Ending #LoveStory Of Maya

Tapi untung saja hanya ada mama di rumah. Pyuuuhh... Saya pun memanggil mama. Tanpa basa basi, begitu melihat mama, pria itu memperkenalkan dirinya sebagai teman saya. Ia juga mengatakan tujuannya kesini  kepada mama yakni untuk mengantarkan saya pulang. Setelah itu, ia pun berpamitan kepada mama dan saya. Nah sementara mama asyik memperhatikan kepergian pria itu, saya bergegas kabur menuju kamar untuk menghindari pertanyaan dari mama dan, tentu saja untuk merenungi kejadian yang berlangsung begitu cepat hari ini. kejadian yang berhasil membuat hati saya kembali berdesir dan berdendang cepat. degdeg..degdeg..degdeg..

Jujur, saya senang sekali mendapat perlakuan mengesankan seperti itu. Merasa istimewa dan merasa dihargai serta dihormati betul olehnya. Jarang kan bisa bertemu dengan pribadi seperti ini. Langka. Inilah salah satu penyebab hati saya makin berdendang kencang bak bunyi jam lonceng masjid, NONG NONG NONG, saat menghabiskan waktu bersamanya. 

Ah, saya tidak boleh terhanyut lebih lama dalam ke-nong-nongan ini *halah. Saya harus menanyakan kepadanya apa maksud perbuatan yang ia lakukan selama ini kepada saya ?. Takut dibilang kegeeran itu urusan belakangan. Yang penting harus jelas.

Hari hari berlalu. Ia kembali menghilang. Tak juga menghubungi saya atau menemui saya. Ingin sebenarnya saya yang menghubunginya lebih dulu. Namun karena jaim saya lebih besar dari sanggulnya bunda yati pesek, jadi saya urung melakukannya. Meskipun saya ini geeran tapi rasa jaim tetap harus dipertahankan. Hidup jaim bwahahaha. 

Dan akhirnya, yang saya tunggu tunggu datang juga, pria itu tiba-tiba muncul di depan rumah saya. Seneng donk ?. Sudah pasti. Tapi misi tetap harus dijalankan.

"Maaf ya, beberapa hari ini aku nggak ngasih kabar ke kamu karena aku harus pergi ke suatu tempat, tempat peristirahatan terakhir orang yang berharga bagiku" ungkapnya. Ekspresi wajahnya pun nampak sendu. Melihat ekspresi begitu membuat saya mengurungkan niat untuk menanyakan perihal apa maksud perlakuannya itu kepada saya. Dan memilih untuk mendengarkan kisah pilunya. Sebab ditinggalkan oleh papinya.

"Tujuanku pergi ke tempat tersebut adalah untuk meminta izin dan restunya atas keinginanku untuk menikahi seseorang yang istimewa di hatiku" ungkapnya lagi seraya menatap saya lembut. Sementara saya, meleleh dibuatnya.

"Selesai aku mengatakan hal itu, angin berdesir begitu lembut. Bagiku, itu adalah pertanda bahwa dia menyetujui keinginanku ini. Keinginan untuk menikah tahun ini. Pasti begitu. Karena seseorang yang istimewa dihatiku ini memiliki pribadi yang sama dengannya, tatapan mata yang sama, senyum yang sama, hampir semuanya sama". Tatapannya semakin lekat memandang saya. Senang tapi juga sedikit merasa aneh. Masak sih senyum, tatapan mata, bahkan hampir semua diri saya, sama dengan almarhum papinya. Masak gitu ?. Saya tampan donk jadinya. Ah mungkin maksudnya saya adalah papinya versi wanita. aaarrggghhh...makin nggak jelassss. tau ah.

"Setelah mendapatkan restu darinya, aku lalu mengutarakan keinginanku kepada papi dan mami serta anggota keluargaku yang lain dan mereka segera menyetujuinya, terlebih lagi saat mereka tahu bahwa kaulah gadis yang akan mereka lamar untukku" katanya lagi. Dan saya ? terharuuuuu. Tapi tapi tadi dia bilang minta izin ke papinya juga kan ?. Berarti bukan papinya yang meninggal donk ?. Aduuhh..dodol amat sih saya, papinya masih ada gitu, eee dikira sudah tiada.

"Kamu adalah gadis yang berhasil membuat hari hariku menyenangkan kembali sejak mia pergi meninggalkanku untuk selamanya menjelang hari pertunangan kami ". 
Ooooo..jadi makam yang ia kunjungi adalah makam tunangannya dulu toh. 
Kirain...


"Kamu berhasil membuat aku terpana pada pandangan pertama. Terpana karena kamu begitu mirip dengan mia".
Deg.
Perasaan saya mulai tidak enak.

