Sumber Gambar : Hijup.com |
Utamakan Bahan Berkualitas Demi Kenyamanan Busana
Pengalamanku Menggunakan Cetaphil Gentle Skin Cleanser
- Kulit memerah
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Kulit tidak elastis
- Kulit kerut (Penuaan Dini)
- Kulit wajahku terasa lembab sehingga terhindar dari yang namanya kulit dehidrasi.
- Kulitku juga terasa lentur dan kenyal seperti kulit bayi.
- Aman untuk kulitku yang berjenis kulit kombinasi. Aman di bagian area jenis kulit berminyak dan juga aman di bagian area jenis kulit normal.
- Memudahkan bagiku dalam merawat kulit wajahku yang merupakan jenis kulit kombinasi, Sebab cukup ribet merawat jenis kulit kombinasi.
- Cara pemakaiannya juga amat praktis. Jika sedang sibuk banget nih, aku bisa memilih cara penggunaan yang kedua. Dan kalau agak senggang, aku bisa memilih cara yang pertama.
- Mendapat tanggapan positif dari yang memandang. Bersih, tidak kusam, apalagi kucel.
3 Hawa Nafsu yang Harus Dihadapi Ibu yang Memiliki Balita
Secara sederhana puasa itu berarti menahan hawa nafsu. Berupa nafsu makan, minum, marah, dendam, mencuri, korupsi dan sebagainya. Sekilas memang nampak mudah. Hanya 'menahan' saja. Tapi apabila kata menahan ditemani dengan hawa nafsu, beuuggghh, nyonyor nyonyor dah. Sebab tidak akan terasa mudah. Apalagi untuk orang yang sudah terbiasa berkubang dengan hawa nafsu macam aku ini. Eit tunggu dulu, aku berkubang bukan di hawa nafsu bagian dendam, mencuri, apalagi korupsi. Melainkan berkubang di hawa nafsu yang mungkin juga dialami oleh ibu-ibu lain yang memiliki balita seperti aku ini. Apakah ituuuuuu ?.
1. Nafsu makan
Entah dari mana asalnya, semenjak punya anak, nafsu makanku rasanya begitu menggelora *aseg*. Padahal dulu nih waktu masih gadis kinyis-kinyis *pret*, aku tu nggak akan makan kalau nggak sampek lapar banget. La sekarang ? Apa saja aku embat. Hahaha. Kalau si ken nggak mau ngabisin makanannya, aku yang ngabisin. Kalau si ayah nggak habis juga, aku yang ngabisin. Kalau makananku yang nggak habis ? eemmmm... itu merupakan suatu hal yang mustahil. Hahahaha.
Memiliki kebiasaan seperti ini, yang terlahir dari nafsu makan yang membara *halah*, tentu saja berdampak di bulan suci Ramadhan ini. Apalagi bagi ibu yang memiliki balita.
Masuk di usia balita memang anak sudah memiliki banyak kemampuan Salah satunya adalah mampu makan sendiri. Si kecil ken juga sudah bisa makan sendiri. Tapi ya gitu, makannya lamaaaaaakkkkk dan blonteng-blonteng. Selain itu, ia juga tidak akan mau makan sendiri kalau bukan makanan kesukaannya. Kalau sudah begini, mau nggak mau, si mamak harus turun tangan donk yak. Meskipun aku sedang puasa. Meskipun nantinya aku bakal nelen ludah. Bahkan bisa berkali-kali nelen ludah kalau menu makanan si ken adalah menu kesukaanku juga. Bahahaha.
Nyebut mak nyebut. Tahan nafsu makan mak. Puasa puasa.
Eh iya
Astaghfirullahal'adzim.
2. Nafsu minum
Tak dapat dipungkiri, puasa zaman sekarang lebih susah daripada puasa di zaman dulu. Terutama apabila dilihat dari suasana alamnya. Mulai dari cuaca, udara, angin, dan sebagainya.
