Aksi Sehat 5 Menit, Awal Menuju Cantik Luar Dalam

Ingin cantik seperti ini?

Sumber : Girls'_Generation,  Wikipedia


Atau seperti ini ?

Loh?Siapa?Saya?NoNoNo.

Caranya mudah, langkah awalnya hanya dengan melakukan aksi sehat 5 menit. Ya Cuma 5 menit. Penasaran??. Yuk simak ulasan berikut ini.

Saat ini, tren yang sedang booming di kaum remaja, khususnya perempuan, adalah tampil cantik ala gadis korea yang berbadan tipis bak kertas dan berkulit putih bersih. Hal ini menjamur bahkan sampai di desa, kampung halaman saya. Mulai dari meminum obat diet sampai menggunakan kosmetik pemutih agar bisa tampil cantik seketika. Cantik instan. Mereka tidak tahu dibalik itu semua terdapat bahaya yang siap menerkam. Hauumm.
Adik saya sempat ikut arus tersebut. Namun setelah saya jelaskan bahaya dari penggunaan kosmetik pemutih atau pil diet, sampai mulut saya berbusa busa, akhirnya ia setuju pada saya. Tampil cantik dengan cara sehat.
Pertama. Adek saya ingin langsing. Langkah awal yang harus ia lakukan adalah mengurangi porsi konsumsi karbohidrat, dalam hal ini beras. Kekurangan tersebut bisa ditutupi dengan mengkonsumsi buah. Misalnya apel, apokat, pepaya, dan lain lain. Namun adek saya lebih memilih buah apel. Kandungan air pada apel yang cukup tinggi bisa membuat adek saya cepat kenyang. Selain itu juga, apel bagus untuk menutrisi kulit dari dalam.
Mengkonsumsi buah apel sangat dianjurkan agar dimakan beserta kulitnya. Karena 50% khasiat pada apel terkandung pada bagian kulitnya. Namun sayangnya banyak beredar buah apel yang mengandung zat kimia berbahaya pada bagian kulitnya seperti residu pestisida dan lapisan  lilin yang apabila dimakan akan menyebabkan banyak penyakit diantaranya kanker, leukimia, tumor, neoplasma indung telur dan lain-lain. Untuk menghilangkan 2 bahan kimia tersebut bisa dilakukan dengan cara mencuci buah dengan air yang mengalir lalu dilap hingga kering. Akan tetapi ada juga zat kimia yang cukup bandel. Maka mengatasi hal ini harus menggunakan sabun. Tentunya bukan sembarang sabun.
Sabun yang digunakan adalah sabun yang memiliki formula khusus yakni untuk menghilangkan sisa pestisida dan lapisan  lilin juga bakteri yang menempel pada kulit buah. SABUN apakah itu?.
Taraaa
Sumber : lionwings

Ini dia mamalime anti bacteria. Formula BIOGUARD yang terdapat pada Mama Lime Anti Bacteria ini efektif membersihkan buah dan sayur yang akan dikonsumsi dari residu pestisida, lapisan lilin serta mampu membunuh kuman sampai 99%.  Cukup dengan melakukan Aksi Sehat 5 Menit.
1. Siapkan 1 liter air, lalu masukkan setengah sendok makan mama lime anti bacteria. Aduk rata.
2. Masukkan buah ke dalam baskom yang sudah berisi mamalime anti bacteria. Bet bet bet.
3. Bilas di air mengalir sambil digosok-gosok.
4. Lalu keringkan buah dengan tisu.
5. Siap disantap.
Sumber : Dokumentasi pribadi


Cling cling, ini diaa, buah apel yang aman dan siap disantap adek saya. Kraus kraus kraus. Program diet alami adek saya sekaligus pemberian nutrisi bagi kulit dari dalam, bisa terlaksana dengan baik, tanpa menambah penyakit.
Adek saya, asyik makan apel sambil nonton tv

Eit masih ada lagi. Program tampil cantik adek saya selanjutnya membuat kulit nampak kinclong nyentrong nyentrong.
Kali ini ia banyak menggunakan buah tomat. Untuk terapi menghilangkan bekas jerawat. Juga membuat kulit terlihat segar. Buah tomat yang ia gunakan untuk masker tentunya beserta kulitnya. Sekali lagi dengan Mamalime Anti Bacteria, membuat adek saya terlindung dari residu pestisida dan lapisan  lilin, yang bisa saja dapat membahayakan kulit adek saya yang berkulit sensitif.
Dan berhasil, masker tomat yang ia gunakan minimal 2 kali dalam seminggu membuat wajahnya terlihat segar, juga katanya berasa kencang. Bekas jerawat? tentu saja tak semerta merta hilang begitu saja. Sekali lagi, ini cara alami, jadi butuh proses. Namun 2 hasil itu saja, membuat adek saya cukup puas, karena hasilnya sudah nampak meskipun baru sedikit.
Adek saya dan masker tomatnya

Sekali lagi, terbantu dengan hadirnya mama lime anti bacteria.
Dengan aksi sehat 5 menit mama lime anti bacteria, program cantik luar dalam adek saya jadi lancar jaya. Top banget deh.
Pose sehabis makan apel dan pakai masker, so seger

Sumber :





Pandai Menemukan Hikmah di Setiap Uji, Coba, dan Musibah, adalah Bekal Utama Menuju 60 Tahun

Kaki sebelah kanan ibu yang bengkak
Selalu dapat menemukan seberkas hikmah di setiap cobaan, ujian, dan musibah.
H+3, setelah lebaran, ibu  terkena musibah, jatuh di sekolah, habis ngajar. Tak bisa menjejakkan kaki, tak bisa jalan. Namanya ibu , tidak mau terlalu menyusahkan anaknya. Akhirnya ibu merangkak atau berjalan lutut saat mau ke kamar mandi, ke kamar tidur, nonton televisi.  Kakinya hitam lebam. Juga ada bagian kulit yang terkelupas, hingga terlihat kulit ari. Kemerahannya. Setiap luka dibersihkan, beberapa kali, saya mendapati ibu, mengusap matanya.
2 hari kemudian, saya serta suami juga si kecil, balik ke jawa. Seharusnya.
"Ndak apa apa, kita nunggu ibu  enak an dulu, nanti saya izin" kata suami. Alhamdulillah, punya suami baik . Namun saya sempat menangkap ekspresi berat di wajahnya.
 
Ibu yang berjalan lutut menuju kamar mandi
Sebenarnya ibu  bapak  sudah  memberiku izin untuk balik ke jawa.
"Ibu  tidak apa-apa, paling beberapa hari lagi juga sudah bisa jalan sedikit, ada bapak mu juga  adekmu yang bantu ibu " kata ibu , bapak mengangguk. Adek diam saja. Tapi saya menolak untuk pulang. Kenapa?
Pertama, bapak  kerja.
Kedua, adek juga  kerja.
Ketiga, adekku satu-satunya ini sebenarnya baik , hanya moody saja, kalau lagi mood, ia rajin bantu ibu , bersih-bersih rumah dan itu berlaku sebaliknya.
Karena 3 hal itu, yang membuat saya berat meninggalkan ibu. Sedangkan ibu  benar-benar butuh fokus perawatan luka serta batinnya. Menurutku, jika batinnya bahagia, sembuh pun akan segera tiba.
 
