Keripik Jamur Tiram Alfian

Siapa sih yang nggak suka sama jamur ?. Apalagi jamur kuning. Itu mah janur mak. Hehe.

Aku sendiri suka banget sama jamur. Dulu waktu masih jadi kembang pasir eh kembang kampus *pret, aku sering beli lalapan jamur buatan ibu jamur (nggak tahu nama asli ibu penjualnya). Entah itu untuk sarapan, atau makan siang, hingga makan malam. Nggak bosen ?. Nggak lah. Enak sih selain itu juga nyaman buanget harganya di kantong mahasiswa (ini alasan utama sih, hahayyy).

Kadang, kalau ada tugas nggarap statistik yang jatuhnya pasti bakal begadang, aku pasti nyiapin camilan jamur crispy ini nih. Tapi itu kalau aku lagi begadang sendiri. Kalau rame rame mah cemilannya nggak jamur crispy, tapi mie instan yang dikremes. Kenapa begitu ?. Karenaaaa, rasa gurih gurih enak si jamur crispy nggak bakal terasa di lidah. Keburu ludes cyiinn. Maklumlah yah, anak kos, pemakan segala. Nggragas bin beringas, *nunjuk diri sendiri. hehe.

Kalau sekarang, masih tetep suka. Cuma jarang bikin. Jarang banget malah. Soalnya ibu penjual sayur jarang bawa jamur. Biasanya ibu sayur cuma bawa diri sendiri *yaiyalah. hehe. Jadi wajarlah ya kalau aku kadang kangen gitu sama panganan yang berbahan jamur.

Alhamdulillah nih, kerinduan aku akan panganan yang berbahan jamur terobati juga. Yup, beberapa hari yang lalu Keripik Jamur Tiram Alfian mendarat di tangan aku. Yeayyy. Secara otomatis, langsung aja deh nih tangan ambil gunting trus buru buru buka bungkus Keripik Jamur Tiram Alfian yang dikemas dengan apik. Sret. Rancak bana. Langsung hap hap hap, sikaaattt, tandas (begini jadinya saat doyan dan lapar jadi satu, hehe).

Rasanya gimana ?. Enak donk ya. Kebetulan yang aku cicipin ini rasa balado. Dan rasa baladonya tentu saja terasa dilidah. Kriuk juga. Sedep dah.

Dan sekarang, sisa tinggak 1 bungkus. Rencananya mau aku pakek nanti sore. Kayaknya bakal hujan nih (dulunya pernah jadi pawang hujan, uhuy). Kan enak tuh. Menikmati hujan sambil nyemil Keripik Jamur Tiram Alfian. Kalau kalian suka jamur juga kan ?.

Kontrol Kondisi Kesehatan Si Kecil Setelah Kejang



3 hari setelah keluar dari rumah sakit, aku dan si ayah berencana untuk kontrol kesehatan si kecil ken ke dokter wahyu, spesialis anak. Namun karena hari itu merupakan hari siwelatri umat hindu selama 2 hari, maka rencana itu pun urung kami laksanakan. Lalu kami alihkan ke tanggal 11 Januari saja.

11 Januari datang juga. Kira kira pukul 19.30 WITA kami tiba di tempat praktek dr. Wahyu. Setelah mengambil nomor antrian, si ken diminta untuk berdiri di alat penimbang berat badan. Begitu si ken naik, si jarum pun bergerak menuju angka 15.5 kg. Alhamdulillah. Berat badan si ken kembali seperti semula. Seperti sebelum opname. Lalu dilanjutkan dengan mengukur suhu tubuh si ken. Alhamdulillah lagi, suhu tubuh si ken masuk dalam kisaran normal yakni 36 derajat celcius. Setelah itu, ....... si ken kabur. Loh. Minta pulang. Mungkin si ken masih keinget masa masa di rumah sakit kemarin. Ketemu jarum suntik, ketemu termometer, disuntik, diinfus, dan ketemu tampang emaknye yang abstrak. huhuhu. Mungkin begitu. Tapi berkat rayuan maut si ayah, si ken pun mau masuk ke dalam ruang periksa saat gilirannya tiba. Sebelum gilirannya tiba ?. Si ken keleleran di luar, nggak mau masuk.

