Sejak Komisi Pemberantasan Korupsi didirikan, masalah masalah korupsi nampaknya bukan malah berkurang, akan tetapi semakin bertambah. Bagaikan minum obat, hampir 3x sehari kita disajikan berita berita soal korupsi yang dilakukan oleh pejabat ini ataupun itu. Jujur, menonton berita seperti itu membuat hati merasa miris. Iya, di tengah tengah persoalan kesejahteraan rakyat yang belum belum tuntas, mereka begitu teganya melakukan tindak korupsi yang tak sedikit jumlahnya itu.
Tidak usah jauh-jauh, di lingkungan sekitar saja bisa kita temukan para pelaku korupsi. Mengingat penyakit yang satu ini tengah meraja lela dimana-mana. Aku sendiri pernah menemukannya dan sayangnya tidak bisa berbuat apa-apa karena dilarang oleh bapak. Sebab bapak tidak ingin apa yang beliau alami juga dirasakan oleh keluarga.
Lalu apa yang beliau alami ?. Beliau dikucilkan oleh semua teman di tempat kerjanya dan tidak berapa lama kemudian beliau dipindahtugaskan ke tempat lain. Apa yang beliau terima tersebut dikarenakan beliau menolak perintah atasan dan rekan kerja beliau untuk menandatangani sebuah nota belanja kosong namun sudah tertulis nominal Rp. 5.000.000,. di dalamnya. Begitu hebatnya dampak yang harus diterima bapak karena menolak untuk turut serta melakukan korupsi berjama'ah.
Kejadian tersebut membuatku terlecut untuk benar-benar melawan penyelewengan dana atau korupsi. Melawan sesuai dengan kemampuanku saat ini. Yakni melawan dengan cara membentengi keluarga, khususnya melindungi si kecil dari penyakit korupsi yang semakin meraja lela ini.
Cara yang paling utama untuk menjauhkan si kecil dari penyakit korupsi adalah dengan menanamkan karakter anti korupsi sejak dini. Penanaman karakter tersebut aku sesuaikan dengan tumbuh kembang anak usia 3 tahun. Yang mana pada usia tersebut merupakan masa-masa anak suka bereksplorasi. Jadi kami, aku dan suami, menanamkan sikap anti korupsi ini dengan tanpa menghalangi si ken bereksplorasi.
Sikap anti korupsi ini sendiri terbangun dari 10 karakter yakni jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, sederhana, adil, berani, mandiri, sabar dan kerja keras. Namun untuk saat ini aku dan suami, baru menanamkan dan menguatkan 4 karakter dulu kepada si kecil ken yakni sederhana, mandiri, bertanggung jawab dan berani.
1. Sederhana
Untuk menanamkan karakter ini, maka yang kami lakukan adalah dengan mencontohkan dan membiasakan ken akan beberapa hal yakni :
a. Tidak sering jajan di luar.
Kami menyiapkan camilan buatan sendiri atau menyediakan buah-buahan kesukaan ken di rumah.
b. Mencontohkan ken untuk tidak membuang barang begitu saja.
Dengan sengaja kami menunjukkan kepada ken bagaimana kami memperbaiki mainannya yang rusak namun masih bisa diperbaiki, juga memperbaiki beberapa alat elektronik yang juga masih bisa diperbaiki. Kami juga sengaja menunjukkan proses daur ulang barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bisa digunakan kembali.
c. Mengajak ken melakukan beberapa kegiatan sederhana tapi bisa menjadi sangat menyenangkan. Seperti membuat permainan baru dengan memanfaatkan mainan ken yang lama dan sudah jarang dimainkan lagi oleh ken karena bosan.
Kami berharap, apa yang kami ajarkan ini, nantinya, dapat membuat ken tetap bisa menemukan keceriaan, menghadirkan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Serta terhindar dari sifat konsumtif bahkan rakus akan harta.
2. Mandiri
Pada umumnya, anak usia 3 tahun, sudah mampu melakukan beberapa hal secara mandiri. Seperti makan sendiri, minum, dan sebagainya.
Untuk melatih kemandirian si kecil tentu membutuhkan proses yang cukup lama. Tidak boleh tergesa-gesa. Apalagi memaksa. Karena nantinya malah akan membuat si kecil menjadi enggan mencoba kembali. Misalnya, ingin melatih si kecil bisa makan sendiri.
Langkah pertama yaitu dengan mencontohkan terlebih dahulu.
Kedua adalah tetap memberikan contoh sembari membiarkannya memegang sendok sendiri.
Ketiga, berikan sendok dan mangkok sendiri, biarkan ia bereksplorasi sendiri sambil sekali-kali membantunya atau menunjukkan bagaimana cara mengambil makanan lalu mengarahkannya ke mulut.