Si kecil, Ken, Menemani ibu menonton tv.
Saya melakukan pekerjaan rumah, memasak untuk  orang tua, suami, dan si kecil. Mereka memiliki menu sendiri. Lalu membersihkan rumah yang lumayan luas.
Merawat ibu, juga memperhatikan si kecil. Untuk  tugas terakhir ini, beberapa hal dibantu suami.
3 hal itu, cukup menguras tenaga. Bahkan suami membelikanku suplemen. Agar tak mudah jatuh sakit. Itu untuk menjaga kesehatan jasmani. Lalu bagaimana dengan menjaga kesehatan batinku?, tak jarang mendapat sedikit kritik tentang masakan yang begini lah, kurang ini, dibuatkan ini itu, atau tolong ambilkan ini, itu, atau belum lagi saat kesabaran saya diuji dengan tingkah si kecil. Rasanya ingin meledak saja.
Tapi saya tahan sekuat tenaga. Kadang-kadang suami jd kena pelampiasan amarah. Tapi alhamdulillah, ia paham. Ia tak marah. Cuma didiamkan saja alias cuek.
Terkadang sambil menyapu, mencuci baju, atau mengepel. Saya mencoba untuk  mengingatkan diri agar tetap bersabar. tetap bersyukur, bahwa Allah  memberikan saya kesempatan untuk merawat ibu , membantu bapak , juga adek. Ini ladang pahala, jika saya ikhlas tentunya. Saya berusaha untuk  itu.
Itulah hikmah yang saya dapat dari musibah kecil yang terjadi pada ibu.
Sedangkan hikmah untuk  ibu, mungkin, Allah  menyuruh ibu  untuk  beristirahat, setelah banyak waktu yang ia habiskan untuk  mengurus keluarga, juga muridnya di sekolah dasar. Ini juga  moment terhapusnya dosa ibu , ada hadist yang mengatakan apabila sakit lalu ikhlas maka akan terhapus dosanya.
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang  lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya serta dihapuskan dosa karenanya.
"HR.muslim.
Itu yang  saya katakan pada ibu .

Ada satu lagi.
Kali ini, saya merasa secara nyata dan langsung (Biasanya harus pakek merenung dulu, berpikir dulu, maklum loading lama, hehe), bahwa kasih sayang Allah begitu nyata untuk  saya serta keluarga kecil saya.
Ternyata minggu-minggu ini, bmkg setempat menginformasikan akan terjadinya cuaca buruk, angin kencang, gelombang cukup tinggi.
Alhamdulillah, Allah  melindungi kami sekeluarga. Jujur saja, saya mabuk laut kalau menghadapi angin kencang gelombang tinggi. Suami juga, cuma dia tahan sekuat tenaga. Agar tak muntah seperti saya.
Begitulah. Berusaha untuk menemukan hikmah dibalik cobaan, ujian, musibah. Karna hidup tak lepas dari itu.
Usaha itu, akan membuat kita tetap semangat, tegar, dan hidup akan terasa bermakna, dan bahagia. Hingga di usia 60 tahun nanti, atau lebih. Amin semoga kita dianugerahkan oleh tuhan, umur panjang yang  manfaat. Amin lagi.

Sumber :
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/publications/MI/MI/2014/08/05/articlehtmls/Gelombang-Tinggi-Pelayaran-Lumpuh-05082014008016.shtml


Aku dan Kostum Hitamku

"Baca aja ayat kursi 3 kali tanpa nafas, nanti kamu pasti bisa hilang"
Kalimat itu yang sering aku dengar semasa kecil. Saat itu lagi santer berita orang bisa ngilang.
Aku sering mempraktekkan itu, terutama waktu maen petak umpet. Tapi tetep aja gagal. Kata temenku, mungkin aku ngirup udara sedikit jadi mantranya gagal. Padahal, aku ngerasa udah bener-bener nahan nafas. Paru paru rasanya sampek sumpek. Itu waktu kecil. Beda lagi dengan masa SMA.


SMA, keinginanku untuk bisa menghilang sudah hilang. Berganti ingin agar tidak terlihat?. Maksudnya tidak jadi perhatian. Karena terus terang, soal penampilan, aku kurang percaya diri.
Salah satu caranya dengan menghindar dari warna cerah, dan hanya memakai warna gelap terutama hitam. Otomatis mayoritas kostumku berwarna hitam. Jilbab, baju, celana, semuanya hitam. Dengan begitu aku merasa tak terlihat. Ini berlangsung hingga aku kuliah.
Suatu hari aku mengenakan kostum hitamku seperti biasa aku merasa sangat nyaman dan aman terutama saat lewat dikerumunan cowok cowok yg suka ngejahilin orang terutama cewek yang lewat disitu. Biasanya aku selalu lolos. Menurutku, berkat kostum hitamku. Namun kali ini tidak
"Mbak ini rek, medeni, serem, item item, koyok tumo (kutu rambut)" celetuk seseorang. Aku tak berusaha mencari tahu, rupa laki-laki yang teganya berkata begitu padaku. Aku memulih berjalan cepat. Segera menjauh dari tempat itu.
"Karang untu (gigi)koq" satu lagi
"Upil garing yo" satu lagi
Mereka tertawa bahagia. Sedangkan aku kudu nabok tu wajah atu atu. Berkat mereka, aku sukses jadi fokus perhatian.
Sejak saat itu jika kami bertemu mereka memanggilku tumo atau upil garing. Hhh. Mau tak mau aku mulai memberi warna pada kostumku. Apalagi kalau lewat di depan mereka. Cari jalan lain sih bisa, tapi jauh, noh noh disonoh.

"Tulisan ini diikutsertakan pada#BlackGiveaway"



Sebab Siti Rajin Mengaji

Sebab Siti Rajin Mengaji

Gadis kurus itu siti. Anak keempat dari 5 bersaudara. Emak uwaknya pedagang panganan tradisional. Siti ikut menjajakan dagangan emaknya di sekolah. Kalau tak habis, siti berjualan keliling desa. Hal inilah yang membuat siti sering terlambat mengaji.
"Terlambat lagi siti?"kata bu fiah, guru ngaji siti yang pernah menjuarai MTQ. Ia juga terkenal disiplin. Menurutnya, disiplin kunci keberhasilan.
"Iyα,maaf bu fiah"
"Iya,tp kamu harus menerima konsekuensinya lo ya" kata bu fiah. Siti mengangguk. Jika terlambat maka siti harus mengaji di luar ruangan. Siti tak sedih dengan hukuman tersebut karena ia masih bisa mendengarkan materi qiroah favoritnya yang disampaikan bu fiah. Ia sedih karna tak ada qur'an ditangannya. Sebab ia tak punya.
Siti suka qiroah. Menurut siti, qiro'ah tak kalah indah dengan musik dangdut yg ia dengar di radio.
"Anak anak sebentar lagi akan ada MTQ. Belajar yang tekun, biar bisa ikut dan menang lomba"kata bu fiah setelah selesai mengaji. Pulang mengaji siti mengulang kembali materi qiroahnya tentunya memakai al-qur’an dirumahnya yang sudah lepas sana sini. Berkali kali.

Hingga tiba saatnya.
"Emak, siti mau berangkat. doakan siti ya mak"pamitnya seraya mencium tangan emaknya.
"Iya,kalau kalah jgn kecil hati ya nak"pesan si emak. Siti mengangguk.

Perlombaan dimulai dan berakhir sore hari. Pemenangnya akan diumumkan saat nuzulul quran. Siti tak banyak berharap. Ikut lomba saja sudah senang.

Nuzulul quran. Saatnya pengumuman. Perasaan siti yang semula biasa saja kini jadi deg-degan. Dan rasa itu hilang saat nama pemenangnya di sebutkan.
"Siti aminah".
Mata siti terbelalak. Terkejut sekaligus tak menyangka bahwa ia adalah juaranya. Bahwa ia yang nantinya akan mewakili desanya ikut lomba qiroah untuk anak anak di tingkat kecamatan.
Siti naik ke atas panggung untuk menerima piala sekaligus hadiah. Ia sempat melihat ke bu fiah yang tengah tersenyum kepadanya. Siti senang sekali. Selesai acara, dengan berlari kecil ia pulng ke rumah.
Emak adalah org pertama yang ingin siti temui.
"Siti menang makkkk"serunya bahagia. Emak memeluknya.
"Alhamdulillah"ucap emak, ia mengusap air yang tergenang di sudut matanya.