Kalau dulu, zaman aku masih kecil mungil imut dan lucu *glodak*, suasana alamnya enak banget. Cuaca bersahabat dan nggak pernah bertindak ekstrim seperti sekarang. Bentar panas, bentar hujan. Selain itu juga zaman dulu, udara masih seger. Stok angin juga banyak. Karena masih banyak pohon dimana-mana. Seger semriwing. Jadi terhindar banget dari yang namanya kepanasan. Kalau sekarang ? beuuuggghhhh, fanas. Bahkan bersembunyi di dalam rumah pun, tak mampu mengusir hawa panas. Kalau sudah kepanasan, maka selanjutnya yang akan hadir adalah ngelak i sasi alias haus banget.
Selain karena panas yang bikin haus, ada lagi hal yang bisa banget menghadirkan haus. Yakni nemenin si balita main, nyanyi, joget-joget. Hhhhhhh. Sudah rasanya panas, eee disuruh ikut nyanyi sambil joget pula. Itu kan bikin hot hot pop banget rasanya. Mengundang hasrat (nafsu) untuk minum. Hadeeehhh. Kalau sudah begini mah aku hanya bisa tiduran di lantai sambil ngelihatin teko yang penuh terisi air. *Glek*.
Nyebut mak nyebut. Tahan nafsu minum. Puasa puasa.
Iya iya
Astaghfirullahal'adzim.
3. Nafsu ngomel
Hampir sebagian besar wanita punya bakat ini. Yang membedakan hanya kadarnya saja. Ada yang ngomel hanya sepatah dua patah kata saja, dan ada juga yang sampai menggunakan ribuan kata. Tetet towet tetet towet duar duar.
Sebagai seorang ibu yang memiliki balita, ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya bakat terpendamku tersebut. Seperti saat si kecil menhambur-hamburkan mainannya lagi, padahal sudah aku tata rapi. Atau saat si kecil membagi-bagikan makanannya ke semut, padahal aku sudah membersihkan lantai hingga mengepel lantai demi menghindari semut datang, dan sebagainya.
Nah untuk mengerem hasrat ngomelku tersebut, aku menanamkan betul pemahaman soal ini, bahwa namanya juga balita. Yang mana pada usia tersebut memang masa-masa bagi mereka untuk bermain dan bereskplorasi. Jadi ya berbekal pemahaman itu, kalau si ken begitu di hari-hari biasa, aku memilih untuk membiarkannya saja. Nanti kalau sudah selesai baru aku bersihkan lagi. Toh tenaga juga masih full. Tenaga habis tinggal diisi nasi sepiring aja.
La kalau bulan Ramadhan gimana, kan kudu hemat tenaga tuh, tenaga habis nggak bisa dicharge langsung kan ?. Sama. Aku biarkan saja. Nanti kalau sudah buka puasa, baru aku bersihkan. Kalau ada semut ? yaaa disapu bagian yang ada semutnya aja. Dan satu lagi memperbanyak istighfar.
Cieeee...sudah sadar nih ceritanye. Cieeeeee.
Iyah, sadar.
Jama'aaahhh oooo jama'ah
alhamdu...lillaaaahhh.
Yup, cukup 3 hawa nafsu saja yang harus dihadapi oleh ibu yang memiliki balita seperti aku ini. Kalau kalian gimana ? Hawa nafsu apa yang paling sering kalian alami dan yang harus kalian hadapi ?. Share dimari yak. Sekalian solusi ngadepinnya juga boleh. Matur nuwun :D
Do'a Ketika Mendekati Waktu Datangnya Haidh di Bulan Ramadhan
Wanita itu punya hari-hari istimewa. Yang mana jika hari itu tiba, wanita akan berubah. Ada yang tetap berhasil menjadi diri sendiri, ada yang berubah jadi pemain iklan diare (mringis terus, megang perut, karena dilepen), dan ada pula yang berubah menjadi kak ros 'setajam silet' atau kak ros 'upin ipin'. Nah kalau aku berubah jadi maknyonyor aja. Hahaha. Dilepen, emosi tidak karuan, wajah nampak kucel, semua itu adalah teman setia para wanita saat didatangi hari istimewa atau yang familiar di sebut dengan haidh.
Datangnya hari haidh tiap wanita itu berbeda-beda. Ada yang datangnya suka-suka (haidh tidak teratur). Dan ada juga yang datang sesuai jadwal yakni 1 bulan sekali, 2 bulan sekali, bahkan juga ada yang 6 bulan sekali.