Lagi lagi, di ruang periksa, si ken menolak tiduran di kasur sebentar untuk diperiksa. Jadi si ken diperiksa dalam posisi duduk. Itupun masih protes juga saat dr. Wahyu menempelkan stetoskop ke perut si ken. Hadeeehh.
"Sehat" begitu kata dr. Wahyu. Alhamdulillah.
Setelah itu, kami pun secara bergantian menanyakan daftar pertanyaan yang sudah kami siapkan di rumah.

Kami : "Di surat pengantar tersebut, ada keterangan bahwa suhu tubuh si ken saat kejang adalah 38.6 derajat celcius. Kenapa bisa begitu ya dokter ?. Biasanya kan, kejang baru datang saat suhu tubuh si kecil mencapai 40, 41 derajat celcius ?".
dr. Wahyu : "Setiap anak mempunyai ambang batas yang berbeda. Ada yang rendah ada yang tinggi. Kalau adek ken, memiliki ambang batas yang rendah yakni 38 derajat celcius. Jadi kalau di lain waktu, saat adek ken demam dan suhu tubuhnya 38 derajat celcius, maka berikan ia sirup anti kejang dan penurun panas. Sudah punya sirup anti kejang kan ?".
Kami mengangguk kompak.

Kami : "Jadi nggak apa apa ya dokter, dikasih anti kejang dan penurun panas berbarengan ?".
dr. Wahyu : "nggak apa apa, kan beda".

Kami : "Lalu pemberian obat anti kejang itu kapan dokter ?".
dr. Wahyu :"yang dikasih lewat pantat itu ?".
Kami mengangguk.
dr. Wahyu : "Kalau itu dikasih saat si kecil kejang, dimasukkan lewat pantat. Ini untuk mencegah kejang berlangsung lama. Karena kalau kejang berlangsung lama, maka semakin banyak sel sel saraf yang rusak dan bisa mengakibatkan sesuatu hal yang buruk, seperti cacat. Begitu ".

Kami : "Itu obat kejang yang dimasukkan lewat pantat itu yang dipakek yang mana dokter ?. karena si ken punya dua, ada yang 5 mg dan 10 mg ?".
dr. Wahyu : "Emmmm tadi berat badan adek kena, 15.5 kg ya, berarti kasih kira kira 7.5 mg saja. Jadi yang 10 mg itu, dibuang sedikit baru dimasukkan ke pantat. Setelah kejangnya berhenti, tetap harus dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk menghindari kejang berulang".

Kami : "Selain obat penurun panas, sirup anti kejang, dan obat kalau sudah kejang, apalagi yang perlu kami persiapkan di rumah dokter ?".
dr. Wahyu : "Termometer" kata dokter wahyu sembari tersenyum. Aku nyengir. Si ayah datar.

Kami : "Kalau KDS ini apa dokter ?".
dr. Wahyu : "Kejang demam sedikit. Jadi nih begitu adek kena demam, jangan ditunda-tunda untuk ngasih obat penurun panas lalu dikomprea dengan air hangat".

Kami : "Kalau faringitis akut ini apa dokter ?".
dr. Wahyu : "Radang tenggorokan, ini pemicu si kecil demam lalu kejang. Jangan dikasih terlalu banyak makan ciki ciki, coklat, dan sebagainya. Konsumsi air putih dan makanan yang bergizi. Apalagi saat cuaca panas ekstrim begini".
Kami mengangguk lagi. Sementara si ken, asyik memainkan mobil kecilnya di kasur tempat memeriksa pasien.
dr. Wahyu : "Tidak ada keluhan lagi ?".

