Apa Itu Covid-19?



Pertama kali aku 'ngeh' soal covid 19 ini dari berita-berita di tv yang mengabarkan sebuah daerah tengah diserang covid-19. Daerah tersebut yakni Wuhan Cina. Dari awal 'ngeh' aku sudah baper dengan virus ini, secara penyebaran virus ini di wuhan bisa dibilang massive. Saking bapernya, sontak aku komat kamit melantunkan do'a dan harap semoga covid-19 nggak nyampek di sini, di Indonesia ini. Karena apa? Sederhana saja, nggak mau ngalamin seperti yang dialami masyarakat Wuhan dimana puluhan hingga ratusan orang jatuh sakit dalam satu waktu karena terkena virus ini. Fakta ini menunjukkan bahwa virus ini nggak boleh dianggap remeh.

Lalu, beberapa waktu kemudian, beberapa negara mengkonfirmasi bahwa covid 19 sudah sampai di negeri mereka. Sama, mulai dari puluhan lalu ratusan orang jatuh sakit dalam satu waktu.
'Buset  dah, dahsyat bener ni virus, apa sih covid-19 itu?" Gumamku dalam hati.

Penasaran aku pun mencari informasi terkait covid 19 ini.

Apa itu Covid-19?

Dari website www.who.int dijelaskan,

Penyakit Covid-19 ini merupakan jenis coronavirus yang baru ditemukan. Coronavirus ini sendiri adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Kemudian, covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

Gejala-gejala Covid-19
1. Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering.
2. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare.
3. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.

Cara Covid-19 menyebar,
1. Penularan covid-19 berasal dari orang lain yang terjangkit virus ini.
2. Jika orang yang terjangkit COVID-19 tersebut batuk atau mengeluarkan napas dan tidak menggunakan penutup atau masker maka sudah pasti ada percikan-percikan yang keluar lalu menempel di benda-benda atau permukaan-permukaan atau bahkan terkena orang yang sebelumnya tidak terjangkit.
3. Lalu, jika orang yang tidak terjangkit memegang benda-benda atau permukaan-permukaan yang sudah terkena percikan-percikan batuk orang yang terjangkit covid-19 lalu orang tersebut menyentuh hidung, mata atau mulut maka orang tersebut dapat menjadi yang terjangkit covid-19.
4. Orang yang terkena percikan secara langsung dari orang yang terjangkit covid-19 juga berpeluang ikut terjangkit covid-19.

Itulah sekilas mengenai covid-19.

Nah, aku masih ingat, waktu awal munculnya virus ini, informasi soal covid-19 masih belum sejelas dan sedetail sekarang. Karena awal-awal lebih banyak membahas soal dimana virus ini berasal yakni dari pasar wuhan, virus dibawa oleh kelelewar,  kebiasaan makan orang wuhan yang mengkonsumsi hewan-hewan ekstrim dan sebagainya. Selain itu juga, muncul broadcast-broadcast atau postingan-postingan di media-media sosial mengenai kemungkinan virus ini tiba di sini. Ada banyak seingatku broadcast-broadcast yang begitu. Sebagian besar yang aku temuin malah seperti meremehkan virus covid 19, katanya virus covid 19 nggak bakal ke sini, karena blablabla dan sebagainya. Faktanya sampai juga ni virus ke sini. Hiks. Ya mau gimana lagi, nasi sudah jadi bubur. Yang harus kita lakukan yakni melakukan apa yang bisa dilakukan. Yang paling sederhana, ikuti aturan pemerintah.

Tapi alhamdulillah, saat ini sudah banyak informasi terkait covid-19 secara jelas dan detail bahkan penelitian tentang covid-19 inipun masih terus berlanjut.

Dah, jangan lupa selipkan do'a, semoga virus covid-19 ini segera ambyar dari muka bumi ini. Semoga para dokter, perawat, dan semua yang terlibat di garda depan, senantiasa dijaga dan diberi kesehatan sama Allah. Dan semoga kita semua sehat kuat tangguh melawan covid-19 ini.

Tanpa THR, Begini Cara Agar Ramadan dan Lebaran Tetap Khidmat nan Menyenangkan


"Ma, ramadan ini, kayaknya nggak ada THR dari kantor,  nggak apa-apa ya?"
Kata suami.

Asli, aku sempat kaget waktu suami mengatakan hal itu. Karena, kalau boleh jujur ((bolehlah)), aku merasa terbantu banget dengan adanya THR dari kantor suami pas momen ramadan hingga lebaran. Ya, secara kan banyak kebutuhan tambahan saat momen-momen itu seperti menyiapkan kue lebaran, angpau, dan sebagainya. Jadi wajar kan ya kalau aku merasa kaget gitu?