What ?! 6 bulan sekali ?.
Iyup, 6 bulan sekali. Temenku dulu ada yang begitu. Haidh setiap 6 bulan sekali. Kata temenku itu, ia jarang bolong puasa Ramadhan karena haidh. Bisa dihitung jari malah. Duuuhhh enaknyoooo. Ia nggak bakal sering dilanda rasa sumargalau donk kalau haidh mau datang. Nggak kayak aku nih. Dikit-dikit galau. Dikit-dikit gejong alias gak jelas. Apalagi bulan puasa begini. 'Kegejonganku' semakin menjadi.
Salah satunya yaitu do'a yang aku panjatkan di beberapa hari menjelang haidh tiba. Apa do'anya cobak ?.
"Mudah-mudahan si haidh datang malam hari aja, habis tarawih gitu, atau pas makan sahur. Mudah-mudahan haidh nggak datang pas dzuhur, atau ashar, bahkan di detik-detik adzan maghrib. Jangan sampek deh pas masuk waktu maghrib. Jangaaannn. Amiiinnnnnn" begitulah do'a yang aku panjatkan. Nggak jelas kan ? hahahaha.
Asli, rasanya didatengi haidh pas detik-detik menjelang buka puasa itu nggak enak. Kayak orang lagi seru-serunya nonton bola, trus pas si jagoan mau masukin ke gawang lawan, tiba-tiba lampu mati. Noh. Makgedubrak banget kan. Seharusnya semangat menjalankan puasa di hari itu ditutup dengan sesuatu yang manis. Eee malah ditutup dengan si haidh. Utang puasa mulai dihitung waktu itu.
Dulu, demi berusaha mensukseskan do'aku tersebut, aku melakukan satu usaha yakni nggak pergi ke kamar mandi di detik-detik menjelang maghrib. Biar nggak tahu kalau si haidh datang, meskipun ia sudah menunjukkan kemunculannya. Kan katanya kalau tidak tahu, tidak apa-apa. Aku dulu berpikir seperti itu. Lah sekarang gimana ? masih begitu ? Ya Nggaklah yah. Plis deh. Itu mah pendapat waktu masih abegong. Karena tahu itu nggak hanya sebatas tahu secara nyata, tapi merasa juga. Sedangkan datang tidaknya haid juga bisa dirasakan. Jadi pendapatku waktu masih abegong dulu bener-bener nggak jelas. Wkwkwkwk.
Tapi alhamdulillah, Ramadhan ini do'a ku di atas terkabul. Si haidh nggak mendatangiku di siang hari, ashar, atau detik detik menjelang buka. Tapi datang pas makan sahur. Cucok kan.
Nah kalian pernah ngalamin hal itu nggak ? si haidh datang menjelang dtik-detik buka puasa ?. Cerita cerita yuk, pasti seru nih cerita kalian.
Dapatkan Kerudung Segi Empat Modis dari ALLURA di HijUp
Imam Tarawih Idaman Makmum
Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan di bulan Ramadhan. Bisa dilakukan di masjid, musala, atau di rumah. Terserah. Mau dimanapun tempatnya, yang penting tetep ngelaksanain sholat tarawih. Betul begitu saudara saudari ? *krikkrikkrik*.
Nah kalau soal melaksanakan tarawih di rumah atau di masjid, aku sama si ayah ken lebih memilih sholat tarawih di masjid. Alasannya adalah Kalau sholat tarawih di masjid rasanya beda. Nikmaaatt banget rasanya bisa melaksanakan sholat tarawih rame-rame alias berjamaah. Lebih semangat gitu. Hawanya juga lebih syahdu ya. Pada saat sholat terawih berlangsung yang terdengar hanya suara imam. Kadang juga terdengar suara makmum yang membaca surat fatihah dengan cara berbisik. Dan sekali-kali juga terdengar suara kicauan anak kecil yang sedang menunggu ibunya sholat.
