Aku kaget betul saat itu. Si ken yang sedang tidur dipangkuanku sebab ia sedang tidak enak badan (demam), tiba tiba bangun lalu memposisikan tubuhnya seperti saat aku menjadi kuda kudaan buat dia. Ia liukkan badannya. Melengkung.
Tak pernah melihat tingkah begitu saat si ken bangun tidur membuatku memanggil si ayah. Sementara si ayah begitu melihat tingkah ken begitu. Langsung menggendong si ken seraya berteriak minta tolong kepada bapak lalu berteriak teriak lagi seraya memanggil manggil nama si ken.
Melihat si ayah panik, aku langsung mendekati si ken. Dan kudapati si ken kejang di dalam gendongan ayah. Bola matanya sudah naik ke atas. Lalu beberapa saat kemudian, si ken nampak lunglai, namun gigi giginya masih saling beradu lalu mengatup. Mungkin karena si ayah tak ingin gigi gigi tersebut melukai bibir atau lidah si ken, jadi si ayah memasukkan jarinya ke dalam mulut si ken dan gigi gigi kecil si ken pun mulai mendarat di jari si ayah. Sementara aku, apa yang aku lakukan?. Menggila. Terlebih lagi saat melihat si kecil ken tak sadarkan diri. Aku menggila makin parah.
Aku pun berteriak teriak, menyebut Sang Khalik dan berganti meneriakkan nama bapak, meminta beliau untuk segera bertindak cepat. Segera mengejar ayah ken yang sudah berlari keluar rumah sembari menggendong ken yang sudah tidak sadarkan diri. Sayangnya, kunci motor sulit sekali ditemukan. Teriakanku pun semakin menjadi jadi. Dan berhasil membuat para tetangga terbangun dari tidur nyenyak mereka.
Akhirnya kunci motor yang dicari cari pun ketemu. Bapak segera men-starter motor lalu tancap gas menyusul si ayah yang sudah berlari keluar rumah sembari menggendong ken. Para tetangga pun mulai mengerumuni rumah, menanyakan apa yang sedang terjadi. Dan...aku tak bisa memberikan jawaban kepada mereka, karena aku kembali berlarian ke dalam rumah. Mengambil smartphone lalu menghubungi abang sepupu dan memintanya untuk mengantarkanku ke tempat ken dibawa yakni rsu negara.
Tiba di rumah sakit, Ya Allah, wajah ken nampak pucat sekali. Bibirnya bergetar dan memutih. Ia menggigil sejadi jadinya. Suara tangis pun tak terdengar sama sekali, hanya air di matanya yang sebelah kiri mengalir perlahan. Kami berkali kali memanggil namanya, namun ken tak merespon.
Ya Allah...
Andai saja bisa digantikan. Ingin rasanya sakit yang dirasakan ken aku ambil alih semua. Nyawa pun rela kuberikan untuk si ken.
Dan kira kira sekitar 30 menit kemudian, Alhamdulillah wa syukurillah. Rona wajah si ken mulai berubah. Mulai berwarna. Tidak pucat pasi. Ia pun berhenti menggigil dan juga mulai menangis.
Senang sekali atas perubahan yang terjadi pada si ken. Suara tangisnya pun terdengar sangat amat merdu di telingaku. Alhamdulillah. Ken mulai sadar.
Aku usap perlahan air mata yang jatuh dari kedua matanya. Dan sesekali mengusap air mata yang membanjiri kedua mataku. Serta sesekali mengarahkan tanganku ke mulut saat suara sesenggukanku terdengar keras. Sementara si ayah, hanya melihat wajah si ken, membelai rambut si ken dengan tangan kanannya dan mengelus punggung tangan ken dengan tangan kirinya. Air matanya, ia biarkan jatuh bebas begitu saja.
Tak ada yang berbicara saat itu. Kami hanya fokus melihat dan memperhatikan si kecil ken. Namun hati kami, seakan terhubung dan bersepakat untuk menjaga amanah yang dititipkan Allah kepada kami sebaik dan semaksimal mungkin. Lebih dari saat ini. Kesalahan yang telah kami lakukan, tidak akan terulang. InsyaAllah. Semoga Allah meridhoi niat kami ini amin.
mrebes mili baca ini...cepet sehat yaa Ken..semangat terus mba...
ReplyDeleteamiiinnn..
Deletemakasih bnyak mbk nunu
aku nangis bacanya mba
ReplyDeletemohon bnatuannya ya mbk inna, mdh2an ini yg pertama dan teraakhir bwt ken, amin
Deletewaah sehat selalu ya sayang...
ReplyDeletekejangnya karena step ya bunda.
Bundanya tetap tenang yaa...
sesekali kasih ken minuman kopi deh bun...dulu aku dikasih resep seperti itu, saat dulu paksi sering kejang karena disangka step.
kakak2 ada yg kecilnya sering step gini...
klo Paksi saat masih sering diserang BHS (Breath Holding Spell) yang gejalanya mirip sm step, kejang, seperti kehabisan suara, lalu lemas dan membiru memang tidak bisa dilakukan tindakan medis apapun. Awalnya panik luar biasa. Setelah konsultasi dokter dan diagnosa BHS sdh tdk sepanik awalnya. akhirnya lewat 2 tahunan sembuh sendiri.
alhamdulillah, sehat selalu ya paksi..
Deleteiya, tengkiu sarannya ya mak ophi :)
apa sebelumnya ada demam?
ReplyDeleteiya dr. tubagus, si ken sempat demam
ReplyDeleteaku paling takut kalau anak step, makanya kl pnas gak turun2 langsung ke dokter. Soalnay aku punay pengalaman lihat adikku yg sering step, trauma jadinya
ReplyDeleteSemoga Ken cepat sembuh ya Mak..Alhamdulilah kedua anakku belum pernah ada yang step.Tapi tiap kali mereka demam aku langsung parno dan gak bisa tidur.Soalnya ada sepupu dua krucils yang sering step saat demam
ReplyDelete