“Yang paling siti seneng mak hadiahnya al quran mak alquran. Akhirny siti bisa ngaji nggak modal kuping aja mak. Tapi juga ini " siti mencium-cium Al-qur’annya yang begitu apik nan cantik yang dipesan langsung dari Syaamil Quran. Di dalam hatinya ia berjanji akan sering mengaji dan semakin semangat belajar lagu-lagu dalam seni membaca al-Quran.

Hakim, Sahabat Para Buruh








Aku dulu punya teman. Bukan teman sepermainan lo ya, tapi seperjuangan (MERDEKA!!!). Bedanya dia aktif, aku pasif alias melempem, lama-kelamaan mundur teratur, menghilang dari yang namanya memperjuangkan hak-hak buruh (tak patuuutttt..#godek-godek).
Hakim (baju merah) n friend



Namanya Hakim. Semasa kuliah, aktif di BEM juga SPM (Serikat Perjuangan Mahasiswa). Menjelang lulus ia berkecimpung di SPBI, solidaritas perjuangan buruh indonesia. Tak hanya memberikan pendidikan seputar undang-undang tenaga kerja, hak-hak serta kewajiban para buruh, ia juga merangkap sebagai tim advokasi buruh. Jadi jika ada buruh yang terampas haknya, maka hakimlah yang maju. Maju? Maksud eke hakim yang akan memperjuangkannya. Tak jarang, jika para buruh berdemo, ia turut serta, dari mulai membawa spanduk, jadi seksi dokumentasi dan ikut berorasi. Orator adalah keahliannya. Ia ahli membakar semangat para buruh untuk tetap berdemo meskipun panas menerjang, aparat menghadang dan perut keroncongan. Semua hal itu ia lakukan murni karena kesadaran diri juga free, tanpa bayaran.
Me : “masa’ sampean nggak dibayar pak hakim?” tanyaku pada pak hakim. O ya aku sengaja menemuinya di tempat ngopi kesukaannya. Ya biar bisa wawancara, foto bersama, trus ikut GA emak winda (emak gaoel).

He :“mau dibayar pakek apa?La wong iuran arek-arek pabrik Cuma cukup dipakek operasional kantor SPBI, seperti nyicil bayar kontrakan buat kantor, beli kertas plus tinta untuk kebutuhan ngeprint surat-surat, bayar listrik, PDAM, konsumsi kalau-kalau ada rapat, sudah cuma itu saja, ndak ada lebihnya, malah kadang duit dikatong ikut katut (terpakai). Aku ndak mengharap bayaranm yang penting organisasi jalan plus arek-arek solid. Aku masih bisa berburu rejeki sendiri. Rejeki ngulang (mengajar) alhamdulillah isok nyukupi aku dan keluargaku”. jawabnya puanjaaaangggg sekali. Ia menghisap rokonya dalam-dalam. Lalu..buuullll.

Me :“programnya sekarang apa saja pak hakim?masih seperti dulu kah?”

He :“Masih sama, itu saja susah untuk betul betul dijalankan”
Me :“............” alisku mengkerut
He :“arek-arek buruh lagi indehoy, ndak ada kasus, kalau sudah begini mereka   lupa dengan organisasi”
Me :“koq gitu ya, habis manis sepah dibuang”
He : “ndak ada sepahnya, mereka minum sama sepah-sepahnya, jadi ya ndak inget blas, diundang rapat/pendidikan alasannya ini itu”
Me :“diwajibkan ikut semua kegiatan saja, sebagai syarat jadi anggota SPBI??” usulku.
He : “ya kabur semua”jawabnya seraya tersenyum garing.
Me :“La trus gimana??”
He : “ya nggak gimana-gimana, aku ndak mau maksa mereka,yang mau ikut pendidikan monggo, yang ndak mau ikut ya aku rapopo” jawabnya santai. Ia menyeruput kopinya. Slruppp.

Hakim (Kaos biru), Narasumber Pendidikan Buruh di Wonosalam



Latihan Demo


He : “organisasi itu ibarat seni, seni mengorganisir orang yang memiliki karakter berbeda, yang satu suka begitu, eee yang situ suka begini, yang ini mau yang itu, yang itu mau yang ini, yang bisa menyatukan mereka hanya satu, apa cobak??”.

Ditanya begitu aku langsung nyengir, lalu mules.

Me :“kasus?” tebakku
He  : “deng dong...belum tepat, kesadaran diri, itu paling utama, sadar bahwa ikut organisasi itu penting, bahwa mengerti hak serta kewajiban itu adalah hal dasar yang harus diketahui buruh, bahwa melatih otak dengan mengikuti pendidikan itu juga penting, jika itu sudah berjalan, maka mereka akan menjadi ‘bukan buruh biasa’, bukan buruh yang dicocok idungnya manut saja”
Me :“emmmm selain ngasih pendidikan trus sekarang di bulan puasa ini kegiatan bapak apa lagi?”
He  : “apa yaaaa???..o itu, mendaftarkan anggota baru spbi ke personalia pabrik juga disnaker, lumayan, anggota spbi yang bekerja di pabrik sepatu jadi bertambah 100 orang”
Me :“o ya ya”aku manggut-manggut.

With Ketua SPBI Pabrik Sepatu, bahas pendaftaran anggota baru


He : “tidak ingin ke SPBI lagi?”
Me :“siapa pak?”
He : “ya kamu lah, masa’ tembok”

Dieng..aku nyengir lagi. Sampai kering ni gigi.

Me :“ooo tidak, saya support aja”
He  : “ooo gitu”
Me :“iya”
....................Ngiiingggg...ngiiiingggg......ngiiiinngggg.............
Nyamuk lewat
He : “sudah ah ma, kopi, rokok, udah habis nih”
Me :“yaaaaaa..belum selesai yah, aku bikinin kopi lagi ya”
He  : “ndak usah, aku bisa kembung nanti kebanyakan kopi”

Aku nyengir lagi. Gusi ikutan garing.

Me :“ya udah kalau gitu, selfiee duluuuuu”

CEKLIK
Taraaaaa

Hakim dan Saya...#pose bunga mawar merekah


Pak hakim adalah suami saya, dan ayah dari ken.
We (aku n ken) proud of you, meskipun ayah tak banyak doku, melainkan cukup berdoku, yang penting hati ayah selembut salju...#ahayyy..Asegasegjos.
The End

FF-Bersembunyi di lubang semut hingga terbang dengan awan kintan goku, semua karna Skripsi.

Akhirnya mendekati garis finish juga. Setelah 4 tahun menikmati bangku sarjana. Yang berasa nano nano.
Semester 8 ini, aku fokuskan untuk menggarap skripsi. Biar lekas wisuda trus nikah. What? Nikah? Ame siape bukk????.
Sayangnya keinginanku untuk segera menyelesaikan skripsi terhambat dengan dua dosen pembimbingku. Dosen utama sedang menempuh s3 di luar kota. Dosen kedua, kritisnya luar biasa. Kata-katanya pedas. Kebanyakan makan cabe kali tu orang.

