Tahun 2015 lalu, Presiden Joko Widodo membuat sebuah
kebijakan untuk pariwisata Indonesia. Yakni pembebasan visa wisata bagi
beberapa negara. Tujuan dari kebijakan ini sendiri adalah untuk meningkatkan
devisa negara melalui pariwisata. Dan ini terbukti sangat efektif dalam
meningkatkan devisa negara.
![]() |
Diolah oleh penulis Sumber data : BPS dan Kemenpar |
Salah satu tujuan wisata di Indonesia yang sangat populer di
mata dunia dan telah memberikan devisa yang cukup banyak bagi negara adalah
Pulau Dewata Bali.
Bali yang terkenal dengan konsep kosmologinya, Tri Hita
Karana ini memiliki potensi wisata yang cukup banyak. Hampir setiap sudut pulau
ini terdapat potensi wisata yang aduhai. Sayangnya, tidak semua sudut wisata
yang ada di pulau dewata ini dikunjungi oleh wisatawan. Terutama wisatawan
mancanegara. Para wisatawan menumpuk di titik-titik tertentu. Seperti Denpasar,
Gianyar, Tabanan, dan sebagainya. Sementara di Bali bagian barat,
terutama Kabupaten Jembrana, hanya mendapatkan sedikit kunjungan dari wisatawan
lokal maupun mancanegara.
Wisata di Kabupaten Jembrana : Dlod Brawa Sumber Gambar : Pribadi |
![]() |
Wisata di Kabupaten Jembrana : Karang Sewu Sumber Gambar : Pribadi |
Wisata di Kabupaten Jembrana : Pantai Rening Baluk Sumber Gambar : Pribadi |
Sama halnya dengan daerah-daerah wisata lainnya, Kabupaten
Jembrana juga memiliki potensi wisata yang tak kalah elok. Seperti Karang Sewu,
Pantai Medewi, Dlod Brawa, dan lain-lain. Tak hanya memiliki potensi wisata
yang elok, Jembrana juga memiliki wisata kuliner yang cukup populer yakni Ayam
Betutu Gilimanuk dan aneka hidangan laut segar dan enak yang berlokasi di
pesisir pantai Pebuahan.
Iya, Jembrana memiliki potensi wisata juga. Hanya saja, potensi wisata di Jembrana harus menghadapi hambatan yang luar biasa. Yakni abrasi.
![]() |
Wisata kuliner di Jembrana : Ayam Betutu Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Wisata kuliner di Jembrana : Aneka Hidangan Laut Pebuahan Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Wisata kuliner di Jembrana : Pebuahan Dokumentasi Pribadi |
Iya, Jembrana memiliki potensi wisata juga. Hanya saja, potensi wisata di Jembrana harus menghadapi hambatan yang luar biasa. Yakni abrasi.
Data dari Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Denpasar menyatakan bahwa
rata-rata penambahan abrasi yang terjadi di garis pantai selatan pulau Bali
sebesar 5.98 km per tahun. Maka dampak dari abrasi ini adalah semakin sempitnya
pantai-pantai di Bali. Termasuk pantai di Kabupaten Jembrana. Pernak-pernik
pantai, seperti karang-karang besar, juga bisa ikut lenyap terkena abrasi.
Padahal itu merupakan daya tarik bagi para wisatawan.
Baru-baru ini, tepatnya bulan Mei 2016, abrasi berhasil
memporak-porandakan tempat wisata kuliner yang terletak di pesisir pantai
Pebuahan. Padahal wisata kuliner ini baru saja meraih masa gemilang. Baru
beberapa tahun saja.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Pebuahan, 2015, warga membangun tanggul penahan ombak dan pencegah abrasi Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Pebuahan, 2016, tanggul tak mampu menahan abrasi Wisata kuliner yang aku kunjungi porak poranda Sumber Gambar |
![]() |
Gedung sekolah nyaris roboh terkena abrasi Sumber Gambar |
Nah, inilah yang menjadi penyebab lambatnya perkembangan
pariwisata di Jembrana yang berdampak pada laju ekonomi Kabupaten Jembrana.
Sebagai warga Jembrana. Yang lahir dan besar di tanah ini.
Aku sangat berharap masalah ini dapat segera terselesaikan. Karena hal ini
bukan hanya menghambat perkembangan pariwisata di Jembrana atau mengurangi
pendapatan daerah di bidang pariwisata saja. Bukan tentang itu saja. Lebih dari
itu. Bahwa lumpuhnya wisata kuliner ini berdampak langsung terhadap ekonomi
warga sekitar. Inilah yang perlu dikhawatirkan. Mengapa demikian ?.