Tapi setelah mendengar penjelasan suami bahwa tidak turunnya THR dikarenakan kantor terdampak virus corona, aku langsung maklum. Ya mau gimana lagi, memang sekarang situasinya begini ini, yakni tengah berjuang menghalau penyebaran virus corona.


Bersyukur, iya, aku bersyukur banget suami bilang jauh-jauh hari kalau (mungkin) tidak ada THR tahun ini. Karena nggak kebayang kalau suami woro-woronya dadakan, mungkin aku bakal mumet alias pusing sepanjang jalan kenangan *heleh.

Jadi karena woro-woronya lebih awal aku bisa berpikir sekarang, bagaimana caranya agar ramadan dan lebaran tetap khidmat nan menyenangkan meskipun tanpa thr datang.

Tanpa THR, Begini Cara Agar Ramadan dan Lebaran Tetap Khidmat nan Menyenangkan.

1. Menyusun strategi pengeluaran untuk dapur saat momen ramadan hingga lebaran.

Sudah bukan rahasia dapur lagi, kalau budget dapur kadang bahkan sering membengkak saat bulan ramadan. Salah satu penyebabnya yakni karena ada menu tambahan yang biasanya muncul di saat buka puasa atau sahur. Seperti ada takjil untuk buka puasa, dan ada menu penggugah selera agar semangat makan sahurnya. Sementara itu, di hari-hari biasanya, tidak pernah memasukkan takjil atau menu penggugah selera. Pernah, tapi jarang-jarang alias nggak saban hari, tho?

Nah, berubung tanpa thr, mau nggak mau harus berhemat kan? Caranya yakni bisa dengan menjadwal menu takjil atau penggunggah selera. Misal hari senin dan selasa, menu takjilnya yang sederhana saja seperti buah semangka dan melon. Lalu untuk hari Rabu menu takjilnya salad buah. Jadi hanya menjadwal menu saja bukan menghilangkan menu takjil atau menu penggugah selera saat sahur.

2. Berburu resep hingga bikin kue lebaran sendiri.

Beruntung, ada banyak sekali bertebaran resep-resep kue dari yang mudah sampai resep yang masyaAllah aku pasti nggak bisa bikinnya haha. Setelah berburu resep kue yang mudah semudah membalikkan telapak meja eh telapak tangan lalu mulai deh praktek bikinnya. Kalau bisa sih prakteknya dari sekarang. Trial erorr dulu. Karena kadang tidak langsung berhasil. Jadi perlu praktek coba-coba dulu. Gitu. Nah, dengan bikin kue sendiri insyaAllah bisa menghemat pengeluaran. 

3. Belanja di tempat-tempat yang harganya murah.

Selama 8 tahun berumah tangga, alhamdulillah, aku (dan suami) sudah punya list toko-toko yang harganya murcek cingcingping alias murah sekali. Hanya saja lokasi toko-toko tersebut agak jauh dari rumah. Kalau pas lagi punya duit banyak, aku lebih sering belanja di toko terdekat meskipun harganya mahal. Tapi kalau pas lagi tanggal tua, atau lagi harus hemat gini, aku belanja di toko-toko murah tersebut. Trus kalau lagi mager pakai banget, aku belanja daring saja.

Eh, ngomong-ngomong soal belanja daring, aku juga sudah punya tempat belanja online yang harganya murah-murah dengan kualitas oke punya, lho. Apalagi kalau bukan di Shopee pipi pipi.

Yup, untuk tempat belanja daring aku memilih belanja di shopee. Karena selain murah, juga banyak plus plusnya belanja di Shopee. Nah untuk momen ramadan sendiri, shopee sudah punya program yang oyi banget namanya #THRBigRamadanSale2020

Nggak cukup sampai di situ, di dalam program #THRBigRamadanSale2020 Shopee ini terdapat 3 hal yang istimewa yakni tanam pohon THR, Gratis Ongkir hingga diskon 50%.

Aku sendiri sedang fokus di misi menumbuhkan pohon THR yang mana sekarang baru sampai di tahap berbunga sih. Tinggal dikit lagi panen, insyaAllah. Ah greget bener.

Fyi, ada banyak pilihan bibit pohon di shopee. Salah satunya bibit pohon thr. Karena aku butuh thr, jadi aku pilih bibit pohon thr.

Nah pohon thr ini, nantinya kalau sudah waktunya panen akan berupa THR. Duh asoooyyy bener shopee. Ya kan ya donk? Yup.

