Hai Kawanku Seperdasteran alias Buibuuuuu.
*Hahayyy*
*Hahayyy*
Aku mau tanya nih ya. Apa yang akan kalian lakukan nih kalau bertemu dengan seseorang yang men-judge ini itu soal tumbuh kembang si kecil ? Langsung baperkah ? Atau nggak ambil pusing dengan perkataan orang itu ?. Kalau aku,...emmm...langsung baper. Hiyaaahhh.
Iya, aku pernah bertemu dengan orang yang begitu-begitu. Dan
aku pun langsung baperloh denger kata-kata mereka. La gimana nggak baper cobak, la wong nge-judge nya begitu. Cuma gara-gara,
anakku, si ken ginuk-ginuk, nggak seperti anak-anak seusianya yang udah lancar
berbicara, eee si ken dibilang nggak bisa ngomong. Hadeehhhh. Asli. Bikin aku
baper tingkat mak lampir. “Berani-beraninya kamu Sembara? Hiyaaatt ciyat ciyat
ciyat”.
Padahal mah, Si ken bukannya nggak bisa ngomong. Bisssaaaaa.
Tapi belum jelas dan lancar, selancar anak-anak seusianya. Jadi orang itu aja
yang nggak paham soal tumbuh kembang anak. Karena, kalau orang itu paham, ia
nggak akan ngomong begitu. Malah mungkin ia akan bilang, “Nggak apa-apa,
distimulus aja lagi”. Gitu.
Pada dasarnya, menurut Howard Gardner, setiap anak memiliki
bibit multiple intelligence. Yang harus dilakukan yakni memberikan stimulus
bibit tersebut agar berkembang dengan baik. Nah dari sini aku berkeyakinan
bahwa si ken pun memiliki bibit kemampuan berbicara yang merupakan bagian dari kecerdasan linguistik. Hanya tinggal memberikan stimulus aja untuk menumbuhkan dan mengembangkan bibit
tersebut.
Selain itu juga, diantara 8 kecerdasan tersebut, pasti ada,
satu kecerdasan atau dua atau lebih, yang dominan dimiliki oleh si anak. Dan
juga ada kecerdasan yang tidak terlalu menonjol. Perihal ini, aku merasa bahwa
kecerdasan yang paling menonjol atau paling dominan dimiliki si ken adalah
kecerdasan kinestetik. Sementara kecerdasan yang tak terlalu nampak adalah
kecerdasan linguistiknya.
Berbekal poin-poin di atas. Aku mulai merumuskan strategi
nih. Bagaimana cara untuk menstimulus kecerdasan linguistik (kemampuan bicara)
si kecil ginuk-ginuk. Adapun strategi yang aku lakukan adalah dengan
memanfaatkan kecerdasan dominan si ken (kecerdasan kinestetik) untuk
menstimulus kecerdasannya yang kurang menonjol tadi.
Menurut Howard Gardner lagi. Kecerdasan kinestetik itu
merupakan kemampuan anak dalam melakukan olah tubuh. Sehingga anak dengan
kecerdasan ini, akan suka sekali bergerak kesana kemari. Mak tuing-tuing, hinggap
disana dan disini. Mengeksplorasi ini itu. Terutama mengeksplorasi hal yang
menarik baginya. Dan susah untuk duduk diam berlama-lama. Jadi nih, aku akan
menggunakan poin-poin ini untuk menstimulus kecerdasan linguistik si kecil ken.
Dan kira-kira rinciannya adalah sebagai berikut :
- Pada saat si ken bereksplorasi, terutama mengeksplorasi hal yang paling disukainya, aku akan aktif mengajak si ken berbicara, mengenalkan setiap nama dari apa yang sedang ia eksplorasi.
- Si ken suka menirukan gerakan-gerakan atau tarian-tarian yang ada di lagu anak-anak. Salah satu lagu anak-anak yang melibatkan gerakan-gerakan di dalamnya yakni lagu anak yang liriknya “Dua mata saya, hidung saya satu, .....”. Nah ini akan aku manfaatkan untuk mengenalkan nama-nama anggota tubuh si ken.
