutuskan untuk menginstal aplikasi e-commerce seperti shopee. 

Alhamdulillah, kami benar-benar terbantu berkat adanya aplikasi shopee ini. Nggak hanya terbantu soal mencari suplier namun juga mempermudah kami mendapatkan untung melalui program gratis ongkir yang selama ramadan ini, kami sudah menggunakan sekitar 10 an lebih voucher gratis ongkir shopee. Belum lagi diskon-diskon yang ditawarkan oleh toko-toko yang ada di shopee, beugghh, nyenengin banget. Syukur alhamdulillah, rasanya menyenangkan sekali, untung yang cuma 5000 hingga 10 ribu per baju jadi banyak karena baju-baju yang kami beli lewat aplikasi shopee sudah habis terjual semua. 

Alhamdulillah, alhamdulillah banget, aku banyak-banyak bersyukur, teramat bersyukur. Atas kemudahan dan kelancaran berpuasa sambil menyusui yang Allah berikan kepadaku. Dan atas kemudahan mengais rejeki di bulan ramadan ini. Sungguh terasa manis, manis sekali. Bagiku, bisa merasakan perasaan ini, adalah berkah di bulan ramadan. 


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

Postingan Populer