Macam-macam Fungsi Masker



Sejak covid-19 muncul, masker  menjadi salah satu barang yang banyak diminati. Saking banyak peminatnya, masker sempat menjadi barang yang langka dan begitu muncul malah jadi barang mahal yang mana dulunya 5000 dapet 3pcs masker medis, sekarang malah 5000 dapet 1 biji. Ini pun jarang banget tempat yang jual dengan harga segitu. Terakhir yang jual masker medis dengan harga segitu kalau nggak salah Ramayana yak.

Belakangan, pemerintah menganjurkan menggunakan masker kain ketimbang masker medis. Alasannya? Agar tenaga medis tidak kesulitan mencari masker medis. Masker medis untuk tenaga medis alias tenaga kesehatan. Mungkin anjuran ini berlaku untuk sementara, selama masa pandemi. Anjuran pemerintah yakni untuk menggunakan masker kain saja. Lagi-lagi aku mendukung anjuran pemerintah untuk memakai masker kain saja. Mengingat kalau pakai masker kain, tidak akan adanya kelangkaan masker medis sehingga hal ini dapat memudahkan nakes untuk mencari masker medis. Di samping itu, pakai masker kain bikin kantong nggak jebol karena harus bolak balik beli masker medis. Kan masker kain bisa dicuci. Jadi bisa lebih hemat pengeluaran kalau pakai masker kain. Hehe.

Fungsi masker adalah untuk menjaga diri dari serangan virus. Kalau sebelum masa pandemi ini, masker berfungsi untuk menghindar dari  virus influenza. Nah berubung sekarang lagi masa pandemi covid 19,  jadi influenza tidak lagi jadi musuh utama, melainkan si corona. Dah, itu aja yang ada dipikiran. Copad copid copad copid.

Tapi kalau bagi aku, masker tidak hanya berfungsi untuk menjaga diri dari virus, melainkan buat menyembunyikan ekspresiku kalau lagi tidur di angkutan umum. Hahay. Penting, bagi ku, karena ekspresiku kalau lagi tidur sungguh nggak ada biuti biutinya, udah ngowo, ngiler pisan. Hahaha.

Trus fungsi lainnya yakni untuk memberi kesan kalau aku galak, jutek, sangar pas lagi di tempat ramai misal terminal atau angkutan umum. Ini kata suami sih, kalau aku pakai masker katanya keliatan sangar, tapi kalau nggak pakek masker keliatan lugu culun cupu. *waduh. Jadi suami menganjurkan aku pakai masker pas lagi bepergian sendirian. "Biar nggak ada yang jahilin, usil, aneh2". Ini memang benar adanya. Apa yang dianjurkan suami emang benar. Sudah aku buktikan. Kalau pas nggak pakek masker, tu abang-abang di terminal pada usil nyuit2in yang asli bikin aku risih setengah mati. Tapi kalau pakek masker nggak ada yang begitu.

Masker juga berfungsi untuk memberi kesan kalau aku lagi nggak pengen diajak ngobrol saat naik angkutan umum. Karena aku suka memanfaatkan masa-masa di angkutan umum untuk me time sejenak seperti dengerin lagu atau tidur.

Fungsi lainnya yakni untuk menjaga kulit wajah dari paparan sinar matahari alias biar nggak item, ceu. Hahay.

Oya, ada juga yang menjadikan masker sebagai bagian dari fashion, lho. Aku juga kaget pas baca berita soal ini tapi ini fakta sih yah. Lalu gimana sih bentuk masker yang dijadikan bagian dari fashion. Nih udah aku jentrengin buat kalian di bawah ini.



Nah, kalau kalian gimana?

Macam-macam Fungsi Masker



Sejak covid-19 muncul, masker  menjadi salah satu barang yang banyak diminati. Saking banyak peminatnya, masker sempat menjadi barang yang langka dan begitu muncul malah jadi barang mahal yang mana dulunya 5000 dapet 3pcs masker medis, sekarang malah 5000 dapet 1 biji. Ini pun jarang banget tempat yang jual dengan harga segitu. Terakhir yang jual masker medis dengan harga segitu kalau nggak salah Ramayana yak.

Belakangan, pemerintah menganjurkan menggunakan masker kain ketimbang masker medis. Alasannya? Agar tenaga medis tidak kesulitan mencari masker medis. Masker medis untuk tenaga medis alias tenaga kesehatan. Mungkin anjuran ini berlaku untuk sementara, selama masa pandemi. Anjuran pemerintah yakni untuk menggunakan masker kain saja. Lagi-lagi aku mendukung anjuran pemerintah untuk memakai masker kain saja. Mengingat kalau pakai masker kain, tidak akan adanya kelangkaan masker medis sehingga hal ini dapat memudahkan nakes untuk mencari masker medis. Di samping itu, pakai masker kain bikin kantong nggak jebol karena harus bolak balik beli masker medis. Kan masker kain bisa dicuci. Jadi bisa lebih hemat pengeluaran kalau pakai masker kain. Hehe.

