Bakpia Pathok, Bakpia Paling Enak di Dunia

Bakpia Pathok, Bakpia Paling Enak di Dunia - "Turuti ae lo le, ben anakmu ora ngileran (turuti saja nak, biar anak kamu nggak sering ngiler nanti)" kata emak mertua kepada suami. 
"La wong cuma Bakpia Pathok rasa kacang ijo ae lo le, gak angel to ? gak aneh-aneh. Turuti ae (Cuma bakpia pathok rasa kacang hijau saja kan ? tidak susah kan ? Tidak aneh juga kan ? Jadi turuti saja)" lanjut emak mertua. 
"Ngge mak, mboten angel, mboten aneh-aneh, tapi adoh e ora uman (Tidak mak, tidak susah, tidak aneh, cuma jauh sekali)" jawab suami. 
"La ndek ndi to? (Dimana ?)".
"Jogja".

Toweweweng

Kejadian itu terjadi saat aku hamil dulu. Waktu itu aku ngidam Bakpia Phatok Rasa Kacang Hijau yang ada di Jogja. Pengen banget. Saking pengennya, sampek terbayang-bayang trus bagaimana enaknya rasa Bakpia Pathok Jogja. Kacang hijaunya benar-benar terasa. Teksturnya lembut. Kulit luar bakpianya krispy. Proporsi antara kulit dan isian kacang hijaunya juga pas. Tidak didominasi sama kulitnya. Lebih banyak kacang hijaunya. Enaakkk. Apalagi kalau dimakan hangat-hangat. Emmm...Yummy. Super Yummy. Hahayyyy.

Ngidam Bakpia Pathok Jogja waktu hamil bocah endut ini.
Pipinya, mentul-mentul, mirip bakpia pathok, hahayy
Pernah nih, suami menawarkan bakpia rasa kacang hijau yang ia beli di toko kue dekat rumah. Aku pun mencoba bakpia tersebut. Dan rasanya jauh dari Bakpia Pathok Jogja. Di lain hari, suami kembali membawakan bakpia rasa kacang hijau yang katanya ia beli di toko kue di kota tetangga. Aku makan langsung donk, dan rasanya, juga beda. Terus begitu, berkali-kali, tapi belum ketemu juga rasa bakpia yang seperti Bakpia Pathok Jogja.

Melihat usaha suami yang wara wiri kesana kemari untuk mencari bakpia yang rasanya seperti Bakpia Pathok Jogja. Aku merasa tak tega. Jadi aku pun memutuskan untuk mengubur ngidam dalam-dalam. 
"Sudah, nggak apa-apa, aku sudah nggak pengen lagi koq". 
"Nggak apa-apa, nanti mas usahain lagi, kalau belum nemu juga, akhir bulan ini, mas mau izin libur ngajar, trus langsung pergi ke Jogja" begitu jawaban suami. 
Mendengar jawaban suami, sontak membuatku terharu. Love you full. 

Mendekati akhir bulan, aku belum juga menemukan rasa bakpia yang seperti Bakpia Pathok Jogja. Tapi, aku dan suami sudah menemukan solusi yang mantab dan cihuy. Yakni nitip beli, minta tolong sama anak tetangga yang kebetulan mau rekreasi ke Jogja. Alhamdulillah. Akhirnyaaa, ngidamku terobati juga. Menikmati Bakpia Pathok Jogja yang rasanya paling enak di dunia, lain dari yang lain dan super yummy.

Kalau ingat kejadian tersebut, rasanya ya kudu ngguyu (lucu), senang, ya terharu juga. Nggak bakal lupa.Terutama dengan pesan yang diucapkan suami saat Bakpia Pathok Jogja sudah ditanganku. "Besok, kalau hamil lagi, jangan ngidam makanan khas daerah lain ya, jauh". Hahaha. 

Tapi sekarang, sepertinya, aturan ngidam yang dibuat suami dulu sudah tidak berlaku lagi. Karena, kalau nanti aku ngidam makanan khas daerah lain, suami tidak lagi harus pergi ke daerah tempat makanan tersebut berada, melainkan cukup dengan membuka smartphone, lalu ketik kalimat "Galeri Kuliner Lokal Indonesia blibli.com" di Google, maka akan muncul aneka macam kuliner Indonesia. Seperti ini.

Kalau bakpia pathok, ada nggak ? Ada donk. Nih.

