Cinderella Lost in K3B

Cinderella tengah dilanda galau maksimum karena teringat dengan masa itu. Saat pangeran membatalkan pernikahan mereka. Bukan karena ada orang ketiga, juga bukan karena politik semata. Melainkan karena sepatu kaca. Ya sepatu kaca.

Waktu itu, detik detik menuju janji suci mereka, saat cinderella akan memakai sepatu kacanya, secara tiba tiba sepatu kaca itu tak dapat masuk di kaki cinderella. Bukan karena sulap, bukan pula sihir. Sebab cantengan. Jempol cinderella bengkak besar. Memerah. Cantengan.

Sejak saat itu, cinderella dirundung duka. Kakak tiri juga ibu tirinya selama bertahun tahun terus saja menertawainya. Merendahkannya. Namun apa mau dikata. Ia tetap saja di rumah. Tentu saja, karena itu kenangan satu satunya dari ayahnya.

Semakin hari, cinderella tak memiliki alasan kuat utk mendorong dirinya pergi dari semua ini. Karena ia tengah mendapat amanah luar biasa. Dua bayi. Sekaligus. Bayi bayi tersebut adalah anak dari kedua kakak tirinya. Sementara kakak tiri beserta suami suaminya juga ibu tiri, menghilang entah kemana.

Hhhhhhhh.
Cinderella menghela nafas. Apa mau dikata. Hidup harus terus berlanjut.
Ia pun teringat harus mengambil air di sumur untuk memandikan
Bayi bayi lucu itu.
Saat cinderalla hendak menimba air. Datanglah seorang nenek. Nenek tersebut berjalan mendekati cinderella lalu memberikan jaring penangkap mimpi indah. Lalu si nenek pergi. Cinderella memperhatikan pemberian nenek tersebut. Tersadar. Ternyata ia belum mengucapkan terima kasih kepada si nenek. Cinderella mencari cari si nenek. Tak ketemu. Tentu saja karena si nenek sudah naek ojek. Ojek kereta kuda.

Malam pun tiba. Bintang bertebaran. Mengerling jenaka. Seakan menggoda cinderalla yang tengah memandangi mereka. Tak lama cinderella memutuskan untuk tidur di samping bayi bayi mungilnya. Penangkap mimpi pun telah ia pasang di jendela kamarnya.
Daaannnnn..

"Selamat datang di KEB, yayyyyyy" seru orang orang yang berdiri di hadapan cinderella. Mereka tersenyum lebar menyambut cinderella.

"Keb ? Apa itu keb ?" tanya cinderella. Ia sungguh tak tahu.

" Apakah nenek itu belum menjelaskannya padamu ? " tanya seseorang diantara mereka. Cinderella sempat membaca label nama yg tertera di dada sebelah kirinya. Bertuliskan Emak Mira Sahid.

"Baiklah, kami akan mengenalkan KEB padamu, kau sudah siap?". Cinderella mengangguk.

"Keb merupakan kepanjangan dari kumpulan emak blogger adalah sebuah rumah untuk menjalin persahabatan dan memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekedar curhat online di socmed, untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya, dan ide ide positif, sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat. Kau paham sampai di sini?"jelas Mak Mira.

"Lalu apa hubungannya keb dengan ku ?. Kenapa aku bisa diterima di sini?. Aku bukan siapa siapa. Aku hanya seorang cinderella" ujar cinderella.

"Kata nenek yg merekomendasikanmu kepada kami kau memiliki talenta, kau tak hanya pandai beberes rumah, kau pandai bernyanyi, menari, berdansa, dan satu lagi kau baik hati. Nenek itu yakin kau akan menjadi luar biasa bergabung bersama kami. Karena kami paket lengkap. Apapun ada disini. Kau ingin pandai memasak, di sini ada ahlinya. Kau ingin belajar fashion, di sini juga ada.  Kau ingin belajar parenting, ada.  Pengetahuan umum, ada. Kau ingin tau tempat-tempat indah, di sini juga ada. Ilmu kesehatan, ada. Soal bisnis, teknologi, crafting, bahkan ilmu gaul pun, bisa kau dapatkan di sini. Dan gratis. Selain itu, dari sini kau bisa dapat duit. "

"Benarkah itu?"

Mira Sahid mengangguk. Disusul dengan Emak Sary Melati, Emak Indah Julianti Sibarani, Emak Sumarti Saelan, Emak Lusi Tris, Emak Vema Syafei, Emak Irma Susanti.

Mendengar kata duit, gairah cinderalla semakin bangkit. Ia merasa, masa depannya bersama dengan dua bayinya akan indah luar biasa. Ia yakin. Ia akan sukses.
Sebelum berpisah tak lupa, mak Pungky selaku Srikandi Blogger 2014 memberikan hadiah spesial kepada cinderella dalam rangka ultah keb yg ke -3, yakni sebuah smartphone tercanggih di dunia.