Kami : "Masih ada dokter, pilek, kami kasih sirup yang biasanya kami kash ke ken sepertinya tidak berpengaruh apa apa dokter".
dr. Wahyu : "La bapak ibu kemarin waktu masih di rumah sakit bilang ke saya kalau biasa pakek obat iti, jadi ya saya resepkan obat itu. Nah sekarang saya resepkan puyer saja ya".

Kami : "Berarti ini, si ken sudah bisa kami ajak balik ke jawa ya dokter ?".
dr. Wahyu : "Ooo, bukan orang sini ?".

Kami : "iya, ke sini cuma liburan di rumah orang tua saja dokter".
dr. Wahyu : "Ooooo...begitu" kata dr. Wahyu dengan logat balinya yang kental.
dr. Wahyu : "Jadi kalau nanti nanti adek ken kejang, tapi mudah-mudahan nggak lagi, mudah-mudahan ini yang terakhir, saat membawa adek ken ke dokter atau rumah sakit, bapak ibu harus bilang kalau adek ken punya riwayat kejang, gitu ya".

Kami mengangguk lagi.

dr. Wahyu : "Ini saya resepkan sirup untuk daya tahan tubuh juga. Mudah mudahan adek ken sehat terus. Ingat ya pak buk, usahakan adek ken tidak kejang lagi sampai usia 5-6 tahun. Perhatikan asupan makanannya, dan siapkan termometer serta penurun panas dan diezepam untuk mencegah datangnya kejang lagi".

Kami mengangguk lagi. Setelah si ken berpamitan kepada dr. Wahyu dengan melakukan Hi-5 alias tos, kami pun lalu beranjak untuk menebus obat yang diresepkan dokter wahyu. Kemudian, cus, pulang ke rumah, Untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan kami bawa balik ke Jawa.

Semoga, kejang yang dialami si ken ini, adalah yang pertama dan terakhir. Semangat menjaga kesehatan si kecil ken semakin menggebu. Semoga dimudahkan dan diridhoi oleh-Nya. amin.

Hasil Uji Laboratorium Sample Darah Si Kecil yang Mengalami Kejang



Alhamdulillah, malam itu, sekitar pukul 12.00 WITA malam, kondisi si ken mulai berangsur angsur membaik, seorang perawat meminta aku atau si ayah untuk mengantarkan sample darah ken ke ruang laboratorium rumah sakit. Entah kapan perawat tersebut mengambil darah si ken. Mungkin waktu aku belum tiba ke rumah sakit. Ya mungkin begitu. Karena saat aku datang, aku tak melihat perawat mengambil sample darah ken. Yang aku lihat adalah, para perawat berusaha memasang infus kepada si kecil ken.

Karena posisi si ayah tengah merangkul si ken, oleh sebab itu aku memutuskan untuk aku saja yang membawa sample darah ken ke ruang laboratorium rumah sakit. Jujur, saat itu ada rasa takut nyasar yang menyelinap di hati ini *halah. Sebab ini adalah kali pertama aku ke rumah sakit tanah kelahiranku ini. 
Masak sih ?. Ho oh. La biasanya kalau berobat kemana ?. Ke dukun *abaikan.

Untuk menghindari yang namanya kesasar, apalagi sampai kesasar ke ruang jenazah di tengah malam begitu *hiiiiiiii, aku bertanya sebaik mungkin kepada si perawat setelah itu melihat denah rumah sakit tersebut. Dan ulala, sukses, aku sukses ke ruang laboratorium rumah sakit tanpa kesasar yeayyyy.

Sehari berlalu, hasil lab. juga belum menampakkan hidungnya di depan kami. Jadi aku berinisiatif menanyakan hal tersebut kepada salah satu perawat yang tengah mengganti infus si kecil ken.
Kata beliau :"Biasanya sehari sudah selesai tapi kalau belum dapat kabar juga, berarti belum selesai. Maklumin ya bu pak, rumah sakit beberapa hari ini rame sekali". 