Enak kan ? Mantab kan ? Ho oh. Sekarang kita bisa menikmati aneka kuliner tanah air kapanpun dan dimanapun kita berada. Berkat blibli.com. : ).


Trus trus, kalau pengen yang lainnya gimana ? Selain dari kuliner gitu ? Misal kaos Damn I Love Indonesia, atau produk kriya daerah lain gitu ? Kira-kira ada nggak ya di blibli.com ? Jawabannya adalah ADA. Blibli.com menjual semua produk 100% asli Indonesia. Yup, Produk 100% Asli Indonesia, Produk Kreatif 100% Indonesia yang mendunia ada di blibli.com.



Blibli.com adalah salah satu e-commerce yang menjual produk kreatif 100% asli Indonesia. Ini merupakan bentuk dukungan blibli.com terhadap program yang dimiliki oleh Kemenpar yakni Penyebaran Produk Kreatif buatan anak negeri, Produk kreatif 100% Indonesia yang mendunia.

Berbagai produk asli Indonesia dapat dilihat di katalog blibli.com, tepatnya di bagian Galeri Indonesia. Saat menuju ke Galeri Indonesia di blibli.com , kita langsung disambut dengan berbagai produk asli Indonesia. JEBRET.

Dari situ, bisa dibilang, produk asli Indonesia di blibli.com nih, amat lengkap. Fashion ? Ada, Hasil bumi ? Ada. Destinasi wisata ? Juga ada.  Komplit. Jadi ya tunggu apa lagiiii, cus langsung pilih-pilih lalu beli deh. Yuk.

Eit tunggu-tunggu, emangnya sudah yakin nih mau beli produk asli Indonesia di blibli.com ? Nggak ragu ? Nggak dicek and ricek dulu kah ? Terpercaya nggak sih ? Nggak tipu-tipu kan ?.

Ow ow ow. Tentu saja tidak. Tidak ada keraguan sedikitpun ya. Karena e karena aku sudah sering belanja di blibli.com. Dan nggak pernah ditipu. Sama sekali. Jadi blibli.com TERPERCAYA.

Selain terpercaya, ada lagi nih keunggulan belanja di blibli.com.
1. Cicilan 0 %
2. Gratis pengiriman
3. Beragam cara pembayaran
Yup, selain beragam juga memudahkan.


4. Kualitas oke.

Selain 4 hal di atas, ada keunggulan lain nih yang aku rasakan. Yakni saat komplain barang yang rusak. Blibli.com langsung melayani komplain tersebut dan mantabnya lagi nih, tidak dikenakan biaya saat aku mengembalikan barang yang rusak tersebut ke marchant-nya. Cihuy kan ?.

Hadirnya Galeri Indonesia di blibli.com ini, bagi ku, laksana angin segar. Seneng banget. Jadi sekarang, kalau aku pengen kuliner lokal Indonesia, atau pengen pakai kaos Damn I Love Indonesia, dan lain sebagainya. Tak perlu berkunjung langsung ke tempat dimana produk tersebut berada. Atau ngempet alias memendam keinginan dalam-dalam. Karena aku tinggal ke Galeri Indonesia yang ada di Toko Online Blibli.com saja. Yihaaa.

Referensi :
www.kemenpar.go.id

Bapak Kurir JNE

Alhamdulillah, hari ini, aku bisa pulang ke rumah lebih awal. Sebab dosen yang mengisi jam terakhir, berhalangan hadir. Happy donk yak ? Iyelaahhh. Secara kan, aku bisa segera ketemu dan main sama si kecil dan nggak bakal kehujanan. Soalnya, langit kelabu sedari perginya subuh.

Seperti biasa, aku pulang ke rumah dengan mengendarai angkutan umum bernama bis. Sambil menunggu bis berangkat yang berarti harus menunggu penumpang penuh dulu alais nge-tem. Kulayangkan pandangan ke luar. Nampak orang-orang berlarian seraya menundukkan kepala. Ada juga yang menutup kepala dengan tas atau tangan mereka. Emmm... hujan sudah turun rupanya.

Hujan menderas. Pelataran parkir bis yang semula ramai, kini hanya menyisakan segelintir orang saja. Mereka adalah orang-orang yang mencari rejeki. Mereka tetap bekerja meski hujan tak menunjukkan tanda-tanda reda. Ah mereka, mereka mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang tak kalah gigih dari mereka. Dan orang itu adalah si bapak kurir JNE.