Hampir setiap selesai konsultasi dengan beliau, rasanya ingin sembunyi di lubang semut. Numpang nangis di situ.
“haaaaa...ada raksasa...ada raksasaaaaa...selamatkan diriiiiiii” seru salah satu semut pekerja yang bertubuh kurus kerempeng. Seketika itu sarang semut langsung porak poranda karna kehadiranku tentunya. Kali ini, aku tak peduli. Karena hatiku begitu kelu, sebab pak dosen tak kunjung menanda tangani skripsikuu. Payah.
“semuanya tenaaangggggggg” semut yang bertubuh tambun mengomando. Hiruk pikuk berubah jadi senyap.
“Harap tenang, raksasa ini tidak membahayakan” lanjutnya.
“koq tahu?” tanya semut yang bermata belo.
“karena ia telah meraksasakan hatiku”
Glodak
“maksudku, aku tadi memberanikan diri untuk menyerang, saat ku gigit, ia hanya berkata ‘AW’ tanpa berusaha membunuhku”
Ooooooooooo..ckckksiciitiickkjjiciiititiii...titiuitititutituiu....
Aku tak mengerti dengan komentar para semut tersebut. Pokoknya rame aja.
Aku lirik mereka, mereka mulai mendekatiku, memperhatikanku dari ujung rambut hingga kaki. Ku biarkan saja.
“eh kenapa itu wajahnya koq benjol-benjol merah ya..beda sama kita..muluuss” gumam semut yang berwarna pink cerah sedang mengomentari jerawatku yang tengah mateng-matengnya.
“eh tapi perutnya sama sexy kaya’ kita ya..”kata semut yang berjambul ala syahrini. Aku mengelus perutku yang ‘jemblung’. Nggak di sono nggak di sini sama wae.
“itu tuh, ada apa itu di ujung jarinya, warna ijo muda campur putih, ada ijo lumutnya dikit, trus basah gitu, apa itu ya? Pernak-pernik kuku kah itu?” Ucap semut berponi ala jupe. Ia memperhatikan jari kelingkingku yang baru kugunakan untuk mengupil. Rupanya, upil itu masih nyangkut di kuku.
“ih aneh ya”
“iya nih”
....................
....................
“minggir minggir” perintah semut yang mengomando tadi. Kali ini ia memakai kostum mirip hansip.
“wahai raksasaaaa...ada perlu apa kau kesini???” tanyanya. Karena ditanya, aku pun menjawab. Ku seka air mataku, dan kujilat air hidungku. Slrupp.
“numpang nagis doank, masbuloh?”jawabku
“ehhh ditanya malah nyolot, gue gigit lo, baru tau rasa” katanya.
“nggak berasa kali”tantangku.
Aku melihat si hansip yang hitam berubah menjadi hiiiii..iiittaaammm. Maksudku, menakutkan. Sadar akan bahaya aku pun berteriak.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Para semut menutup telinga seraya memejamkan mata. Mereka seperti sedang kesakitan mendengar suaraku. Eh emang suaraku seburuk itu??????. tau ah.
Aku secepat mungkin melarikan diri. Dan selamat.
Aku kembali.
Seketika itu, ponselku berbunyi. Ada pesan masuk, dan rupanya dari dosen utama yang menyatakan bahwa: “saya sedang di luar kota, 2 hari lagi saya ke kampus”.
Membaca isi pesan tersebut. Rasanya tulangku langsung lunglai. Tak dapat berdiri tegak. Bagaikan invertebrata. Tak bertulang belakang. Ingin menangis. Namun kubuang itu jauh-jauh. Aku segera memanggil awan kintan milik goku.
“suwiwittt..awan kintaaaannnnnnnn”
Cuussssss
Secepat kilat awan kintan muncul di depanku.
“yuk berangkat ciinn” kataku.
Si kintan sedikit oleng saat aku naik di atasnya. Wah sepertinya aku harus segera diet. Awan kintan yang tadinya terbang secepat kilat. Kini hanya ‘klinak-klinuk-mak petpeett-mak mampett’ lamaaaa sekali. Bahkan beberapa kali, tersalip oleh burung pipit.
“woiii..elu siapa? Burung juga kah? Spesies baru ya?” kata si pipit menghampiriku.
Aku tak peduli. Aku sibuk memegangi rok ku yang tersibak terkena angin. ‘aw..aw..’.
“eehhh di cuekin..gue beri lu ya”
CRET...
Si pipit mendaratkan ‘sesuatu’ tepat dikepalaku. Aku tak dapat mengelak, si kintan slow bingit.
Lewat burung lagi, begitu lagi. Crat cret crat cret. Hadeeehhh.
Akhirnya sampai juga.
“maaf bu, saya butuh tanda tangan ibu segera, 3 hari lagi penutupan pendaftaran ujian skripsi” kataku yang berdiri di depan dosen utamaku.
“mandi dulu sana, bau”
MAKDIENG
Kejet-Kejet



Postingan ini diikutsertakan dalam 1ST Anniversary Giveaway:Tunjukkan Keabsurdanmu

Overdosis Rumput Siti Fatimah


Usia kehamilan di trimester ke-tiga adalah masa kehamilan yang paling deg-degan menurut saya. Ada rasa nggak sabar pengen bertemu si kecil, atau takut saat akan melahirkan nanti. campur aduk nanonano.
Selain itum di masa ini, saya juga mulai mempraktekkan hasil browsing2 internet, nasehat ortu, juga omongan orang (kalau yang ini, tetap harus disaring) bahwasanya masa-masa ini, bumil harus nulai berlatih mengatur nafas, jalan-jalan pagi, banyak beraktifitas tentunya yang ringan saja seperti menyapu, mencuci piring, mengepel, dan menguras sumur. Sumur???????. Itu pun tidak dikerjakan semua dalam satu waktu. Yaaa dijadwal lah.
Selain itu, ada juga nasehat atau omongan mengenai kepercayaan orang zaman dulu (mitos) mengenai kehamilan.Sebetulnya, saya tak terlalu simpati dengan yang namanya mitos, yang suka adalah ment*s. hehe. Tapi entah kenapa, ada beberapa yang akhirnya saya praktekkan juga. Saya dulu berpikir apa salahnya disoba, toh juga demi kehamilan.
Ada dua hal yang saya praktekkan. Pertama, meminum telur ayam kampung mentah dicampur madu. Hemmm..madu saja sudah tak suka, eh ditambah telur mentah pula. Meminum ini rasanya kudu pingsan, bangun, lalu pingsan lagi. Ramuan ini katanya berguna untuk menambah tenaga saat akan melahirkan nanti. Kedua, meminum minyak 'tanusan kelapa'. Begitu menyentuh tenggorokan rasanyaa...mak klenyer mak klenyer...iyaks. Ini berguna untuk melicinkan jalan lahir.?????.Ketiga, menggunakan rumput siti fatimah.
Saran ini yang menurut saya paling bersahabat. Menjelang lahiran, suami pun rajin membuatkan saya air rebusan rumput siti fatimah. Tak tanggung-tanggung, satu gelas berukuran jumbo dan harus dihabiskan.
2 hari kemudian, saya mulai mondar mandir ke kamar mandi. Setiap selesai makan atau nyemil, pasti langsung 'setor' Alhasil badan jadi lemas lunglai. Karena tak kunjung sembuh akhirnya suami membawa saya ke dokter. Dokter meinta saya untuk menimbang berat badan, tentu saja berat badan saya turun 4 kg dengan sukses. Karena saya sedang hamil, jadi dokter pun memberikan obat diare yang berdosis rendah. Karena rendah, jadi lama sembuhnya.
Hingga waktunya tiba. Saat itu saya masih lemas. Bukaan pun mandek di level dua. Menunggu sehari semalam tak kunjung bertambah. Selain itu, ketuban juga sudah pecah lama. Akhirnya, dokter menyarankan untuk caesar saja. Suami langsung setuju, mengingat kondisi saya yang sudah lemas bagai tak bertulang punggung.
Dan alhamdulillah, anak pertama saya lahir dengan sehat, montok, dan panjang. berat 4 kg dan panjang 51 cm.
Seminggu setelah pulang dari rumah sakit. Ibuk baru berani bertanya.
"kamu makan apa aja waktu mau melahirkan ndok, koq sampek diare kayak gitu?"
Aku pun menceritakan kronologi kejadian.
"oallaahh...rumput seti fatimah itu ndak diminum ndok, tapi airnya cukup dioleskan di perut sambil baca sholawat"
Hadeehhh..tepok jidat 100x eh kurang ding 1000x.
  