Hari kedua, sempat ingat. Lalu lufa. Hari ketiga, benar benar tidak ingat. Sebab saking senangnya mendengar kabar baik dari Dokter Komang Wahyu, spesialis anak, yang menyatakan bahwa si ken sudah bisa pulang ke rumah *hurraaayyy. Alhamdulillah.

Setelah menyelesaikan administrasi, aku diberikan sebuah surat pengantar untuk kontrol kondisi kesehatan si ken. Awal mulanya aku tak terlalu memperhatikan surat tersebut. Namun setelah tiba di rumah aku baru ngeh bahwa di dalam surat tersebut ada hasil uji lab. sample darah si ken.Hasilnya adalah step yang dialami ken tersebut tergolong ke dalam KDS dan pemicunya adalah faringitis akut.

Karena aku terlalu penasaran dengan KDS ini maka aku pun mencari informasi tersebut di google. KDS adalah singkatan dari kejang demam sedikit. Dan menurutku sih ini benar. Karena sebelum kejang, si ken sempat demam. Demamnya pun muncul kira kira sekitar jam 9 malam, itupun hanya panas di bagian kepala saja. Sementara bagian bagian sensitif lainnya, seperti ketiak, lipatan lutut, dan leher hanya anget anget kuku saja. Dan siapa sangka kalau dengan demam yang seperti itu, si ken kejang tepat satu setengah jam kemudian. Jadi inilah yang menurutku maksud dari kejang demam sedikit.

Untuk faringitis akut ini bisa dibilang radang tenggorokan. Kalau untuk yang satu ini, aku akui, bener bener luput dari perhatian aku. Aku tidak melihat sama sekali bahwa si ken menderita radang tenggorakan. Dodol kan aku ? ho oh *hiks. Nggak peka banget. Seharusnya, dengan cuaca panas se ekstrim itu, hal hal yang seperti ini harus bisa segera aku deteksi. Ini malah....aaarrggghhhh...maafkan muma ya ken. Janji nggak akan terulang lagi. amin.

Dua hal yang aku sebut di atas tadi, meskipun aku sudah mendapatkan jawabannya dari google, tetap akan aku masukkan dalam daftar pertanyaanku saat akan mengontrol kondisi kesehatan si ken ke dokter wahyu. Harus begitu lah yah. Iyup.

O ya, ada satu hal lagi di surat pengantar tersebut yang membuat anggapanku selama ini salah. Bahwa aku pikir, selalu, anak akan mengalami kejang apabila suhu tubuhnya mencapai 40 derajat celcius ke atas. Nyatanya si ken tidak demikian. Dengan suhu 38,6 derajat celcius saja, si ken sudah mengalami yang namanya kejang. Semoga tidak terjadi lagi ya ken. Ini adalah yang pertama dan terakhir. Sehat selalu ya nak ya, amin.

***

Baca Juga :

Kronologi Saat Si Kecil Terserang Step / Kejang



Aku kaget betul saat itu. Si ken yang sedang tidur dipangkuanku sebab ia sedang tidak enak badan (demam), tiba tiba bangun lalu memposisikan tubuhnya seperti saat aku menjadi kuda kudaan buat dia. Ia liukkan badannya. Melengkung.

Tak pernah melihat tingkah begitu saat si ken bangun tidur membuatku memanggil si ayah. Sementara si ayah begitu melihat tingkah ken begitu. Langsung menggendong si ken seraya berteriak minta tolong kepada bapak lalu berteriak teriak lagi seraya memanggil manggil nama si ken.