"Tatapan matamu, senyummu, sama dengan mia".
Makin tak enak.
"Bahkan kepribadianmu pun, juga baik seperti mia".
Semakin bertambah tak enak
"Oleh sebab itu, aku ingin sekali mempercepat peresmian hubungan kita, sebab aku tak ingin kehilangan miaku untuk yang kedua kalinya".
"Maaf, aku..... "
"Ada apa may ?"
"Aku mules. Sudah diujung tanduk nih. Sebentar lagi mau keluar, eh aduh..sepertinya sudah ada yang keluar nih. aduh. udah kamu pulang aja ya" ucap saya seraya memasang wajah mringis dan bertingkah layaknya orang yang sedang kebelet buang air besar. Pakek pegang pantat ?. tentu saja. Sengaja. Biar dia ilfeel dan berhenti menaruh rasa pada saya. Hiiiii..takut.
***

Keripik Jamur Tiram Alfian

Siapa sih yang nggak suka sama jamur ?. Apalagi jamur kuning. Itu mah janur mak. Hehe.

Aku sendiri suka banget sama jamur. Dulu waktu masih jadi kembang pasir eh kembang kampus *pret, aku sering beli lalapan jamur buatan ibu jamur (nggak tahu nama asli ibu penjualnya). Entah itu untuk sarapan, atau makan siang, hingga makan malam. Nggak bosen ?. Nggak lah. Enak sih selain itu juga nyaman buanget harganya di kantong mahasiswa (ini alasan utama sih, hahayyy).

Kadang, kalau ada tugas nggarap statistik yang jatuhnya pasti bakal begadang, aku pasti nyiapin camilan jamur crispy ini nih. Tapi itu kalau aku lagi begadang sendiri. Kalau rame rame mah cemilannya nggak jamur crispy, tapi mie instan yang dikremes. Kenapa begitu ?. Karenaaaa, rasa gurih gurih enak si jamur crispy nggak bakal terasa di lidah. Keburu ludes cyiinn. Maklumlah yah, anak kos, pemakan segala. Nggragas bin beringas, *nunjuk diri sendiri. hehe.

Kalau sekarang, masih tetep suka. Cuma jarang bikin. Jarang banget malah. Soalnya ibu penjual sayur jarang bawa jamur. Biasanya ibu sayur cuma bawa diri sendiri *yaiyalah. hehe. Jadi wajarlah ya kalau aku kadang kangen gitu sama panganan yang berbahan jamur.

Alhamdulillah nih, kerinduan aku akan panganan yang berbahan jamur terobati juga. Yup, beberapa hari yang lalu Keripik Jamur Tiram Alfian mendarat di tangan aku. Yeayyy. Secara otomatis, langsung aja deh nih tangan ambil gunting trus buru buru buka bungkus Keripik Jamur Tiram Alfian yang dikemas dengan apik. Sret. Rancak bana. Langsung hap hap hap, sikaaattt, tandas (begini jadinya saat doyan dan lapar jadi satu, hehe).

Rasanya gimana ?. Enak donk ya. Kebetulan yang aku cicipin ini rasa balado. Dan rasa baladonya tentu saja terasa dilidah. Kriuk juga. Sedep dah.

Dan sekarang, sisa tinggak 1 bungkus. Rencananya mau aku pakek nanti sore. Kayaknya bakal hujan nih (dulunya pernah jadi pawang hujan, uhuy). Kan enak tuh. Menikmati hujan sambil nyemil Keripik Jamur Tiram Alfian. Kalau kalian suka jamur juga kan ?.

Kontrol Kondisi Kesehatan Si Kecil Setelah Kejang



3 hari setelah keluar dari rumah sakit, aku dan si ayah berencana untuk kontrol kesehatan si kecil ken ke dokter wahyu, spesialis anak. Namun karena hari itu merupakan hari siwelatri umat hindu selama 2 hari, maka rencana itu pun urung kami laksanakan. Lalu kami alihkan ke tanggal 11 Januari saja.

11 Januari datang juga. Kira kira pukul 19.30 WITA kami tiba di tempat praktek dr. Wahyu. Setelah mengambil nomor antrian, si ken diminta untuk berdiri di alat penimbang berat badan. Begitu si ken naik, si jarum pun bergerak menuju angka 15.5 kg. Alhamdulillah. Berat badan si ken kembali seperti semula. Seperti sebelum opname. Lalu dilanjutkan dengan mengukur suhu tubuh si ken. Alhamdulillah lagi, suhu tubuh si ken masuk dalam kisaran normal yakni 36 derajat celcius. Setelah itu, ....... si ken kabur. Loh. Minta pulang. Mungkin si ken masih keinget masa masa di rumah sakit kemarin. Ketemu jarum suntik, ketemu termometer, disuntik, diinfus, dan ketemu tampang emaknye yang abstrak. huhuhu. Mungkin begitu. Tapi berkat rayuan maut si ayah, si ken pun mau masuk ke dalam ruang periksa saat gilirannya tiba. Sebelum gilirannya tiba ?. Si ken keleleran di luar, nggak mau masuk.

Lagi lagi, di ruang periksa, si ken menolak tiduran di kasur sebentar untuk diperiksa. Jadi si ken diperiksa dalam posisi duduk. Itupun masih protes juga saat dr. Wahyu menempelkan stetoskop ke perut si ken. Hadeeehh.
"Sehat" begitu kata dr. Wahyu. Alhamdulillah.
Setelah itu, kami pun secara bergantian menanyakan daftar pertanyaan yang sudah kami siapkan di rumah.