Sebelum daerah Pebuahan ini menjadi lokasi wisata kuliner,
ekonomi masyarakat di daerah ini, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan, bisa dibilang cukup memprihatinkan. Banyak
warga yang kurang mampu. Bahkan dulunya, daerah Pebuahan ini dianggap sebagai
daerah yang kumuh. Namun semenjak daerah ini menjadi lokasi wisata kuliner,
perlahan kehidupan ekonomi masyarakat sekitar mulai membaik.
Maka dari itu, abrasi ini harus segera diatasi dengan cara :
1. Membuat pemecah ombak. Sehingga ombak tidak akan
menghempas pantai begitu kuat.
2. Membangun tanggul penahan ombak.
Sebenarnya, warga sekitar lokasi wisata kuliner sudah
membuat penahan ombak yang terbuat dari tumpukan-tumpukan batu. Namun ternyata,
penahan ombak buatan warga tersebut tidak mampu menahan terjangan abrasi. Oleh
sebab itu diperlukan penahan ombak yang kuat dan kokoh serta mampu menahan
terjangan abrasi.
Berangkat dari pengalaman warga tersebut, maka sudah
seharusnya masalah abrasi ini ditangani oleh ahlinya yakni BALITBANG PUPR. BALITBANG
PUPR lah yang tahu pasti bagaimana cara membuat pemecah ombak atau membangun
tanggul penahan ombak yang kuat, kokoh, dan mampu mencegah terjadinya abrasi
kembali.
Aku berharap, BALITBANG PUPR bersama pihak-pihak terkait,
dapat membantu memulihkan tempat wisata kuliner yang terkena abrasi. Setelah
itu, mungkin bisa membantu ke lokasi wisata lain di Jembrana yang juga memiliki
peluang besar terkena abrasi.
Jika masalah abrasi ini sudah tertangani, maka Kabupaten
Jembrana dapat dengan leluasa mengembangkan dan memaksimalkan potensi wisata yang
ada. Tanpa dibayangi oleh terjangan abrasi lagi. Selanjutnya, apabila
pariwisata sudah mulai menggeliat, maka akan memberikan pengaruh positif
terhadap perekonomian warga sekitar. Bahkan mungkin bisa segera membebaskan
mereka dari masalah kemiskinan. Bonusnya adalah pendapatan daerah pun akan
meningkat. Amin.
Jadi, kunci kesuksesan pariwisata di Kabupaten Jembrana,
tanah kelahiranku ini, adalah didirakannya infrastruktur berupa tanggul penahan
ombak atau pemecah ombak. Tanpa infrastruktur tersebut, pariwisata di Kabupaten
Jembrana Bali tidak dapat berkembang secara maksimal dan melesat maju.
***
Referensi :
http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=110&id=2854
http://lipsus.kompas.com/jalanjalan/read/2010/07/02/04022266/Abrasi.Makin.Mengancam.Bali
***
Referensi :
http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=110&id=2854
http://lipsus.kompas.com/
betul ya mbak Infrastruktur itu penting tuk memudahkan wisatawan datang. Se[erti wisata aior terjun hampir kebanyakan akses kesana masih jelek bikin malas kalau gak punya jiwa [petualang
ReplyDeleteInfrastruktur memang memainkan peran penting juga ya mba. Apalagi di kawasan pariwisata yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Sukses mba Inda :)
ReplyDeleteMemang penting banget ya. Semoga infrastruktur sebelum pemilu tahun2 mendatang sudah diperbaiki...biasanya kalau mau pemilu kan banyak perbaikan2 ya
ReplyDeleteSemoga tulisan ini dibaca pihak2 terkait ya mba dan ada solusi yg nyata utk Jembrana
ReplyDeleteSebenarnya potensi pariwisatanya bagus juga ya Mbak Inda.Meskipun saya jyga baru dengar dan belum familiar dengan pariwisata di Jembrana.Semoga terfasilitasi dengan infrastruktur yang bagus ya mBak.
ReplyDeletemenarik destinasi wisata di jembrana,
ReplyDeletekulinernya juga bikin penasaran
wah, asli Jembrana mbak? Asik, kalo mau kesana, ada mbak :) Aku pernah denger soal Jembrana ini pas ada buku yg diterbitkan NGO gitu mbak, utk anak2.. smg segera diperhatikan ya..sukses lombanya mbak^^
ReplyDeleteAku juga dari daerah pesisir, mba. Banyak pantai yang bisa dijadikan lokasi wisata. Tapi ya kurang digarap dengan maksimal.
ReplyDeleteTermasuk masalah abrasi. Lihatnya juga ngeri. Kurang diperhatikan.