Sudah berlalu cukup lama. Kira-kira dua tahun yang lalu. Tapi aku masih ingat banget dengan peristiwa itu. Berkesanlah yah. Peristiwa itu adalah peristiwa saat bapak kurir JNE mengantarkan paket untukku.

Lebay ? Nggak. Aku nggak lebay. Kalau teman-teman diposisiku saat itu pasti juga terharu dengan apa yang dilakukan bapak kurir JNE. Beneran. La gimana nggak terharu cobak. Bapak kurir JNE nganterin paket ke rumah dalam kondisi hujat lebat. Tuh bayangin cobak.

Waktu itu aku sempat mengutarakan pertanyaan seperti ini kepada bapak kurir JNE : 
"Bapak, koq mboten dianter benjeng mawon pak, benjeng kan saget ?".
(Bapak, kenapa tidak dianter besok saja, besok kan bisa ?).

"Mboten mbak, sak niki mawon, biar cepet selese. Banyak paket soale mbak di kantor"
(Nggak mbak, sekarang saja, biar cepat selesai, Karena di kantor ada banyak paket yang datang).

"Oooo..."
"Oya iku mbk, paketane, sampean perikso ngge. Dibuntel (bungkus) pakai kresek ini biar ndak basah".
Aku lalu memperhatikan paket berbungkus kresek warna biru di tanganku. Kukelilingi. Nihil. Tak ada kerusakan. Jadi pikirku, pasti paket di dalamnya aman. (Dan setelah aku buka, memang aman).
"Mboten enten yang rusak koq pak" ujarku.
(Nggak ada yang rusak koq pak).

"Ngge pon, tanda tangan di sini mbak". 
Si bapak kurir jne menyodorkan selembar kertas kepadaku berikut dengan pulpennya. Set set set. Selesai.

"Sudah pak, matur nuwun ngge pak".
"Ngge mbk, sama-sama" ujar si bapak lalu menstarter motornya yang membawa dua kantong besar yang dibungkus dengan plastik besar. Dan lalu cus hilang dibelokan.

Jujur, seumur hidup aku nih, itu adalah kali pertama aku melihat petugas jasa pengiriman paket yang mau mengantarkan paket saat hujan begitu lebat. Sungguh. Itulah alasan yang membuatku terkesan. Meskipun peristiwa tersebut sudah berlangsung dua tahun yang lalu. Tapi nggak bakal lupa. Pokoknya mah aku salut dengan kinerja kurir JNE. Mengutip sedikit lirik lagu Ada Band.
Walau badai menghadang...

Tentu ingat kan selalu ...
Budal, anter paketan.


Hubunganku dengan JNE tak sampai di peristiwa itu saja donk ya. Terus berlanjut donk. Kirim-kirim paket untuk keluarga di Bali atau sebaliknya juga pakai JNE koq. Aku pernah dikirimin kamera sama adek dan pakai jasa JNE. Kotak yang didalamnya ada kamera tersebut, dikemas lagi oleh JNE. Sehingga jadi lebih safety. Oya, diasuransiin juga loh. Jadi alhmdulillah tu kamera sampai ke tanganku tanpa kurang suatu apa pun. Hahay.

Nah, selain kinerja kurir JNE yang oke punya, juga pelayanannya yang cihuy abis, ada lagi nih keunggulan dari JNE. Yakniiiii....
Taraaaaa....
Yup tanggal 26-27 November 2016 kemarin, JNE menyelenggarakan Hari Bebas Ongkos Kirim loh. Dalam rangka ulang tahun JNE ke-26. Informasi mengenai HARBOKIR dapat dibaca di sini: HARBOKIR (HARI BEBAS ONGKOS KIRIM) . Kece kaaannn ? ho oh.

Nah, melihat Kinerja kurir JNE yang top markotop, pelayanan yang oke punya, dan program-program yang menggoda seperti Harbokir itu, membuat aku optimis bahwa JNE akan makin dan selalu jaya. Aku yakin sayap JNE Express akan semakin melebar hingga ke pelosok negeri bahkan mungkin bisa sampai ke luar negeri. Amin.

Jadi itulah cerita tentang seseorang yang inspiratif bagi aku, juga cerita baik bersama JNE. Kalian punya cerita dengan JNE juga kan ? Boleh donk share dimari. Monggo yak. 