Bukan Jatuh Biasa Ha..Ha..Haaa

Silly moment ya?..Ah tema giveaway Mak Nunu El Fasa dan Mak HM Zwan membuat aku teringat dengan kejadian yang berlangsung pada tahun 2003-2006.

Saat itu, aku masih manis kinyis-kinyis. Aku sekolah sekaligus mondok di salah satu pondok pesantren modern di jombang jawa timur. Sejak jam 7 pagi hingga 4 sore, aku berkutat di sekolah. Sisanya full kegiatan di pondok. Mulai maghrib hingga 8 malam, ngaji kitab kuning. Istirahat. Lalu subuhnya, ngaji qur’an. Begitu hampir setiap hari.
Rasa jenuh terkadang hinggap. Malas ikut ngaji kitab, tertidur saat ngaji qur’an, bahkan pura-pura sakit agar tak ikut dua-duanya. Hhh..tak patuttt.
Namun suatu hari, datanglah ustadz baru. Masih muda. Ganteng pula. Kehadiran ustadz ganteng ini membuat para santri semangat mengaji kitab. Termasuk daku.
1 bulan berlalu. Semangat ngaji masih menggebu-gebu dan saat itu tepat giliranku serta anis piket menyiapkan perlengkapan ngaji plus unjukan/teh hangat buat ustadz.
Dikarenakan suatu hal, maka aku juga anis tergesa-gesa membuat teh  sebab 5 menit lagi ustadz tiba. Dengan langkah dipercepat, anis membawa teh hangat ke meja ustadz. Alhamdulillah belum terlambat.
“wadow kitabnya beloommm” ujarnya seraya menpuk jidat. Aku segera balik badan. Setengah berlari. Bahkan saat turun tangga pun, kecepatan langkah kakiku tak kukurangi. Hingga tiba-tiba lampu mati. Gelap dan....
GUBRAK.
Lampu hidup.
“Loh pit..ngapain kamu leyeh-leyeh di situ?” tanya anis sambil menahan tawa.
“jatoh dodol..sshhh..aduuuhhh” jawabku. Tawa anis meledak. Lama pula. Hingga akhirnya tawa itu pun berhenti. Aku yang tadinya sibuk memijat-mijat kaki yang cenut-cenut karena terkilir, kini menatap anis dan anis pun menatapku seraya menaik turunkan alisnya. Seakan memberi isyarat. Namun aku tak paham.
“kesel ngguyu?”tanyaku. Namun kali ini anis nyengir seraya menundukkan kepalanya ke arahku.
“Apa sih nis?”tanyaku lagi.

“ngapain ini duduk-duduk di sini? Ayo ke musholla, ngaji”suara berat itu membuat aku terkejut. Spontan aku menoleh ke asal suara dan tepat di belakangku berdirilah ustadz ganteng.
injeh ustadz..niki masih bersih-bersih anak tangga”jawabku asal. Lalu aku mengusap-usap anak tangga dengan tanganku.
‘aduuhh...mati aku’ gumamku dalam hati.
“bersih-bersih koq pakek tangan, ambil sapu sana. Selesai bersih-bersih langsung ngaji” kata ustadz. Ia lalu berjalan meninggalkanku yang malu bukan main. Sudah jatuh, bikin alasan begitu pula.
Setelah ustadz menghilang dari pandangan, akhirnya anis membantuku juga.
“bersih-bersih anak tangga ustadz...jawabanmuuu pit...bikin aku kudu ke kamar mandi aja, mules” kata anis sambil menahan tawa.
“aku bingung mau jawab apa...ah udah ah..jangan bilang siapa-siapa ya..maluuu”pintaku. Anis masih tersenyum bahagia. Sejak kejadian itu, si ustadz kenal daku dan anis.

1 tahun kemudian.
Ustadz ganteng nikah. Patah hatilah para santri. Termasuk daku.
Kami diundang di acara pernikahan ustadz. Karena jauh, kami sepakat untuk menyewa kendaraan menuju rumah ustadz. Sepanjang perjalanan, kami ditemani hujan yang cukup deras lalu menjadi gerimis saat tiba di rumah ustadz.
Aku dan anis berjalan paling depan. Kami berdua begitu semangat. Sejak kejadian waktu itu, kami akrab dengan ustadz. Ustadz serta istri sudah menunggu di depan pintu. Aku mempercepat langkah.
“assalamu’alaikum” ucapku saat akan menginjakkan kaki di teras rumah ustadz.
“wa’...” jawaban salam ustadz jadi tergantung. Karena mendengar suara.
GUBRAK
“aduuuuhhhh......” aku mengelus pantatku yang sakit karena terpeleset. Saking semangat, aku tak memperhatikan ada sedikit genangan air hujan di situ.
“selalu...senengnya ndlosor tiduran dimana-mana”kata anis sambil membantuku berdiri tentu saja disertai tawa. Begitu juga dengan kawan-kawan yang lain serta para tamu. Karena saat berdiri aku sempat melihat wajah-wajah mereka tersenyum melihatku.
‘hadeeeehhhhh...maluuuu’gumamku dalam hati.
“nggak apa-apa, orang yang jatuh di acara pernikahan itu tandanya akan dapet rejeki” kata si ustadz. Tidak nyambung memang, tapi aku hargai itu. Beliau berusaha menghiburku. Namun tentu saja gagal.
“nih...3 bungkusan buat kamu bawa pulang” si ustadz memberikan 3 kotak nasi beserta jajannya kepadaku. Mungkin ini maksud dari ‘akan dapat rejeki’.
‘hhhhh...duhai ustadz..andai saja kau tahu isi hatiku...bahwa aku benar-benar maluuuuuuu’

1 tahun kemudian.
Aku lulus sekolah juga mondok. Aku, anis serta kawan-kawan sekamar bersepakat untuk mengadakan acara perpisahan dengan jalan-jalan di mall terdekat. Tentu saja Mall Surabaya.
Waktu itu, kali pertama aku ke mall. Maka jadilah aku orang terkatrok di antara kawan-kawanku itu.
“loh kita mau naik itu?”tanyaku seraya menunjuk ke arah tangga berjalan alias ekskalator.
“iyalah..la wong kita mau ke bisokop”jawab dian.
“tangga nggak ada ya?”tanyaku.
“nggak ada..sini bareng aku” ajak susi seraya menggandeng lenganku.
“nanti aku kasih aba-aba ya...dihitungan ketiga kita langkahkan kaki kita bareng-bareng” lanjut susi.
“nih aku praktekkin” kata anis. Di susul mum. Lalu dian.
“oke..siap-siap ya..satu...”
“eh bentar sus,,,nunggu sepi dulu yaa..malu akuu”pintaku. Susi setuju.
 ..................
“nah sudah sepi..ayo..siap-siap ya..sa..tuu..du..a...tiga..ayo”
GUBRAK.
Jatuh lagi dengan sukses. Hhhhhhhhhh.