Beda jauh kalau sholat tarawih di rumah. Suasananya kurang syahdu. Apalagi kalau tinggal di perumahan. Banyak abang-abang jajan seliweran depan rumah. Mulai dari suara ting ting ting abang bakso, sampek suara tong tong abang nasi goreng. Kadang juga ada suara nguuuiiiiiiinnngggg yang berasal dari bambu uap kecil milik abang jajan putu, dan kadang ada juga suara-suara yang berbunyi : "kacang kacang, jagung manis" atau suara "tenonet tenonet tenonenonet" dan lain sebagainya. Suara-suara yang begini nih, aseli, bener-bener membuat ngilerrrrr. Hhhhhhh. Sholat tarawih jadi nggak konsen deh. Kecuali kalau sholatnya malem, mungkin bisa konsentrasi atau lebih mudah khusu'.
Kemudian alasan kedua, kami memilih sholat tarawih di masjid adalah karena ada imam juga bilalnya. Enak aja gitu. Jadi bisa fokus sama sholat tarawihnya. Bukan pada jumlah rakaat atau surat apa yang harus dibaca selanjutnya dan sholawat apa yang diucapkan selanjutnya. Nah apalagi kalau imam sholat tarawihnya tuh 'idaman' para makmum. Sholat bakal tambah manteb. InsyaAllah.
Sebelumnya, kata idaman di atas, bukan menjurus ke hal-hal fisik donk ya. Apalagi menjurus ke soal rasa. No besar. NO. Tapi kata idaman yang aku maksud di sini adalah seperti di bawah ini. Yuk cus yuk :
● Mengerti makmum
Makmum yang sholat tarawih di masjid terdiri dari berbagai macam warna. Salah satu warna tersebut adalah usia makmum. Ada yang lansia, dewasa, remaja, abg, juga nakkanak. Setiap usia pasti memiliki kemampuan masing-masing. Termasuk dalam hal seberapa mampu untuk berdiri lama, atau sujud ketika sedang sholat.
Dalam hal ini, imam memegang peran penting. Imam harus memahami betul para makmumnya. Jangan sampek ada kejadian, si mbah tiba-tiba menyandarkan tubuhnya di dinding masjid, atau kejadian para bocah yang lirik kanan lirik kiri serong kanan serong kiri gegara posisi berdiri dalam sholat yang terlalu lama. Atau juga jangan sampek ada kejadian para makmum menggos-menggos alias ngos-ngosan setelah sholat selesai gegara mengikuti gerakan imam yang super kilat.
Lalu seperti apa donk imam yang mengerti makmumnya. Menurutku ya yang sedang-sedang aja sih. Nggak lama dan nggak cepet banget.
● Fasih
Ini menurutku penting banget. Imam kudu paham betul dengan tajwid. Kalau nggak, duuuuuhhh, makmum gagal khusu'. Malah jadi ngerundel. Aku pernah mengalami hal itu. Dan asli sukses bikin aku susah khusu'. Bawaanya pengen benerin bacaan si imam.
● Suaranya merdu
Sebenarnya, dengan memenuhi dua poin di atas saja, menurutku, seorang imam sudah dikatakan sebagai imam idaman para makmum. Jadi poin ini, hanya sebagai poin tambahan saja. Namun meskipun tambahan, poin ini juga penting loh. Karena kemerduan suara imam dapat mengantarkan para makmum menuju gelombang yang bernama rileks dan rasanya tenang gitu. Hal ini bisa mempermudah makmum untuk khusu' dalam sholat.
Nah itulah beberapa poin imam tarawih idaman para makmum versi aku. Kalau kalian gimana nih ? Sama seperti aku atau ada ide lain. Monggo di share yak. Makasiiihhh. :D
Menu Sahur Paling Enak Sedunia
21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin
Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...
-
Sore itu, beberapa jam sebelum tiba masa aku melahirkan, aku masih jalan-jalan naik motor. Bersama dengan anakku, ken, juga suami. Di teng...
-
Tahun pemilu sudah dimulai. Perhatian masyarakat tertuju pada bakal calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh para partai. Ten...
-
Mamis, Rasanya agak gimana gitu kan ya, pas kita lagi semangat menggebu ingin bikin rumah jadi kinclong ngecling, ingin ngepel sebener...