5 Fakta Bendera Merah Putih yang Belum Semua Orang Tahu

Sumber gambar : national geographic

Sejak kita lahir dan mulai mengenal warna, orang tua kita sudah mengenalkan warna bendera kebanggaan negeri kita. Saat di bangku sekolah pun, guru-guru kita tak pernah menyerah menanamkan nilai-nilai sang Merah Putih. Bendera yang menjadi lambang dan simbol perjuangan tanpa akhir dari para pejuang di masa lalu. Bendera Merah Putih adalah bukti bahwa tumpahan darah dan tetesan air mata pejuang kita tidak percuma. Bendera yang kita kenal saat ini merupakan hasil dari pemikiran mendalam dari para pendiri negeri ini.

Sang Saka Merah Putih pertama kali dikibarkan pada saat pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Dahulu sebutan Sang Saka Merah Putih hanya ditujukan kepada bendera pusaka, namun saat ini sebutan tersebut sudah dapat digunakan untuk pemakaian bendera secara umum. Makna filosofis dari warna bendera kita ini adalah keberanian (merah) dan kesucian (putih).  Melambangkan raga dan jiwa manusia yang saling menyempurnakan dan melengkapi satu sama lain untuk menjadikan Indonesia negara terbaik di dunia.


Bagi kita yang bukan pelaku sejarah, tentu banyak fakta yang tidak kita tahu berkaitandengan Sang Saka Merah Putih. Dan berikut adalah 5 fakta yang belum semua orang tahu mengenai bendera Merah Putih:
  • Jahitan tangan.
Bendera pusaka kita adalah murni hasil karya tangan Ibu Negara pertama kita Ibu Fatmawati. Kerabat dekat dari Ibu Fatmawati menceritakan bahwa Ibu Fatmawati menyatukan 2 bahan kain merah dan putih hanya dengan benang dan jarum jahit saja.
  • Menjahit tengah malam.
Ibu Fatmawati menjahit bendera pusaka dalam keadaan yang amat sulit. Ibu Fatmawati menjahit bendera tersebut setelah kepulangan Presiden Soekarno dari Rengansdengklok pada tanggal 15 Agustus 1945 tengah malam, lalu menyiapkan proklamasi untuk tanggal 17 Agustus 1945.
  • Bahan wol.
Bendera pusaka yang dikibarkanpertama kali pada 17 Agustus 1945 berbahan dasar kain wol. Bahan kain tersebut merupakan hadiah dari seorang petinggi militer Inggris kepada keluarga Ibu Fatmawati. Bengkulu, daerah asal Ibu Fatmawati, merupakan daerah kekuasaan Inggris hingga akhirnya ditukar dengan Singapura oleh Belanda pada awal abad 19.
  • 32 tahun berkibar.
Bendera pusaka karya Ibu Fatmawati dikibarkan hanya selama 32 tahun, itu pun hanya pada upacara kemerdekaan di Istana Negara. Karena kondisi bendera pusaka yang semakin tidak memungkinkan, maka pada tahun 1969 Pemerintah memutuskan untuk tidak mengibarkan bendera pusaka dan tugasnya hanya mendampingi bendera replika ketika pengibaran.
  • Sobek pada beberapa bagian.
Saat ini, bendera pusaka memiliki beberapa bagian yang sobek. Pada ujung merah terdapat robekan sebesar 15x47 cm, sedangkan pada bagian putih sobek sebesar 12x42 cm. Dan pada beberapa bagian berlubang yang dikarenakan serangga dan jamur.

Sang Saka Merah Putih merupakan lambang negara, sehingga penggunaan dan perlakuannya pun diatur oleh negara dalam undang-undang dan peraturan. Seperti bahan yang digunakan untuk membuat bendera haruslah bahan yang tidak luntur dan dengan ukuran yang sudah ditentukan. Pengibaran dilakukan sejak matahari terbit hingga terbenam, atau dalam keadaan tertentu dilakukan pada malam hari.

Tentu saja sebagai lambang yang mewakili ratusan juta warga negara Indonesia, bendera Merah Putih patut mendapat penghormatan yang setinggi-tingginya, di junjung dengan sebaik-baiknya. Segala bentuk penghinaan terhadap bendera berarti merendahkan bangsa yang besar ini, dan kita sebagai bangsa patutlah membela nya hingga tetes darah penghabisan. Merdeka!
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

About Me

Halo Assalamu'alaikum, Aku Inda, guru tk. Aku  ibu dari dua bocil, ken dan yumna, yang suka menulis, suka kulineran, jalan-jalan...