Tiba-tiba, dari arah depan, nampak asap bergumul cukup pekat. Anak anak kecil berlarian saat asap tersebut mulai mendekat. Begitu juga dengan orang dewasa. Sementara aku yang berada cukup jauh, cukup bergidik melihat gumpalan asap tersebut.
Di tengah asap pekat tersebut, muncul sesosok yang bentuknya cukup aneh. Bagian muka berbentuk moncong panjang, sementara sisi kiri di bagian bawah nampak sesuatu yang panjang dan mirip dengan belalai gajah. Lamat lamat sosok itu pun muncul yang ternyata adalah petugas fogging. Aaaakkkkk..Kabooorrrrr. Selamatkan makanan *syelalu. hehe.
Iya, minggu kemarin, area rumah kontrakan aku mendapat giliran disambangi fogging. Cukup kaget sih. Karena tidak ada informasi yang jelas mengenai kapan kapannya pelaksanaan fogging. Jadi, wajar lah yah kalau aku jadi histeris syantik *pret, melihat petugas fogging yang datang tiba tiba mak bedundug gitu.
Sebenarnya aku kurang gimana gitu dengan pem-foggingan ini. Kurang sreg aja. Tapi ya mau gimana lagi, harus ikut suara terbanyak donk yak.
Fogging memang merupakan salah satu cara untuk memberantas nyamuk terutama nyamuk aides aigepty yang menyebabkan penyakit demam berdarah. Cara ini begitu populer di mata masyarakat. Karena fogging dianggap lebih ampuh dalam memberantas nyamuk dibanding dengan cara yang lain. Jadi banyak yang mengaggao bahwa jika sudah difogging maka tempat tinggal akan aman dan tak perlu repot bersih bersih lagi atau memasang obat nyamuk lagi.
Hal tersebut memang benar. Namun sampai kapankah efek fogging tersebut bekerja ?. Efek fogging hanya bekerja sampai dua hari dan hanya memberantas nyamuk-nyamuk dewasa serta cakupan areanya pun hanya sekitar radius 100 meter saja. Jadi tidak menutup kemungkinan, setelah efek fogging hilang, nyamuk akan kembali bermukim di tempat yang sudah di fogging tersebut.
Selain itu juga, pemberantasan nyamuk dengan fogging ini terkadang tidak dilakukan secara maksimal. Misalnya, fogging tidak dilakukan pada masa-masanya nyamuk berkembang biak yakni pada pukul 06.00-10.00. Kemudian, banyak tempat-tempat bermukimnya nyamuk seperti saluran limbah rumah tangga yang ada di depan rumah ditutup permanent oleh si pemilik rumah. Sementara area-area di dalam rumah yang berpotensi menjadi tempat bermukimnya nyamuk malah hanya mencicipi asap fogging saja karena si pemiliki rumah menutup rumahnya rapat-rapat untuk menghalau asap fogging. Kalau seperti ini apakah fogging mampu memberantas nyamuk aides aigepty.
Jawabannya adalah tidak. Tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, alangkah baiknya apabila memberantas nyamuk tidak hanya mengandalkan fogging saja, akan tetapi juga harus diiringi dengan melakukan gotong royong secara rutin membersihkan saluran limbah rumah tangga serta menggencarkan aksi 3M, menguras, mengubur, menutup. Apabila hal ini benar-benar kita lakukan, maka kita tidak lagi membutuhkan fogging. Dengan begitu, kita bisa aman dari terpapar asap fogging dan serbuan nyamuk aides aigepty.