Salam perpisahan dimulai. Para emak bersorak. Hebat. Saking dahsyatnya sampek muncrat membasahi wajah cinderella. Tos tos tos.

"Eh tapi koq bau yaaa " batin cinderella. Ia sudah tak fokus dengan perpisahan. Ia konsentrasi dengan sumber bau.

"Kayaknya kenal deh,"
Cinderella mengerjap ngerjapkan matanya. Ternyata ia sudah di kamarnya. Nampak air menetes dari atas kasur si kecil. Air pipis. Bunyinya tes tes tes.
"Hhhh ngompol lagi dia".

Ayam Haru

[Diikutkan dalam lomba ultah ke-4 Penerbit Haru]

***

"Elu sudah berhasil melalui semua ujian yang gue berikan, sekarang elu pergi ke ujung barat negeri ini, gue tunggu elu di sana"
"Mencari kitab suci Guru?"
"Emangnya tong sam cong, udah pergi aja sana" jawab Sang Guru lalu menendang pantat Haru. 

Tuiiiinnngggg. 

Haru berjalan menuju barat. Tak lama kemudian ia sampai di sebuah sungai yang cukup besar. Tak ada jembatan di sana. Hanya ada sebuah rakit dan seseorang yang duduk di atasnya.
"Pak, tolong antarkan saya ke seberang" pinta Haru tanpa basa basi seraya menyodorkan beberapa lembar uang. Si Pak Rakit menoleh. 
"Aduh, nggak bisa, rakitnya rusak" jawabnya.
"Ya sudah, saya bantu benerin pak"
"Aduh susah ini". 
Haru menggaruk-garuk kepalanya. 
'Pak Rakit aja bilang susah, apalagi........' pikir Haru. 

Hujan turun. Haru masih bingung harus melakukan apa. Namun ia teringat dengan pesan gurunya bahwa pantang menyerah sebelum mencoba sekuat tenaga.
Pak rakit mengajaknya berteduh. Karena hujan semakin deras dan petir menyambar-nyambar. Hingga akhirnya.
JEDIARRRR.

Haru lalu bangkit. Ia memaksa Pak Rakit membantunya. Agar cepat selesai. Ia tak peduli dengan keluhan-keluhan yang keluar dari mulut Pak Rakit. 
"Tu kan pak, beress" kata haru. Si Pak Rakit tak menyangka Haru bisa melakukan ini. Setelah mengantar Haru ke seberang, Pak Rakit berkata :
"Koq bisa benerin rakit saya ?" Tanya Pak Rakit. 
"Apa karena disambar petir tadi ya" lanjutnya. 
GLODAK.


Haru menepuk jidat. Ia pun menyampaikan sebagaimana pesan yang disampaikan oleh gurunya.
Tak lupa, Pak Rakit bertanya nama dan Haru pun menjawab.

"I am Haru".
Pak rakit manggut manggut.
‘Ya ya ya, Ayam Haru’ batinnya.
Haru melanjutkan perjalanannya yang tentu saja tak mulus. Ia harus melalui bukit malas dan jurang putus asa. Ia juga membantu beberapa orang yang dalam kesulitan. Alhasil, namanya pun di elu-elukan.  
"Ayam Haru".
Ya begitulah orang-orang menyebut namanya.

Ia baru tahu maksud sesungguhnya Sang Guru menyuruhnya melakukan perjalanan ini. Agar ia tak hanya menjadi jagoan biasa melainkan menjadi jagoan yang berhati mulya. Tak mudah mengeluh, tak malas, pantang menyerah.

Sementara itu, di ujung barat negeri ini.

"Kemana ni si Haru, jangan-jangan tersesat, atau jangan-jangan dia jalan beneran, nggak terbang, ru haruuu..jamuran gue nugguin elu..mana nasi tumpeng perayaan ke-4 tahun lu jadi murid gue, udah nangkring di meja lagi, bakal kering ni nasi...hadeehhh".

***



363 Kata

#FFRabu - Aneh

Aneh hari ini. Pena tak mau kupegang. Kursi tak mampu kududuki. Laptop tak bisa kusentuh.  
Begitu pula rekan-rekan kerjaku. Tak satupun dari mereka menyapa menegurku. Mereka lalu lalang di depanku. Sedangkan aku terpaku layaknya lampu lalu lintas di pinggir jalan itu.
Bukankah. Kemarin malam. Sebagai tanda syukur atas bertambahnya usiaku.  Mereka sudah aku traktir makan-makan. Di tempat yang mereka inginkan. Lalu kenapa sikap mereka begitu dingin.
Tak sabar. Aku akan menghampiri Cika dan Dini. Mereka nampak serius.

"Aku melihatnya din, ia tergeletak di pinggir jalan, blazer putihnya bersimbah darah. Padahal kemarin kita baru merayakan ultahnya, dan sekarang ia sudah tiada" 


Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...