Melihat si ayah panik, aku langsung mendekati si ken. Dan kudapati si ken kejang di dalam gendongan ayah. Bola matanya sudah naik ke atas. Lalu beberapa saat kemudian, si ken nampak lunglai, namun gigi giginya masih saling beradu lalu mengatup. Mungkin karena si ayah tak ingin gigi gigi tersebut melukai bibir atau lidah si ken, jadi si ayah memasukkan jarinya ke dalam mulut si ken dan gigi gigi kecil si ken pun mulai mendarat di jari si ayah. Sementara aku, apa yang aku lakukan?. Menggila. Terlebih lagi saat melihat si kecil ken tak sadarkan diri. Aku menggila makin parah.

Aku pun berteriak teriak, menyebut Sang Khalik dan berganti meneriakkan nama bapak, meminta beliau untuk segera bertindak cepat. Segera mengejar ayah ken yang sudah berlari keluar rumah sembari menggendong ken yang sudah tidak sadarkan diri. Sayangnya, kunci motor sulit sekali ditemukan. Teriakanku pun semakin menjadi jadi. Dan berhasil membuat para tetangga terbangun dari tidur nyenyak mereka.

Akhirnya kunci motor yang dicari cari pun ketemu. Bapak segera men-starter motor lalu tancap gas menyusul si ayah yang sudah berlari keluar rumah sembari menggendong ken. Para tetangga pun mulai mengerumuni rumah, menanyakan apa yang sedang terjadi. Dan...aku tak bisa memberikan jawaban kepada mereka, karena aku kembali berlarian ke dalam rumah. Mengambil smartphone lalu menghubungi abang sepupu dan memintanya untuk mengantarkanku ke tempat ken dibawa yakni rsu negara.

Tiba di rumah sakit, Ya Allah, wajah ken nampak pucat sekali. Bibirnya bergetar dan memutih. Ia menggigil sejadi jadinya. Suara tangis pun tak terdengar sama sekali, hanya air di matanya yang sebelah kiri mengalir perlahan. Kami berkali kali memanggil namanya, namun ken tak merespon. 

Ya Allah...
Andai saja bisa digantikan. Ingin rasanya sakit yang dirasakan ken aku ambil alih semua. Nyawa pun rela kuberikan untuk si ken.


Dan kira kira sekitar 30 menit kemudian, Alhamdulillah wa syukurillah. Rona wajah si ken mulai berubah. Mulai berwarna. Tidak pucat pasi. Ia pun berhenti menggigil dan juga mulai menangis.

Senang sekali atas perubahan yang terjadi pada si ken. Suara tangisnya pun terdengar sangat amat merdu di telingaku. Alhamdulillah. Ken mulai sadar.

Aku usap perlahan air mata yang jatuh dari kedua matanya. Dan sesekali mengusap air mata yang membanjiri kedua mataku. Serta sesekali mengarahkan tanganku ke mulut saat suara sesenggukanku terdengar keras. Sementara si ayah, hanya melihat wajah si ken, membelai rambut si ken dengan tangan kanannya dan mengelus punggung tangan ken dengan tangan kirinya. Air matanya, ia biarkan jatuh bebas begitu saja.

Tak ada yang berbicara saat itu. Kami hanya fokus melihat dan memperhatikan si kecil ken. Namun hati kami, seakan terhubung dan bersepakat untuk menjaga amanah yang dititipkan Allah kepada kami sebaik dan semaksimal mungkin. Lebih dari saat ini. Kesalahan yang telah kami lakukan, tidak akan terulang. InsyaAllah. Semoga Allah meridhoi niat kami ini amin.

Pelajaran Berharga di Awal Tahun 2016

Sejak kami berada di kapal penyebrangan menuju pulau Bali. Kami sudah merasa ada yang tak beres dengan si cuaca. Biasanya saat menyebrang pasti kami akan disapa bahkan diterpa oleh hembusan angin laut. Namun penyebrangan kali itu kami merasa tak ada angin sama sekali. Puanas puuooll.

Tak hanya kami yang merasakan hal tersebut. Penumpang lain pun juga merasakan hal yang sama. Keringat membasahi wajah dan badan mereka yang ditunjukkan dengan keplehnya daerah bagian ketiak, bagian leher dan punggung mereka.