Ke-empat. Berikan pujian setiap kali ia berhasil mengarahkan sendok yang berisi makanan ke mulutnya. Dan jika belum berhasil, beri ia semangat untuk mencoba lagi.
Seperti itulah tahapan tahapan yang kami lakukan untuk melatih kemandirian pada si kecil ken. Kami harap, dengan mengenalkan kemandirian pada si kecil sejak usia dini, nantinya, Ia bisa menjadi pribadi yang mandiri, ulet, pantang menyerah.
3. Tanggung jawab
Bisakah ken, anak usia 3 tahun 1 bulan dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab ?. Bisa. Hanya tanggung jawab kecil saja. Seperti membereskan mainan, menutup spidol setelah dipakai, dan menghapus papan tulis yang sudah penuh coretan dan beberapa hal sederhana lainnya.
Salah satu cara yang kami gunakan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab si kecil ken adalah dengan mengajaknya berdialog. Ya, anak usia 3 tahun sudah bisa diajak berdialog. Dialog sederhana saja. Formula dialog yang kami gunakan adalah jika maka serta dilengkapi dengan contoh misalnya berupa barang yang dulu Ia sukai namun sudah rusak.
Misalnya seperti saat kami ingin agar ken mau menutup spidol setelah Ia gunakan untuk menulis. Tahapan yang kami lakukan yakni :
Awalnya kami akan memberikan contoh kepada si ken bahwa setelah digunakan untuk menulis maka spidol harus segera ditutup.
Hari-hari selanjutnya kami akan mengajak ken menulis bersama dan menutup spidol bersama.
Hari hari berikutnya, kami mulai menguji coba ken. Jika ia menutup spidol atas kesadarannya sendiri maka kami akan memberikan pujian dan tepuk tangan untuk ken. Jika sebaliknya, maka kami akan mengajaknya berdialog sembari membawa spidol yang sudah kering. Kalimat yang kami ucapkan seperti ini : "Ken, kalau spidolnya tidak ditutup, nanti spidolnya bisa seperti yang ini, rusak, tidak bisa kamu pakek untuk nulis lagi".
Hari hari selanjutnya, kami menguji coba ken kembali dan alhamdulillah berhasil. Memang kadang si ken lupa, namun jika diingatkan dengan sigap ken akan segera menutup spidol yang telah ia pakai.
Harapan kami, dengan menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini, ken akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan lebih bijak dalam membuat keputusan.
4. Berani
Anak usia 3 tahun sangat suka bereksplorasi. Suka mencoba ini maupun itu. Begitu juga dengan ken. Ken yang merupakan tipe anak kinestetik sangat suka mencoba suatu kegiatan yang dapat memicu adrenalinnya. Ia suka memanjat, tak takut ketinggian dan sebagainya.
Sebagai orang tua, tentu kami harus menjaga Ken dari suatu hal yang membahayakannya. Namun hal tersebut tidak membuat kami serta merta melarangnya melakukan ini juga itu. Kami memilah dan memilih kegiatan mana yang memiliki resiko paling ringan dan bisa diajarkan lalu dilakukan ken. Dan untuk meminimalkan resiko, maka kami memilih untuk memandu ken. Mengajarinya bagaimana seharusnya melakukan kegiatan tersebut. Setelah itu, secara perlahan, kami mulai membiarkannya melakukan tahapan demi tahapan sendiri hingga akhirnya kami anggap ia bisa dan aman melakukan kegiatan tersebut sendiri.
Harapan kami, dengan menanamkan keberanian sejak usia dini, ken akan tumbuh menjadi anak yang pemberani dan tak takut melakukan apapun atau siapapun selama apa yang ia lakukan benar.
Itulah beberapa langkah yang kami lakukan untuk menanamkan karakter sederhana, mandiri,tanggung jawab dan berani pada si kecil ken. Untuk karakter lainnya, seperti kejujuran, kerja keras, peduli, disiplin, sabar dan adil, kami baru bisa memberikan contoh saja kepadanya.
Kami harap apa yang kami contohkan, bisa terekam dengan baik di memory ken. Paham dengan apa yang kami contohkan. Hingga akhirnya Ia akan mengikuti apa yang kami contohkan dan terbiasa. Amin.
Ibu adalah sekolah pertama bagi Anak. Sementara lingkungan keluarga memiliki pengaruh sebanyak 70% dalam membentuk karakter atau tabiat anak. Jadi mari manfaatkan dua hal tersebut dengan baik dan semaksimal mungkin. Tanamkan nilai-nilai positif sejak dini pada si kecil. Salah satunya adalah sikap anti korupsi. Tanamkan lalu kuatkan pondasinya. Agar anak nantinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, yang bermanfaat, bahkan bisa membuat masa depan negeri ini jauh lebih cerah. Amin.