Ket:
1. leyeh-leyeh : duduk-duduk santai
2. ndlosor       : tidur-tiduran

Diikutkan dalam "The Silly Moment Giveaway" Nunu el Fasa dan HM Zwan

Menanam Daun Bawang Prei di dalam Lemari Es


Kalau sarapan, biasanya saya membuat telor dadar ditambah dengan sambal. Begitu saja udah bikin suami lahap. Alhamdulillah.
Bahan untuk membuat telor dadar cukup sederhana.
Telor
Bawang merah
Bawang putih
Garam
Cabe
Tak lupa Bawang Prei
Dijamin rasanya seperti telor dadar di warung-warung. Tentunya, yang ini telor dadar sehat tanpa michin atau penyedap rasa.
Karena tak lengkap rasanya telor dadar tanpa bawang prei, saya pun sering mengkoleksi bahan masakan yang satu ini. Sayangnya daun bawang prei cepat layu. Meskipun sudah saya rendam air di bagian akarnya. Akhirnya saya pun berinisiatif untuk menaruh bawang prei di dalam kulkas. Lengkap dengan ember airnya.
Hasilnya Wow tetap segar bugar hingga 2 minggu.
2 minggu kemudian, saya pun masih bisa memakai bawang prei tersebut, tentunya menggunakan daun baru.
Daun baru? iya daun baru. Setelah saya meletakkan daun prei di lemari es, beberapa hari kemudian, tunas pun mulai bermunculan. Bersamaan dengan habisnya daun prei sebelumnya, maka selanjutnya saya bisa menggunakan daun prei yang baru.
Lumayan Hemat..hehe.
Tapi tetap lebih sip daun prei yang tumbuh alami. Daun prei yang tumbuh di lemari es, selain warnanya kurang menggoda (Hijau pucat), aroma daunnya juga kurang kuat.
Lalu kenapa daun prei bisa tumbuh di lemari es, karena daun prei merupakan tumbuhan yang kandungan airnya tinggi sehingga ia daapt tumbuh di suhu yang ruangan lemari es. Begitu insyaAllah...hehehe...
Nih di bawah ini, penampakan bawang prei yang tumbuh di dalam lemari es dengan kurun waktu 2 minggu.
.


Recycled Banner

Bag From Banner

Yuhuuuu, Recycled Recycled and Recycled Again. 
Kali ini saya akan membuat sebuah tas dari banner bekas.
Langkah Pertama tentunya siapkan banner bekas, gunting, penggaris, benang dan jarum




Langkah ke dua, gunting-gunting sesuai dengan pola yang diinginkan. Kalau saya pakai pola seperti ini:



Setelah itu, rangkai setiap bagian dengan cara dijahit. 
Karena saya hanya bisa menjahit dengan cara manual alias pakai jari jemari, alhasil saya pun 'kecubles' beberapa kali. Karena, bahan banner yang cukup tebal. Jadi lebih disarankan menjahit dengan mesin.

Terakhir setelah semua bagian disatukan. Makaaaa...eng ing eeenggg..jadi dehhhhh...


Gak rapi ya..hahahaaa.
Tas ini biasanya saya pakai tempat untuk menyimpan clodi ken.
Semoga bermanfaat......

Yuk Membuat Sarung Bantal Cantik dari Kaos Bekas

Sarung Bantal dari Kaos Bekas 

Terinspirasi dari membuat tas hobo, saya lanjut membuat sarung bantal dan lagi-lagi dari kaos ayah ken yang sudah tidak terpakai (Lama-lama abis kaos ayah..hahaha).
Sama dengan tas hobo, tak ada jahit-menjahit, sewing-sewingan, cukup digunting, krak krek krak krek, diikat sana sini, jadi deh. Lebih jelasnya, yuk simak langkah-langkah mengubah kaos bekas jadi sarung bantal.
1. Siapkan alat dan bahan

Kaos Bekas, Pulpen, Gunting, Penggaris (gak keliatan..hihi)
2.Gunting bagian bawah kaos

3. Setelah itu, agar rapi, gunakan penggaris lalu beri jarak titik yang satu dengan yang lain sebesar 2 cm. Lalu gunting secara berbarengan bagian depan dan belakang kaos.


4. Kemudian, setiap bagian belakang dan depan kaos tersebut diikat atau disimpul mati. Hingga jadinya seperti gambar di bawah ini.


5. Selesai bagian bawah kaos lalu beralih ke bagian atas kaos. Gunting bagian lengan kaos seperti penampakan di bawah ini.

6. Lakukan hal yang sama seperti pada bagian bawah kaos tadi. Selesai, lakukan juga hal yang serupa di sisi kanan dan kiri kaos tersebut. Setelah selesai, tarik kaos tersebut ke kanan dan ke kiri, untuk mengecek ada tidaknya ikatan yang terlepas. Maka..eng ing eng..taraaaaa..jadi dehhhhhh......................




DIY: Muma Ken's Hobo Bag

Mumaken's Hobo Bag

Senengnyaa bisa bikin beginian.
Awal mulanya, ada kaos ayah ken yang masih baru tapi nggak pernah dipakek. Sempat terpiikir untuk menjadikan kaos tersebut sebagai keset saja. Tapi eman. Masih bagus.
Nah lagi iseng-iseng berselancar di dunia maya, ketemu dah sama blog yang isinya tentang recycled kaos bekas (Lupa blognya...#dasar emak2).
Dari sekian banyak model tas yang dijentrengkan di blog itu, saya suka dengan model tas hobo. Cara membuatnya pun gampang. Tak ada sewing-sewing an di situ. Cukup digunting, krak krek krak krek, ikat sana ikat sini, jadi deh tas hobo buatan muma ken. So easy.
Begini nih, yang membuat saya tak pernah bosan menjadi ibu rumah tangga.

Membuat Training Pants Sendiri

Ken's training pants

Training Pants menurut pemahaman saya, adalah celana dalam anak yang dipakai saat anak sedang melakukan toilet training atau latihan pipis dan pup pada tempatnya.
Celana dalam ini memiliki fungsi untuk memberi kesan basah sehingga anak merasa tidak nyaman. Kenapa demikian? anak yang sudah terbiasa menggunakan pospak atau popok sekali pakai mungkin akan merasa nyaman setelah pipis di pospak karena hanya beberapa menit setelah pipis, pospak akan kembali kering. Sedangkan dengan menggunakan Training Pants, si kecil mungkin akan merasa begini:
"ah pipis ah". cuuuurrrrr...pipislah dia.
Beberapa menit kemudian.
"Loh..koq masih basah ya, ah nanti juga kering"..nana..tata..dada..si kecil kembali asyik dengan kegiatannya.
Beberapa dari beberapa menit kemudian.
"aduh koq gak kering-kering juga...iihhh gatel". Nah setelah itu, si kecil merasa tak nyaman lalu minta celananya diganti. 
Fungsi yang kedua. Tentunya sangat membantu si emak. Why?. Jelas, si emak tidak akan bolak-balik mengepel saat si kecil sedang di-toilet ttraining. Jika emak tidak bolak balik mengepel, maka si emak pun tidak akan mudah lelah, sehingga tenaganya bisa ia curahkan untuk memperhatikan si kecil.  
'Halahh..bilang aja si emak males'
'he'em'..Nyengirr.
Fungsi ketiga. Mencegah terjadinya kecelakan bagi si kecil. Maksudnya terpeleset. Biasanya, si kecil setelah pipis akan langsung melangkah meninggalkan posisi dimana ia pipis tadi. Jika si emak lengah sedikit saja, maka tidak menutup kemungkinan bagi si kecil menginjak genangan air pipisnya yang dapat mengakibatkan si kecil terpeleset. Nah dengan menggunakan training pants si kecil dapat terhindar dari hal yang demikian.
Fungai ke-empat, ke-lima, dan seturusnya, silahkan dipikirkan sendiri. Hehehe.
Itu merupakan beberapa fungsi utama dari training pants.
Oke cukup sudah basa basinya. Kenapa? ya biar tidak basi dong.
Berdasarkan 3 fungsi utama di atas, maka saya memutuskan bahwa training pants masuk dalam kebutuhan wajib bagi si kecil. 
Saya pun mulai berburu info tentang harga training pants. Dan ternyata...busyet bener harganyaaa. Mahal. Halah bilang aja pelit. Bukan pelit. Tapi Hemat, sebagaimana naluri emak-emak. 
Saya berpikir keras. berpikir dan berpikir. Akhirnya..tara...saya akan memutuskan untuk membuat training pants sendiri buat si kecil, Ken. Ide ini muncul saat saya sedang mengenakan Pemb*l*u*.
Segere saya memburu celana dalam. Dapat. 4 pcs dengan harga 10.000. Hasil tawar menawar antara pedagang dan suami. Hidup Ayah Keeeennn !!!!!.
Kemudian saya menyiapkan bahan selanjtnya, alas ompol ken yang tak terpakai. Ketemu. 
Okke..bahan sudah siap. Sisingkan lengan baju dan mulai berakseee. 
Langkah Pertama
gmbr 1. Celana dalam, alas ompol yang tak terpakai, gunting, jarum (gak keliatan), benang, yang terakhir tekad bajah..hah..hah..hah.    