Si gembul ken juga tak beda jauh dari mereka. Ndromos kotos kotos. Jadi si ayah memutuskan untuk membuka kaosnya dan menyisakan kaos dalam serta celana panjang saja. Karena kalau dibiarkan ia mengenakan baju saat cuaca tengah hot hot nya, ia malah akan masuk angin. Jadi bisa dibilang sejak si ken mau menginjakkan kaki di pulau Bali, si ken sudah berkaos dalam saja.

Baca juga : Menikmati liburan akhir tahun di Bali Barat

Hari-hari selanjutnya pun begitu, kemana mana si ken selalu berkaos dalam. Jalan jalan ke beberapa wisata yang ada di sini, di bali barat sini, ia pun mengenakan kaos dalam saja. Di rumah juga gitu. Karena cuaca bener bener tak bersahabat. Ekstrim cyiinnn. Panas banget. Di pulau jawa banjir dimana mana sementara di sini nyaris tak pernah turun hujan. Mendung pun hanya lewat saja. Mbog ya ngopi ngopi dulu gitu sambil makan menjes atau ote ote, eee malah werrrrr lewat gitu aja tu awan kelabu.

Melihat si ken yang berhari hari hanya mengenakan kaos dalam saja, membuat beberapa orang termasuk orang tua aku, sedikit wanti wanti dengan hal tersebut. "awas masuk angin lho" begitulah kata mereka. Tapi aku tak menggubris wanta dan wanti tersebut. Karena aku merasa tau dan paham betul dengan si kecil.

Baca juga : Teguran Untukku, Si Pengguna Kalimat 'I Know My Son'.

Alhamdulillah apa yang dikhawatirkan orang orang akan keadaan si ken yang bisa masuk angin karena hanya mengenakan kaos dalam saja, tidak terjadi. Aku juga yakin hal itu juga tidak akan terjadi, sebab biasanya kalau ken dipaksa memakai baju saat panas menyergap, si ken malah akan masuk angin.

Ia memang beda. Tak seperti anak anak lainnya yang bisa masuk angin kalau hanya berkaos dalam saja. Selain itu juga, yang membuatku merasa yakin si ken tak akan kenapa kenapa hanya berkaos dalam saja adalah sebab ken memiliki daya tahan tubuh yang super. Saat anak anak sekitar rumah banyak yang sakit, alhamdulillah ken tetap sehat. Selesai imunisasi pun begitu. Hampir tak pernah demam. Sehat wal'afiat.

Pernah sih ken sakit, tapi nggak pernah berlangsung lama. Kalau demam, paling ya sehari semalam. Setelah itu tinggal pemulihan saja.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa aku tak terlalu gimanaaa gitu saat aku memegang kepala si ken dan merasakan sedikit sensasi panas di dahinya. Matanya berkaca-kaca dan kelihatan tak bertenaga.

Ya, tepatnya minggu malam kemarin si ken menunjukkan tanda tanda akan demam. Demam biasa. Aku pikir begitu. Aku pikir 'eeee bentar lagi pasti sembuh'. Aku pikir ken akan baik baik saja. Namun ternyata....
si ken yang tadinya tidur anteng dipangkuanku, tiba tiba terbangun lalu KEJANG bin STEP.

Setiap mengingat kejadian itu, rasanya hati MENCELOS. Nyesel. Nyesel karena terlalu meremehkan demamnya si ken. Demam yang diawali dengan masuk angin. Dan si masuk angin ini datang karena si ken mengenakan kaos dalam saat jalan jalan sore bersama aku dan si ayah naik motor. Dodol banget kan ?. Iyak. Akibat terlalu percaya dengan anti bodi ken. Dan lupa dengan cuaca ekstrim musim pancaroba yang tengah terjadi di sini. Cuaca ekstrim yang siap memporak porandakan anti bodi. Terutama anti bodi yang dimiliki anak-anak yang sedang dalam masa suka bereksplorasi seperti si ken ini. Serta tak menggubris wanta wanti yang diucapkan orang orang sekitarku. Hhhhh. Dasar emak2 dodol. *nunjuk diri sendiri.

