Aneh hari ini. Pena tak mau kupegang. Kursi tak mampu kududuki. Laptop tak bisa kusentuh.
Begitu pula rekan-rekan kerjaku. Tak satupun dari mereka menyapa menegurku. Mereka lalu lalang di depanku. Sedangkan aku terpaku layaknya lampu lalu lintas di pinggir jalan itu.
Bukankah. Kemarin malam. Sebagai tanda syukur atas bertambahnya usiaku. Mereka sudah aku traktir makan-makan. Di tempat yang mereka inginkan. Lalu kenapa sikap mereka begitu dingin.
Tak sabar. Aku akan menghampiri Cika dan Dini. Mereka nampak serius.
Begitu pula rekan-rekan kerjaku. Tak satupun dari mereka menyapa menegurku. Mereka lalu lalang di depanku. Sedangkan aku terpaku layaknya lampu lalu lintas di pinggir jalan itu.
Bukankah. Kemarin malam. Sebagai tanda syukur atas bertambahnya usiaku. Mereka sudah aku traktir makan-makan. Di tempat yang mereka inginkan. Lalu kenapa sikap mereka begitu dingin.
Tak sabar. Aku akan menghampiri Cika dan Dini. Mereka nampak serius.
"Aku melihatnya din, ia tergeletak di pinggir jalan, blazer putihnya bersimbah darah. Padahal kemarin kita baru merayakan ultahnya, dan sekarang ia sudah tiada"
Clue nya terlalu banyak mbak. Ending ketebak. Padahal ide oke
ReplyDeleteHehe..Oke mbak dian..langsung dicatat..Makasih yak : )
DeleteMbak, apakah kalimat 'Bukankah. Kemarin malam.' itu memang gaya penulisan atau gimana? Soale saya baru lihat yang kek gitu :)
ReplyDeleteKamsudq sih gaya penulisan. Mengekspresikan si doi tengah berpikir menganalisa. Meraba rab gitu. Tapi nggak nyampek ya maksud daku. Okay, terima masukan dan teracatat. Makasih yak :)
DeleteIya, Mbak. yg itu maksudnya kurang nyampe :). *Pengen bisa bikin FF juga :D
DeleteAyo mbak, dicoba aja, ikut mff jg boleh, seru, langsunh dpet reapon kritik saran yg membangun pastinya. Ayo mbak euis, ayoooooo
Deletedari awal jalan ceritanya sudah tertebak :)
ReplyDeleteNggak seru ya mbak ?. Hika. Okay terima masujan dan langsung saya catet. Makasih yak :)
Deleteterus menulis, yaa :)
ReplyDeleteSiap bos !!
DeleteBelajar dari Mba Inda nih tapi imajiku masih blm bisa hihihi.
ReplyDeleteDaku jg harus belajar bikin artikel dr mu mak, secara mak ya, kalau daku bikin artikel bagian awalnya udh serius eeee belakang belakangnya jd absurd, gk jelas kn mak . Makasih kunjungammya ya mqk pi2t
DeleteWow, ini sekalian belajar ya Mak? Langsung dinilai begitu ya?
ReplyDeleteAsyik ya ...
Iya mak niar, langsung diberi krpik pedas mak hehe
DeleteWah anggota MFF juga ternyata. Hihihi.
ReplyDeleteSetuju sama Mbak Dian. Clue-nya terlalu banyak. Ide cerita seperti ini sudah malang-melintang di mana-mana. Kalau mau tetap pakai ide yang sama, beri sesuatu yang beda. Clue di awal seperti itu kebanyakan. Pembaca (FF) pasti udah pada bisa nebak ke mana arahnya dan twist-nya seperti apa. :)))
Aseeggggg, dapet kripik pedas dr mak istiadzah. Makasih ya mak en segera berbenah utk fiksi2 selanjitnya :)
Deletesaya menyimak para komentator, deh :)
ReplyDeleteSaya jg ah, nih mak monggo dicicipi camilannya, sambil nunggu komentator :D
Deletenyimak juga nggak ahli bikin ff
ReplyDeleteAku masih nggak bisa bikin FF :-(
ReplyDeletembak gaya nulis kayak gini
ReplyDelete"Bukankah. Kemarin malam. Sebagai tanda syukur atas bertambahnya usiaku."
menarik lho! hehe.
cluenya memang banyak dan kurang menyesatkan. kalo dipoles lagi bakal makin bagus! semangat mbaaak :D
Komunitas fiksi yaa mba ff?
ReplyDeleteHehhe baca yg coment seru juga... Langsung di kasih saran dan dinilai yaa
Nggak ngerti fiksi...tapi sedih endingnya
ReplyDeleteaku masih belum ngerti, jadi yang ultah siapa? dan yang meninggal siapa mak? *mikir
ReplyDeletenyimak...suka fiksi tapi ga bisa bikin FF karena kependekan heheh
ReplyDeletewah bikin FF yah.. pengen deh bisa bikin juga :")
ReplyDelete