Kami : "Di surat pengantar tersebut, ada keterangan bahwa suhu tubuh si ken saat kejang adalah 38.6 derajat celcius. Kenapa bisa begitu ya dokter ?. Biasanya kan, kejang baru datang saat suhu tubuh si kecil mencapai 40, 41 derajat celcius ?".
dr. Wahyu : "Setiap anak mempunyai ambang batas yang berbeda. Ada yang rendah ada yang tinggi. Kalau adek ken, memiliki ambang batas yang rendah yakni 38 derajat celcius. Jadi kalau di lain waktu, saat adek ken demam dan suhu tubuhnya 38 derajat celcius, maka berikan ia sirup anti kejang dan penurun panas. Sudah punya sirup anti kejang kan ?".
Kami mengangguk kompak.

Kami : "Jadi nggak apa apa ya dokter, dikasih anti kejang dan penurun panas berbarengan ?".
dr. Wahyu : "nggak apa apa, kan beda".

Kami : "Lalu pemberian obat anti kejang itu kapan dokter ?".
dr. Wahyu :"yang dikasih lewat pantat itu ?".
Kami mengangguk.
dr. Wahyu : "Kalau itu dikasih saat si kecil kejang, dimasukkan lewat pantat. Ini untuk mencegah kejang berlangsung lama. Karena kalau kejang berlangsung lama, maka semakin banyak sel sel saraf yang rusak dan bisa mengakibatkan sesuatu hal yang buruk, seperti cacat. Begitu ".

Kami : "Itu obat kejang yang dimasukkan lewat pantat itu yang dipakek yang mana dokter ?. karena si ken punya dua, ada yang 5 mg dan 10 mg ?".
dr. Wahyu : "Emmmm tadi berat badan adek kena, 15.5 kg ya, berarti kasih kira kira 7.5 mg saja. Jadi yang 10 mg itu, dibuang sedikit baru dimasukkan ke pantat. Setelah kejangnya berhenti, tetap harus dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk menghindari kejang berulang".

Kami : "Selain obat penurun panas, sirup anti kejang, dan obat kalau sudah kejang, apalagi yang perlu kami persiapkan di rumah dokter ?".
dr. Wahyu : "Termometer" kata dokter wahyu sembari tersenyum. Aku nyengir. Si ayah datar.

Kami : "Kalau KDS ini apa dokter ?".
dr. Wahyu : "Kejang demam sedikit. Jadi nih begitu adek kena demam, jangan ditunda-tunda untuk ngasih obat penurun panas lalu dikomprea dengan air hangat".

Kami : "Kalau faringitis akut ini apa dokter ?".
dr. Wahyu : "Radang tenggorokan, ini pemicu si kecil demam lalu kejang. Jangan dikasih terlalu banyak makan ciki ciki, coklat, dan sebagainya. Konsumsi air putih dan makanan yang bergizi. Apalagi saat cuaca panas ekstrim begini".
Kami mengangguk lagi. Sementara si ken, asyik memainkan mobil kecilnya di kasur tempat memeriksa pasien.
dr. Wahyu : "Tidak ada keluhan lagi ?".

Kami : "Masih ada dokter, pilek, kami kasih sirup yang biasanya kami kash ke ken sepertinya tidak berpengaruh apa apa dokter".
dr. Wahyu : "La bapak ibu kemarin waktu masih di rumah sakit bilang ke saya kalau biasa pakek obat iti, jadi ya saya resepkan obat itu. Nah sekarang saya resepkan puyer saja ya".

Kami : "Berarti ini, si ken sudah bisa kami ajak balik ke jawa ya dokter ?".
dr. Wahyu : "Ooo, bukan orang sini ?".

Kami : "iya, ke sini cuma liburan di rumah orang tua saja dokter".
dr. Wahyu : "Ooooo...begitu" kata dr. Wahyu dengan logat balinya yang kental.
dr. Wahyu : "Jadi kalau nanti nanti adek ken kejang, tapi mudah-mudahan nggak lagi, mudah-mudahan ini yang terakhir, saat membawa adek ken ke dokter atau rumah sakit, bapak ibu harus bilang kalau adek ken punya riwayat kejang, gitu ya".

Kami mengangguk lagi.

dr. Wahyu : "Ini saya resepkan sirup untuk daya tahan tubuh juga. Mudah mudahan adek ken sehat terus. Ingat ya pak buk, usahakan adek ken tidak kejang lagi sampai usia 5-6 tahun. Perhatikan asupan makanannya, dan siapkan termometer serta penurun panas dan diezepam untuk mencegah datangnya kejang lagi".

Kami mengangguk lagi. Setelah si ken berpamitan kepada dr. Wahyu dengan melakukan Hi-5 alias tos, kami pun lalu beranjak untuk menebus obat yang diresepkan dokter wahyu. Kemudian, cus, pulang ke rumah, Untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan kami bawa balik ke Jawa.

Semoga, kejang yang dialami si ken ini, adalah yang pertama dan terakhir. Semangat menjaga kesehatan si kecil ken semakin menggebu. Semoga dimudahkan dan diridhoi oleh-Nya. amin.
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...