Langkah Ke-dua
Alas ompol dilipat-lipat seperti ini.
gmbr 2. penampakan alas ompol 


Langkah Ke-tiga
Pinggiran alas ompol di jahit, agar nampak rapi. O ya permukaan alas ompol yang lebih halus diletakkan di luar agar si kecil nyaman saat alas ompol tersebut bersentuhan dengan kulitnya. Setelah pinggiran di jahit kemudian di satukan dengan celana dalam. Disarankan menjahit dengan mesih jahit saja, karna menjahit dengan tangan terkadang membuat jari jemari tercoblos, tertusuk jarum. Hiks..Pengalaman sendiri.
Dan jadinya begini
gmbr 3.1. Celana dalam nampak dari dalam

gmbr 3.2 Celana dalam nampak dari luar dengan posisi terbalik. Hadehhh..tukang fotonya payah. Tunjuk diri sendiri.



Langkah ke-4
Silahkan dicobakan ke model. Maksudnya si kecil. Jika si kecil keliatan nyaman, dan lipatan alas ompol yang dijadikan penahan pipis sudah benar-benar berfungsi. Maka hal ini bisa dijadikan acuan untuk menjahit celana training pants berikutnya.

Hhhhh..dengan keringat mengucur-ngucur, jari-jari yang tercubles-cubles, akhirnya ken punya training pants sendiri. Hanya dengan modal 20.000 untuk 8 celana, dengan alas ompol yang sudah tidak terpakai, dan semangat berkobar-kobar si emak ken, ken sudah punya 8 training pants. 
Dan sekarang Alhamdulillah, sebelum waktunya ken di toilet training, saya dapat memperkenalkan training pants lebih awal pada di ken. Memeperkenalkan terlebih dahulu, lalu berikutnya, berikutnya, dan berikutnya. No memaksa. amin siipp.

Untuk emak-emak, ayo monggo dicoba, benar-benar membantu loohhh. 
Yuk..Semangaaaattttttttt.



Senyummu Mengalihkan Lelahku...#Hassaaahh

Pyuuuhhhhh...
Sedikit lelah hari ini. Ups mengeluh lagi. Plakkk...Tampar diri sendiri..#sadiss.
Subuh hrus bangun..meskipun mata masih berkantung. Meskipun bantal memeluk erat, meskipun kasur membelai lembut. Tetap. Harus bangun. Toleransi waktu, max 1 jam, hadeeehhh samo sajooo.  
Dimulai dg sholat subuh. Merendam pakaian ken, me, dan ayah ken. Disambi menyiapkan sarapan pagi untuk ayah ken. Karena disambi, jadi wara-wiri. Tak apa, 50 cm aja, kira-kira, tak masalah, tapi kalau berkali-kali, ckckckck. 
"Lalu sarapan buat ken mana muma?" 
Soryy ya honey, maapkan muma. Karena ke-lemotan diriku saat masak-memasak, alhasil kalau dipagi hari, ken hanya sarapan roti tawar di campur susu. Pernah juga bubur instan. Aduuhhh maapkan ya nak.
Sarapan selesai, waktunya memandikan ken.
"Lalu kapan donk aku mandi?". Jawab hatiku: "Kapan-kapan". Sungguh tak sempat.
Ayah berangkat. Ken sudah cakep. Lalu saatnya ken menikmati 'Sabu', Sarapan bubur.
Ken adalah tipikal anak yang tidak bisa diam. apalagi semenjak dia bisa jalan. MasyaAllah..em..em..emmm...tingkahnyaaa. Tak Apa. He'em..Sungguh tak apa. Diam berarti sedang lemas alias tak enak badan.
Karena ken tak bisa, ku putarkan lagu-lagu anak kesukaannya. Anteng didepan tipi. Kecuali lagu yang video klipnya berisi orang-orang bule...bbeeghhh langsung kabur tu anak. Kalau dia mulai bosan sedangkan sarapannya belum habis, aku mengajaknya berkeliling dengan sepeda 'tetet tetet toet'nya ken.
Selesai sarapan. 
Aku menyodorkan sekardus berisi mainan dihadapannya. Maksud hati agar dia sibuk sendiri. Dan diriku, kembali melanjutkan pekerjaan rumah tangga. Menjemur baju, ngisi perut, mempersiapkan bahan memasak menu untuk siang hari. Ya, ayah ken tak mau menikmati makanan dengan menu yang sama dalam satu hari. Hrmmmm...repoottt. Ada hikmah dibalik kerepotan ini, apa? aku yang dulunya tak bisa masak sama sekali, memegang ulekan pun tak pernah-karena lebih sering megang cangkul-What??!!!!-lewatkan, sekarang jadi sedikit pandai memasak. Sippp. Puji diri sendiri.
Sekali kali aku mengintip ken yang sedang sibuk dengan mainannya. Terkadang aku juga mengajaknya bermain petak umpet, meskpun sebentar tapi membuatkan tertawa girang. Atau saat dia mendengarkan lagu yang biasa kami dengarkan bersama sambil berjoget, maka ken akan menghampiriku. Aku paham. Aku pun mengikuti ajakannya untuk berjoget bernyanyi. Jadilah aku emak gokil. Tak apa, Demi Ken. Begitu saja, ken sudah bergoyang-goyang sambil tersenyum lebar. Ya.. Senyum, Senyum itu membuat tenagaku pulih, dan melanjutkan aktifitas masak memasak menu makan ken, ayah ken, dan aku. Sederhana. Tapi lumayan lah, daripada lumanyun kelaperan. 
1 jm setengah. selesai. Akhirnyaaaa. Ku temani ken bermain. hingga dia mengoap beberapa kali. Segera menina bobok ken. dan menina bobok diri sendiri, Hehehe..ikut molor. 
Sebelum ken bangun tdr, aku bergegas membersihkan rumah, dan dapur. Setelah itu, mandi, Akhirnyaaa....bau kecut itu hilang juga. bau siapa?itu. kamu. iya aku. Mandi, sholat dhuha, cieeee-pakek dhuha segala-iya donk,secara cuma ini yang bisa dilakukan untuk bantu suami menjemput rejeki dari Allah-Sipp, Jos.setelah itu, leyeh-leyeh, istirahat. Terkadang sebelum mandi ken sudah terbangun. Karena suara gaduh, digigit nyamuk, atau hidungnya buntu-Ken alergi debu.
Kalau Ken bangun sebelum tugasku selesai semua, rasanyaaaahhhhhhh, aarrrggghhhhh, pengen ngunyah gunung merapi berikut lahar panas dan dinginnya sekalian. Tapi semua itu sirna tatkala mendengar kata dari ken: "maaa...emmmaaahh". Rasanya seperti melayang di lembutnya awan, mendengar suara panggilan dari ken yang begitu manis. 
Segera kaki melangkah menghampiri ken di tempat tidur, ku buka pintu, ia mengerjapkan matanya, berguling, lalu tersenyum. Hadeeehhhhh rontoookkkkk semua lelah kesal dan letih. Fresh kembali. Luluh.
Itu baru kegiatan setengah hari, belum lagi aktifitas di siang hingga malam hari. Pyuuuhh pyuuuhh pyuuuhhh..pyuh?bukannya gitaris padi ya?-itukan piyu ini pyuuhhh-gimana sih yang baca-oke lanjuttt.
Mengeluh lagi...Plak plakk#sadis.
Tapi toh semua itu bisa dijalani, dilalui. Iya, tentu saja. Semua itu berkat izin Allah. Ya iyalah. Pliss Dehhh. Maksudhku, Izin Allah itu disalurkan lewat Senyum Manis Ken. 
Duuhhh..My little bro Ken, Senyummu Mengalihkan Lelahku.