Makanya, kalian coba deh. Sambil menyelam minum air. Sambil belanja belanji di shopee sambil menanam pohon THR ramadan. Caranya gimana?


Ini aku share cara mendapatkan bibit POHON THR.
1. Instal aplikasi shopee.
2. Buat akun di aplikasi shopee.
3. Klik icon tanam THR yang berada pada halaman utama aplikasi shopee.


Jadi itulah cara agar ramadan dan lebaran tetap terasa khidmat nan menyenangkan meskipun tanpa thr datang. Caranya ukup mudah, bukan? So praktekin yuk, bareng-bareng sama aku prakteknya. Atau jangan-jangan kamu sudah punya cara atau langkah-langkah sendiri nih untuk membuat ramadan dan lebaran tetap khidmat nan menyenangkan meskipun tanpa thr? Boleh donk dishare sama aku, di sini yak, di kolom komentar. InsyaAllah akan bermanfaat buat aku atau buat pengunjung blog ini. Oya, sebelumnya aku ucapkan terima kasih banyak, yak. Semangaaaatttt.

Jangan lupa selipkan do'a di setiap hari, semoga para pasien positif covid 19, segera sembuh dan tidak ada pasien positif covid 19 yang meninggal dunia. Semoga para pejuang garda depan, dokter dan perawat serta yang terkait, senantiasa diberikan kesehatan dan dilindungi dari virus covid 19 sama Allah juga diberikan kekuatan ketangguhan dan kelancaran dalam mengobati para pasien positif covid 19. Akhir kata, semoga virus corona segera ambyar dari muka bumi ini, aamiin ya robbal'alamiin.

Covid-19, Akhirnya Datang Menyapa Indonesia

Sejak covid 19 menghampiri Wuhan Cina dan beberapa negara lainnya, aku sudah komat kamit melantunkan do'a semoga tak sampai di Indonesia. Sembari berdo'a, berkali kali aku meyakinkan diri sendiri bahwa covid 19 tidak akan sampai di sini.
"Ah, geografisnya kan beda"
"Nggak lah, karakter masyatakatnya juga beda"
"Di sini tahan banting alias kebal kebal koq orangnya".

Lalu, begitu dikabarkan ada 1 wni yang positif covid 19, keyakinanku ambyar seketika.

Khawatir? Iya. Khawatir negeri ini nggak mampu melawan covid 19. Mengingat negara-negara maju saja kewalahan menghadapi virus ini.

Lalu, beberapa hari kemudian, berita mengabarkan, pdp positif covid 19 bertambah 2 orang.

Ya Allah.

Sejak saat itu, aku semakin intens mengikuti perkembangan covid 19 di negeri ini terutama mengenai langkah konkret yang diambil pemerintah untuk menghalau menyebarnya virus ini.

Sayangnya, tak nampak tindakan atau keseriusan pemerintah dalam menghadapi covid 19 di masa masa awal ini. Santuuuuuyyyy banget.

Salah satunya terlihat dari Indonesia masih menerima kedatangan turis, yang dilakukan hanya memperketat syarat masuk. Membuat keputusan-keputusan tindakan penanganan pun terkesan lambat.

"Kita juga agak telat menanganinya secara tepat. Minggu terakhir ini saya yakin pemerintah sudah mengetahui masalah dan menjalankan prosedur," ujarnya dalam program Mata Najwa yang disiarkan langsung di Trans 7, Rabu (18/3/2020) malam.

Ah iya, benar kata pak JK, Indonesia tidak siap dengan kedatangan virus covid 19 alias corona ini.

Mangkel? Iya.
Jembek? Tentu.
Geregetan? Pasti.

Tapi untuk apa juga? Untuk apa punya perasaan seperti itu terhadap pemerintah. Malah berdampak negatif pada diri sendiri, bukan? Karena rasa mangkel cs itu, bakal mengundang energi negatif di diri sendiri.

Jadi yang aku lakukan adalah fokus memperkuat benteng kesehatan untuk keluarga. Lalu mendukung penuh apa yang dianjurkan pemerintah, seperti melakukan physical distancing, menggunakan masker saat keluar rumah, dan hal-hal lain yang tentunya amat sederhana. Kemudian, tak lupa untuk senantiasa berdo'a, semoga para garda terdepan (dokter, perawat, dan yang terlibat menangani covid 19) senantiasa diberikan kesehatan sama Allah. Aamiin

Dah, semoga wabah covid 19 ini segera ambyar dari muka bumi ini. Aamiin ya robbal'alamiin.
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...