Fungsi masker adalah untuk menjaga diri dari serangan virus. Kalau sebelum masa pandemi ini, masker berfungsi untuk menghindar dari  virus influenza. Nah berubung sekarang lagi masa pandemi covid 19,  jadi influenza tidak lagi jadi musuh utama, melainkan si corona. Dah, itu aja yang ada dipikiran. Copad copid copad copid.

Tapi kalau bagi aku, masker tidak hanya berfungsi untuk menjaga diri dari virus, melainkan buat menyembunyikan ekspresiku kalau lagi tidur di angkutan umum. Hahay. Penting, bagi ku, karena ekspresiku kalau lagi tidur sungguh nggak ada biuti biutinya, udah ngowo, ngiler pisan. Hahaha.

Trus fungsi lainnya yakni untuk memberi kesan kalau aku galak, jutek, sangar pas lagi di tempat ramai misal terminal atau angkutan umum. Ini kata suami sih, kalau aku pakai masker katanya keliatan sangar, tapi kalau nggak pakek masker keliatan lugu culun cupu. *waduh. Jadi suami menganjurkan aku pakai masker pas lagi bepergian sendirian. "Biar nggak ada yang jahilin, usil, aneh2". Ini memang benar adanya. Apa yang dianjurkan suami emang benar. Sudah aku buktikan. Kalau pas nggak pakek masker, tu abang-abang di terminal pada usil nyuit2in yang asli bikin aku risih setengah mati. Tapi kalau pakek masker nggak ada yang begitu.

Masker juga berfungsi untuk memberi kesan kalau aku lagi nggak pengen diajak ngobrol saat naik angkutan umum. Karena aku suka memanfaatkan masa-masa di angkutan umum untuk me time sejenak seperti dengerin lagu atau tidur.

Fungsi lainnya yakni untuk menjaga kulit wajah dari paparan sinar matahari alias biar nggak item, ceu. Hahay.

Oya, ada juga yang menjadikan masker sebagai bagian dari fashion, lho. Aku juga kaget pas baca berita soal ini tapi ini fakta sih yah. Lalu gimana sih bentuk masker yang dijadikan bagian dari fashion. Nih udah aku jentrengin buat kalian di bawah ini.


Nah, kalau kalian gimana?

Penerapan Sosial Distancing yang Setengah Setengah


Sosial distancing, begitu familiar di telinga bukan? Yup, semenjak covid-19 menunjukkan eksistensinya di sini di negeri ini, sejak itulah anjuran-anjuran untuk melakukan sosial distancing digaungkan.

Social distancing merupakan salah satu cara menghindar dari tertularnya covid-19 yang dibawa oleh orang yang sudah terjangkit dengan ketentuan jarak minimal 1 meter. Tapi kalau aku sih, minimal 1.5 meter hingga 2 meter. Karena aku baca artikel dari inews dan suara.com, bilang bahwa radius percikan bersin bisa mencapai 1 meter lebih. Nah loh.

Di tempat tinggal aku, yang pertama kali mempraktekkan soal social distancing adalah Kantor Pos. Aku benar-benar mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh kantor pos. Gercep gitu.

Namun sejauh ini, penerapan social distancing masih belum maksimal. Masih ada lokasi-lokasi yang orang-orangnya pada berjubel jubel rapet euy.

Awalnya aku nggak masalah dengan hal itu. Tapi begitu ada pasien positif covid-19, beuughhh, rasanya gemes sendiri kalau ada yang belum menerapkan social distancing. Yang teledor-teledor begini malah bisa membahayakan yang sudah ikhtiar maksimal untuk social distancing atau mengikuti aturan pemerintah. Kezel.

Tapi ya mau gimana lagi. Susah memang mah. Dikasih tahu malah ngeyel, bilangnya kurang iman karena takut sama corona. Yaelah nggak gitu juga bambang maemunah. Hadeehh.

Jadi, daripada membahayakan diri sendiri, aku mengurangi betul berinteraksi alias lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Urusan keluar rumah sudah diambil alih semua sama pak suami.

Dah, tetap selipkan do'a ya manteman semoga corona segera kelar dari bumi pertiwi dan seluruh dunia. Aamiin.
Facebook  Twitter  Google+ Yahoo

21 Hari Kembali Muda Tanpa Ditunda Pakai Age Revival Theraskin

Mombeb, sejak aku menjadi guru, aku amat peduli dengan penampilan mulai dari wajah hingga pakaian. Sebab penampilan merupakan salah satu car...