 
 

Bangga jadi 'IRT' (Muma Ken)

Bangga jadi 'IRT'

IRT
Ibu Rumah Tangga
Saya adalah salah satu orang yang dulu pernah memandang sebelah mata jika ada seorang wanita yang apabila ditanya mengenai profesinya lalu ia menjawab: "ibu rumah tangga pak/bu/mbk". Apalagi kalau ada seorang wanita berpendidikan tinggi yang berprofesi hanya menjadi ibu rumah tangga, maka tak segan hati saya berkata : "ealaaahhh, IRT to". Dulu, saya berpendapat bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga itu amatlah mudah. Tak perlu sekolah tinggi-tinggi, belajar mati-matian, untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Toh nanti telah tiba 'saat'nya untuk menjadi seorang istri lalu menjadi ibu, naluri keibuan akan muncul secara otomatis. Begitu kata orang tua dulu. Itu pendapat saya dulu.
Sekarang?. Begitu saya menjadi seorang istri, maka seketika itu juga rasanya saya ingin 'menampar pikiran' saya yang dulu pernah meremehkan tugas menjadi seorang istri. Ini baru menjadi seorang istri. Apalagi menjadi ibu?,. Ibu rumah tangga lagi.
Saya sangat berusaha menjadi istri yang 'sesungguhnya'. Memasak untuk suami, membersihkan rumah, dan melayani suami sebaik mungkin. Biasa, pengantin baruuu. Semangat saya begitu menggebu-gebu waktu itu. Sungguh. Bersih-bersih rumah adalah hal yang biasa bagi saya. Tapi kalau masak-memasak, no no no no. Pertama kali saya menggoreng ayam, tangan kiri memegang 'sutil' dan tangan kiri membawa tutup panci, sebagai antisipasi jika terdengar suara 'dos..dos' dari wajan. Bisa dikatakan waktu itu penampilan saya mirip orang yang mau perang. Hadeeehhh. Saya benar-benar kepayahan dalam hal masak-memasak. Dan sekarang Alhamdulillah, sudah tak membawa tutup panci, tapi menjauh beberapa meter saat menggoreng sesuatu yang bisa menimbulkan suara 'dos..dos' dari wajan. Lumayan laahhh.
Itu baru menjadi istri. Bagaimana menjadi ibu?.
Alhamdulillah, 1 thn pernikahan, kami dipercaya untuk menjaga seorang bayi laki-laki yang kami beri nama 'Ken'.
Pertama kali bertemu ken, sempat mampir dipikiran saya, "aduuuhhh...mau diapain ni anak". Sungguh saya tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Karna saya tak pernah memegang bayi sampai saat itu. Takut kenapa-kenapa. Dan tiba-tiba saja di samping saya, tertidur seorang malaikat kecil. Saya berpikir tentang banyak hal saat itu. Bagaimana cara menyusui yang benar, ganti popok, cara menggendong yang benar, memandikan, dan segala yang berkaitan dengan si baby. Yaa meskipun saat itu sudah ada mertua yang setia mendampingi, tapi tetap saja pikiran-pikiran itu menghantui. Bahkan saya sempat merasa jijik melihat kotoran bayi saya sendiri. mengingat itu, rasanya saya ingin menampar diri sendiri (Ketepok).
Dan alhamdulillah lagi, dua bulan kemudian tepatnya sebulan setelah kami memutuskan kembali ke rumah kami (saya dan suami), saya benar-benar bisa 'ngeramut' si kecil sendiri. Untuk hal ini, saya sangat berterima kasih kepada suami atas bimbingan dan kesabarannya dalam mengajari saya merawat si kecil. Sungguh butuh kerja keras yang luar biasa. Selain membutuhkan ketelatenan, kehati-hatian, kesabaran, juga harus banyak belajar. Disela-sela waktu, saya sempatkan banyak membaca buku atau artikel tentang merawat bayi, menjaga kesehatan bayi, stimulus yang harus diberikan untuk si kecil, dan lain sebagainya. Saya juga banyak sharing-sharing dengan kawan-kawan yang sudah jadi 'emak-emak'. Bagi saya segala informasi yang berkaitan dengan bayi, amatlah penting untuk diketahui. Disamping itu saya juga tidak mau menjadi seorang ibu yang 'buta'.
Intinya, saya berusaha untuk menjadi ibu 'sesungguhnya'. Susah memang. Susah sekali. Mengorbankan waktu untuk diri sendiri, dan mengorbankan keinginan untuk mengaktualisasi diri. Selain itu saya harus menjaga stamina, menjaga hati dan pikiran agar tetap stabil. Agar tidak ada yang terbengkalai baik keperluan suami dan terutama si kecil Ken.
Butuh Kerja Keras.
Oleh sebab itu, teruntuk para wanita yang berprofesi Ibu Rumah Tangga, jangan tertunduk, jangan bersuara lirih lagi, jika ada yang bertanya tentang profesi. Jawablah dengan lantang, bahwa :" Saya adalah Seorang Ibu Rumah Tangga". Jika ada yang melirik remeh atau bergumam yang tak mengenakkan hati, katakan saja pada mereka : "MASBULOH..Masalah buat Lohhh..."

Ber-'unyeng-unyeng' atau user-user dua

My Little star ken suka sekali yang namanya jalan-jalan naek motor. Kalau sudah naek motor, dia suka membuka telapak tangannya lebar-lebar seraya dibentangkan. Senang merasakan angin yang menerpa kulit telapak tangannya. dia pun tidak mau mengenakan topi. Ken lebih suka membiarkan rambutnya disapu angin hingga berkibar 'kiwir-kiwir'.
Kami, ken, ayah ken, dan aku, biasanya suka nongkrong di taman kota, alun-alun, taman kecil di pasar buah, dan nongkrong di warung kopi langganan ayah.
Nah di tempat-tempat tersebut tak jarang kami bertemu dengan beberapa orang yang kami kenal. Dan yang pertama kali mereka lakukan saat melihat ken adalah menjiwitt pipinya (duuhh kasian my little star). Setelah menjiwit, mereka menggendong ken. Atau mengikuti ken berlarian kesana kemari. Tak lama kemudian, saat mereka mengetahui ken beruseran dua, mereka sontak berkata:
"wah user-userannya dua" atau ada lagi yang berkomentar seperti ini "unyeng-unyenge loro rek, pinter nggolek iwak" atau "user-useran dua, banyak tingkahnya, kudu kuat ni bpk m ibuknya".
Ken memang memiliki useran atau unyeng-unyeng dua. Sama denganku. Namun sama sekali tak pernah terpikir olehku akan komentar-komentar orang mengenai user-useran anakku.
Setelah bertanya pada suami, ternyata kalau di sini (Jawa Timur), mitosnya itu, kalau anak ber-user-useran dua itu nakal atau pinter mancing ikan.
Heeemmmm...itulah budaya.
Mungkin bukan nakal ya, tapi lebih banyak tingkah. Bagiku tak masalah, dan memang di usia balita, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga membuat dia lebih banyak tingkah demi menjawab keingintahuannya itu. Tak peduli, balita tersebut beruseran satu, dua, tiga, empat, lima, enam....atau sepuluh (ehh ada gk ya sebanyak itu???!!!). Yang susah menurutku memiliki anak yang beruseran dua adalah menata rambutnya.
Sudah itu saja.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...