- Dalam hal mainan. Si ken memang lebih sering memainkan mainan yang melibatkan tangan atau kaki untuk memainkannya. Seperti bola, mobil-mobilan, puzzle, dan lain sebagainya. Untuk bola, aku bisa memanfaatkan ini untuk mengenalkan nama-nama angka. Misalnya : “Ayo lepas bolanya keeennn, satuuu, duaaa, tigaaaa”. Kemudian untuk mobil-mobilan, aku bisa mengajaknya bermain peran dengan membuatkannya sebuah diorama kota mini. Dan lain sebagainya.
![]() |
Menstimulus linguistik si ken dg bermain peran "The Cars" Menggunakan diorama kota mini |
![]() |
Sumber gambar : belajar123.com |
![]() |
Gaya belajar si ken selain kinestetik yakni visual. Menggambar bunga |
![]() |
kartu huruf untuk menstimulus linguistik si ken |
Alhamdulillah, dengan menggunakan strategi ini untuk menstimulus kemampuan berbicara si ken yang merupakan bagian dari kecerdasan linguistik, si ken sekarang sudah mulai wesewesewes. Ngoceh mulu. Bahkan nggak hanya ngoceh pakek bahasa Ibu aka bahasa Indonesia, tetapi juga bisa bahasa Inggris. Kalah eikeh mah. Hahahaha.
Kalau kalian gimana nih kawan. Pernah ngalamin, pernah melihat, atau pernah dapet ilmu soal hal ini juga nggak, dimana si kecil belum lancar berbicara selancar anak-anak seusianya ? Boleh donk share dimari yak. Berbagi pengalaman, berbagi ilmu dalam menstimulus si kecil. InsyaAllah pasti memberi manfaat. Amin. Oke monggo dishare yak. Trimikisih. :)
***
Kakak ken! Tosss..
ReplyDeleteAhza juga kinestetik dan sempat speech delay juga xixi..
Kuncinya mah diajakin ngobrol, dibacain buku dan distimulus terus memang ya mba?
Tapi aku nggak sekreatif mama ken yang serba bisa sih.. hihi.. :)
Makasih sharingnya mba :*
Sembur sembur hihihi,...klo nemu yang tukang ngejudge biasanya bawaannya pesti pengen kabur kalo aku mah wkwkkw
ReplyDeleteKlo perlu pasang tampang jutek juga mb inda ahahha #ajaranku sesat ya, btw suk nonton sembara juga ya, tau basir dunk?
Wahyu juga unggul dalam kecerdasan kinestetik Mbaa :)
ReplyDeletedan dia juga termasuk dalam kategori anak yang telat bicara, sempat beberapa kali dicap "bodoh" karena anak seusianya sudah lancar ngomong sedangkan dia belum :'(
Alhamdulillah, ketika menginjak usia 3 tahun Wahyu sudah lancar bicaranya pas usia 3 tahun :)
Apalagi kalau yang meng judge itu mbahnya ..baper beraat
ReplyDeleteSaladin baru bisa bicara di usia 3,5..tapi langsung bisa dwibahasa (indonesia n english)
Kalau saya si percaya setiap anak ada masanya
Tapi juga perlu distimulasi
Setauku anak cowo emang agak lambat dalam perkembangan bicaranya CMIIW didunia real juga anakku sama sepupunya yg cowo jauh sekali kemampuan bicaranya lalu menarik kesimpulan klo anak cowo lambat wkwkwkk beda sama Tatan itu y oces banget :D
ReplyDeletedioramanya keren bangeeet itu mba...bravoooo! Yang penting kita berusaha dan anak-anak pun akan terstimulasi dengan baik
ReplyDeleteKereen 😍
ReplyDeleteAnakku 5 tahun belum lancar merangkai kata sesuai SPOK. Dulunya mungkin speech delay kali ya 2 tahunan belum bicara. Dan gak aku stimulasi :(
ReplyDeleteWes bunda bawa2 mak lampir n sembara. Ketauan anak jaman kapannya hihihi. Coz itu film kesukaan aq dulu hahaha. Oh ya bun sama aq jg suka baper klo ada yg nyinyirin anak aq. Kok blum tumbuh gigilah ? Kok blum bisa jalanlah. Hadeuhhh mereka ga tau ilmunya tapi sok tau. Jadi kesel aqunya hehe
ReplyDeleteMba...#stereotype ni...biasanya anak laki-laki kecerdasan kinestetiknya menonjol yaa...biasanya juga duet sama visual...sama persis dengan anak saya...belajarnya saat mereka eksplorasi ya....makasi sharingnya :)
ReplyDelete