Pelajaran yang dapat aku ambil dari kejadian ini adalah :
● Meskipun ken termasuk tipe anak yang menter bin jarang sakit, aku harus tetap waspada.
● Nggak selalu, berkaos dalam bisa mengobati gerah. Malah berpeluang mendatangkan sakit apalagi saat cuaca ekstrim datang melanda.
● Gubrislah *halah. Perhatikan perkataan orang. Jangan langsung dibuang, tapi dipilah dan dipilih terlebih dahulu.

Teguran Untukku, Si Pengguna Kalimat 'I Know My Son'

Karena aku bersama si ken begitu lama, setiap hari, setiap waktu, nyaris tanpa pernah meninggalkannya, membuat aku merasa sangat memahami dan mengerti si kecil ken. Bahkan sampai beberapa hal kecil yang menyangkut per-wc an seperti ini :

■ Kalau ia memegang bagian vitalnya, itu tandanya ia ingin pipis cuma males karena masih asyik dengan aktivitas yang ia lakukan.

■ Kalau alisnya sudah dinaik-naikkan ke atas saat menonton tv, itu tandanya si ken sudah mulai mengantuk. Cuma dibetah-betahin melek demi nonton pocoyo atau bob the train.

■ Kalau ia sering minta anter pipis ke kamar mandi tapi sampai di kamar mandi ia hanya jongkok saja setelah itu minta dicebokin. Itu tandanya si ken pengen buang air besar tapi masih belum 'untup-untup' alias belum di ujung tanduk.

Oleh sebab itu, kalau ada orang yang ngasih saran begini begitu, nasehat ini itu tentang si kecil ken, aku selalu mengatakan 'i know my son' atau tak merespon dan tak menggubris itu semua. Lalu membuang saran dan perkataan perkataan tersebut jauh jauh tanpa dipertimbangkan lagi. Aku lebih tahu anakku, si kecil ken. Aku juga tahu bagaimana mengatasi kerikil kerikil kecil yang berhubungan dengan si kecil ken. Aku tau aku tau aku tau. Apapun itu kecuali masa depannya karena aku tidak seperti mama laurent, aku hanya mama lemon. *hiyaaaaah.

Terus begitu. Begitu terus sampai beberapa hari yang lalu. Saat aku mendapat teguran. Teguran yang maha dahsyat. Yang berhasil membuat aku seperti orang gila. Teriak teriak sambil berlarian ke sana ke mari. Memanggil manggil nama Ken, meneriaki bapak agar segera menyusul ayah ken yang sudah berlari keluar rumah sambil menggendong ken yang sudah tidak sadarkan diri sebab STEP.

Ya Allah.

Saat dalam perjalanan menyusul si ayah dan bapak yang membawa ken ke IGD Rumah Sakit Negara. Aku tak henti henti mengucap istighfar. Memohon ampun kepadaNya. Sebab sudah terlalu angkuh. Menganggap diri paling tau tentang si kecil ken. Tak hirau dengan perkataan perkataan orang sekitarku yang mungkin saja salah satu atau salah dua perkataan tersebut memang benar adanya atau bisa jadi ucapan ucapan orang tersebut adalah sinyal pesan yang dikirimkan Allah untukku lewat perantara mereka. Bisa jadi begitu kan ?. Bisa banget.

Sayangnya aku tak hirau dengan sinyal sinyal yang dikirimkan padaku hingga akhirnya DIA yang menegurku dengan STEP yang dialami si ken. Bahwa tak boleh menganggap diri paling wah. Bahwa jangan sekali kali berjalan di muka bumi dengan begitu angkuh, dan bahwa jangan menganggap diri lebih tau segalanya. Karena DIA-lah yang Maha Segalanya. DIA tau betul makhluk ciptaan-Nya. Termasuk Aku juga si ken.

Tahun Baru Header Blog Juga Baru

Welcome 2016. Selamat Datang ye *ulurin tangan cipika cipiki* *uye*. Semoga kau, 2016, dan aku, bisa jadi bestfriend yang cucok setahun ini yak. Amin.

Nah dalam rangka menyambut kedatangan si 2016 ini, aku bikin sesuatu yang ada di hatimu *halah, aku bikin sesuatu yang baru di blog aku ini. Apakah itu ?. Tebak doonkkkk. Yang berhasil nebak akan aku nobatkan sebagai Penggemar Setiaku. *lalu balik kanan semua* *kaboorrrrr*. Hehe.

Sesuatu yang baru di blog aku ini adalah just Header Blog. Ya itu saja. Yang lainnya masih tetap sama. Label label juga. Menu menunya juga tetap sama. Tapi nggak menutup kemungkinan sih semua yang aku sebutin tadi bakal aku ubah. Cuma untuk mengubah itu itu itu harus dipikirkan mateng mateng. Biar nggak keluar jalur tema. Nggak sekedar bikin bikin publish, Nggak kayak budi baper lek dis yang jepret jepret uplot gituh. Nggak.

Pembuatan header blog ini juga nggak sembarangan loh. Aku harus pergi ke barat dulu *emangnya situ sun go kong ?*, lebih tepatnya jalan jalan ke tempat wisata yang ada di bali barat ini untuk mencari gambar yang pas dan mewakili tema blog aku 'motherhood' ini.

Dari sekian banyak fotoku yang cakep cakep *pret. Aku memilih foto yang di atas itu. Foto tersebut seakan mendeskripsikan bahwa Si ibu tengah menemani si jagoan neonnya memperhatikan deburan ombak yang terpecah oleh tumpukan batu besar. Di sela sela waktu tersebut, ibu menyisipkan pengetahuan juga beberapa nasihat tentang hidup. Terlepas dari apakah si jagoan neon paham atau tidak, yang jelas nasehat nasehat positif harus diberikan sejak dini kepada si kecil.

Sementara itu, pemandangan laut lepas itu menggambarkan masa depan yang tidak bisa dilihat sekarang. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan rangkaian masa depan yang sudah direncanakan, maka kita harus berhati-hati, menikmati prosesnya seraya mengamati sisi laut bagian mana yang arusnya cukup bersahabat untuk dilalui. Hal ini ditunjukkan dengan si anak dan si ibu yang duduk berteduh di atas bebatuan seraya melihat ke arah laut lepas.
Seperti itulah kiranya deskripsi dari foto tersebut. Gimana menurut kalian ?. paskan ?. Dipas pasin aja deh ya, hehe.

Bikin Header Blog ini juga cukup mudah. Terutama buat mamak gaptek seperti aku ini nih. Nggak pakek photoshop, coreldraw, dsbg. Tapi pakai Picsart aja. Caranya :

Masuk ke hatimu dulu *halah, masuk ke picsart dulu ---> Pilih Draw ---> Pilih template ---> Pilih FB apa gituuu ---> klik Oke ---> Silahkan berkreasi dah. Ditambah foto monggo, dikasih kalimat kalimat kece juga bisa, disisipin sticker picsart yang oye oye itu juga oke.

Hasilnya ? jeng jeng jeng jeeenggg. Lumayan lah yah. Daripada lumanyun. hehe.

Aku berharap, semoga dengan header blog yang baru ini, bisa mengundang semangat baru lagi, semangat yang masih fresh dan masih anget anget kuku di tahun 2016 ini, dan dunia blogging ini. Buang jauh jauh sedih juga kecewa masa lalu. Ambil hikmah juga pelajarannya saja. Jadikan bekal untuk menapaki tahun 2016 ini *aseg. Dan Go go go semangaatttt :D.

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...